Sosok Rachel perlahan menghilang dari kamera CCTV dan menyatu dengan gelapnya malam. Ronald tiba-tiba mendengar asistennya berkata ketika Ronald akan berganti ke kamera selanjutnya, “Pak Ronald, jalanan itu ada bangunan terbengkalai yang belum selesai pembangunannya. Pemerintah juga sudah menyetujui untuk melakukan pembongkaran terhadap bangunan itu. Jadi, sekarang tidak ada lagi kamera CCTV di sekitarnya.”Tatapan mata Ronald berubah semakin gelap lalu dia berkata, “Apa ada kamera lainnya setelah jalanan ini?”“Ada sebuah desa nelayan kecil setelah jalanan itu. Desa nelayan itu juga sudah dibeli oleh keluarga Tarjoto. Para nelayan yang tinggal di sana sudah pergi dari desa karena sedang dilakukan pembongkaran di sana. Jadi, tidak ada kamera CCTV lagi,” jawab Randi yang mulai mengeluarkan keringat dingin setelah melihat tatapan gelap di mata Ronald. “Tapi ada beberapa kamera CCTV di kapal para nelayan yang ada di sana. Jadi, saya akan coba memeriksanya,” lanjut Randi dengan nada pani
Sosok perempuan cantik itu berhasil menarik perhatian orang banyak, bahkan ketika dia berada di sudut ruangan. “Bu, aku nggak mau menikah,” ujar si perempuan cantik itu. “Kamu ini ngomong apa, sih. Laki-laki dan perempuan kan sudah ditakdirkan untuk menikah satu sama lain. Hal ini sudah ditetapkan selama ratusan ribu tahun lalu. Kami mau bantuin kamu agar kamu bisa punya suami yang baik. Pak Jefri itu laki-laki yang sangat cakap buat kamu. Lebih baik kamu coba saja dulu sama dia,” balas Sania sambil menggenggam tangan perempuan cantik itu. “Ya ampun, Kak! Keluarga Subekti itu kan keluarga paling besar di Kota Abrha. Kamu tuh beruntung banget loh kalau bisa nikah sama Jefri,” ujar seorang gadis yang berada di dekat Sania sambil tersenyum dengan tatapan mata penuh rasa cemburu. Perempuan cantik itu adalah seseorang yang diangkat dan dirawat oleh keluarga Rolando sejak 4 tahun lalu. Walaupun perempuan ini hidup dengan penuh tekanan di dalam keluarga Rolando selama 4 tahun ini, dia mas
“Nelayan yang lewat pasti akan menyelamatkan dia kalau sampai papamu nggak menyelamatkannya. Dia pasti akan tetap hidup sekalipun kita nggak selamatkan dia. Berbeda sama kamu yang akan mati kalau nggak ada dia. Kamu pasti sudah mati kalau saja nggak ada darahnya yang cocok sama kamu. Kalau nggak ada dia, prosedur transfusi darahmu juga nggak akan bisa dilakukan,” jelas Sania. “Sudah, nggak usah ngomong lagi!” seru Ivone kesal. “Jangan pernah bilang sama dia kalau dia sudah menyelamatkan hidupku. Dia pasti akan semakin sombong padaku kalau sampai dia tahu itu,” ujar Ivone lalu pergi ke tempat acara. Sania hanya bisa menghela napas setelah melihat kelakuan anaknya. Keluarga Rolando sudah berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan putri mereka. Mereka akhirnya menemukan harapan setelah mencari selama 10 tahun lamanya tanpa lelah. Mereka berhasil menemukan Rashel yang memiliki darah yang sama seperti putrinya. Akhirnya mereka melakukan prosedur transfusi darah tanpa persetujuan Rashel.
