Terry membuka laci meja yang terkunci dan mengambil sesuatu. Kemudian, dia melemparkan setumpuk buku catatan keuangan ke atas meja dan berkata, “Itu adalah catatan pendapatan Kelompok Hitam tahun lalu. Ada banyak bagian yang terdapat masalah. Kalau kamu bisa temukan sepuluh masalah di dalamnya, berarti kamu menang.”Rachel mengambil buku itu lalu dia duduk di sisi lain meja. Setelah itu, dia membolak-balik halaman buku dan membaca dengan teliti.Pada awal berdirinya Aurora Technology, perusahaan memang tidak merekrut akuntan. Rachel yang bertanggung jawab penuh atas pekerjaan bagian keuangan. Oleh karena itu, membaca catatan keuangan seperti ini sama sekali tidak sulit baginya.Apalagi catatan pendapatan itu bukan dibuat oleh orang profesional. Sepertinya ditulis oleh kerabat atau orang kepercayaan Agustinus. Boleh dibilang catatan keuangan itu terdapat banyak celah.Rachel telah menemukan setidaknya sepuluh kesalahan sebelum membaca sepertiga dari catatan keuangan tersebut. Rachel mem
Rachel menatap pria itu dengan linglung, lalu berkata lagi, “Aku sudah punya suami. Aku nggak bisa jadi wanitamu. Kamu boleh buat permintaan lain. Aku hanya ingin lihat wajahmu.”“Nggak masalah kalau kamu sudah punya suami. Kalau begitu, kamu jadi kekasih gelapku saja.”Bibir Terry menyentuh cuping telinga Rachel, lalu berbisik di sana dengan lembut. Seluruh tubuh Rachel seketika bergetar.Adat istiadat rakyat setempat sangat keras, juga tidak ada batasan hukum. Banyak perempuan yang sudah memiliki suami tetap mengikat diri pada mereka yang kuat dan berusaha. Hal ini tidak mengherankan lagi di daerah setempat.Namun, Rachel sangat tidak menyukai bahkan membenci hal semacam itu. Sekarang bisa-bisanya ada orang meminta Rachel yang sudah bersuami ini menjadi kekasih gelapnya. Orang itu sudah pasti bukan Ronald. Pria yang dia cintai bukan orang yang tidak tahu malu seperti ini.Rachel segera mundur selangkah dan berkata, “Maaf, sekarang aku nggak mau lihat wajahmu lagi.”Namun, Rachel belu
Terry bertanya dengan sedikit kebingungan. Bukannya dia tidak pernah melihat seorang perempuan menangis. Lihat saja Isabel, perempuan itu sering menangis di depannya. Akan tetapi, dia hanya merasa jijik.Namun sekarang, begitu dia melihat air mata Rachel, hatinya seakan-akan melepuh karena air mata itu. Ada perasaan yang sangat mencekik di dalam hatinya.Begitu Terry bertanya, tangisan Rachel menjadi semakin keras. Dia telah menghadapi Rendy begitu lama di Kota Suwanda. Setiap kali berada dalam bahaya, dia sama sekali tidak pernah menangis.Rachel datang jauh-jauh ke Perbatasan Helios. Setiap kali dia harus kembali dengan kecewa. Dia harus melewati malam yang panjang tanpa tidur. Walaupun begitu, dia masih bisa menahan air matanya. Namun sekarang, dia sudah tidak sanggup menahannya lagi. Suaminya sepertinya tidak mengenalnya lagi.“Kamu nggak tahu siapa aku?” tanya Rachel dengan suara tercekat. Suaranya bergetar, ada sedikit harapan di suaranya itu.Rahang Terry seketika mengeras. Dia
“Bos, gawat. Ada kelompok pemberontak yang menyelinap ke perbatasan dan buat masalah di sana!” Penjaga itu masuk dan melaporkan situasi dengan panik.Ekspresi wajah Terry seketika berubah. Dia melirik Rachel sebentar, lalu berkata dengan suara rendah, “Cepat pergi dari sini.”Usai berkata, dia membuka laci mejanya. Kemudian, dia mengeluarkan dua senjata hitam dan memasukkannya ke ikat pinggangnya. Setelah itu dia mengikuti penjaga turun ke bawah dengan cepat. Sesaat kemudian, terdengar suara mobil yang melaju keluar dari bawah sana.Rachel berdiri di depan jendela, menyaksikan mobil itu menghilang dari pintu gerbang. Rasa cemas tiba-tiba membuncah di hatinya.Ronald, CEO Tanjaya Group, jelas-jelas seharusnya menjadi CEO di Kota Suwanda. Pria itu adalah seorang pemimpin dalam dunia bisnis. Sekalipun negosiasinya gagal dan bisnisnya terhambat, paling-paling bisnis keluarganya akan bangkrut.Namun sekarang, entah karena alasan apa pria itu bisa berada di tempat ini dan menjadi pemimpin ke
