Rombongan mobil melewati sebuah hutan yang gelap gulita. Beberapa kendaraan berhenti, dan tak lama beberapa pria menyebar ke sekeliling hutan. Rombongan mobil terus melaju, menaiki jalanan menanjak. Sekumpulan pria tiba di sebuah bangunan kosong. Sampah berserakan di sekeliling halaman. “Dasar brengsek! Orang-orang itu sudah meninggalkan tempat ini. Mereka pasti sudah tahu mengenai kedatangan kita ke tempat ini,” ujar seorang pria. Ia mengawasi keadaan sekeliling, memberi tanda pada bawahannya untuk menyebar ke sekeliling. Para pria itu bergegas memeriksa bangunan, halaman, dan hutan bagian belakang. Pemimpin rombongan tampak kesal setelah cukup lama menunggu. Ia memasuki bangunan, mengawasi keadaan sekeliling. “Tempat ini seperti kandang hewan. Orang-orang yang menjadikan tempat ini sebagai markas pastilah hewan berkaki dua.”“Apa kalian menemukan sesuatu di tempat ini selain sampah-sampah menyedihkan ini?” tanya pemimpin rombongan ketika dua bawahannya menuruni tangga. “Kami ti
“Apa?” Kevin dan ayahnya sontak terkejut, mengamati Sammy saksama. “Tuan Sammy, apa maksud Anda?” tanya ayah Kevin, “aku harap Anda bisa menjelaskannya pada kami agar kami tidak kebingungan.”“Kevin dan perusahaan keluarga Drankon terlibat dalam upaya kejahatan yang dilakukan oleh para karyawan sehingga merugikan perusahaan hingga nyaris dua puluh juta dolar.” Sammy duduk di sofa, memberi tanda pada Kevin dan ayahnya untuk duduk. Kevin dan ayahnya saling menatap, duduk bersisian. “Aku bisa menuntut keluarga Drankon sepuluh kali lipat dari kerugian perusahaan, tetapi aku berbaik hati dengan memberi kalian kesempatan. Kevin harus menjadi petugas kebersihan di sebuah perusahaan selama enam bulan tanpa gaji. Aku hanya akan menuntut biaya ganti rugi sebanyak kerugian perusahaan sekaligus mencabut laporanku pada polisi jika Kevin setuju dengan permintaanku. Jika tidak, aku akan melempar kalian ke penjara sekaligus menuntut ganti rugi hingga sepuluh kali lipat.”“Aku menjadi petugas keber
Kevin meninggalkan rumah setelah berpamitan pada keluarganya. Ayahnya mewanti-wantinya untuk menjaga sikap selama masa hukumannya. Kevin tidak ingin pergi dan menjalani hidup sebagai petugas kebersihan, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain sekarang.Kevin terdiam selama dalam perjalanan. Ia beberapa kali menyeka air mata, merasa menjadi manusia yang paling malang dan menderita sedunia. Akan tetapi, ketika mengingat Althon, ia merasa sedikit bersyukur. “Apa Althon mengutukku sehingga aku menjadi petugas kebersihan sepertinya?” Kevin mendengkus kesal, tertidur selama sisa perjalanan. Kevin terbangun ketika mobil memasuki sebuah halaman. Ia terkejut melihat keadaan sekeliling yang sangat kumuh. “Tempat apa ini sebenarnya? Bukankah aku seharusnya berada di gedung perusahaan? Sial! Tempat ini seperti kuburan.”Kevin turun dari mobil, menyeret koper. Ia berjalan sambil mengamati sekitar. “Sial, apa aku harus benar-benar tinggal di tempat menyeramkan ini?”Kevin menggeleng beberapa kali,
