“Kau tidak perlu khawatir, Agnes. Para penjaga sudah menangkap mereka dan menyeret mereka ke penjara. Aku menjamin tidak akan ada lagi bahaya,” ujar Althon. “A-aku yakin Alvin dan Alicia akan mengerjaimu lagi, Daddy. Mereka tidak akan puas sebelum kau menderita.” Agnes menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah. “Aku akan memberi mereka pelajaran berharga setelah reuni selesai.” Althon menoleh pada jam tangan. “Kau harus beristirahat, Agnes. Kita akan bertemu saat sarapan.”“Baik, Daddy.” Agnes tersenyum, merasakan kegembiraan yang sangat luar biasa. Entah sejak kapan ia merasa sangat bahagia berada di dekat Althon.Althon meninggalkan ruangan, berhenti di depan sebuah ruangan. Ia mengintip dalam ruangan di celah pintu. “Alvin, Kevin, dan Randy sedang mengobrol. Alvin memaksa mereka untuk membantunya menyeretku ke penjara. Kau tidak akan bisa melakukannya, Alvin.”Althon tersenyum. “Aku memang harus memberimu pelajaran, Alvin. Kau harus merasakan bagaimana berada di posisi
Althon bangun dalam keadaan segar bugar. Ia berolahraga di pantai dan halaman. “Ini adalah hari terakhirku di Pulau Mande. Aku harus kembali berlatih dan belajar besok. Liburan ini sangat menyenangkan.”Althon beristirahat di halaman, meneguk minuman. “Aku mengira Alvin dan Alicia akan menjailiku lagi, tetapi tidak terjadi apa pun semalam. Aku agak kecewa. Mereka tampaknya sangat kelelahan.”Althon tersenyum ketika melihat Alvin keluar dari hotel. “Kau tampak sangat bahagia, Alvin. Tidurmu pasti sangat nyenyak.”Alvin mendengkus kesal. “Tutup mulutmu, Althon!”Alvin mengepal tangan erat-erat, duduk di sofa. Ia nyaris tidak tidur semalaman karena ketakutan. Ayah Agnes berkali-kali menghubunginya hingga ia terpaksa berbohong mengenai Agnes. “Aku tidak ingin mengalami hal buruk seperti Noah.”Alvin mengembus napas panjang. “Aku harap Alicia bisa membujuk Agnes.”“Alvin, apa kau sudah menyiapkan kejutan untukku? Sejujurnya, aku menyukai permainan semalam. Aku bisa melihat wajah tegang dan
“Apa yang terjadi? Aku merasakan firasat buruk,” gumam Alvin.Althon tersenyum di kursinya, menikmati minuman. “Ini pasti akan sangat menyenangkan. Aku tidak sabar melihat ekspresi Alvin, Alicia, dan yang lain.”Penanggung jawab Pulan Mande berkata, “Aku mendapatkan kabar jika beberapa orang di antara kalian sudah melakukan tindakan yang sangat buruk selama berada di Pulau Mande seperti melakukan tindakan kekerasan, fitnah, penyogokan, perusakan properti, pencurian, dan tindakan membuat kegaduhan. Aku sudah memiliki semua buktinya.”Alvin, Alicia, Kevin, Randy, dan yang lain sontak terkejut. “Pulau Mande adalah lokasi hiburan dan liburan yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai dan moral. Untuk menjamin kebahagiaan dan kesenangan semua orang, kami memutuskan untuk menghukum para pelanggar aturan dengan denda hingga memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam.”Penanggung jawab Pulau Mande memberikan tanda pada salah satu bawahannya. Layar besar seketika muncul dan menampilkan deret