“Ada bekas luka yang sangat panjang di wajahnya. Dari ujung mata sampai ke samping bibir, yang membentang di separuh wajahnya. Meskipun begitu, aku masih bisa mengenali kalau wajahnya sama persis dengan wajah papa kalian.”“Apa?!” Melvin sangat terkejut, “Rachel, kenapa aku nggak mengerti maksud perkataanmu ini?”Mata Darren seketika melebar, “Maksud Mama, Terry adalah papa kami?”“Bagaimana mungkin?!” Karl yang duduk di pinggir sofa tiba-tiba berkata dengan lantang, “Bukannya papa kalian seorang pengusaha? Terry adalah seorang prajurit militer, apalagi sepertinya dia dari pasukan khusus.”Eddy yang sedari tadi hanya mengerutkan bibirnya akhirnya ikut bersuara, “Sewaktu aku pergi temui Terry kemarin, aku memang merasa suaranya sangat mirip dengan suara Papa. Saat itu, aku kira Terry adalah Papa. Tapi dia jelas-jelas nggak kenal aku dan Michael. Karena itu, aku nggak memikirkannya ke arah itu.”Michael juga menimpali dengan suara pelan, “Kalau dia benar-benar Papa, nggak mungkin dia ngg
“Loh, memangnya kamu nggak tahu?”Hanna sengaja berpura-pura terkejut. Keluarga Tanjaya menyembunyikan masalah ini dengan sangat rapat. Bahkan tidak ada beritanya sama sekali. Seandainya bukan karena dia kebetulan bertemu dengan Farah yang sedang berbicara dengan seorang detektif swasta hari itu, dia juga tidak akan tahu kalau Rachel menghilang. Tidak hanya Rachel yang menghilang, bahkan keempat anaknya juga ikut menghilang.Farah meminta seorang detektif swasta untuk mencari keberadaan mereka. Namun sepertinya mereka tidak menemukan petunjuk apa pun. Hanna menelepon Melvin karena dia ingin memberi tahu Melvin kalau perempuan yang Melvin cintai baru menikah sudah tidak bisa diam. Perempuan itu pasti kawin lari dengan pria lain.“Bu Farah cari keberadaan Rachel di mana-mana. Tapi sayangnya dia nggak temukan apa-apa.” Hanna berkata dengan sangat menyayangkan, “Aku lihat hubungan kalian berdua cukup dekat. Aku kira kamu yang bawa dia kabur dan kawin lari dengannya.”“Hanna, Rachel mau ka
Rachel dan anak-anak, serta Ronald seharusnya tidak tinggal di tempat seperti ini. Semua ini gara-gara Rendy!Setiap kali memikirkan orang itu, Rachel akan mengatupkan bibirnya lebih kencang. Dia melarikan diri dan menghilang di tengah malam. Entah betapa marahnya Rendy karena tindakannya itu.Apakah pria itu bisa menebak kalau Rachel membawa anak-anak ke Perbatasan Helios? Kalau Rendy tahu mereka ada di sini, apakah dia akan datang untuk mencari mereka? Pikiran itu hanya terlintas di benak Rachel sejenak. Hal terpenting baginya sekarang adalah memastikan identitas Terry.Malam berlalu tanpa suara. Keesokan harinya, semua kegelapan dan kejahatan menghilang di bawah cahaya. Rachel bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan. Selesai menyiapkan sarapan, dia pun berganti pakaian dan pergi.Rachel menyetir mobilnya perlahan menuju Perbatasan Helios. Penjagaan di tempat itu lebih ketat dari beberapa hari sebelumnya. Jumlah penjaga yang berpatroli meningkat tiga sampai empat kali lipat.Semua
Rachel menyipitkan matanya dan melihat ke arah lantai dua. Di depan pintu kamar tidur utama berdiri dua penjaga yang dilengkapi dengan senjata. Keduanya memiliki aura pembunuh yang kuat.“Terima kasih sudah beri tahu aku soal itu.”Rachel tersenyum pada Louis, lalu berjalan menuju lantai dua. Penjaga di gerbang vila langsung membiarkan Rachel masuk. Ditambah lagi Louis sendiri yang membawanya masuk. Setelah melalui pemeriksaan, kedua penjaga yang berjaga di depan pintu kamar pun membiarkannya masuk.Kamar tidur utama itu sangat besar. Begitu masuk ke dalam, hal pertama yang Rachel lihat adalah sebuah ruang tamu kecil. Setelah melewati pembatas, dia baru melihat tempat tidur. Rachel baru melangkah masuk, tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan dari dalam, “Baguslah kamu sudah datang. Cepat ambilkan jarum suntik. Aku nggak bisa kasih dia minum obat dengan sendok.”Hati Rachel seketika mencelos. Apakah luka pria itu begitu parah sampai harus orang lain menyuapinya obat? Rachel pun mem