Share

KITC-03

Author: Azitung
last update Last Updated: 2024-09-26 12:27:24

Felix menarik napas dalam, menyadari bahwa Veny berhak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dia akan menjelaskannya dengan hati-hati, seolah ingin menenangkan wanita yang masih terbaring lemah itu.

“Baiklah, aku akan menjelaskan semuanya,” katanya dengan suara tenang. “Malam itu, aku sedang dalam perjalanan menuju bandara. Aku harus mengejar penerbangan untuk kembali ke Philadelphia, kotaku. Namun, ketika aku sedang menyetir, tiba-tiba kamu muncul di tengah jalan. Aku tidak sempat menghindar. Mobilku menabrakmu. Itu kecelakaan, dan aku benar-benar tidak melihatmu datang.”

Felix berhenti sejenak, mencoba membaca reaksi Veny, meskipun matanya masih tertutup oleh perban. Dia melanjutkan dengan nada penuh penyesalan, “Setelah kecelakaan itu, aku segera membawamu ke rumah sakit ini. Kamu dibawa langsung ke ruang operasi karena cedera di wajahmu sangat serius. Aku merasa bersalah, dan aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan tetap di sini sampai kamu sembuh.”

Veny mendengarkan dalam diam, mencoba memahami semua yang dikatakan Felix. Namun, masih ada banyak pertanyaan di benaknya.

“Aku... aku masih tidak ingat,” gumam Veny lemah. “Kamu bilang dari Philadelphia? Apa kamu akan kembali ke sana?”

Felix mengangguk, meski Veny tidak bisa melihatnya. “Ya, aku seharusnya kembali, tapi aku memutuskan untuk tinggal. Setidaknya sampai aku tahu kamu sudah benar-benar pulih. Ini semua salahku, dan aku tidak akan pergi sampai aku memastikan kamu mendapatkan perawatan yang kamu butuhkan.”

Ada jeda panjang di antara mereka, hanya suara mesin monitor yang terdengar di kamar itu. Veny merasa bingung dan hampa, sementara Felix masih dibayang-bayangi oleh rasa bersalah yang terus menghantuinya.

“Aku tahu ini tidak bisa menggantikan apa yang terjadi,” tambah Felix dengan suara rendah, “tapi aku akan memastikan kamu mendapat pengobatan yang terbaik sampai kamu benar-benar sembuh.”

Ketika Felix baru saja selesai berbicara, pintu kamar terbuka dan seorang dokter serta perawat masuk. Mereka membawa clipboard dan perlengkapan medis untuk memeriksa kondisi Veny. Sang dokter, dengan suara tenang dan profesional berkata, “Nona Diandra, kami akan memeriksa kondisi Anda sebentar.”

Mendengar nama itu, Veny mengerutkan kening. “Diandra? Siapa Diandra?” tanyanya bingung. Ia tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya, apalagi menyadari bahwa orang-orang di sekelilingnya memanggilnya dengan nama tersebut.

Felix tampak tegang dan tidak tahu bagaimana harus menjelaskan. Namun, sebelum dia bisa bicara, dokter sudah mulai memberikan penjelasan. “Maaf, kami diberitahu bahwa nama Anda Diandra oleh wali Anda di sini,” dokter melirik sekilas ke arah Felix. “Namun yang lebih penting, kami perlu membahas kondisi kesehatan Anda sekarang.”

Veny tetap terdiam, hatinya masih dipenuhi kebingungan, tapi ia mendengarkan dokter dengan cermat.

“Kami telah melakukan yang terbaik dalam operasi Anda,” lanjut dokter. “Sebagian besar luka di wajah Anda bisa kami tangani dengan baik, wajah anda mungkin akan sulit dikenali karena perubahan pada dagu Anda, dan cedera parah di area mata. Sayangnya, penglihatan Anda terkena dampak yang sangat signifikan. Kami sudah melakukan semua yang kami bisa, tetapi saya harus memberitahu Anda, bahwa fungsi penglihatan Anda... tidak lagi bisa dipulihkan.”

