Suaranya yang bermalas-malasan itu akhirnya terdengar serius.“Tanjaya Group sudah hampir aku kuasai sepenuhnya. Meski identitasku diketahui, nggak ada ancaman yang berarti buat aku.”“Rendy!” seru Farah dengan suara meninggi. “Kamu tahu kalau ada berapa banyak orang yang sedang memantau Tanjaya Group? Kamu tahu kalau ada berapa banyak orang yang iri? Semua perlakuanmu, sikap dan emosimu sekarang akan diketahui oleh semua orang selain anak-anak dirumah! Kalau sampai saat itu tiba, nggak akan ada kesempatan lagi buat kamu!”“Mama tahu kamu nggak peduli dengan Tanjaya Group, tapi ini adalah keringat dan darah papa kamu! Papa kamu meninggal karenamu, kamu nggak boleh memperlakukan keringat dan jerih payah papa kamu seperti ini! Di dunia ini nggak ada hal yang bisa membuatmu peduli, tapi Mama Cuma mohon sama kamu untuk memikirkan papamu ketika melakukan apa pun!”Farah menangis dan suaranya terdengar penuh permohonan.“Cukup! Aku sudah tahu!”Rendy memutuskan sambungan telepon secara sepih
“Rendy, aku begitu mencintaimu. Rahasiamu juga menjadi rahasiamu, aku akan menyimpannya dalam hati selamanya,” kata Catherine sambil memandangi lelaki itu dengan sorot kagum.Dia terisak sambil berkata, “Ronald sudah aku hipnotis hingga kehilangan ingatan, dia nggak akan kembali lagi selamanya. Kamu cerai dengan Rachel dan menikah denganku. Kita akan memiliki anak sendiri. Bukankah begitu lebih baik?”Kening Rendy berkerut jengah. Dulu seharusnya dia tidak mencari perempuan ini untuk membantunya melakukan hipnotis dan lupa ingatan. Sekarang setelah Ronald mati, tidak akan ada artinya dari hipnotis itu. Justru Catherine memegang kartu As miliknya.“Ronald mau membunuhmu, memangnya kamu masih mau bantu dia menjaga istri dan anak?” tanya Catherine sambil bangkit berdiri.“Selain itu, orang-orang di sekitar Ronald juga akan menyadari perubahan suatu saat nanti. Setelah itu secara perlahan mereka menyadari kalau kamu bukan Ronald. Sangat berbahaya sekali! Hanya perceraian yang bisa membuatm
“Yang namanya pria pasti akan berubah. Jangan menilainya terlalu tinggi hanya karena dia seorang CEO. Di dunia ini, pria yang kaya dan berkuasa memang seperti itu.”“Bu Rachel kasihan banget. Baru saja menikah, suaminya sudah selingkuh. Mungkin saja dia masih belum tahu apa-apa lagi.”“Punya empat anak lagi. Dia baru pergi hari ini, selingkuhan Pak Ronald langsung datang ....”“....”Usai mengatur urusan di perusahaan, Rachel baru pulang. Sebelum mobilnya masuk ke vila keluarga Tanjaya, dia sudah melihat sebuah mobil hitam yang dikenalnya di halaman.Rachel memarkir mobilnya, lalu melihat ke dalam vila. Dia pun melihat sosok yang dikenalnya sedang duduk di sofa ruang tamu.Farah sedang berbicara dengannya dan Michelle bersandar padanya. Anak itu menyipitkan matanya sedikit, sepertinya sudah tertidur.Eddy dan Michael sedang duduk di sofa seberang sambil membaca buku. Sedangkan Darren sedang merakit Transformer. Suasana di ruang tamu tampak begitu tenang dan indah.Rachel berdiri di dep
Rachel mengerutkan bibir merahnya. Dia mengangkat tangannya dan mengambil selembar tisu dari lemari di samping pintu. Kemudian, dia berjalan ke arah pria itu dan berkata dengan nada datar, “Kamu membungkuk sedikit.”Rendy tidak tahu apa yang akan Rachel lakukan. Dalam hati berpikir, apakah Rachel akan menyeka keringatnya? Dia pun melengkungkan bibirnya dengan dingin, lalu membungkukkan badannya sedikit.Rachel tiba-tiba berkata dengan acuh tak acuh, “Lain kali sebelum masuk ke rumah coba periksa dulu dari ujung kepala sampai ujung kaki ada nggak yang nggak pantas.”Rendy spontan menatap Rachel dan melihat ada sedikit bekas lipstik di tisu. Di kerah baju putihnya juga masih ada bekas lipstik. Sorot matanya seketika menjadi dingin.“Kalau kalian mau bermesraan, ke kamar saja sana. Nggak baik dilihat anak-anak!”Farah membawa anak-anak keluar dari kamar mandi. Begitu keluar, dia melihat Ronald sedikit membungkuk, sedangkan Rachel berjinjit dan meletakkan tangannya di leher Ronald. Dari su
