“Tuan Muda.” Alan mendekat bersama beberapa pengawal. “Apa Anda baik-baik saja?”“Ya, aku baik-baik saja.” Althon melihat beberapa pengawal mengikat para berandalan. “Mereka tiba-tiba muncul dan membuat kekacauan. Aku ingin kau mencari tahu bagaimana mereka memasuki Pulau Mande. Aku tidak ingin hal ini menjadi merusak citra Pulau Mande sebagai tempat liburan terbaik.”“Aku mengerti, Tuan Muda.” Alan menghubungi seseorang. “Aku sudah menghubungi penanggung jawab Pulau Mande. Dia akan mengabari kita secepatnya.”“Anda harus segera kembali ke hotel dan mendapatkan perawatan dari dokter, Tuan Muda.” Alan membungkuk. “Aku sungguh menyesal karena Anda mengalami hal yang buruk.”“Aku meminta kalian untuk menjauh dariku selama permainan ini. Kalian hanya menjalankan tugasku.” Althon menoleh pada pisau di tanah. Ia tersenyum ketika mendapatkan sebuah rencana. “Alan, aku memiliki sebuah rencana. Dengarkan aku baik-baik.”Sementara itu, Alvin, Alicia, Agnes, Kevin, dan Melissa masih berada di g
“Althon, apa yang kau katakan? Kau tidak boleh meninggalkan kami begitu saja,” ujar Alicia ketakutan. “Kau harus melawan para berandalan itu dan melindungi kami semua.”“Althon, jangan bercanda di saat seperti ini.” Alvin meneguk ludah berkali-kali. Ia tentu tidak ingin melawan para berandalan itu karena sudah mengetahui hasilnya. “Althon, tolong jangan tinggalkan kami.” Melissa kembali menangis. Kevin menambahkan, “Jika kau meninggalkan kami, kau sama saja sudah berbuat jahat pada kami, Althon. Kau tidak boleh melakukannya.”Agnes tampak ketakutan sampai akhirnya ia menyadari sesuatu. “Tuan Alan dan para pengawal tidak mungkin membiarkan Daddy dalam bahaya. Daddy mungkin sedang mengerjai Alvin, Alicia, dan yang lain sekarang,” gumamnya.Agnes mengamati Alicia, Alvin, Kevin, dan Melissa. “Aku harus berakting.”Agnes berpura-pura panik. “Althon, tolong jangan tinggalkan kami. Kami membutuhkanmu. Kami akan melakukan apa pun selama kau mau membantu kami.”“Aku tidak ingin membantu kali
“Jangan bertindak bodoh, Alicia!” Alvin mencengkeram tangan Alicia. “Aku melarangmu untuk meminta maaf pada Althon.”“A-aku takut, Alvin.” Alicia tampak panik, melihat tangannya yang bergetar.“Regu penyelamat akan membantu kita. Kau tidak perlu khawatir,” ujar Alvin.Dua tembakan terdengar hampir bersamaan. Beberapa potongan batu berjatuhan hingga nyaris mengenai Melissa dan Kevin. “Astaga.” Melissa menjerit.“Ah!” Kevin merasa kesakitan, memegang pahanya. Althon berpura-pura terjatuh, dan para berandal bergegas mendekati gua. Agnes, Melissa, dan Alicia menjerit, sedangkan Alvin dan Kevin tampak ketakutan. “Alvin, Alicia, kalian berdua belum meminta tolong dan memohon padaku. Jika kalian masih bersikap sombong, aku akan meninggalkan kalian!” teriak Althon seraya berguling ke samping, menjauhkan para berandal dari gua.“Alvin, Alicia, jangan keras kepala! Minta maaflah pada Althon sekarang!” teriak Agnes. “Aku minta maaf, Althon. Aku mengakui semua kesalahanku.” Alicia menangis be
“Kau tidak perlu khawatir, Agnes. Para penjaga sudah menangkap mereka dan menyeret mereka ke penjara. Aku menjamin tidak akan ada lagi bahaya,” ujar Althon. “A-aku yakin Alvin dan Alicia akan mengerjaimu lagi, Daddy. Mereka tidak akan puas sebelum kau menderita.” Agnes menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah. “Aku akan memberi mereka pelajaran berharga setelah reuni selesai.” Althon menoleh pada jam tangan. “Kau harus beristirahat, Agnes. Kita akan bertemu saat sarapan.”“Baik, Daddy.” Agnes tersenyum, merasakan kegembiraan yang sangat luar biasa. Entah sejak kapan ia merasa sangat bahagia berada di dekat Althon.Althon meninggalkan ruangan, berhenti di depan sebuah ruangan. Ia mengintip dalam ruangan di celah pintu. “Alvin, Kevin, dan Randy sedang mengobrol. Alvin memaksa mereka untuk membantunya menyeretku ke penjara. Kau tidak akan bisa melakukannya, Alvin.”Althon tersenyum. “Aku memang harus memberimu pelajaran, Alvin. Kau harus merasakan bagaimana berada di posisi