Kata-kata itu melayang di udara seperti bom yang meledak. Veny terdiam, jantungnya seperti berhenti berdetak sejenak. Tubuhnya terasa lemas, seolah gravitasi menariknya lebih kuat ke ranjang. Mata… penglihatanku… hilang?

“Tidak,” Veny berbisik, suaranya parau dan bergetar. “Tidak mungkin… Ini tidak mungkin…”

Felix yang berdiri di sebelahnya merasa tenggorokannya tercekat. Dia bisa melihat betapa terpukulnya Veny oleh berita itu, dan rasa bersalah semakin dalam menghantam dirinya. Ia ingin mengatakan sesuatu, apa pun untuk menenangkan Veny, tapi tidak ada kata-kata yang cukup. Semuanya terasa sia-sia.

Air mata mulai mengalir di pipi Veny, meskipun matanya tertutup perban. Hatinya hancur berkeping-keping, membayangkan hidup tanpa penglihatan. Selama ini dia selalu menganggap matanya adalah jendela dunianya, dan sekarang jendela itu tertutup selamanya. Kesedihan dan kepedihan menyapu seluruh jiwanya. Bagaimana aku akan hidup tanpa melihat dunia lagi?

Dalam keheningan yang penuh luka itu, dokter menyelesaikan pemeriksaannya, lalu pergi meninggalkan Veny bersama Felix, yang hanya bisa berdiri di sana dengan hati yang berat.

Seminggu telah berlalu sejak Veny menjalani perawatan intensif. Hari ini, perbannya sudah dibuka. Perlahan-lahan, ia menggerakkan tangannya, meraba wajahnya yang kini terasa berbeda. Dagunya sedikit lebih lancip daripada sebelumnya, hasil dari operasi yang dilakukan untuk memperbaiki luka akibat kecelakaan itu. Namun, perubahan ini terasa tak berarti dibandingkan kenyataan lain yang baru saja ia ketahui.

Dokter dengan suara hati-hati memberitahu Veny bahwa ia saat ini sedang mengandung sepuluh minggu. Berita itu menghantamnya seperti ombak yang tiba-tiba datang. Bayangan masa lalu segera kembali, dan Veny telah mengingat kejadian sebelum kecelakaan, momen-momen penuh kebencian dengan Samy. Semua itu membuat perasaan di dalam dirinya semakin rumit.

Ia duduk di tepi ranjang rumah sakit, perutnya yang mulai membesar sedikit disentuh dengan lembut. Samy. Nama itu terasa seperti racun di pikirannya. Rasa bencinya semakin mendalam, mengingat bagaimana Samy pernah menyakitinya dengan begitu parah. Segala kebencian, kepahitan, dan rasa pengkhianatan mengendap di hatinya.

Dia tidak berhak tahu, pikir Veny dengan tegas. Samy tidak akan pernah tahu tentang anak ini. Ia tidak akan membiarkan pria yang telah menghancurkan hidupnya mengetahui bahwa dirinya mengandung anak mereka. Ini adalah rahasia yang akan Veny simpan untuk dirinya sendiri.

Dengan perasaan penuh tekad, Veny menyentuh perutnya sekali lagi. Aku akan menjaga anak ini sendiri. Tanpa Samy.

Saat Felix datang ke kamar rumah sakit, Veny sedang duduk tenang di ranjang, wajahnya kini tanpa perban. Meski luka di wajahnya mulai sembuh, ada kesedihan dan keputusasaan yang tak bisa disembunyikan. Felix dengan langkah hati-hati mendekati Veny.

“Aku datang untuk pamit,” kata Felix dengan nada pelan, namun tulus. “Aku harus kembali ke Philadelphia hari ini. Aku sudah mengurus semuanya untukmu di sini. Kalau ada apa-apa, jangan ragu untuk menghubungiku.”