Althon tengah menatap penampilannya di cermin. Ia menyamar sebagai rakyat biasa sesuai dengan petunjuk tugas barunya. “Pakaian memang bisa mengubah aura seseorang. Aku seperti kembali ke masa laluku.”“Tuan Muda, waktu tugas Anda akan dimulai ketika Anda keluarga dari hotel. Aku dan para pengawal akan mengawasi Anda dari jarak dekat,” ujar Ali. “Aku mengerti.” Althon mengembus napas panjang, mengecek barang-barangnya. Ia hanya membawa sebuah koper kecil. “Baiklah, aku siap.”Althon meninggalkan kamar bersama Ali dan para pengawal. Ia merasa tegang meski sudah tidak sabar menjalankan tugas ini. Althon melihat pintu lobi sembari tersenyum. Beberapa tamu silih berganti masuk dan keluar. Para pegawai tampak sibuk melayani pengunjung. “Ketika aku keluar dari hotel, aku akan memulai pengalaman baruku.”Althon keluar dari hotel, dan seketika saja Ali dan para pengawal menyebar ke sekeliling. “Aku akan menyelesaikan tugas ini dengan baik.”Althon mengembus napas panjang, berjalan di trotoar
Althon tetap tenang, menikmati makanannya. Ia menolak permintaan Ali untuk membantunya. “Aku bisa menghajar para berandal itu tanpa bantuan mereka.”Pemilik kedai makanan dan para karyawannya mengintip dari balik dapur, menoleh pada Althon dan pria yang masih tertidur di meja. Mereka tampak ketakutan melihat para berandal menyeramkan yang berkerumun.“Dasar brengsek! Apa yang kalian lakukan? Ambil uang pria itu sekaligus hajar berandal itu sekarang juga!” teriak pemimpin berandal. Dua berandal mendekati Althon dari belakang, melayangkan tendangan. Althon membungkuk, menghindari setiap serangan sembari tetap menikmati makanannya. “Oh.” Pria yang tertidur di meja seberang mengamati Althon, tersenyum. Ia berguling ke samping, memukul kaki seorang berandal hingga terdengar suara benda patah. “Ah!” Seorang berandal memekik kencang, terjatuh seraya memegangi kakinya. “Brengsek! Dia mematahkan kakiku!”Para berandal segera menyerang Althon dan pria asing itu. Suasana menjadi sangat riuh k
Althon sontak terkejut, bergegas mendekat ke bak sampah. Ia melihat seseorang meringis kesakitan di tumpukan sampah. “Bukankah pria ini adalah pria asing yang aku temui di kedai siang tadi? Apa yang terjadi padanya?”Althon mengawasi sekeliling, bersembunyi di balik dinding ketika melihat beberapa berandal berlarian seraya mengacungkan pisau, pipa besi, dan balok kayu.“Jangan sampai pencuri sialan itu melarikan diri!” teriak seorang berandal yang berlari di depan. Ia memberi tanda pada para bawahannya untuk menyebar ke sekeliling. “Para berandal itu sedang mengejar pria asing ini. Apa yang sebenarnya sudah terjadi padanya dan para berandal itu?” Althon mendekati bak sampah kembali, mengamati si pria asing yang masih menggelinjang. “Perutnya terluka cukup parah bahkan pisau masih menancap. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus menolongnya?”Pria asing itu menatap seseorang di dekatnya, bergumam beberapa kali sebelum Althon menutup bak sampah. “Brengsek!”Althon bersembun
“Aku tidak sengaja membaca tulisan di tas kecilmu,” ujar Althon seraya berjalan menuju pintu. “Ikuti aku sekarang. Aku tidak ingin kau terus menghabiskan uangku.”“Dasar brengsek! Kau bertingkah seolah kau adalah penyelamatku! Aku tidak pernah memintamu untuk menolongku!” Brody mendengkus kesal. “Suka atau tidak aku adalah penyelamat hidupmu. Ikuti aku sekarang!” Althon mendorong sebuah kursi roda pada Brody. “Aku tidak ingin menggendongmu ke rumahmu. Kau harus memakai kursi roda itu untuk bergerak.”“Sialan!” pekik Brody, “kau benar-benar menghinaku!”“Jangan keras kepala! Para berandal berkerumun di luar. Mereka akan langsung mengenalimu jika kau keluar tanpa penyamaran.”Brody menatap tajam Althon, mendengkus kesal. Ia mengganti baju dengan susah payah, memakai wig dan kumis palsu. Ia duduk di kursi roda perlahan, berdecak. “Aku pasti akan menghajarmu, brengsek!”Althon mendorong kursi roda, berjalan ke luar kamar. “Kau bisa mengucapkan terima kasih dengan cara lain padaku, Brody.