Althon melirik jam tangan. “Aku harus segera pergi. Aku akan menghubungimu lagi untuk detail makan malam kita.”“Berhati-hatilah, Daddy.” Agnes membungkuk, mengamati kepergian Althon. Ia mengembus napas lega ketika pria itu sudah menghilang. “Astaga, apa yang terjadi? Daddy mengajakku makan malam di Sky Heaven. Aku harus segera bersiap-siap.”Agnes menerima panggilan ayahnya. “Acara sudah selesai, Ayah. Aku akan pulang sekarang. Kau tidak perlu mencemaskanku.”Alicia mengamati Agnes,menampiar pipi berkali-kali. “Aku tidak sedang bermimpi. Aku melihat Agnes membungkuk pada Althon. Dia juga memanggil Althon dengan panggilan Daddy. Apa yang sebenarnya terjadi pada Agnes? Kenapa dia sangat menghormati Althon?”Alicia tercenung selama beberapa waktu, menonton video di ponsel. “Aku sengaja merekam percakapan Althon dan Agnes sebagai bukti. Agnes tidak akan lagi bisa mengelak.”Agnes bersiap untuk pulang, berjalan menuju bandara. Wajahnya tampak sangat bahagia. Senyumnya tidak menghilang. “I
Althon bangun dalam keadaan segar bugar. Ia tertawa ketika mengingat ekspresi Alvin, Alicia, dan yang lain ketika berada di dalam gua. “Mereka tampak sangat ketakutan. Agnes juga berakting dengan sangat baik.”Althon sarapan bersama Anthony. Ia menceritakan semua kesenangan di Pulau Mande. “Berani sekali orang-orang sialan itu memfitnahmu dan memperlakukanmu dengan sangat buruk, Althon! Aku akan menghancurkan mereka! Mereka harus tahu siapa kau sebenarnya!” Anthony menggebrak meja hingga tubuhnya bergetar. “Kakek, tenanglah. Aku sangat senang berlibur di Pulau Mande. Mereka mengerjaiku, dan aku membalas dengan mengerjai mereka. Aku bisa mengatasi mereka. Sejujurnya, kehadiran mereka membuat liburanku menjadi sangat menyenangkan.”“Althon, kau tidak bisa membiarkan orang-orang itu terus menghinamu dan berbuat seenaknya padamu.” Anthony mengembus napas panjang. “Kau benar, Kakek. Aku akan memberi mereka pelajaran.”Althon berlatih di halaman bersama para pengawal. Ia beristirahat di
Althon menikmati liburan di pantai. Ia menunggangi kuda, berlomba dengan Alan dan para pengawal lain. Sayangnya, ia harus mengakui kekalahan karena berada di posisi terakhir. “Tuan Muda, persiapan makan malam Anda bersama Agnes sudah siap,” ujar Alan seraya memberikan sebotol minuman pada Althon. Althon meneguk minuman. “Kerja bagus, Alan. Aku sangat berharap Alvin pergi ke Emerald Place. Aku sudah menyiapkan kejutan untuknya.”Althon mengabari Agnes. “Aku masih memiliki banyak waktu sebelum makan malam. Aku sebaiknya menggunakan waktu liburanku dengan baik.”“Althon, bagaimana dengan persiapan makan malammu dengan Agnes Lin?” tanya Anthony ketika Althon memasuki rumah. “Semua persiapan sudah sempurna, Kakek. Aku hanya perlu datang dan makan malam bersama Agnes. Dia sudah banyak menolongku ketika di Pulau Mande” Althon duduk di sofa. “Apa kau keberatan jika aku pergi dengan Agnes, Kakek?”Anthony tertawa. “Tentu saja tidak. Aku akan mendukungmu selama kau bahagia. Hanya saja, aku i
“Terima kasih sudah mengundangku makan malam, Daddy.” Agnes mengamati keadaan sekeliling, menunduk untuk menyembunyikan pipinya yang memerah. Ia belum pernah makan malam di Sky Heaven sebelumnya. Althon membuat makan malam ini terasa sangat istimewa. “Tempat ini sangat luar biasa.”“Aku senang kau menyukai tempat ini, Agnes.” Althon duduk di kursi, memberi tanda pada pelayan untuk membawa hidangan. Enam pelayan memasuki rooftop, menata hidangan dan minuman di meja. Althon sengaja memesan tempat ini untuk makan malam bersama Agnes. Ia tidak ingin siapa pun mengganggu pembicaraan mereka.Alan dan beberapa pengawal berjaga di setiap sisi balkon. Para pengawal lain menyebar ke sekeliling gedung, pusat kota, dan gerbang masuk Emerald Place. Althon dan Agnes menikmati makan malam dalam diam. Althon tidak pernah makan malam di tempat mewah bersama seorang wanita cantik sebelumnya. Ia hanya pernah berangan-angan untuk mengajak Alicia ketika masih berkencan dengan wanita itu. Ia beruntun
