Semuanya saling memandang dengan kaget sambil berpikir, 'Belagu sekali kamu, bisa-bisanya bilang dia pecundang?'Arden yang menghasilkan Giok Kaisar Hijau, berdasarkan keterampilannya dalam menilai, dia pasti adalah ahli taruhan baru.Sebelum Arden bersuara, Chelsey sudah beraksi. Arden sudah membantunya menghasilkan 100 miliar, bagaimana mungkin dia membiarkan orang lain memarahi Arden begitu saja?Dia berkata dengan penuh amarah, "Leon, kurasa otakmu bermasalah. Aku yang membawa Arden datang, apa urusannya denganmu? Kalau kamu diam di sana, nggak akan ada yang mengira kamu bisu."Arden tidak mengucapkan sepatah kata pun. Karena ada yang membelanya, dia tidak perlu membuang-buang tenaga, tetapi dia sangat kesal. 'Sekalipun statusku di Keluarga Savero sangat rendah, kamu juga nggak boleh bersikap seperti itu padaku. Nggak ada kata terlambat untuk balas dendam, lihat saja nanti."Leon tidak menyangka Chelsey akan berseteru dengannya demi membela Arden. Dia sangat malu dan hanya bisa ber
Leon tidak menyangka Arden akan ikut serta dalam penawaran dan bersaing untuk mendapatkan batu mentah itu. Alhasil, harga batu mentah terus naik dan Leon pun mengerutkan keningnya sambil berseru dengan marah, "Jangan ikut campur, kamu itu hanya orang miskin, pecundang. 2 juta pun kamu belum tentu punya, beraninya ikut menawar, cepat pergi."Arden malas menanggapinya, tetapi Chelsey yang berdiri di samping malah menjawab dengan penuh amarah, "Diam kamu, Arden adalah asistenku. Dia nggak punya uang, aku punya. Dia boleh menawar sesuka hatinya, aku mendukungnya."Nick menyiku lengan Leon sambil berbisik, "Nggak usah basa-basi, berapa pun harganya, kita harus mendapatkan batu mentah ini."Leon mengangguk. Hatinya diselimuti dengan amarah, dia tidak mungkin membiarkan Leon memenangkan penawaran. Dia berseru dengan kuat, "36 miliar!"Melihat kedua tuan muda berseteru dengan Chelsey dan Arden, orang-orang lainnya tahu mereka tidak akan punya kesempatan untuk memenangkan penawaran sengit ini.
Bagaimanapun, dia masih kesal karena kalah taruhan 2 miliar dari Arden. Dia merasa sangat dipermalukan dan ingin memenangkan kembali harga dirinya."Benar, ayo pergi," kata Leon.Kedua tuan muda itu pergi membayar dengan senang hati. Setelah bayar, batu mentah itu menjadi milik mereka dan akan dibelah di tempat. Batu seharga 70 miliar itu menarik perhatian banyak orang, apalagi itu adalah batu termahal yang pernah ada di tempat ini.Tak lama kemudian, batu itu dibelah. Semuanya mengamati dengan saksama, tetapi hasilnya berbeda dengan dugaan orang-orang."Ada apa? Dalamnya kosong, nggak ada batu giok, sial sekali!""Berarti rugi, dong? Batu seharga 70 miliar nggak ada isinya."Arden tersenyum. Benar, hasilnya sesuai dengan dugaannya."Astaga, benar-benar rugi!" Chelsey meremas lengan Arden, suaranya bahkan gemetaran. Kalau Arden tidak menghentikannya tepat waktu, dia akan rugi 80 miliar, mungkin ususnya pun akan membiru.Berkat Arden, dia berhasil terhindar dari kerugian. Hal ini membua
Di sebuah restoran Barat paling mewah di Kota Bahari. Sekarang waktu menunjukkan pukul lima sore, jumlah pengunjung tidak terlalu banyak dan terdapat satu unit piano besar di tengah aula. Seorang pria bule berambut pirang sedang fokus memainkan piano, alunan musik yang merdu membuat suasana menjadi sangat tenang.Para pelayan yang mengenakan kemeja putih dan dasi hitam sedang melayani tamu dengan teliti. Tentu saja, harga makanan di sini sangat tinggi sehingga orang biasa tidak akan berani memasuki tempat ini.Arden dan Chelsey duduk berhadapan di dekat jendela. Mereka sedang menikmati makanan lezat yang dipadukan dengan segelas anggur merah.Kalau dibandingkan dengan para tamu yang dibaluti dengan pakaian bermerek, pakaian Arden sangat biasa, apalagi kausnya ternodai oleh serpihan batu. Namun, caranya menggunakan peralatan makan dan mengangkat gelas sangat elegan.Terlepas dari cara berpakaiannya, dia tampak sangat berwibawa. Terlihat jelas dia tidak sedang berakting, melainkan semua