“Aku memasak makanan itu untukmu. Aku membeli bahan-bahan makanan setelah aku melihat kulkasmu yang kosong. Makanlah dengan lahap,” ujar Althon.Brody mengamati keadaan kamar. “Kau benar-benar membersihkan kamarku dengan baik. Apa kau menaruh racun di makananku?”“Jika aku memang ingin membunuhmu, aku tidak perlu repot-repot menolongmu semalam sampai menghabiskan uangku.” “Jika kau ingin mencuri uang hadiahku, kau tidak akan mendapatkan apa pun.”“Aku tidak membutuhkan uangmu.” Althon membuka jendela, mengamati keadaan luar. Para berandal tampak berlarian di sepanjang jalan. “Aku mendapatkan tempat tinggal gratis. Sayangnya, lokasinya kurang strategis. Aku harus mendapatkan lokasi kedai di pusat kota sekaligus mendapatkan tempat tinggal.”Althon membuka layar hologram. “Aku sudah mengumpulkan informasi penyewaan tempat, tetapi harganya cukup mahal meski berada di kawasan pinggiran.”Brody menatap makanan tanpa berkedip, meneguk ludah berkali-kali. “Aku tidak menaruh racun apa pun pa
“Paman Aaron dan Paman Andy kemungkinan besar akan mengkhianati Ayah. Mereka bisa bekerja sama agar Ayah gagal menjadi ahli waris selanjutnya, atau mungkin mereka akan bekerja sendiri-sendiri. Seperti yang kita tahu, harta kekayaan mendiang Paman Arthur masih berada di bawah kekuasaan kakek sekarang. Jumlahnya sangat fantastis,” jelas Alex.Albert menatap Alex saksama. “Apakah kita harus benar-benar melawan mereka, keluarga kita sendiri?”Alex mengembus napas panjang. “Aku tahu ini hal yang sangat sulit, tetapi kita harus melakukannya jika hal itu adalah satu-satunya cara agar keluarga kita tetap aman.”Albert tiba-tiba tertawa canggung. “Aku sering memukul para berandal atau orang-orang yang membuatku kesal, tetapi aku selalu menahan diri pada saudaraku maupun keluargaku yang lain.”Albert menatap layar. Kerusuhan di Paulcity tidak lagi menarik perhatiannya sekarang. “Jika ayah bisa menyingkirkan mendiang Paman Arthur, dia bisa melakukan hal serupa pada Paman Aaron dan Paman Andy. Ap
Zack mengangguk. “Alan dan pasukannya berhasil menemukan Tuan muda di Asthonia beberapa bulan lalu. Dia tinggal di panti asuhan dan menjalani kehidupan yang sangat sulit.” “Alan.” Raka tersenyum. “Dia bocah dingin yang sangat keras kepala.” Raka tiba-tiba terdiam, memejamkan mata. Ia mengingat waktu kebersamaan dengan Arthur, Adele, dan bayi laki-laki kecil yang sering ia lihat dari kejauhan. Ia tidak bisa memungkiri jika dirinya sangat bahagia mendengarkan kabar ini. “Apakah Master Anthony sudah tahu kebenaran Master Arthur?” tanya Raka. “Master Anthony sudah tahu kebenaran soal fitnah itu. Dia sangat menyesal atas tindakannya dan berusaha untuk memperbaiki kesalahannya. Dia mengirimkan banyak pasukan untuk mencari orang-orang kepercayaan Master Arthur.” Reno terdiam di belakang Raka, mendengarkan saksama. “Pertemuan keluarga akan diadakan dalam waktu dua bulan lagi. Tuan Muda harus menyiapkan bany