“Alicia.” Alvin mulai ketakutan ketika melihat para penjaga memasuki rooftop. “Kita sebaiknya segera pergi dari restoran ini sekarang juga. Para penjaga memasuki rooftop, dan aku takut mereka sedang mencariku.”“Apa maksudmu, Alvin?” Alicia masih mengamati sekeliling, mencari keberadaan Althon. “Kita belum boleh pergi sebelum kita menemukan Althon.”“Ayolah, Alicia. Kita sudah melihat Agnes bersama Tuan Sean, bukan dengan Althon. Kau pasti salah mendengar soal ajakan Althon pada Agnes.” Alvin menunduk ketika beberapa penjaga melewatinya. “Althon tidak mungkin berada di restoran ini.”“Aku tidak mungkin salah mendengar, Alvin. Aku melihat dan mendengar pertemuan dan obrolan Althon dan Agnes. Aku bahkan merekam video mereka. Aku yakin Althon berada di tempat ini.”“Althon hanya pria miskin, Alicia. Dia tidak mungkin memiliki uang bahkan untuk memasuki Emerald Place sekalipun. Aku yakin dia pasti sedang berada bersama para berandal di suatu tempat. Kita benar-benar harus pergi dari resto
Jay dan para pegawai tengah mengecek semua persiapan. Mereka menunggu di lobi untuk menyambut pemilik perusahaan. “Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Aku sudah mengecek semuanya berkali-kali. Aku harus tenang dan memastikan semuanya berjalan sesuai rencana,” ujar Jay sembari mengamati keadaan sekeliling. Jay mendekat pada salah satu rekannya. “Di mana pemilik perusahaan sekarang, Don? Apa dia sudah memasuki pusat kota?”Don mengecek ponsel. “Tuan Tam masih berada dalam perjalanan menuju Lovatown. Dia kemungkinan akan tiba setengah jam lagi. Kita memiliki cukup banyak waktu untuk mengecek semua persiapan.”“Kita tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun. Jika Tuan Tam tahu apa yang sudah kita lakukan selama ini, dia akan sangat murka. Dia mungkin akan menyeret kita ke penjara dan menuntut ganti rugi,” ujar Jay. Don memberi tanda pada Jay untuk mengikutinya ke sebuah ruangan. Ia mengawasi keadaan sekeliling, menarik tangan Jay. “Aku baru saja mendengar desas-desus soal Tua
“Pasukanku masih mengawasi mereka hingga sekarang. Aku yakin mereka menyembunyikan sesuatu dari ayah. Kita hanya perlu sedikit bersabar untuk tahu kebusukan mereka. Jika kita sudah bisa mengendalikan Tonny Romildo, kita bisa mengendalikan yang lainnya lebih mudah.” Aaron tersenyum bengis, melirik Arnold sekilas. “Ya, kita semakin dekat dengan tujuan kita,” ujar Arnold seraya menoleh pada Aaron dan Andy. Ia tahu jika mereka bersekongkol di belakangnya. Arnold, Aaron, dan Andy tiba di kediaman setengah jam kemudian. Mereka memasuki rumah, melewati para pengawal dan maid, bertemu dengan Alan di depan kamar Anthony.“Bagaimana dengan keadaan Ayah sekarang, Alan?” tanya Arnold. “Master Anthony sudah membaik sekarang, Tuan. Dia sedang beristirahat sekarang. Dokter mengatakan jika Master Anthony harus beristirahat total.”Arnold, Aaron, Andy, dan Alan memasuki kamar, mengamati Anthony yang tertidur di ranjang. Pria tua itu tergeletak pingsan di bawah kamar dua hari lalu, dan mereka tentu