Felix mengeluarkan sebuah kartu dari sakunya dan menyerahkannya kepada Veny. “Ini untuk kebutuhanmu selama pemulihan. Jangan khawatir tentang biaya apa pun, aku yang akan mengurus semuanya. Aku juga sudah menghubungi beberapa ahli dan aku akan mencari donor mata secepat mungkin untukmu.”

Veny menatap kartu di tangannya, jari-jarinya menyusuri permukaan kartu itu, meski ia tahu tak akan bisa melihatnya. Perasaan campur aduk memenuhi dirinya, rasa syukur atas bantuan Felix, tapi juga kehampaan atas masa depannya yang tak pasti. Namun, di tengah pikirannya yang kacau, sesuatu muncul di benaknya. Sebuah ide yang tak terduga.

Tiba-tiba tanpa berpikir panjang Veny berkata, “Aku ingin ikut ke kotamu.”

Felix terdiam, terkejut dengan permintaan mendadak itu. “Ke Philadelphia?” tanyanya, memastikan dia tak salah dengar.

Veny mengangguk pelan. “Ya, aku tidak punya siapa-siapa di sini, dan aku... aku tidak bisa tinggal di sini lebih lama. Semua kenangan buruk tentang hidupku ada di sini, dan aku ingin pergi. Kamu bilang akan membantuku, kan? Mungkin di sana aku bisa memulai hidup baru.”

Felix menatap Veny, melihat tekad di wajahnya meski dia tahu Veny masih berjuang melawan rasa sedih dan luka batin. Di satu sisi, Felix merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Veny. Membawanya ke Philadelphia mungkin adalah satu-satunya cara untuk membantunya benar-benar pulih, baik secara fisik maupun emosional.

Felix mengangguk dengan tegas. “Baik, kalau itu yang kamu inginkan. Aku akan mengatur semuanya. Kita akan berangkat secepat mungkin.”

Veny merasa lega mendengar itu. Ini adalah langkah pertama menuju sesuatu yang baru, meskipun ia tidak tahu apa yang akan terjadi di Philadelphia, ia merasa itu adalah awal untuk meninggalkan luka lamanya di belakang.

​​

Related chapters

  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-04

    Veny kini menjalani hidup baru di Philadelphia, dengan identitas barunya sebagai Diandra. Ia tinggal di rumah Felix dan istrinya, Tania, yang sangat menyukainya. Transplantasi mata telah berhasil membuat penglihatannya kembali. Perubahan wajahnya semakin kentara karena mata yang semula berwarna abu-abu kini berganti amber, ditambah dagu yang telah lancip membuat wajah Veny terlihat lebih cantik dan semakin memikat, tatapannya pun tidak sendu lagi, kini berubah lebih berani. Sehingga mungkin orang yang dulu bersamanya tidak akan mengenalinya sebagai Veny. Felix dan Tania merawat Veny dengan penuh perhatian, bahkan hingga Veny melahirkan seorang putra. Kehadiran anaknya menjadi pelipur lara di tengah kenangan masa lalunya. Namun, setiap kali Veny menatap mata hitam pekat anaknya, bayangan Samy selalu terlintas di benaknya. Meskipun ia telah jauh dari masa lalu, kenangan tentang Samy tetap tak terhapuskan, terutama saat melihat bayangan pria itu dalam bola mata anaknya.Sambil mengg

    Last Updated : 2024-09-26
  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-05