“Langit belum gelap, kamu sudah nggak tahan lagi?”Suara pria itu penuh dengan candaan, sindiran, juga sedikit ketertarikan dan penyelidikan. Jika kamu mencintai seseorang, maka kamu tidak mungkin berbicara dengan orang yang kamu cintai dengan nada yang penuh penghinaan seperti itu.Hati Rachel yang sejak awal sudah tenggelam ke dasar jurang kini terasa sedikit sakit. Dia mengangkat tangan dan menghempaskan tangan pria itu. Kemudian, dia membungkuk dan mengeluarkan dua dokumen dari laci nakas. Setelah itu, dia melemparkan dokumen kepada pria itu, “Cepat tandatangani.”Mata Rendy spontan menyipit. Begitu dia melihat huruf yang tercetak besar di sampul dokumen itu, raut wajahnya seketika menjadi dingin, “Kenapa? Kamu mau cerai?”“Aku bisa menikah denganmu karena aku mencintaimu. Aku juga bisa mengajukan cerai karena nggak mencintaimu lagi. Apa yang aneh?” Ekspresi Rachel begitu tenang, “Mengingat perceraian akan berdampak pada Tanjaya Group dan anak-anak, aku harap kabar perceraian kita
“Lipstiknya nggak sengaja kena bajuku.” Rendy menjelaskan dengan sabar.Tangannya yang memegang dagu Rachel pelan-pelan menurun ke bawah, lalu melingkar di pinggang ramping perempuan itu.Rendy perlahan membungkuk dan mendekatkan bibirnya di telinga Rachel, lalu berkata, “Rachel, satu bulan ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku sampai aku nggak sadar sudah mengabaikan kamu. Ini salahku, aku minta maaf padamu. Kamu mau maafkan aku, kan?”Di tengah keadaan linglung, Rachel seolah melihat sosok Ronald yang dulu. Pria yang mencintainya, menjaganya, melindunginya dan selalu menghormatinya.“Rachel, bukannya aku nggak mencintai kamu. Aku hanya nggak tahu bagaimana caranya mencintai kamu. Kita mulai dari awal lagi, oke?”Kedua tangan pria itu memegang wajah Rachel. Kemudian, bibir tipisnya sedikit demi sedikit mendekati bibir Rachel.Otak Rachel tiba-tiba berdengung. Tubuhnya bereaksi lebih cepat dari akal sehatnya. Dia pun menghindari ciuman pria itu dengan cepat. Rendy tidak berhasil men
Pada saat makan tadi, pria itu hanya makan makanan yang manis. Seperti iga asam manis, cola chicken wing, onde-onde. Padahal jelas-jelas Ronald lebih suka makanan tawar daripada makanan manis.Selain itu, cara pria itu makan agak serampangan. Dia sama sekali tidak terlihat seperti seorang ahli waris yang dibesarkan di keluarga besar.Rachel tidak memikirkan hal ini sebelumnya. Namun sekarang begitu dia memikirkannya, dia baru menyadari sebenarnya banyak sikap, gerakan dan cara bicara pria itu tidak mirip dengan sosok Ronald yang dulu.“Tunggu sebentar!” ujar Rachel tiba-tiba dengan dingin.Tangan Rendy baru saja memegang gagang pintu. Sorot matanya seketika berubah. Dia pun berbalik dan berkata dengan dingin, “Ada hal lain yang ingin kamu bicarakan?”“Kamu nggak mau cerai, kan?” kata Rachel dengan perlahan, “kalau kamu setiap hari nggak pulang, aku hanya punya satu jalan, yaitu cerai. Jadi aku harap malam ini kamu bisa tetap di sini. Aku ingin tahu apakah kamu yang sekarang masih panta
Farah menarik napas dalam-dalam. Setelah itu, dia baru berhasil menekan perasaan gugup dan mencekik di hatinya.Farah menghampiri Rachel dan meraih tangan menantunya itu, lalu dia menghela napas dan berkata, “Rachel, setiap orang memiliki dua sisi. Contohnya kamu, kamu kuat dan tegas di dunia bisnis. Tapi kalau di depan anak-anak, kamu jadi lembut dan penyabar. Dua kepribadian yang sangat berbeda ini milik kamu sendiri. Begitu juga dengan Ronald. Nggak peduli sisi mana yang dia tunjukkan, itu tetap saja Ronald, putraku, suamimu dan papa dari anak-anakmu.”“Aku mengerti, Ma.”Rachel melengkungkan bibirnya untuk memaksakan senyum. Namun, ada bayangan gelap di dalam matanya. Dia pun menarik tangannya dari tangan Farah dan berkata, “Ronald masih tunggu aku di kamar. Aku ke atas dulu, Ma.”Rachel mengambil langkah berjalan ke dalam vila, lalu berjalan menuju kamar tidur utama di lantai atas selangkah demi selangkah.Sedangkan Farah masih berdiri di tempat, dengan jari-jari yang terkepal era