Gedung Adijaya Group yang tinggi menjulang dijadikan sebagai sebuah simbol utama dalam lingkungan bisnis. Adijaya Group sudah mengakar di Kota Suwanda. Pemilihan calon penerus perusahaan raksasa itu membuat keadaan di dalam perusahaan menjadi semakin sibuk.Zico datang ke kantor divisi keuangan dengan membawa dokumen.“Pak Zico, ada apa gerangan?” tanya manajer keuangan sambil tersenyum lebar. Dia membuka dokumen pemberian Zico dan membacanya sekilas.“Ternyata mengenai investasi proyek resor. Bu Sharon pagi-pagi sudah telepon dan membicarakan hal ini. Sekarang saya setujui dulu, Pak Zico tunggu sebentar.”Zico mengangguk dan menunggu dengan sabar. Akan tetapi ketika surat pengeluaran dana diterima di tangannya, kening Zico berkerut seketika.“Nilai investasi tahap pertama yang ditulis adalah 30 triliun.”“Proposal awal sudah ditulis 20 triliun. Saya juga mengikuti peraturan saja. Rekening perusahaan hanya tersisa 40 triliun dan mau digunakan untuk proyek petrokimia. Saya nggak bisa me
Zico khawatir ketahuan ada masalah dan ingin bergegas memutuskan panggilan telepon. Akan tetapi gerakannya dihentikan oleh pertanyaan Rachel.“Zico, kamu dipersulit sama tim keuangan?” tanya Rachel tanpa basa-basi.Zico yang ditanya hanya bisa diam saja. dia tidak ingin membiarkan Rachel tahu hal-hal buruk tentang keluarga Adijaya.“Adijaya Group hanya bersedia mengeluarkan dana sebesar 20 triliun saja, berarti itu kerugian Adijaya Group. Bantu Kakak sampaikan ke Gandhi kalau nggak perlu menghabiskan waktu untuk cari investor. Kekurangannya sudah ada yang menambahkan,” kata Rachel sambil tersenyum.Zico tercengang dan bertanya, “Masih ada sisa 20 triliun lagi.”Umumnya, investasi yang lebih dari dua triliun sudah termasuk investasi besar, apalagi 20 triliun! Hal yang paling sulit adalah mencari calon investor.Rachel tertawa dan berkata, “Kamu lakukan saja, urusan dana nggak perlu khawatir. Beberapa hari lagi Kakak akan ke lokasi buat lihat proses pengerjaan proyeknya.”Setelah itu sam
Dulu dia bertemu dengan Hendo, belum pernah bertemu dengan lelaki itu sebagai seorang menantu.“Halo, Pak Ronald.”Hendo berdiri dan berjabat tangan dengan Ronald. Dengan tenang Ronald berkata, “Pa, panggil namaku saja.”Sapaan “Papa” membuat tubuh Hendo yang sebelumnya tegang perlahan menyunggingkan senyum lega. Kalau dia bisa ikut Rachel memanggilnya dengan sebutan “Papa”, berarti hubungan keduanya baik-baik saja.“Kenapa Papa tiba-tiba datang?” tanya Rachel sambil meletakkan cangkir teh di hadapan Hendo.“Kata Zico kamu pingsan. Awalnya Papa mau lihat kamu di rumah sakit, tapi nggak ada waktu terus. Setelah istirahat sepanjang malam, sekarang kondisinya sudah membaik?” tanya Hendo dengan raut khawatir.“Sudah, nggak ada apa-apa. Awalnya aku mau ke lokasi proyek, tapi Ronald memintaku untuk istirahat di rumah saja. Di rumah benar-benar membosankan sekali.”Dengan galak Hendo berkata, “Kamu harus ikut saran Ronald. Diam saja di rumah karena urusan proyek ada Zico. Kalau nggak beres, m
“Ronald, kamu bisa kasih tahu aku apa yang terjadi? Kenapa Rachel mendadak mau mencari tahu tentang chip bioteknologi? Barang itu sudah sering ditemukan di Perbatasan Helios. Untuk apa dia mencari tahu tentang itu?”Dengan suara berat Ronald berkata, “Setelah semuanya selesai diselidiki, aku pasti memberi tahu kamu. Aku minta Blake mencarimu.”Setelah sambungan telepon terputus, dia mengirimkan pesan pada Blake. Di waktu yang sama, datang paket yang dibawa naik oleh Hilmi. Ronald membukanya dengan gunting. Itu adalah sidik jari replika yang pagi tadi sudah selesai dibuat.Dia memasang replika sidik jari tersebut di jari telunjuknya dan mengeluarkan sebuah mesin penghubung kecil dengan hati-hati dan menekannya dengan jari telunjuknya.Tiitt!“Sudah terhubung.”Tiga detik kemudian, alat penghubung itu mengeluarkan suara berat seorang lelaki.“Bos, akhirnya Bos menghubungiku.”“Profesor Albert, bagaimana perkembangan penelitiannya?” tanya Ronald dengan suara dingin.“Chip yang baru sudah
