Althon tengah sarapan di dekat pantai, menikmati pemandangan laut dan ombak. “Aku harus mengatakan bahwa tempat ini sangat luar biasa.”Althon menoleh pada Alvin, Kevin, dan teman-teman mereka. “Mereka tampaknya sedang merencanakan sesuatu padaku. Aku tidak sabar untuk menunggu aksi mereka.”Althon mengamati jadwal di ponselnya. “Aku dan yang lain akan berjalan-jalan di beberapa lokasi, salah satunya adalah kebun binatang dan galeri seni. Mereka mungkin akan mengerjaiku di tempat-tempat itu. ”“Althon, apa kau baik-baik saja?” tanya Linda. “Aku baik-baik saja. Aku sangat menikmati liburan ini.” Althon meneguk minuman. “Apa seseorang sedang mengganggumu? Kau tampak ketakutan.”“Sejujurnya, aku mengkhawatirkanmu, Althon.” Linda duduk berhadapan dengan Althon, menoleh pada Alvin dan yang lain sesaat. Agnes tampak kesal ketika melihat Althon dan Linda bersama. “Kau mengkhawatirkanku?” Althon terkejut, tersenyum. “Aku akan baik-baik saja.”“Alvin dan teman-temannya terus membuat masalah
Althon makan siang di restoran dekat pantai. “Alvin, Alicia, dan yang lain tidak mengerjaiku selama aku berada di galeri seni. Mereka mungkin berpikir jika aku bisa lolos dari jebakan mereka dengan mudah. Akan tetapi, aku yakin mereka sudah menyiapkan rencana untuk mengerjaiku lagi. Aku tidak sabar menunggu kejutan dari mereka.” Althon berjalan di pantai, menikmati laut yang berombak tenang. Ia melihat beberapa orang tengah bermain jetski dan beberapa permainan lain. “Aku belum pernah menaiki jetski sebelumnya. Aku harus mencobanya.” Alvin tiba-tiba tertawa. “Kau sangat menderita selama ini, Althon. Kau bahkan belum pernah mencoba jetski. Aku tidak tahu bagaimana caramu untuk menikmati kehidupanmu.” “Dia hanya tahu bekerja dan bekerja.” Kevin tertawa terbahak-bahak. “Selama dia bisa mendapatkan makanan, dia pasti akan merasa sangat hidup.” “Aku bersyukur mengenalmu, Althon. Aku bisa merundungmu sepuas hatiku,” ujar Randy sembari melakukan tos dengan teman-temannya yang lain.
Kevin berbisik, “Apa kau yakin akan berlomba dengan Althon, Alvin?” Alvin tersenyum kecut. “Ya, aku sangat yakin. Aku sangat ahli bermain jet ski, sedangkan Althon belum pernah bermain jet ski sama sekali. Sampah itu pasti akan kalah, dan aku bisa melakukan apa pun padanya.” Alicia memeluk Alvin. “Kau harus menerima tantangan Alvin, Althon. Jika tidak, kau hanya seorang pecundang.” “Itu benar.” Melissa tersenyum. Teman-teman Alvin mulai mendesak Althon. “Apa ini salah satu rencanamu untuk mengerjai Althon, Alvin?” tanya Linda. Alicia memutar bola mata. “Ini hanya sebuah perlombaan biasa, Nona Linda. Lagi pula Pulau Mande adalah pulau yang aman. Para penjaga akan menjaga dan melindungi kita ketika kita berada dalam bahaya.” Althon tahu jika Alvin sudah merencanakan sesuatu padanya. Ia belum pernah menaiki jet ski, dan Alvin memanfaatkan hal itu untuk keuntungannya. “Baiklah, aku akan berlomba denganmu, Alvin. Akan tetapi, perlombaan tidak seru jika aku hanya berlomba