    Damian menyambut Samy dengan hangat, senyumnya lebar, lalu mengarahkan Samy untuk berhadapan langsung dengan Veny. “Ini Dokter Diandra, yang baru saja kita bicarakan,” katanya, memperkenalkan mereka dengan nada ceria. Samy menatap Veny dengan tatapan yang membuatnya merasa cemas, tetapi kemudian menyapa, “Selamat malam, Dokter Diandra.” Veny merasa sedikit lega karena Samy tidak mengenali dirinya, setidaknya untuk saat ini. Namun, Damian melanjutkan, “Samy ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang penting. Mungkin kalian bisa mencari tempat yang lebih tenang.” Veny menelan ludah, jantungnya berdegup kencang. Awalnya, ia ragu untuk berbicara dengan Samy. Ia tidak ingin terjebak dalam drama emosional yang telah lama ditinggalkannya. Namun, suasana di sekelilingnya mendadak riuh ketika seorang dokter wanita berteriak, “Wow, kamu beruntung diundang bicara oleh Samy!” Teriakan itu membuat Veny merasa tertekan. Semua orang menatapnya, dan ia merasakan tekanan untuk menjawab. Den

    Last Updated : 2024-09-26
  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-06

    Di sebuah ruang pertemuan mewah di salah satu hotel San Diego, Samy menatap Veny yang kini dikenal sebagai Dokter Diandra, dengan ekspresi tegang. Ran, asisten kepercayaannya, baru saja memberikan saran agar Veny menerima tawaran Samy untuk merawat seseorang yang penting baginya. Namun ketegangan di antara mereka mulai terasa saat Veny menyuarakan ketidaknyamanannya."Kenapa orang itu tidak dibawa saja ke rumah sakit, seperti pasien lainnya?" Veny bertanya dengan suara tenang namun tegas, tatapannya menantang. Meskipun dia mencoba menutupi rasa cemasnya, di dalam hati Veny merasakan gejolak emosional. Samy, yang dia kira tak akan pernah dia temui lagi, kini berada di hadapannya membawa bayangan masa lalu yang menyakitkan.Samy yang sejak tadi menahan emosi tiba-tiba mengeraskan nada suaranya. "Itu bukan urusanmu, Dokter Diandra," katanya dingin, matanya menyala dengan kemarahan yang terpendam. "Kamu hanya perlu melakukan apa yang kuminta. Tidak lebih, tidak kurang."Veny terkejut deng

    Last Updated : 2024-10-02
  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-07

    Veny mulai memeriksa kaki Moza dengan alat seadanya. Sambil memegang pergelangan kaki yang terlihat normal, ia merasa ada sesuatu yang tidak biasa. Namun tanpa peralatan medis yang lengkap Veny tidak berani memberikan diagnosa pasti."Kamu harus ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Veny hati-hati.Moza langsung menggeleng, ekspresi wajahnya berubah ketakutan. "Aku trauma dengan rumah sakit. Aku nggak bisa ke sana."Veny menghela napas panjang, merasa dilematis. "Kalau begitu, aku tidak bisa mengobatimu. Aku butuh hasil yang lebih jelas untuk bisa membantumu."Moza terdiam, kebingungan antara ketakutan lamanya seolah ada yang ia sembunyikan.Veny merasakan keganjilan dalam pernyataan Moza, tetapi dia tetap berusaha menjaga ketenangannya. "Baiklah, kalau itu keputusanmu," katanya dengan tenang sambil membereskan peralatan seadanya.Moza tersenyum samar seolah menikmati situasi, dan berkata, "Aku tidak akan memaksamu. Lebih baik aku tidak diobati daripada harus ke rumah s

    Last Updated : 2024-10-02
  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-08

    Veny melangkah keluar dengan cepat, berusaha menghindari drama murahan yang dimainkan Moza di dalam. Hatinya bergolak, namun dia tak ingin terseret lebih dalam. Begitu sampai di luar, dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti ketika matanya tertuju pada pintu kamar di sebelah kamar yang dulu pernah ia tempati.Tatapannya tertahan pada pintu itu. Ada sesuatu yang memanggilnya kembali, seolah-olah pintu itu menyimpan kenangan yang selama ini berusaha dia kubur. Veny merasakan keinginan kuat untuk membukanya, meski tahu di baliknya tersimpan begitu banyak kenangan, baik yang indah maupun yang penuh luka.Di dalam kamar itu, dia pernah merasakan kebahagiaan sederhana bersama Sam. Momen-momen yang kini hanya terasa seperti bayangan samar dari masa lalu. Namun, kamar itu juga menjadi saksi bisu ketika segalanya runtuh, ketika cinta yang pernah ia yakini ternyata hanyalah ilusi.Veny menggenggam gagang pintu sejenak, mencoba melawan doronga