“Makanya kamu nggak akan bisa menyamar jadi aku lagi selamanya,” kata Ronald yang membuat Rendy tidak bisa tertawa lagi.“Cih!” Rendy menekan puntung rokok dan memadamkannya di atas meja dan membuat bekas menghitam di atas meja tersebut.“Bilang! Kenapa mencariku?”“Kantor kamu sudah aku bakar, apa yang mau kamu katakan?” kata Ronald.“Kalau dibakar, ya sudah. Kamu pikir aku peduli? Masih ada urusan lagi? Kalau nggak ada aku lanjut sibuk!” Di atas kasur ada beberapa perempuan yang bertelanjang.“Pembeli chip kamu yang terjual dulu mencarimu. Programnya ada kesalahan dan membuat sikap serta cara bicaranya menjadi aneh. Kamu perlu penghapusan program. Lebih baik kamu selesaikan terlebih dahulu.”“Konyol sekali. Untuk apa aku harus membantumu?” Rendy memukul meja dan mendekatkan wajahnya ke layar.“Sekarang kamu yang menyamar menjadiku dan menghancurkan usahaku. Semua akibatnya harus kamu tanggung! Selain itu, kamu adalah pemimpin Kelompok Hitam. Kamu takut dengan tentara yang nggak bergu
Ronald bergegas mengejar perempuan yang keluar hanya dengan pakaian tidurnya. Dia tidak lupa mengambil baju luaran sebelum berlari keluar.“Rachel, kamu pakai jaket dulu!”Sayangnya dia terlambat. Rachel membuka pintu mobil dan duduk di balik kemudi. Mobil melaju cepat keluar dari rumah.“Pak, Ibu kenapa?” tanya Hilmi yang tampak terkejut.“Dia akan sakit kalau pakai pakaian tidur keluar dari rumah. Lebih baik Pak Ronald kejar dia. Bujuk dia dengan sabar.”Ronald langsung membuka sebuah mobil balap hitam dan mengejar Rachel. Hari kerja di sore hari menyebabkan jalanan lebih banyak mobil. Kedua mobil itu saling berkejaran di jalan raya. Ronald tidak berani mengejarnya terlalu berlebihan karena khawatir Rachel akan menginjak rem dalam-dalam.Sekarang Rachel tengah dipengaruhi oleh chip. Semua perbuatannya di luar akal sehatnya. Dia masih ingat jelas dengan isi berita yang mengatakan kalau korban akan melakukan apa pun untuk menyelesaikan perintah dari chip.Termasuk jika chip memerintahk
Angin dingin berembus melalui jendela dan meniup daun kering beterbangan.Dengan mata separuh tertutup dan suaranya yang datar itu Rachel berkata, “Setiap kali kita berhubungan intim, aku selalu mendengar suara cewek yang kayak robot di dalam kepalaku. Pertama kali kejadian, suara itu nyuruh aku untuk melompat ke bawah dari atas gedung. Habis itu, suara itu menyuruh aku buat pergi dari kamu setiap kali kamu mendekat, atau kadang juga bikin aku mengatakan hal-hal yang nggak bisa aku saring …. Aku nggak bisa melawan perintah yang keluar dari suara itu. Aku cuma bisa melakukannya. Kalau nggak … kepalaku bakal terasa sakit … sakit banget sampai mau mati saja rasanya ….”“Rachel, Rachel ….”Ronald tidak tahu lagi apa yang harus dia katakan. Dia memeluk Rachel sekuat tenaga dan memberikan energi yang dia punya kepadanya. Ronald tidak bisa merasakan penderitaan yang Rachel rasakan, tapi melihat kondisi Rachel seperti itu, jantungnya terasa bagai ditusuk pisau. Pisau tersebut seolah mengoyak d
Melihat panggilan itu berasal dari Blake, Ronald langsung mengangkatnya.“Bos, setengah jam yang lalu Rendy berusaha kabur, tapi kamu berhasil nangkap dia lagi.”“Pantau terus, jangan kasih dia kesempatan sedikit pun untuk kabur lagi!”“Siap, Bos. Aku sudah mengerahkan belasan orang untuk berjaga di ruang bawah tanah. Sehebat apa pun dia nggak bakal bisa kabur lagi.”Kening Ronald terlihat sangat tegang ketika dia mengakhiri panggilan.“Ronald, nggak apa-apa. Semuanya pasti bisa diselesaikan ….”“Ayo kita pulang saja dulu. Anak-anak butuh penjelasan dari kita.”Selama perjalanan, mereka berdua berdiskusi bagaimana membujuk anak-anak mereka nantinya. TK tempat mereka bersekolah hari ini bubar lebih awal. Mereka berempat sudah pulang dan sedang mengobrol dengan Farah di ruang tamu. Mereka langsung berkerumun ketika melihat kedua orang tua mereka pulang berdampingan.“Mama bukannya harus istirahat di rumah? Kenapa keluar-keluar lagi?” tanya Darren.“Papa sudah janji bakal jagain Mama, lho