Alicia dan semua orang bersorak untuk memberi dukungan. Alvin berada di posisi pertama, disusul oleh Kevin, Randy, dan empat teman mereka. Sementara itu, Althon berada di posisi paling akhir. “Kau hanya pecundang, Althon.” Alvin tertawa. “Aku sudah memerintahkan beberapa pegawai untuk merusak jet skimu, Althon. Kau akan berhenti di bebatuan dan membusuk di sana. Aku sangat berharap hujan turun sehingga kau terjebak di sana lebih lama.”Alicia tersenyum sinis. “Aku yakin Althon akan kalah.”Althon masih berada di posisi paling belakang. Randy dan teman-temannya menghalanginya untuk menyusul. “Aku harus mengakui jika mereka sangat terampil. Aku tidak akan kalah dari mereka.”Alvin sudah hampir sampai di bebatuan. Ia mengamati Althon yang berada paling belakang. “Kau memang pantas berada di posisi paling belakang, Althon.”Alvin tersenyum ketika mulai memasuki kawasan bebatuan. Akan tetapi, ia mendadak terdiam ketika jet skinya tiba-tiba melambat hingga akhirnya berhenti. “Dasar brengs
Hujan semakin mengguyur deras dan petir menggelegar sangat hebat. Althon tengah bersantai di dalam kamar, menonton televisi, menikmati makanan dan minuman. “Apa yang sedang Alvin, Kevin, Randy, dan yang lain lakukan sekarang?”Althon tertawa. “Aku memerintahkan Alan dan para pengawal untuk membiarkan Alvin dan yang lain tetap berada di kawasan berbatu. Tempat itu cukup aman meski hujan lebat.”“Althon!” Alicia menggebrak pintu dengan sangat keras. Ia sangat cemas mengenai keadaan Alvin, dan di saat yang sama sangat marah karena Althon mendadak pergi. “Althon! Buka pintunya sekarang juga! Aku ingin bicara denganmu!”Althon mengembus napas panjang, mengabaikan Alicia. Ia sengaja membesarkan volume televisi, menikmati waktu santainya. “Astaga! Apa yang sedang Althon lakukan sekarang?” Alicia menggebrak pintu lebih keras, meremas rok dengan kuat. “Sampah itu pasti sengaja mengabaikanku karena dia tidak ingin bertanggung jawab mengenai keadaan Alvin dan yang lain.”“Alicia, kita sebaikny
Althon tersenyum. “Itu acara yang menarik.”Althon menoleh pada Alvin dan teman-temannya. “Aku penasaran apa yang mereka rencanakan dalam acara ini. Mereka sangat ketakutan ketika Alan dan para pengawal mengerjai mereka soal hantu.”“Kita akan membagi beberapa kelompok. Setiap kelompok akan menaiki mobil dan mengumpulkan lima bendera yang berada di beberapa titik hutan. Kelompok yang pertama kali sampai garis finish dengan membawa lima bendara akan menjadi pemenangnya,” ujar Ryan seraya menekan sebuah tombol. Layar menampilkan deretan anggota setiap kelompok. “Aku berada di kelompok yang tepat.” Althon mendekati Alvin dan teman-temannya. “Aku senang karena bisa menghabiskan waktu malam ini dengan kalian. Aku harap kita bisa bekerja sama.” “Menjauh dariku, brengsek!” ketus Alvin.“Aku tidak akan meninggalkanmu jika kau tidak sadarkan diri lagi, Alvin.”“Tutup mulutmu, Althon!” Alvin menunjuk Althon. “Kau harus bertanggung jawab karena membuatku dan yang lain terjebak di area berbatu
“Dasar brengsek! Apa kau tidak melihat batang kayu besar menghalangi jalan kita?” teriak Alvin seraya menoleh ke belakang. Ia sontak terkejut ketika melihat Althon sudah duduk di atas mobil. “Althon.”Semua orang menoleh pada Althon. “Aku yakin kalian tidak bermaksud meninggalkanku tadi, bukan?” tanya Althon. “Kau seharusnya tidak melompat dari mobil jika kau tidak ingin kami meninggalkanmu, Althon,” ketus Kevin. Alicia memutar bola mata. “Kau seharusnya tetap berada di hutan seperti hewan-hewan, Althon. Kau membuat suasana menjadi sangat kacau.”