    Last Updated : 2024-10-02
  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-09

    Seminggu telah berlalu sejak pertemuan terakhirnya dengan Samy, dan Veny merasa tenang. Dia tidak pernah lagi berurusan dengan pria itu, dan kehidupannya kembali normal. Dia mampu bekerja dengan baik di rumah sakit, fokus pada pasien-pasiennya, dan menjalani rutinitas yang lebih damai.Hari ini, saat melihat Nick bermain di ruang tamu, Veny merasa kerinduan yang mendalam akan tempat masa kecilnya. Kenangan akan rumah orang tuanya muncul kembali, membawa senyum di wajahnya. Ia ingin menunjukkan kepada Nick tempat di mana ia tumbuh besar, memberi anaknya kesempatan untuk merasakan suasana yang sama seperti yang pernah dia alami.Veny pun mengambil keputusan untuk mengajak Nick jalan-jalan ke rumah orang tuanya. “Nick, bagaimana kalau kita pergi mengunjungi nenek dan kakek hari ini?” tanyanya sambil berjongkok di depan anaknya.Nick menatapnya dengan mata bersinar penuh semangat. “Nenek? kita akan bertemu Nenek yang sering Mom ceritaka" jawabnya ceria, bola matanya berbinar.Veny merasa

    Last Updated : 2024-10-02
  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-10

    Veny dengan nama alias Dokter Diandra, membawa berkas rekam medis Moza dan masuk ke dalam ruangan pemeriksaan. Moza sudah duduk di kursi roda, ditemani oleh seorang perawat. Setelah melihat Veny masuk, Moza mengangkat tangannya sedikit."Bisakah kau tinggalkan kami sebentar?" tanya Moza pada sang perawat.Perawat itu terlihat ragu sejenak, lalu menoleh pada Veny yang mengangguk tanda setuju. Setelah perawat meninggalkan ruangan. Veny mendekat dan bersiap untuk memulai pemeriksaan."Baiklah, Nyonya Moza. Kita akan mulai dengan pemeriksaan dasar dulu. Saya akan mengecek kondisi fisik Anda sebelum masuk ke tahap lanjut."Kepalanya sedikit menggeleng, "Tidak perlu pemeriksaan."Veny terkejut, "Tidak perlu? Nyonya, ini penting untuk kesehatan Anda. Kami butuh memeriksa kondisi Anda sebelum menentukan langkah pengobatan selanjutnya."Moza Menatap Veny tajam, "Aku tahu apa yang ku butuhkan. Dan itu bukan pemeriksaan medis, Dokter Diandra."Veny berhenti sejenak, berusaha menenangkan dirinya.

    Last Updated : 2024-10-02
  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-11

    Samy menatap Moza dengan ekspresi dingin, lalu dengan nada agak kesal bertanya, "Kenapa kau mempermainkan pemeriksaan ini? Kau tahu kan ini penting."Moza yang duduk di hadapannya dengan santai, tersenyum tipis. "Samy, tenang saja. Aku hanya bertanya, tapi dokter itu langsung menghentikan pemeriksaan. Padahal kau bilang dokter Diandra itu bukan sembarang dokter."Samy memicingkan matanya, tak suka dengan sikap Moza yang terlihat tak serius. "Kita tidak punya waktu untuk main-main, Moza. Kau sadar ini bisa memperburuk keadaanmu, kan? Dan kenapa kau tiba-tiba membahas Veny di hadapan dokter Diandra? Apa maksudmu?"Moza mengangkat bahunya, seolah tak peduli dengan kemarahan Samy. "Aku mendengar suara Veny di Dokter Diandra. Lagipula, aku pikir kau sudah melupakan masa lalumu dengan Veny. Kenapa kau begitu tegang setiap kali dia disebutkan?"Samy mengepalkan tangan, menahan diri untuk tidak meluapkan emosinya di depan Moza. "Veny sudah tidak ada hubungannya dengan ini. Jangan bawa dia ke