Althon bangun dalam keadaan segar bugar. Ia berolahraga di pantai dan halaman. “Ini adalah hari terakhirku di Pulau Mande. Aku harus kembali berlatih dan belajar besok. Liburan ini sangat menyenangkan.”Althon beristirahat di halaman, meneguk minuman. “Aku mengira Alvin dan Alicia akan menjailiku lagi, tetapi tidak terjadi apa pun semalam. Aku agak kecewa. Mereka tampaknya sangat kelelahan.”Althon tersenyum ketika melihat Alvin keluar dari hotel. “Kau tampak sangat bahagia, Alvin. Tidurmu pasti sangat nyenyak.”Alvin mendengkus kesal. “Tutup mulutmu, Althon!”Alvin mengepal tangan erat-erat, duduk di sofa. Ia nyaris tidak tidur semalaman karena ketakutan. Ayah Agnes berkali-kali menghubunginya hingga ia terpaksa berbohong mengenai Agnes. “Aku tidak ingin mengalami hal buruk seperti Noah.”Alvin mengembus napas panjang. “Aku harap Alicia bisa membujuk Agnes.”“Alvin, apa kau sudah menyiapkan kejutan untukku? Sejujurnya, aku menyukai permainan semalam. Aku bisa melihat wajah tegang dan
“Apa yang terjadi? Aku merasakan firasat buruk,” gumam Alvin.Althon tersenyum di kursinya, menikmati minuman. “Ini pasti akan sangat menyenangkan. Aku tidak sabar melihat ekspresi Alvin, Alicia, dan yang lain.”Penanggung jawab Pulan Mande berkata, “Aku mendapatkan kabar jika beberapa orang di antara kalian sudah melakukan tindakan yang sangat buruk selama berada di Pulau Mande seperti melakukan tindakan kekerasan, fitnah, penyogokan, perusakan properti, pencurian, dan tindakan membuat kegaduhan. Aku sudah memiliki semua buktinya.”Alvin, Alicia, Kevin, Randy, dan yang lain sontak terkejut. “Pulau Mande adalah lokasi hiburan dan liburan yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai dan moral. Untuk menjamin kebahagiaan dan kesenangan semua orang, kami memutuskan untuk menghukum para pelanggar aturan dengan denda hingga memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam.”Penanggung jawab Pulau Mande memberikan tanda pada salah satu bawahannya. Layar besar seketika muncul dan menampilkan deret
Althon melirik jam tangan. “Aku harus segera pergi. Aku akan menghubungimu lagi untuk detail makan malam kita.”“Berhati-hatilah, Daddy.” Agnes membungkuk, mengamati kepergian Althon. Ia mengembus napas lega ketika pria itu sudah menghilang. “Astaga, apa yang terjadi? Daddy mengajakku makan malam di Sky Heaven. Aku harus segera bersiap-siap.”Agnes menerima panggilan ayahnya. “Acara sudah selesai, Ayah. Aku akan pulang sekarang. Kau tidak perlu mencemaskanku.”Alicia mengamati Agnes,menampiar pipi berkali-kali. “Aku tidak sedang bermimpi. Aku melihat Agnes membungkuk pada Althon. Dia juga memanggil Althon dengan panggilan Daddy. Apa yang sebenarnya terjadi pada Agnes? Kenapa dia sangat menghormati Althon?”Alicia tercenung selama beberapa waktu, menonton video di ponsel. “Aku sengaja merekam percakapan Althon dan Agnes sebagai bukti. Agnes tidak akan lagi bisa mengelak.”Agnes bersiap untuk pulang, berjalan menuju bandara. Wajahnya tampak sangat bahagia. Senyumnya tidak menghilang. “I