Kevin dan Jay mengerahkan orang-orangnya untuk mencari keberadaan Althon. Akan tetapi, mereka tidak mendapatkan informasi apa pun sampai empat hari lamanya. Kevin semakin jengkel karena rencananya untuk menjadikan Althon sebagai pelayannya gagal total. Ia mengerahkan pasukan ke bandara, dermaga, dan terminal untuk mencegah Alton pergi ke luar negeri. Kevin menghubungi Randy, Ronald, Max, dan teman-temannya yang lain untuk membantu mencari keberadaan Althon. Akan tetapi, teman-temannya juga tidak mendapatkan informasi apa pun hingga sekarang.“Dasar brengsek! Althon membuatku sangat kesal! Aku seharusnya tidak melepaskan Althon begitu saja setelah kejadian di villa itu!” Kevin menggebrak meja, mendengkus kesal. “Jay dan para pegawai itu bertingkah bodoh sehingga Althon melarikan diri dari kantor! Mereka seharusnya menangkap Althon.” “Sial! Althon memang sangat lihai dalam bersembunyi. Dia bahkan bisa bersembunyi dari kepolisian saat kejadian di club tempo hari. Althon tampaknya memi
Jay melempar ponsel, meneguk minuman hingga habis. “Para pegawai di bidang IT akan langsung tahu jika seseorang memasang kamera pengawas tanpa izin. Mereka juga akan memberitahuku dan rekan-rekanku.”“Dasar sial! Jay bergegas pergi menuju ruangan IT. Ia menginterogasi setiap karyawan dengan penuh ancaman. Sayangnya, ia tidak mendapatkan informasi apa pun. “Apa yang kau lakukan, Jay?” tanya pemimpin tim IT, “aku mendengar kau murka pada bawahanku? Apa kau mencurigai mereka?”“Para bawahanmu mungkin teledor sehingga Asghar berhasil mendapatkan video-video itu. Dia bisa saja mengirim video-video itu pada pemilik perusahaan atau memeras kita.” Jay mendorong rekannya, duduk di sofa. “Asghar tidak pernah memasuki ruangan ini selama dia bekerja di perusahaan ini. Petugas kebersihan senior yang membersihkan ruangan ini, dan dia sudah tua dan bodoh sehingga dia tidak mungkin meretas keamanan sistem perusahaan ini untuk mendapatkan video-video itu.”“Jay.” Pegawai itu menyentuh bahu Jay. “Bia
“Bawa aku ke hotel sekarang, Ali,” ujar Althon seraya mengamati pemandangan jalanan. Ia mengetik pesan untuk Anthony, merasa gamang saat akan mengirim hingga akhirnya ia menghapus pesan dan memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Althon melihat para penjaga keluar dari gerbang dan menyebar ke sekeliling. “Kalian tidak akan pernah bisa menangkapku.”“Aku harap kakek baik-baik saja sekarang.” Althon mengepalkan tangan erat-erat ketika mengingat perlakukan ketiga pamannya dan keluarga Leander padanya dan orang tuanya. Dadanya mendadak sesak, dan jantungnya berdetak sangat cepat. “Setiap aku mengingat bagaimana perlakukan mereka padaku dan orang tuaku, aku sangat marah hingga dadaku sangat sesak. Mereka adalah orang-orang jahat yang sangat menjijikkan. Mereka tidak peduli jika mereka menyakiti saudara dan keluarga mereka, termasuk menyakiti kakek.”Althon menggertakkan gigi untuk menahan amarah. “Aku harus tenang dan tetap menjauh dari mereka sampai aku siap.”Sementara itu, Jay dan par
“Ketua kepolisian Lovatown mengirim pesan jika bawahannya sudah pergi ke perusahaan ini beberapa menit lalu. Dia bahkan mengirimkan foto anggota-anggotanya,” jawab salah satu sahabat Jay, “para polisi itu memang bawahannya.”“Hei, bagaimana jika Asghar benar-benar memiliki bukti-bukti itu? Apakah dia akan melaporkan kita?” tanya salah satu pegawai.Jay berdecak, tersenyum. “Sampah itu tidak mungkin berani melakukannya. Meski dia melaporkan kita pada polisi sekalipun, kita akan bebas dengan mudah.”Jay tersenyum meski ia tegang ketika video pertama tampil di layar. “Sampah itu tidak mungkin memiliki bukti. Dia menjadi pelayan Tuan Drankon selama beberapa hari terakhir. Dia tidak memiliki waktu untuk merekam, apalagi dia tidak memiliki teman dekat di kantor ini, kecuali jika dia memasang beberapa kamera pengawas tersembunyi.”Jay menggertakkan gigi, menatap Althon tajam. “Dasar brengsek! Dia tampaknya sudah curiga ketika aku memerintahkan beberapa orang untuk mengawasinya.”Layar menunj