    Last Updated : 2024-10-03

Latest chapter

  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-135

    "Alex," ucapnya lembut.Alex menoleh, matanya bertemu dengan tatapan Diandra. "Ada apa?""Terima kasih," kata Diandra, senyumnya tulus. "Untuk segalanya."Alex tersenyum tipis, lalu menjawab, "Aku akan selalu melindungimu, Diandra. Apa pun yang terjadi."Diandra merasakan sesuatu yang hangat di hatinya. Kini ia tahu, Alex bukan hanya sekadar teman, tetapi seseorang yang tulus ingin memperjuangkannya. Diandra mulai menyadari bahwa mungkin, ia juga memiliki perasaan yang sama.Setelah konferensi pers itu, Alex memutuskan untuk tinggal di San Diego lebih lama. Ia merasa ada banyak hal yang belum selesai, terutama terkait Celia dan Rod yang masih menjadi ancaman. Namun, di sisi lain, Alex juga sadar bahwa alasan sebenarnya ia ingin tetap di kota itu adalah Diandra.Diandra mulai merasa kebersamaan mereka semakin intens. Setiap kali Alex berada di sekitar, ia merasa nyaman, meskipun ia mencoba menyangkal perasaan itu.Suatu sore, Alex mengundang Diandra untuk berjalan-jalan di taman dekat

  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-134

    Beberapa minggu setelah makan malam itu, Alex semakin sering datang ke San Diego. Tidak hanya untuk bertemu Diandra, tetapi juga menjalin hubungan baik dengan Nick, Veny, dan bahkan Samy. Diandra yang awalnya ragu mulai menyadari bahwa Alex tidak main-main.Suatu sore, Diandra sedang duduk di taman belakang rumah sambil membaca buku. Alex tiba-tiba muncul dengan membawa sekotak besar kue."Hei, aku tidak tahu kau suka membaca buku filsafat," kata Alex sambil duduk di samping Diandra.Diandra menutup bukunya dan menatap Alex. "Aku hanya mencoba memahami hidup ini lebih baik."Alex tertawa kecil. "Kalau begitu, bagaimana kalau kita memulai dengan memahami rasa kue ini?"Diandra tertawa, lalu membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat berbagai jenis kue yang tampak lezat."Kenapa kau selalu membawa sesuatu setiap kali datang?" tanya Diandra sambil mengambil sepotong kue."Karena aku ingin kau tahu bahwa aku serius. Dan, aku ingin kau bahagia," jawab Alex, menatap Diandra dengan mata penuh k

  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-133

    Diandra menunduk, merasa jantungnya berdebar kencang. Selama ini, ia juga merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Alex, tapi ia tidak berani mengakui bahkan pada dirinya sendiri."Alex," akhirnya ia berbicara. "Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku menghargai kejujuranmu, tapi aku butuh waktu untuk memikirkan ini."Alex mengangguk dengan senyum pahit. "Tentu. Aku tidak ingin memaksamu. Ambillah waktu sebanyak yang kau butuhkan."Diandra mengangguk kecil, dan suasana di antara mereka menjadi sunyi. Namun, meski tanpa kata, ada sesuatu yang terasa lebih dalam di udara, seperti awal dari sesuatu yang baru.Saat Alex pergi meninggalkan rumah, ia merasa lega telah mengungkapkan perasaannya, meskipun tidak tahu bagaimana tanggapan Diandra selanjutnya. Sementara itu, Diandra berdiri di depan pintu, memikirkan kata-kata Alex dan mencoba memahami perasaannya sendiri.Hari-hari berlalu sejak pengakuan Alex, dan hubungan antara Alex dan Diandra menjadi lebih canggung namun penuh arti. Diandra se