Althon bangun dalam keadaan segar bugar. Ia tertawa ketika mengingat ekspresi Alvin, Alicia, dan yang lain ketika berada di dalam gua. “Mereka tampak sangat ketakutan. Agnes juga berakting dengan sangat baik.”Althon sarapan bersama Anthony. Ia menceritakan semua kesenangan di Pulau Mande. “Berani sekali orang-orang sialan itu memfitnahmu dan memperlakukanmu dengan sangat buruk, Althon! Aku akan menghancurkan mereka! Mereka harus tahu siapa kau sebenarnya!” Anthony menggebrak meja hingga tubuhnya bergetar. “Kakek, tenanglah. Aku sangat senang berlibur di Pulau Mande. Mereka mengerjaiku, dan aku membalas dengan mengerjai mereka. Aku bisa mengatasi mereka. Sejujurnya, kehadiran mereka membuat liburanku menjadi sangat menyenangkan.”“Althon, kau tidak bisa membiarkan orang-orang itu terus menghinamu dan berbuat seenaknya padamu.” Anthony mengembus napas panjang. “Kau benar, Kakek. Aku akan memberi mereka pelajaran.”Althon berlatih di halaman bersama para pengawal. Ia beristirahat di
Para pendukung Brody seketika bersorak di saat Ray meringis kesakitan, sedangkan para pendukung Ray memaki sangat kencang, tidak menerima hasil pertandingan. “Sial!” Ray memegang tangannya. “Sampah itu mematahkan tanganku. Aku nyaris tidak bisa menggerakkan tangan kananku sekarang.”Kedua pendukung mulai berkelahi hingga beberapa barang terlempar. Gon memukul beberapa penonton yang menghalangi jalannya. Ia pergi menuju pintu keluar, mengamati Brody. “Aku akan kembali untuk merekrutmu, Brody.”Althon mengamati kepergian Gon, menoleh pada Brody. “Kau melakukan tugasmu dengan sangat baik. Aku ingin bertarung denganmu suatu saat nanti.”“Tutup mulutmu, brengsek!” Brody bernapas terengah-engah. “Kau membuatku kesulitan! Kau harus memberikan uang hadiah itu padaku!”“Beristirahatlah sekarang, Brody. Kau harus bersiap untuk berbincang dengan Ali dan yang lain,” ujar Althon seraya memberi tanda pada Ali.“Ah, jadi pemimpin para pengawas itu bernama Ali.” Brody tersenyum, terdiam saat Ali m
Ronny bergegas mengumpulkan seluruh anggota di gedung. “Ayahku baru saja mengirimkan pesan padaku. Dia sedang dalam perjalanan menuju Paulcity sekarang. Dia kemungkinan tiba sore nanti. Kita harus mempersiapkan keamanannya.”Para anggota Red Sting mengangguk, menyebar ke sekeliling. Mereka segera menghubungi anggota lain.Ronny menghubungi Gon, menendang kursi hingga terlempar dan hancur di lantai. “Dasar bajingan! Gon masih belum mengangkat panggilanku dan membalas pesanku! Apa yang sebenarnya sedang dia lakukan sekarang?”Ronny duduk di sofa, menenangkan diri. “Ayah pasti memiliki kabar penting sekarang. Aku senang dia datang, tetapi di saat yang sama, aku takut keadaan berubah menjadi kacau. Aku baru saja mendengar jika seseorang menyerang ayah setelah kepergianku dan yang lain dari Snowacity tempo hari.”Sementara itu, pertandingan antara Brody melawan Ray masih berlangsung. Para penonton semakin bersorak, tidak sabar menunggu pemenang pertandingan. Brody dan Ray sama-sama tidak i
Randy, Ronald, dan Max saling bertatapan. “Kami sejujurnya datang untuk mengunjungi mereka. Kami akan bertemu dengan mereka secepatnya,” jawab Randy. Linda menoleh ke samping. “Apa kau juga ingin bertemu dengan Alvin, Alicia?”Alicia sontak terkejut, mengepalkan tangan erat-erat. Ia mengingat bagaimana menyebalkan Linda saat di Pulau Mande. “Dasar wanita sialan! Aku pasti akan menamparnya jika dia bukan mantan guru sekolahku,” gumamnya geram. Randy, Ronald, dan Max sontak terperangah, mengamati seorang wanita bertopi bundar yang duduk di samping mereka. Alicia membuka topi, tersenyum. “Nona Linda, kau menggagalkan kejutanku. Aku ingin mengejutkan Randy, Ronald, dan Max.”“Astaga, aku benar-benar menyesal.” Linda tertawa. “Aku mengira jika Randy, Ronald, dan Max sudah tahu keberadaanmu, Alicia.”“Lupakan masalah itu, Nona Linda. Aku hanya bergurau.” Alicia terkekeh pelan, mengutuk Linda dalam hati. Linda mendapatkan sebuah panggilan, berdiri dari kursi. “Aku harus pergi sekarang.