Sesaat kemudian, terdengar notifikasi pesan dari saku Arden. Dia mengeluarkan ponselnya dan melirik sekilas sambil berkata, "Uangnya sudah masuk." Ponsel ini sudah tua dan usang, bahkan merupakan ponsel bekas Elsa yang diberikan pada Mia. Kemudian, layar ponsel pecah dan diberikan padanya.Menurut Chelsey, Arden adalah pria kaya yang berpura-pura miskin seperti di film-film. Dia merasa pria ini sangat menarik, jadi dia pun berkata sambil tersenyum, "Karena kamu sudah punya istri, aku akan menjadi orang kepercayaanmu.""Boleh juga, terserah kamu," jawab Arden dengan senang hati. Bagaimanapun, wanita cantik di hadapannya dapat dipercaya dan cocok dengannya."Kalau begitu, jangan hanya memberikan hadiah pada istrimu, berikan padaku juga. Aku nggak peduli dengan harganya, karena hari ini aku berulang tahun," kata Chelsey sambil tersenyum manis."Benarkah? Kebetulan sekali." Arden agak tidak percaya."Tentu saja, kalau kamu nggak percaya, malam ini aku akan mengundangmu datang ke pesta ulan
Keduanya keluar dari restoran Barat, Chelsey yang mengendarai mobil. Dia tidak berani membiarkan Arden mengendarai Ferrari-nya lagi, karena Arden sangat brutal dan menakutkan. Dia takut dirinya tidak akan sanggup bertahan dan memuntahkan makanan lezat yang baru saja dia makan.Jalanan agak ramai sehingga kendaraan melaju dengan lambat. Chelsey bertanya sambil tersenyum, "Arden, bukannya kamu nggak punya pekerjaan? Bagaimana kalau kamu menjadi sekretarisku? Jam kerja fleksibel, kamu boleh menentukan sendiri. Selain itu, gajinya pun tinggi, bagaimana?"Bekerja sebagai sekretaris bos cantik adalah profesi yang diimpikan oleh banyak anak muda. Terlepas dari hal lain, melihat sesuatu yang indah bagus untuk kesehatan, apalagi kalau diberi gaji tinggi.Arden menggelengkan kepalanya untuk menolak. "Lupakan saja, sebenarnya aku sangat sibuk.""Yang benar saja." Chelsey mendeliknya sambil berkata dengan kesal, "Kamu sibuk apa? Kamu dikatai pengangguran, pecundang oleh ibu mertuamu. Lakukan hal y
Salah satu area dipenuhi dengan toko jam. Vacheron Constantin, Audemars Piguet, Patek Phillipe, ketiga toko ini bersebelahan. Mereka langsung berkendara menuju toko Richard Mille. Kebetulan sebuah Mercedes-Benz melaju pergi sehingga terdapat tempat kosong, Chelsey segera memarkirkan mobil.Begitu mobil berhenti, ponsel Chelsey berdering. Ada yang menelepon, Arden pun berkata, "Angkat telepon sana, aku masuk dulu."Orang yang menelepon adalah sahabatnya, Chelsey mengangguk sambil berkata, "Oke, kamu pilih saja dulu, nanti aku akan ...."Arden turun dari mobil dan berjalan memasuki toko. Hanya ada sedikit pelanggan di dalam toko, bagaimanapun jam tangan bermerek ini sangat mahal dan sebagian orang kaya merasa modelnya agak berlebihan. Jadi, jam tangan ini lebih diminati oleh anak muda dan biasanya hanya anak orang kaya yang sanggup membelinya.Sepasang pria dan wanita berdiri di depan rak yang terletak di kejauhan. Pria paruh baya berkepala botak itu memakai kaos bermotif bunga-bunga den
Meskipun gadis itu adalah seorang mahasiswa muda, gaya hidupnya cukup boros. Kalau tidak, dia mana mungkin menjalin hubungan dengan pria yang seumuran dengan ayahnya. Dia membentak Chelsey dengan kasar, "Wanita Sialan, apa urusannya denganmu? Beraninya memarahiku, kamu cari mati?"Pria itu berseru dengan kaget, "Bu Chelsey ...." Kemudian, dia menegur pacarnya, "Sialan, diam kamu."Wanita itu tercengang. Dia tidak menyangka pria tua yang selalu memanjakannya akan memarahinya demi wanita lain, wajahnya sontak memerah. "Kamu nggak salah? Dia itu siapa? Aku yang menemanimu tidur, bisa-bisanya kamu memihak orang lain."Chelsey mendengus dingin sambil berkata, "Peto, kaya sekali kamu sampai sanggup menafkahi gadis muda. Beraninya mengasariku, kelak nggak usah mengantarkan bahan baku padaku lagi, kerja sama kita berakhir."Ternyata pria tersebut menyuplai bahan baku kepada perusahaan Chelsey. Setelah diolah menjadi perhiasan dan dijual secara grosir, mereka dapat menghasilkan keuntungan 160 s