  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-132

    Alex menatap Samy dengan tenang, kemudian mengarahkan pandangannya kembali ke Diandra. "Seseorang yang pernah membantuku melewati masa sulit. Aku rasa tidak ada salahnya menunjukkan rasa terima kasih."Nick berdiri dari tempat duduknya, berusaha mengalihkan perhatian. "Kenapa tidak kita bicara di luar, Alex? Ada beberapa tempat bagus yang ingin kutunjukkan padamu."Alex tersenyum mengangguk, tetapi sebelum berdiri, ia berkata, "Tentu. Tapi sebelum itu, aku ingin mengatakan sesuatu pada Diandra."Semua mata langsung tertuju pada gadis itu. Diandra yang merasa pusat perhatian, semakin salah tingkah. "Ya... ada apa, Alex?"Alex mengambil napas sejenak, lalu berkata, "Aku tahu kau pernah mengalami banyak hal yang sulit, tapi aku ingin kau tahu bahwa aku sangat mengagumi keteguhanmu. Kau adalah seseorang yang spesial, Diandra. Itu sebabnya aku ingin memastikan bahwa kau bahagia."Ruangan itu hening. Diandra menatap Alex dengan campuran keterkejutan dan kebingungan. Nick tampak tidak senang

  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-131

    Beberapa minggu kemudian, pengadilan memutuskan bahwa Celia dan Rod bersalah atas pencemaran nama baik serta penyalahgunaan wewenang selama menjabat di perusahaan. Mereka dijatuhi hukuman yang membuat mereka kehilangan hak untuk terlibat dalam dunia bisnis.Di kantor EC, Alex berdiri di depan seluruh karyawan, memberikan pidato kemenangannya.“Hari ini bukan hanya kemenangan bagi saya, tapi juga bagi kita semua. Perusahaan ini adalah warisan ayah saya, dan saya berjanji akan menjaga kepercayaannya dengan bekerja bersama kalian untuk membuat EC semakin besar.”Tepuk tangan riuh memenuhi ruangan. Diandra dan Nick tersenyum bangga di belakang ruangan, menyadari bahwa perjalanan mereka bersama Alex baru saja dimulai.Kini, Alex tidak hanya membuktikan dirinya sebagai pewaris sah, tetapi juga pemimpin yang layak untuk memimpin EC ke masa depan yang lebih cerah.Setelah semua kekacauan selesai, Nick dan Diandra memutuskan untuk kembali ke San Diego. Mereka merasa tugas mereka di New York su

  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-130

    Salah satu anggota dewan, Tuan Harry, angkat bicara. "Bukti ini sangat jelas. Saya setuju bahwa tindakan hukum harus diambil. Kita tidak bisa membiarkan perusahaan ini jatuh ke tangan yang salah."Celia mencoba membela diri. "Ini semua tidak benar! Ini hanya rekayasa Alex untuk menjatuhkan kami!"Namun, Alex tetap tenang. "Jika Anda merasa ini rekayasa, Nyonya Celia, Anda bisa membuktikannya di pengadilan."Dewan direksi akhirnya memutuskan untuk memecat Celia dan Rod dari semua posisi mereka di perusahaan dan menyerahkan kasus tersebut kepada pihak berwenang.Setelah pertemuan itu, Alex berdiri di balkon kantornya, memandang langit malam. Nick dan Diandra mendekatinya."Kau melakukannya, Lex," kata Nick sambil tersenyum bangga.Alex mengangguk pelan. "Ini semua bukan hanya untukku, tapi juga untuk ayah dan semua orang yang telah bekerja keras membangun perusahaan ini."Diandra tersenyum. "Sekarang apa rencanamu, Alex?"Alex menoleh ke mereka berdua. "Mulai sekarang, aku akan membawa