“Hei, kita harus segera pergi dari hutan sekarang juga. Aku tidak ingin berada di hutan menyeramkan ini lebih lama.” Melissa memeluk Alicia erat-erat, memejamkan mata. “Aku tahu kau melemparkan batang pohon itu, Althon. Kau harus mengambilnya kembali,” ujar Alvin.“Bagaimana jika aku menolak? Apa yang akan kau lakukan? Kau akan meninggalkanku sendirian di hutan ini lagi?” Althon tertawa. “Aku bisa kembali ke hotel dengan mudah karena aku
Kevin dan Randy menoleh pada Alvin. Mereka tidak mengenal orang-orang itu sekaligus tidak mendengar rencana baru Alvin. “Ki-kita harus segera pergi dari tempat ini,” ujar Alvin. “Kita harus memanggil penjaga!” Melissa berteriak. “Aku tidak ingin berada di tempat ini lagi, apalagi bertemu dengan orang-orang jahat!”Alicia tampak panik, berbisik di telinga Alvin. “Apa kau sedang bersandiwara sekarang, Alvin? Ini sudah keterlaluan.”“Aku tidak mengenal mereka, Alicia.” Alvin mengusap wajah, menyingkirkan hujan. Ia tiba-tiba tersenyum. “Mereka mungkin suruhan Tuan Ryan. Dia ingin membuat permainan ini semakin menyenangkan.”“Kita sebaiknya segera pergi dari tempat ini sekarang juga. Kita bisa berlindung di gua itu!” Randy menunjuk sisi kiri hutan.“Astaga, aku harus berlari di tengah malam dan hujan lebat ini?” Melissa mendengkus kesal. “Aku sudah mengataka jika rencana ini terlali berbahaya, tapi kalian tidak mendengarkanku.”“Diamlah, Melissa.” Alicia memutar bola mata. “Mereka pastil
Alan terdiam sesaat, mengembus napas panjang. “Aku sungguh menyesal karena aku membawa kabar baik dan kabar buruk sekaligus, Master.”“Aku tidak bisa memprediksi masa depan.” Anthony tersenyum lemah. “Baiklah, aku ingin mendengar kabar baik dahulu, Alan.”“Pasukan pencari sudah menemukan lokasi keberadaan salah satu orang kepercayaan Master Arthur. Mereka akan bertemu dengannya di suatu tempat malam ini.”Anthony tersenyum. “Kabar ini sungguh kabar yang sangat luar biasa. Aku berharap dia memiliki informasi seputar orang-orang kepercayaan Arthur yang lain.”Anthony tiba-tiba terdiam. “Lalu, apa kabar buruknya, Alan?”“Kabar buruk ini nyatanya masih berhubungan dengan sosok kepercayaan Master Arthur. Tuan Arnold dan yang lain mengirimkan pasukan untuk menangkapnya, Master.”“Apa?” Anthony mengepalkan tangan lemahnya. “Mereka sungguh keterlaluan.”“Sosok kepercayaan Master Arthur yang bernama Raka memiliki hubungan dengan sebuah kelompok berandal bernama Red Sting. Pasukan Tuan Arnold m
“Kau hanya memiliki satu kesempatan untuk memperbaiki kesalahanmu selama masa pelatihanmu. Jika kau kembali gagal, kau akan menerima dua konsekuensi. Pertama, kau akan kehilangan ingatanmu soal kelompok kami, atau kedua, kau akan kehilangan nyawamu,” jelas Ali dengan wajah datar. Brody sontak terkejut, menegakkan punggung, segera menutup mulut rapat-rapat. Ali dan para pengawal hanya duduk dan berdiri di dekatnya, tetapi mereka mampu membuatnya sangat tertekan. “Kau masih memiliki satu pertanyaan tersisa dan waktu tiga puluh tujuh menit. Kau tidak terlalu pandai dalam menggunakan kesempatanmu. Kau ceroboh.”Brody mengepalkan tangan erat-erat. Ia berpikir keras untuk menentukan pertanyaan terbaik. Ia sudah menyusun daftar pertanyaan untuk pertemuan malam ini. Akan tetapi, ia mendadak bodoh sehingga tidak menggunakan kesempatan dengan baik.“Sial, aku gugup sehingga bertindak bodoh! Apa yang harus aku tanyakan padanya?” gumam Brody dengan tangan terkepal erat. Brody terdiam selama b