Linx, Lex, dan Lung saling menatap tajam. Pasukan mereka bergegas siaga, bersiap untuk bertarung. Suasana mendadak hening dan menegangkan. “Apa yang kalian lakukan di tempat ini, Brengsek?” maki Linx seraya meludah, mengelus pistolnya. “Akulah yang seharusnya bertanya pada kalian berdua.” Lex tersenyum bengis, membersihkan kacamatanya dengan baju sesaat. “Menyingkirlah sebelum aku menghajar kalian hingga mati!”Lung mendadak tertawa. “Berhentilah membual dan segera menyingkir dari hadapanku sekarang juga! Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian sekarang.”Linx terdiam saat mendapatkan informasi dari bawahannya yang berada di gedung. “Ronny dan bawahannya memang sempat berada di gedung ini, tetapi mereka sepertinya sudah meninggalkan gedung sebelum kedatanganku.”Linx menatap Lung dan Lex saat bawahannya memberikan informasi lain. “Terdapat jejak darah dan serpihan kaca di lantai. Mereka tampaknya bertarung dengan kelompok lain.”Linx mengepalkan tangan erat-erat. “Sial, siapa
“Sial" geram Ryan saat mengingat pembicaraannya dengan sosok bertopeng di gedung tadi. “Dia sudah menghinaku! Aku tidak mampu membalas ucapannya saat dia mengancam akan mencelakai Bos Raka dan Bos Reno,” gumamnya. Ronny melirik Ryan, mengamati jalan raya. “Ayah tampaknya sangat kesal. Dia muncul tak lama setelah pria bertopeng itu menyerangku dan yang lain. Aku tidak berani bertanya sekarang. Para bawahan ayah juga tidak mengatakan apa pun. Situasinya tidak tepat sekarang.”Ronny tiba-tiba tercenung saat melihat puluhan motor dan mobil di seberang jalan. “Bendera-bendera itu? Mereka adalah kelompok berandal dari Locatown.”Ronny mendapatkan informasi dari Gon. “Gon juga melihat kelompok berandal lain di Paulcity. Sial, mereka tampaknya tahu keberadaanku dan yang lain.”Ronny menoleh pada Ryan. “Ayah, para berandal dari kota lain tampaknya mendatangi Paulcity untuk mencari kita. Kelompok pembantai itu memerintahkan mereka semua untuk menyerang kita bersamaan. Jika kita tidak pergi sec
“Siapa kau, brengsek!” bentak Gon seraya menarik pistol dari saku celana. Para bawahannya segera mengerumuni sosok asing itu. Ronny sontak terdiam, mengamati sosok asing itu lekat-lekat. Ia sontak terkejut ketika menyadari tatapan pria itu. “Dia muncul,” gumamnya. Para bawahan Gon seketika meluncurkan tembakan, bergegas maju. Sosok bertopeng itu bergerak lincah, menghindari semua tembakan dengan sempurna. Tatapannya tertuju pada Ronny yang berdiri di belakang Gon. “Sial!” Gon mendengkus kesal, melayangkan tembakan seraya mengikuti pergerakan sosok bertopeng itu. “Dia bergerak cepat menghindari tembakanku dan para bawahanku!”Gon melirik Ronny sekilas. “Kenapa kau hanya diam saja, brengsek? Kenapa kau berubah menjadi pengecut?!”“Aku mengenal orang itu. Dia adalah orang yang mengancamku tempo hari saat tersadar di sebuah mobil,” ujar Ronny. “Apa kau ketakutan melihatnya sekarang?” Gon berdecak saat sosok bertopeng itu menghajar para bawahannya dengan mudah. “Kau terluka saat itu da
“Kita diserang! Kita diserang!” teriak seorang berandal saat melihat beberapa orang tergeletak tidak sadarkan diri dan berjatuhan dari mobil dan motor. Enam orang anggota pasukan menghajar para berandal dari enam arah berbeda. Mereka bergerak sangat cepat, melayangkan pukulan dan tendangan tanpa ampun. Para berandal terjatuh bahkan sebelum mereka menyadari siapa yang menyerang mereka. “Dasar brengsek! Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang sudah menyerangku?” Pemimpin pasukan tampak kebingungan, mengamati keadaan sekeliling. “Serang mereka! Serang sekarang!”Para berandal seketika menyerang para pengawal. Sayangnya, sebelum mereka berhasil mendaratkan serangan, mereka sudah tumbang lebih dahulu di aspal. Althon dan Brody menatap dengan takjub, nyaris tak berkedip. “Aku selalu terkejut saat melihat anggota pasukan,” ucap Althon, tersenyum. “Bukankah mereka sangat hebat, Brody?”“Ya, mereka sangat hebat.” Brody tersenyum lebar, menatap tanpa berkedip para pengawal yang membantai ha