  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-129

    Ruangan itu dipenuhi dengan bisik-bisik kaget dan tatapan tidak percaya. Beberapa tamu berdiri dari kursi mereka, ingin memastikan bahwa apa yang mereka dengar benar.Alex tetap tenang di atas panggung, menatap tamu-tamu yang mulai berbisik lebih keras."Selama ini, saya memilih untuk tidak muncul karena ingin melihat siapa saja yang benar-benar peduli pada perusahaan ini, siapa yang tulus bekerja, dan siapa yang hanya memanfaatkan nama besar EC," lanjut Alex.Nick dan Diandra yang berdiri di sudut ruangan tersenyum penuh kebanggaan. Felix dan Tania juga tampak lega melihat Alex akhirnya mengungkapkan kebenaran."Seperti yang kalian ketahui, perusahaan ini adalah hasil kerja keras ayah saya, Evanders. Dan sebagai pewaris sah, saya memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan perusahaan ini tetap berada di jalur yang benar," tambah Alex dengan nada tegas.Sementara itu, di luar ruangan, Celia yang baru siuman terlihat sangat panik. "Rod, kita harus melakukan sesuatu! Kalau tidak, hab

  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-128

    Waktu yang dinantikan pun tiba. Ulang tahun perusahaan yang ke empat puluh. Selain staff yang tergabung dalam pengembangan juga di undang beberapa pengusaha sukses lain terutama yang bermitra dengan perusahaan EC yang di dirikan oleh Evanders, ayah Alex.Tak terkecuali Nick dan Diandra. Kini mereka tengah bersiap di hotel sebelum menuju gedung tempat berlangsungnya acara.Di kamar lain Felix dan Tania juga tengah mempersiapkan diri. Alex meminta mereka secara khusus untuk datang."Kau sudah siap, Lex?" Patra temannya yang setia bertanya."Siap," jawab Alex singkat."Kita berangkat sekarang," ajak Patra yang semobil dengan Alex.Gedung megah tempat berlangsungnya acara ulang tahun ke-40 perusahaan EC telah dipersiapkan dengan sangat apik. Lampu-lampu kristal memancarkan kemewahan, sementara karpet merah menyambut para tamu yang hadir, dari karyawan hingga pengusaha sukses yang bermitra dengan EC.Nick dan Diandra tiba lebih dulu, keduanya mengenakan pakaian formal elegan yang mencermin

  • Kembalinya Istri Tuan CEO   KITC-127

    Tanpa mereka ketahui ada yang paling penting dari itu semua dan Alex sudah memilikinya."Rod, dimana kita akan menemukan berkas berharga itu?" Sejujurnya Celia sudah mulai frustasi karena tidak menemukan benda berharga itu."Aku sedang memikirkannya," kata Rod. "Celia, bagaimana jika kita fitnah Alex melakukan pencurian uang?"Ide itu tiba-tiba terlintas di kepala Rod. "Kita panggil kepala keuangan dan masukkan uang itu ke rekening anonim, lalu kita buat bukti seolah itu milik Alex.""Tidak semudah itu, Rod." Celia meragukan rencana itu."Kenapa tidak, aku akan masukkan buku tabungan itu ke dalam laci milik Alex." Rod sudah dapat caranya.Celia akhir nya tersenyum. "Kau benar, baiklah mari kita lakukan."Mereka berdua TOS untuk merayakan rencana menjatuhkan Alex.Namun, tanpa mereka ketahui, Alex sudah satu langkah lebih maju. Dia memiliki akses ke sistem keamanan kantor, termasuk rekaman CCTV di ruang kerja dan lorong-lorong utama. Selama beberapa minggu terakhir, Alex diam-diam mema

DMCA.com Protection Status