Rachel dan anak-anak, serta Ronald seharusnya tidak tinggal di tempat seperti ini. Semua ini gara-gara Rendy!Setiap kali memikirkan orang itu, Rachel akan mengatupkan bibirnya lebih kencang. Dia melarikan diri dan menghilang di tengah malam. Entah betapa marahnya Rendy karena tindakannya itu.Apakah pria itu bisa menebak kalau Rachel membawa anak-anak ke Perbatasan Helios? Kalau Rendy tahu mereka ada di sini, apakah dia akan datang untuk mencari mereka? Pikiran itu hanya terlintas di benak Rachel sejenak. Hal terpenting baginya sekarang adalah memastikan identitas Terry.Malam berlalu tanpa suara. Keesokan harinya, semua kegelapan dan kejahatan menghilang di bawah cahaya. Rachel bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan. Selesai menyiapkan sarapan, dia pun berganti pakaian dan pergi.Rachel menyetir mobilnya perlahan menuju Perbatasan Helios. Penjagaan di tempat itu lebih ketat dari beberapa hari sebelumnya. Jumlah penjaga yang berpatroli meningkat tiga sampai empat kali lipat.Semua
Rachel menyipitkan matanya dan melihat ke arah lantai dua. Di depan pintu kamar tidur utama berdiri dua penjaga yang dilengkapi dengan senjata. Keduanya memiliki aura pembunuh yang kuat.“Terima kasih sudah beri tahu aku soal itu.”Rachel tersenyum pada Louis, lalu berjalan menuju lantai dua. Penjaga di gerbang vila langsung membiarkan Rachel masuk. Ditambah lagi Louis sendiri yang membawanya masuk. Setelah melalui pemeriksaan, kedua penjaga yang berjaga di depan pintu kamar pun membiarkannya masuk.Kamar tidur utama itu sangat besar. Begitu masuk ke dalam, hal pertama yang Rachel lihat adalah sebuah ruang tamu kecil. Setelah melewati pembatas, dia baru melihat tempat tidur. Rachel baru melangkah masuk, tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan dari dalam, “Baguslah kamu sudah datang. Cepat ambilkan jarum suntik. Aku nggak bisa kasih dia minum obat dengan sendok.”Hati Rachel seketika mencelos. Apakah luka pria itu begitu parah sampai harus orang lain menyuapinya obat? Rachel pun mem
Pupil mata Rachel seketika menyusut. Dia tidak menduga Isabel memiliki pistol. Dia yang terlalu gegabah. Dia pun melihat sekelilingnya dengan cepat, mencari sesuatu yang bisa digunakan sebagai senjata.Tepat saat ini, terdengar suara gemerisik di tempat tidur besar. Kedua perempuan itu menoleh secara bersamaan.Pria yang terbaring setengah mati di tempat tidur sudah bangun dan menopang bagian atas tubuhnya dengan tangan. Kedua manik hitam pekat sama sekali tidak memiliki kehangatan. Hanya ada tatapan tanpa jiwa, “Isabel, kamu mau bunuh orang di daerah kekuasaanku?”“A-aku ....”Isabel dibuat ketakutan oleh tatapan pria itu hingga tangannya gemetar. Pistol di tangannya pun jatuh ke lantai.“Penjaga!”Terry memberi perintah, penjaga di depan pintu kamar masuk ke dalam lagi.“Bawa Bu Isabel keluar. Selain itu, mulai sekarang dia nggak boleh masuk ke sini tanpa izin dariku.”Mata Isabel seketika membelalak lebar. Sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, kedua penjaga telah membawanya keluar se
Begitu mendengar ucapan pria itu, ekspresi wajah Rachel juga tiba-tiba berubah. Dia sudah mendengar tentang perebutan kekuasaan di dalam Kelompok Hitam. Isabel adalah putri Thomas. Dia memiliki motif untuk menaruh racun ke dalam mangkuk obat Terry.Rachel spontan berdiri, “Kamu baring dulu. Aku panggil dokter sekarang juga.”“Jangan coba untuk kabur.” Pria itu menarik tangan Rachel dengan keras dan melemparnya ke tempat tidur. “Katakan, siapa kamu? Apa tujuan kamu dekati aku?”Rachel ditekan di tempat tidur oleh sebuah kekuatan besar. Dia pun berkata dengan marah, “Isabel yang bawa obat ini. Kalau ada yang mau racuni kamu berarti dia orangnya. Apa hubungannya dengan aku? Lepaskan aku, aku akan turun dan suruh dokter ke sini.”Jarak antara keduanya begitu dekat. Pada saat Rachel meronta, kerah bajunya yang longgar ditarik dan memperlihatkan kulit seputih salju di balik bajunya.Rachel spontan tercengang ketika merasakan sesuatu yang lain dari pria itu, “Ka-kamu jangan macam-macam. Kamu