“Alvin!” Kevin terus berteriak seraya melambaikan tangan. “Dia memang Alvin. Dugaanku selama ini ternyata tidak salah. Aku senang bisa bertemu dengannya.”“Tunggu!” Kevin mendekati sisi rooftop, mengamati sosok pria berseragam petugas kebersihan di rooftop samping lekat-lekat. “Alvin bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung. Dia … tampaknya mengalami nasib yang sama denganku. Aku harus segera bertemu dan berbincang padanya.”“Kau tidak bisa melakukannya, Kevin,” ucap seorang pria di belakang Kevin, “masa hukumanmu akan bertambah jika kau melanggar peraturan.”Kevin sontak berbalik. “Aku mohon beri aku waktu untuk berbicara dengan temanku. Aku tidak akan melarikan diri. Aku hanya membutuhkan sedikit waktu. Aku mohon.”“Tidak.” Pengawal itu menolak. “Lakukan tugasmu dengan baik agar masa hukumanmu segera berakhir. Kau akan mendapatkan potongan masa hukuman jika kau bekerja dan berperilaku dengan baik.”Kevin mengepalkan tangan erat-erat, memejamkan mata. Ia nyaris gila bekerja sebag
Suasana restoran semakin ramai dari waktu ke waktu. Mobil-mobil terparkir di sisi jalan. Orang-orang terus berdatangan ke restoran, memadati halaman depan. Beberapa pejalan kaki berhenti untuk mengecek keadaan. Di saat yang sama, Ton, Res, dan para pemilik restoran mengawasi dari seberang jalan. Mereka tampak semakin kesal melihat keramaian restoran. Sepanjang mereka membuka restoran dan toko roti, mereka belum pernah mendapatkan pelanggan sebanyak itu. “Sial! Berandal itu mendapatkan banyak keuntungan hari ini! Orang-orang terus berdatangan ke restoran itu! Aku bahkan mendengar jika beberapa orang sengaja datang dari luar kota untuk melihat pertandingan.”Res mengentak trotoar, mendengkus kesal. “Sial! Ini membuatku sangat muak!”“Tenanglah, Res! Kita akan melihat kehancuran mereka sebentar lagi!” ujar seorang pemilik restoran meski ia tidak yakin dengan ucapannya sendiri. “Para berandal itu berhasil lolos dari rencana kita karena kita tidak melibatkan para pelanggan! Saat gas itu
“Ray berhasil memenangkan ronde kedua! Dia berhasil menyeimbangkan kedudukan!” teriak Althon seraya maju beberapa langkah. Ia melihat para penonton bersorak dan saling mencibir. “Brody dan Ray memiliki satu peluang lagi untuk menjadi pemenang!”Althon melirik Brody singkat. “Apakah Brody akan tetap menjadi si raja tanpa terkalahkan atau gelar itu akan lenyap saat Ray memenangkan pertandingan?”Ray tersenyum lebar, tertawa. “Aku tahu cara ini berhasil. Dia kehilangan fokus dan ketenangan setelah aku menceritakan sebuah cerita palsu! Aku tidak menyesal membayar beberapa orang untuk mencari informasi mengenai Brody.”Brody menunduk, mengamati kedua tangannya yang bergetar hebat. Matanya berkaca-kaca saat terbayang kenangan buruk mengenai ayahnya dan masa lalunya. “Aku sudah membunuh ayah? Aku sungguh menyesal!”Para pendukung Brody tampak kecewa hingga mencibir dan meneriakinya. Para pendukung Ray terlihat tertawa terbahak-bahak saat Brody hanya diam. “Lihatlah siapa pecundang di depank