Para pendukung Brody seketika bersorak di saat Ray meringis kesakitan, sedangkan para pendukung Ray memaki sangat kencang, tidak menerima hasil pertandingan. “Sial!” Ray memegang tangannya. “Sampah itu mematahkan tanganku. Aku nyaris tidak bisa menggerakkan tangan kananku sekarang.”Kedua pendukung mulai berkelahi hingga beberapa barang terlempar. Gon memukul beberapa penonton yang menghalangi jalannya. Ia pergi menuju pintu keluar, mengamati Brody. “Aku akan kembali untuk merekrutmu, Brody.”Althon mengamati kepergian Gon, menoleh pada Brody. “Kau melakukan tugasmu dengan sangat baik. Aku ingin bertarung denganmu suatu saat nanti.”“Tutup mulutmu, brengsek!” Brody bernapas terengah-engah. “Kau membuatku kesulitan! Kau harus memberikan uang hadiah itu padaku!”“Beristirahatlah sekarang, Brody. Kau harus bersiap untuk berbincang dengan Ali dan yang lain,” ujar Althon seraya memberi tanda pada Ali.“Ah, jadi pemimpin para pengawas itu bernama Ali.” Brody tersenyum, terdiam saat Ali m
Ronny bergegas mengumpulkan seluruh anggota di gedung. “Ayahku baru saja mengirimkan pesan padaku. Dia sedang dalam perjalanan menuju Paulcity sekarang. Dia kemungkinan tiba sore nanti. Kita harus mempersiapkan keamanannya.”Para anggota Red Sting mengangguk, menyebar ke sekeliling. Mereka segera menghubungi anggota lain.Ronny menghubungi Gon, menendang kursi hingga terlempar dan hancur di lantai. “Dasar bajingan! Gon masih belum mengangkat panggilanku dan membalas pesanku! Apa yang sebenarnya sedang dia lakukan sekarang?”Ronny duduk di sofa, menenangkan diri. “Ayah pasti memiliki kabar penting sekarang. Aku senang dia datang, tetapi di saat yang sama, aku takut keadaan berubah menjadi kacau. Aku baru saja mendengar jika seseorang menyerang ayah setelah kepergianku dan yang lain dari Snowacity tempo hari.”Sementara itu, pertandingan antara Brody melawan Ray masih berlangsung. Para penonton semakin bersorak, tidak sabar menunggu pemenang pertandingan. Brody dan Ray sama-sama tidak i
Randy, Ronald, dan Max saling bertatapan. “Kami sejujurnya datang untuk mengunjungi mereka. Kami akan bertemu dengan mereka secepatnya,” jawab Randy. Linda menoleh ke samping. “Apa kau juga ingin bertemu dengan Alvin, Alicia?”Alicia sontak terkejut, mengepalkan tangan erat-erat. Ia mengingat bagaimana menyebalkan Linda saat di Pulau Mande. “Dasar wanita sialan! Aku pasti akan menamparnya jika dia bukan mantan guru sekolahku,” gumamnya geram. Randy, Ronald, dan Max sontak terperangah, mengamati seorang wanita bertopi bundar yang duduk di samping mereka. Alicia membuka topi, tersenyum. “Nona Linda, kau menggagalkan kejutanku. Aku ingin mengejutkan Randy, Ronald, dan Max.”“Astaga, aku benar-benar menyesal.” Linda tertawa. “Aku mengira jika Randy, Ronald, dan Max sudah tahu keberadaanmu, Alicia.”“Lupakan masalah itu, Nona Linda. Aku hanya bergurau.” Alicia terkekeh pelan, mengutuk Linda dalam hati. Linda mendapatkan sebuah panggilan, berdiri dari kursi. “Aku harus pergi sekarang.