Tangan Terry yang bergerak di pinggang Rachel spontan berhenti. Beberapa saat yang lalu mereka baru saja melakukan hubungan paling intim. Sekarang perempuan itu malah menceritakan suara yang penuh dengan perasaan. Hal ini membuat Terry sangat tidak nyaman.Namun, sejak awal Rachel memang punya suami. Terry ada orang ketiga dalam hubungan ini. Sebenarnya, dia merasa hubungan ini kurang etis. Dia juga tidak pernah menyangka akan menjadikan seorang perempuan yang sudah menikah sebagai kekasihnya.Terry sudah kecanduan dengan hubungan ini, tapi dia juga takut Rachel akan benar-benar menemukan suaminya. Dia tidak merasa kalau dia akan lebih buruk dari suami Rachel. Namun, setiap kali Rachel menyebut pria itu, tatapan Rachel akan menjadi sangat lembut. Rachel sangat mencintai suaminya. Terry tidak bisa membohongi dirinya sendiri tentang itu.“Suamiku badannya tinggi, bentuk tubuhnya kurang lebih sama seperti kamu. Dia juga punya tanda lahir biru di perut bagian bawahnya. Bahkan suara kalian
Terry berkata dengan tenang, “Pak William, bantu aku cari tempat tinggal untuk mereka dulu. Ada masalah apa kita bicarakan nanti kalau aku sudah sembuh.”William menerima perintah dengan senang hati. Dia pun menyuruh Jacky untuk melakukan seperti yang Terry minta.“Kalian juga boleh keluar.” Terry mengusir tamu secara halus.William tiba-tiba melihat ke arah kamar mandi, lalu berkata dengan suara pelan, “Ini adalah informasi yang aku temukan tentang mata-mata. Aku sarankan Anda baca sekarang juga.”Terry menyipitkan matanya dan membuka berkas itu. Halaman pertama sudah berisi lebih dari sepuluh nama mata-mata. Dia menemukan nama orang Indonesia di tengah daftar itu, Rachel Hutomo.“Rachel adalah perempuan cantik berwajah oriental yang sering berkunjung ke Perbatasan Helios akhir-akhir ini.” William memelankan suaranya, “Dia adalah mata-mata pasukan khusus yang diutus Indonesia untuk mendapatkan informasi sumber daya di wilayah kita ....”“Oke, aku mengerti.” Terry menutup berkas itu de
Rachel menyuruh dirinya sendiri untuk tetap tenang. Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata pelan, “Tes DNA bisa dipalsukan. Tapi ketertarikan di antara orang dan orang lainnya nggak bisa dipalsukan. Apakah kamu akui kalau kamu tertarik padaku? Bukan karena aku cantik, tapi karena pada dasarnya kita sudah saling mencintai. Kamu suamiku, aku istrimu. Kita punya empat anak yang menggemaskan.”Usai berkata, Rachel mengeluarkan ponselnya dan mencari foto keempat anaknya. Kemudian, dia memperlihatkannya kepada Terry.Mata pria itu tertuju pada layar ponsel. Wajah keempat anak kecil yang sedang tersenyum itu seperti menusuk matanya. Pada saat ini, hatinya seolah-olah dicengkeram oleh sebuah tangan. Ada rasa sakit yang mencekik di seluruh anggota tubuhnya.Rachel benar, tes DNA bisa saja palsu. Namun, emosi yang datang tiba-tiba ini tidak bisa dipalsukan. Hanya dalam beberapa detik, pemikiran yang tak terhitung jumlahnya terbesit di otak Terry.“Bos, Pak Charlie ingin bertemu.”Penjaga yang
Tubuh Charlie serentak gemetar, “A-apa yang Anda bicarakan? Kenapa saya nggak mengerti?”“Bagaimana kalau aku utus beberapa orang mencarinya di rumahmu?” Suara Terry terdengar semakin dingin, “Dulu Agustinus ditipu sama kamu selama lebih dari sepuluh tahun, itu karena dia nggak bisa memahami laporan-laporan ini. Kamu kira aku nggak paham juga? Aku bisa saja nggak hitung uang yang kamu gelapkan selama pemerintahan Agustinus. Tapi selama satu bulan aku menjabat, kamu sudah gelapkan uang dua triliun, setahun sudah puluhan triliun. Pantas saja Kelompok Hitam semakin buruk dari hari ke hari. Ternyata karena ada kamu yang berulah di sini.”Terry menekankan setiap kata yang dia ucapkan. Kata-kata itu bagaikan pisau es yang langsung menusuk jantung Charlie. Pria itu tidak memiliki persiapan mental sebelumnya. Oleh karena itu, dia sama sekali tidak bisa menyangkal apalagi memberikan penjelasan. Seluruh tubuhnya gemetar karena ketakutan.Sementara itu, William yang berada di sampingnya maju deng