“Ini adalah pertarungan adu panco, bukan pertarungan bebas! Tidak ada perkelahian saat pertandingan adu panco! Siapa yang memukul akan langsung didiskualifikasi!” teriak Althon. Brody dan Ray seketika berhenti, mundur selangkah, saling menatap tajam. Ray tersenyum bengis, “Aku berhasil memancing emosi sampah itu! Aku tahu cara ini akan berhasil. Akulah yang akan memenangkan pertandingan dan mendapatkan uang itu,” gumamnya penuh keyakinan.“Sial!” Brody menggigit bibir untuk menenangkan diri. “Si brengsek itu tahu kelemahanku. Aku tidak akan membiarkan seseorang menghina mendiang ayahku.” Para penonton tampak kecewa karena perkelahian batal. Mereka mencibir Althon dan seketika terdiam saat Ali dan para pengawal dalam baju petugas keamanan mendekati mereka.Althon mengamati Brody sesaat. “Baiklah, kita akan masuk ke babak kedua! Siapakah yang akan memenangkan pertandingan ini?”Brody dan Ray duduk di kursi masing-masing, saling menatap tajam. Mereka bersiap-siap untuk pertandingan ke
“Baiklah, aku akan menjelaskan peraturan pertandingan kali ini. Pertarungan akan berlangsung selama tiga babak. Peserta yang berhasil memenangkan dua pertandingan dari tiga pertandingan dinyatakan sebagai pemenang,” jelas Althon di atas panggung. Althon menoleh pada Brody dan si penantang. “Setiap peserta tidak boleh melakukan kecurangan. Peserta akan langsung didiskualifikasi jika terbukti curang.”“Apa kalian siap untuk melihat pertandingan adu panco? Apakah Brody berhasil mempertahankan gelarnya sebagai si raja tidak terkalahkan? Apakah si penantang yang akan menjadi pemenang dan menyabet gelar tersebut?”Para penonton bersorak heboh. Mereka meneriakkan nama Brody dan si penantang. Para pelayan tampak sangat sibuk melayani pembeli. Rudy dan Tessa semakin kesal karena mereka mendapatkan amukan dari beberapa pembeli. Di saat yang sama, Ton, Res, dan para pemilik restoran menjauh dari restoran, berkumpul di sebuah ruangan untuk membahas rencana.Brody dan si penantang sudah bersiap-
“Kau ... Brody?”Semua orang sontak terkejut, terutama Rudy, Tessa, dan para suruhan Ton dan para pemilik restoran. Brody mendadak muncul di tengah kerumunan penonton di saat semua orang menunggu kehadirannya dan menuduhnya melarikan diri.Althon tersenyum saat suasana menjadi sangat hening. Ia melihat keterkejutan di wajah semua orang. “Aku akan memberikan waktu bagi mereka untuk menyelesaikan keterkejutan mereka,” gumamnya.Brody tersenyum, menghadap semua pelanggan. “Siapa yang kalian panggil pengecut, brengsek? Siapa yang melarikan diri dari pertandingan?”Brody berdecak kesal, menatap tajam si penantang. “Dasar brengsek! Telingaku sangat panas setiap kali mendengar ocehan dan hinaan kalian padaku! Aku berusaha mati-matian agar penyamaranku tidak terbongkar.” Brody merenggangkan badan, melompat-lompat kecil. “Aku sudah siap untuk bertarung dan mempertahankan gelarku.”Para penonton tiba-tiba bersorak sangat heboh sembari bertepuk tangan. Rudy dan Tessa nyaris tidak berkedip saat