Rashel merias wajahnya di kamar mandi sambil memperhatikan wajahnya melalui cermin. Entah mengapa, dia selalu merasa ada hal lain dari wajahnya yang tidak bisa dia lihat. Namun, dia tidak bisa melihat apa pun ketika berusaha untuk melihatnya dengan lebih teliti. Rashel sudah beberapa kali pergi untuk memeriksakan dirinya ke dokter. Namun, dokter juga tidak tahu alasan kenapa dia bisa kehilangan ingatannya. Apa dia harus terus hidup dalam keadaan hancur seperti ini? Atau mungkin dia akan mengingat semuanya secara tiba-tiba?Dia selalu merasa kalau ada seseorang yang menunggunya untuk kembali pulang. Rashel keluar dari kamar mandi setelah selesai memoleskan lipstik di bibirnya. Rashel langsung melihat sosok Jefri sedang berdiri sambil memegang gelas anggur di tangannya ketika dia keluar dari kamar mandi. Rashel sudah bertemu banyak petinggi dan orang-orang besar yang ada di kota Abrha bersama Sania selama 3 tahun dia tinggal dengan keluarga Rolando. Rashel tidaklah bodoh, jadi dia ta
“Brak!”Rashel mengangkat kakinya lalu menendang Jefri sampai dia terpental dan jatuh tersungkur di atas lantai. “Kurang ajar!” seru Jefri sambil memegangi dadanya dengan wajah penuh rasa tidak percaya.“Berani sekali kamu ....”Rashel menepuk tangannya lalu membersihkan debu di bahunya seraya berkata, “Aku sudah kasih kamu kesempatan. Tapi kamu yang cari mati sama aku.”“Kak Jefri, kamu kenapa?” tanya Ivone yang muncul dari koridor dan langsung menghampiri Jefri yang masih tersungkur di atas lantai dengan panik.“Kak Rachel kenapa, sih? Kenapa Kakak nyerang Kak Jefri? Kak Jefri itu kan pewaris keluarga Subekti. Kakak tahu nggak kalau apa yang sudah Kakak lakukan ke Kak Jefri pastinya akan membuat keluarga Subekti marah. Keluarga Subekti pasti nggak akan lepasin Kakak!” seru Ivone kesal. “Aku akan lapor polisi atas masalah ini. Kita akan bertemu di pengadilan. Jadi, ke depannya masalah ini nggak akan merugikan keluarga Rolando,” ujar Rashel tenang. “Bagaimana mungkin Kakak bisa lapo
Sania mengangkat kepala dan menatap putrinya dengan tenang. “Kenapa Ibu lihatin aku begitu? Ucapanku nggak salah, kok. Perempuan itu memang selalu bersikap sombong seakan dia selalu hidup di atas orang-orang dan nggak pernah hidup di bawah,” ujar Ivone.“Apa kamu penyebab Jefri menghina Rashel? Ibu sempat mendengar Jefri mengatakan kalau Rashel adalah perempuan yang sudah melahirkan. Apa kamu yang bilang sama Jefri kalau Rashel sudah pernah melahirkan?” tanya Sania. Ivone terlihat panik seakan dia takut ketahuan oleh ibunya. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak terlihat bersalah dengan berkata, “Aku nggak asal ngomong, kok. Ibu sendiri yang bilang sama aku kalau Rashel sudah pernah melahirkan, benar kan?”“Plak!”Sania langsung menampar Ivone dengan keras. “Ibu kenapa nampar aku?” tanya Ivone sambil memegangi wajahnya. “Aku cuma bilang yang sejujurnya sama Kak Jefri. Memangnya salahku di mana? Aku dan Kak Jefri kan tumbuh besar bersama, tapi Ibu malah misahin kami. Bahkan Ibu juga
Total harga perhiasan yang dikenakan Rashel sama dengan total semua barang yang dimiliki Ivone. Terlebih lagi, Heart Of The Ocean yang merupakan perhiasan yang sangat langka. Orang-orang di Kota Abrha hanya pernah mendengar namanya saja tanpa pernah melihatnya sama sekali secara langsung. “Dia bukanlah orang biasa. Selama ini, aku menyembunyikan semua ini karena dirimu. Ibu takut keluarganya berhasil menemukannya dan mengambilnya ketika kamu belum sembuh. Tapi sekarang kamu sudah sembuh. Jadi, sekarang sudah waktunya Ibu bantu Rashel untuk menemukan keluarganya,” ujar Sania. “Apa mungkin semua barang ini adalah barang curian?” tanya Ivone ragu.“Siapa yang akan pakai barang curian dengan terang-terangan? Lagi pula, kamu lihat saja bagaimana dia bersikap. Dia benar-benar terlihat bukan berasal dari keluarga biasa,” jawab Sania. “Kalau memang begitu, kita nggak boleh sampai menikahkannya sama keluarga Subekti ataupun keluarga lain yang memiliki status lebih tinggi. Keluarga Rashel pas
Rashel berbaring di ranjang pemeriksaan dan mengizinkan dokter untuk memeriksa kandungannya. “Tubuh Ibu sehat, kok. Tidak ada masalah yang serius,” ujar dokter itu.Kemudian Rashel mengangkat pakaiannya dan menunjukkan bekas luka di perutnya. “Apa luka ini karena operasi usus buntu?” tanya Rashel penasaran. Dokter itu mendorong kacamatanya naik lalu menyentuh daerah bekas luka yang ditunjukkan oleh Rashel. “Bekas luka operasi usus buntu biasanya tidak berada di sini. Bekas luka operasi ini seperti bekas operasi Caesar untuk melahirkan bayi,” jawab dokter itu sambil mengerutkan keningnya. Rashel langsung tersentak setelah mendengar perkataan dokter itu. Jadi, dia memang sudah pernah melahirkan bayi sebelumnya. Keluarga Rolando pasti tahu akan hal ini. Namun, Sania tidak pernah menceritakan masalah itu kepadanya. Rashel langsung menarik napas panjang lalu berkata, “Apa Dokter bisa tahu kapan operasi Caesar ini dilakukan dari bekas luka saya?” Dokter itu tampak ragu. Selama ini, d