“Alvin!” Kevin terus berteriak seraya melambaikan tangan. “Dia memang Alvin. Dugaanku selama ini ternyata tidak salah. Aku senang bisa bertemu dengannya.”“Tunggu!” Kevin mendekati sisi rooftop, mengamati sosok pria berseragam petugas kebersihan di rooftop samping lekat-lekat. “Alvin bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung. Dia … tampaknya mengalami nasib yang sama denganku. Aku harus segera bertemu dan berbincang padanya.”“Kau tidak bisa melakukannya, Kevin,” ucap seorang pria di belakang Kevin, “masa hukumanmu akan bertambah jika kau melanggar peraturan.”Kevin sontak berbalik. “Aku mohon beri aku waktu untuk berbicara dengan temanku. Aku tidak akan melarikan diri. Aku hanya membutuhkan sedikit waktu. Aku mohon.”“Tidak.” Pengawal itu menolak. “Lakukan tugasmu dengan baik agar masa hukumanmu segera berakhir. Kau akan mendapatkan potongan masa hukuman jika kau bekerja dan berperilaku dengan baik.”Kevin mengepalkan tangan erat-erat, memejamkan mata. Ia nyaris gila bekerja sebag
Suasana restoran semakin ramai dari waktu ke waktu. Mobil-mobil terparkir di sisi jalan. Orang-orang terus berdatangan ke restoran, memadati halaman depan. Beberapa pejalan kaki berhenti untuk mengecek keadaan. Di saat yang sama, Ton, Res, dan para pemilik restoran mengawasi dari seberang jalan. Mereka tampak semakin kesal melihat keramaian restoran. Sepanjang mereka membuka restoran dan toko roti, mereka belum pernah mendapatkan pelanggan sebanyak itu. “Sial! Berandal itu mendapatkan banyak keuntungan hari ini! Orang-orang terus berdatangan ke restoran itu! Aku bahkan mendengar jika beberapa orang sengaja datang dari luar kota untuk melihat pertandingan.”Res mengentak trotoar, mendengkus kesal. “Sial! Ini membuatku sangat muak!”“Tenanglah, Res! Kita akan melihat kehancuran mereka sebentar lagi!” ujar seorang pemilik restoran meski ia tidak yakin dengan ucapannya sendiri. “Para berandal itu berhasil lolos dari rencana kita karena kita tidak melibatkan para pelanggan! Saat gas itu
“Ray berhasil memenangkan ronde kedua! Dia berhasil menyeimbangkan kedudukan!” teriak Althon seraya maju beberapa langkah. Ia melihat para penonton bersorak dan saling mencibir. “Brody dan Ray memiliki satu peluang lagi untuk menjadi pemenang!”Althon melirik Brody singkat. “Apakah Brody akan tetap menjadi si raja tanpa terkalahkan atau gelar itu akan lenyap saat Ray memenangkan pertandingan?”Ray tersenyum lebar, tertawa. “Aku tahu cara ini berhasil. Dia kehilangan fokus dan ketenangan setelah aku menceritakan sebuah cerita palsu! Aku tidak menyesal membayar beberapa orang untuk mencari informasi mengenai Brody.”Brody menunduk, mengamati kedua tangannya yang bergetar hebat. Matanya berkaca-kaca saat terbayang kenangan buruk mengenai ayahnya dan masa lalunya. “Aku sudah membunuh ayah? Aku sungguh menyesal!”Para pendukung Brody tampak kecewa hingga mencibir dan meneriakinya. Para pendukung Ray terlihat tertawa terbahak-bahak saat Brody hanya diam. “Lihatlah siapa pecundang di depank
“Ini adalah pertarungan adu panco, bukan pertarungan bebas! Tidak ada perkelahian saat pertandingan adu panco! Siapa yang memukul akan langsung didiskualifikasi!” teriak Althon. Brody dan Ray seketika berhenti, mundur selangkah, saling menatap tajam. Ray tersenyum bengis, “Aku berhasil memancing emosi sampah itu! Aku tahu cara ini akan berhasil. Akulah yang akan memenangkan pertandingan dan mendapatkan uang itu,” gumamnya penuh keyakinan.“Sial!” Brody menggigit bibir untuk menenangkan diri. “Si brengsek itu tahu kelemahanku. Aku tidak akan membiarkan seseorang menghina mendiang ayahku.” Para penonton tampak kecewa karena perkelahian batal. Mereka mencibir Althon dan seketika terdiam saat Ali dan para pengawal dalam baju petugas keamanan mendekati mereka.Althon mengamati Brody sesaat. “Baiklah, kita akan masuk ke babak kedua! Siapakah yang akan memenangkan pertandingan ini?”Brody dan Ray duduk di kursi masing-masing, saling menatap tajam. Mereka bersiap-siap untuk pertandingan ke