Jay sontak tertawa. “Jangan bergurau, pencuri! Semua orang sudah yakin kau adalah pencurinya. Lagi pula aku dan para penjaga sudah melihat rekaman kamera pengawas saat kau mengambil barang-barang para pegawai. Aku yakin kau tidak buta sehingga kau bisa melihat tiga berandal itu di dekatmu! Kau menyuruh mereka menjual barang-barang curianmu.”“Tangkap dan bawa pencuri itu sekarang juga!”“Dia harus membusuk di penjara!”“Aku tidak ingin melihat pencuri itu di tempat ini lagi!”“Pergilah brengsek!”Para pegawai terus mencibir Althon. Mereka sudah merasa menang karena Althon tidak mungkin memiliki bukti jika dirinya tidak bersalah. Semua pegawai dan petugas kebersihan sudah bersekongkol untuk menghancurkannya. “Kau akan menjelaskan semuanya di kantor,” ujar polisi seraya menarik Althon. Althon menoleh pada tiga penjaga di samping Jay. “Ketiga penjaga itu memasuki kamarku semalam setelah mematikan listrik. Mereka menempatkan beberapa barang untuk memfitnahku. Selain mereka, tiga orang b
“Apa yang kau lakukan?” tanya Althon ketika seorang penjaga memborgolnya. “Aku bukan pencuri. Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini sebelum kau menemukan bukti.”“Aku yakin bukti-bukti itu berada di kamarmu, Asghar! Jika tidak, kau sudah menjualnya pada orang lain. Aku mendengar kau sempat pergi ke luar kantor,” ucap Jay.“Aku bukanlah pencuri. Kalian harus meminta maaf padaku jika aku terbukti tidak bersalah.” Althon mengamati Jay dan para pegawai yang mengerumuninya. “Kau akan membusuk di penjara jika barang-barang itu berada di kamarmu.”Althon berjalan menuju kamarnya bersama Jay, para pegawai, dan para penjaga. Rombongan terus bertambah ketika para pegawai dari ruangan lain bergabung. Lorong penuh dengan orang-orang mencibir Althon.“Kau akan berakhir hari ini, Asghar.” Jay tersenyum bengis, menjauh dari kerumunan, menghubungi seseorang. “Apa kau yakin Asghar tidak menyadari barang-barang itu di kamarnya? Dia harus hancur hari ini.”“Aku memastikan Asghar tidak menyadari ba
“Aku ingin mengingatkan kalian mengenai kunjungan pemilik perusahaan lima hari lagi. Kita harus mempersiapkan semuanya dengan baik. Aku tidak ingin ada satu kesalahan pun yang terjadi selama pemilik perusahaan berada di tempat ini. Aku yakin kalian sudah mengerti betapa pentingnya kunjungan itu dan apa yang harus kalian lakukan,” ujar Jay. Jay melirik Althon sekilas, tersenyum. “Sayangnya, aku mendapatkan kabar jika satu di antara kalian sudah melakukan tindakan yang sangat tidak pantas.”Para petugas kebersihan saling melirik satu sama lain, kecuali Althon dan Ben. “Seseorang di antara kalian sudah mencuri beberapa barang karyawan, dan aku akan menindak tegas siapa pun pencurinya.” Jay mengamati Althon, Ben, dan para petugas kebersihan bergantian. Jay memberi tanda pada salah satu pegawai. Layar seketika menunjukkan daftar barang-barang yang hilang beserta pemiliknya. Beberapa petugas kebersihan mulai melirik Althon.“Asghar adalah orang yang membersihkan ruangan Tuan Jay dan yang