Alan terdiam sesaat, mengembus napas panjang. “Aku sungguh menyesal karena aku membawa kabar baik dan kabar buruk sekaligus, Master.”“Aku tidak bisa memprediksi masa depan.” Anthony tersenyum lemah. “Baiklah, aku ingin mendengar kabar baik dahulu, Alan.”“Pasukan pencari sudah menemukan lokasi keberadaan salah satu orang kepercayaan Master Arthur. Mereka akan bertemu dengannya di suatu tempat malam ini.”Anthony tersenyum. “Kabar ini sungguh kabar yang sangat luar biasa. Aku berharap dia memiliki informasi seputar orang-orang kepercayaan Arthur yang lain.”Anthony tiba-tiba terdiam. “Lalu, apa kabar buruknya, Alan?”“Kabar buruk ini nyatanya masih berhubungan dengan sosok kepercayaan Master Arthur. Tuan Arnold dan yang lain mengirimkan pasukan untuk menangkapnya, Master.”“Apa?” Anthony mengepalkan tangan lemahnya. “Mereka sungguh keterlaluan.”“Sosok kepercayaan Master Arthur yang bernama Raka memiliki hubungan dengan sebuah kelompok berandal bernama Red Sting. Pasukan Tuan Arnold m
“Kau hanya memiliki satu kesempatan untuk memperbaiki kesalahanmu selama masa pelatihanmu. Jika kau kembali gagal, kau akan menerima dua konsekuensi. Pertama, kau akan kehilangan ingatanmu soal kelompok kami, atau kedua, kau akan kehilangan nyawamu,” jelas Ali dengan wajah datar. Brody sontak terkejut, menegakkan punggung, segera menutup mulut rapat-rapat. Ali dan para pengawal hanya duduk dan berdiri di dekatnya, tetapi mereka mampu membuatnya sangat tertekan. “Kau masih memiliki satu pertanyaan tersisa dan waktu tiga puluh tujuh menit. Kau tidak terlalu pandai dalam menggunakan kesempatanmu. Kau ceroboh.”Brody mengepalkan tangan erat-erat. Ia berpikir keras untuk menentukan pertanyaan terbaik. Ia sudah menyusun daftar pertanyaan untuk pertemuan malam ini. Akan tetapi, ia mendadak bodoh sehingga tidak menggunakan kesempatan dengan baik.“Sial, aku gugup sehingga bertindak bodoh! Apa yang harus aku tanyakan padanya?” gumam Brody dengan tangan terkepal erat. Brody terdiam selama b
Para pendukung Brody seketika bersorak di saat Ray meringis kesakitan, sedangkan para pendukung Ray memaki sangat kencang, tidak menerima hasil pertandingan. “Sial!” Ray memegang tangannya. “Sampah itu mematahkan tanganku. Aku nyaris tidak bisa menggerakkan tangan kananku sekarang.”Kedua pendukung mulai berkelahi hingga beberapa barang terlempar. Gon memukul beberapa penonton yang menghalangi jalannya. Ia pergi menuju pintu keluar, mengamati Brody. “Aku akan kembali untuk merekrutmu, Brody.”Althon mengamati kepergian Gon, menoleh pada Brody. “Kau melakukan tugasmu dengan sangat baik. Aku ingin bertarung denganmu suatu saat nanti.”“Tutup mulutmu, brengsek!” Brody bernapas terengah-engah. “Kau membuatku kesulitan! Kau harus memberikan uang hadiah itu padaku!”“Beristirahatlah sekarang, Brody. Kau harus bersiap untuk berbincang dengan Ali dan yang lain,” ujar Althon seraya memberi tanda pada Ali.“Ah, jadi pemimpin para pengawas itu bernama Ali.” Brody tersenyum, terdiam saat Ali m