“Karena kalian sudah ada empat anak, seharusnya kalian menikah, bukan?” kata Yohanes tidak mengerti.“Kita ngomong di awal dulu, aku harus jadi pendamping pengantin pria!” lanjut Yohanes lagi.“Dia nggak mau menikah secepat itu, aku hanya menghargai pendapat dia,” ujar Ronald.“Pak Ronald, sejak kapan kamu menghargai pendapat orang lain?” tanya Yohanes sambil memutar bola matanya. “Aku rasa kamu yang belum bisa meluluhkan dia. Tapi ini bukan salah kamu juga, dia cantik dan hebat, di dunia ini mungkin nggak banyak cowok yang bisa menaklukkan dia.”“Kalau dia mau menikah denganmu, paling hanya demi keempat anaknya saja,” kata Yohanes. Ronald melayangkan sebersit pandangan dingin pada lelaki itu dan mendengus sambil berkata,“Apa yang aku bilang itu faktanya. Kalau aku dan dia ada empat anak, dia juga akan menikah denganku. Sudah, sudah, aku nggak mau bilang apa pun lagi. Eh? Kamu masih sakit tapi kenapa main kekerasan! Christopher, kita cabut!”Yohanes buru-buru kabur dari sana. Mendadak
Suhu di ruang rawat tersebut perlahan meningkat. Rachel bukannya belum pernah mengalami masa remaja. Meski dalam hal ini dia tidak mengerti, dia juga tahu sedikit-sedikit. Rachel tahu kalau dia membiarkan Ronald mengecupnya terus, maka mereka akan kehilangan kendali.“Ja-jangan cium lagi.”Rachel mengangkat tangannya dan berusaha keras mendorong dada lelaki itu agar menjauh. Ronald sendiri menahan bagian belakang kepala Rachel dan menempelkan kening mereka berdua. Dengan suara serak dia berkata, “Aku masih mau cium, gimana?”Wajah Rachel memerah, jantungnya berdegup sangat cepat. Dia menggigit bibir merahnya dan dengan malu serta kesal berkata, “Pintu kamar saja nggak ditutup.”“Kalau gitu aku tutup pintunya dulu.”Ronald hendak melompat turun dari ranjang pasien. Dengan cepat Rachel menahan lelaki itu dan berkata, “Luka kamu masih belum sembuh. Jangan jalan-jalan dulu! Baring yang benar!”Ronald mendongak dan langsung bertemu dengan mata berkilauan milik Rachel serta bibirnya yang mer
Setelah jarak mereka cukup dekat, Rachel baru menyadari kalau Melvin yang hari ini tampak berbeda. Matanya merah dan terlihat seperti tidak tidur semalaman. Lelaki yang selalu mementingkan penampilan itu terlihat berantakan dengan rambut-rambut halus di dagunya yang belum dicukur. Di antara kedua jarinya terselip sebatang rokok sambil menatap ke arah Rachel.“Kenapa kamu jadi seperti ini?” tanya Rachel.“Apa yang terjadi lagi?” Rachel merasa sesuatu yang buruk terjadi setiap lelaki itu mencarinya. Hingga pada akhirnya Rachel menjadi terbiasa.“Aku dengar kamu mau tunangan?” tanya Melvin dengan suara serak.Rachel terkejut dan akhirnya mengerti kenapa penampilan lelaki itu menjadi seperti ini. Ada ucapan yang sudah dikatakan berulang kali, tetapi lelaki itu tetap enggan mendengarnya.“Aku dan Ronald akan menikah. Bulan depan kami tunangan dan setelah itu, nggak lama lagi menikah. Kalau kamu ada waktu, kamu bisa tinggal dan datang ke pertunanganku dulu baru pergi,” kata Rachel.Melvin te
Sebersit tatapan dingin tampak di mata lelaki itu. Dia menatap Hanna sambil tersenyum dingin dan berkata, “Jadi kamu pikir ada kesempatan untuk bersama denganku?”“Nggak peduli ada kesempatan atau nggak, seharusnya kamu nggak bersama dengan perempuan seperti Rachel! Dia sudah pernah melahirkan dua anak, ayah dari anaknya juga nggak jelas! Sedangkan kamu dari keluarga Shan. Seharusnya kamu-““Diam!”Melvin memotong ucapan perempuan itu. Sorot dingin terpancar dari matanya.“Aku meminta Rachel membantuku untuk menolakmu karena mau menjaga harga diri kamu saja. kamu pikir kamu siapa? Ada hak apa ngomong yang buruk tentang Rachel?!”Setelah mengatakan kalimat itu, Melvin pergi dari sana dan meninggalkan Hanna yang gemetar karena emosi. Beberapa tahun yang lalu dia adalah kekasihnya Melvin. Setelah dia jatuh hati, lelaki itu justru memintanya mengakhiri hubungan mereka. Selama beberapa tahun terakhir, Hanna tidak pernah melupakan lelaki itu.Hingga akhirnya dia bertemu lagi dengan Melvin. H
Hanna memang ingin meminta Om nya ini memberikan pelajaran pada Rachel. Apakah itu sulit?“Om, Om nggak tahu seberapa keterlaluannya perempuan ini. Mentang-mentang dia cantik, dia bersikap sombong sekali. Dia juga bilang aku jelek dan bilang keluarga kita nggak berpendidikan.”“Serius?” tanya Hendo dengan wajah keruh.“Beraninya bilang keluarga kita nggak berpendidikan. Dia pikir dia siapa?!”“Om pernah dengar perempuan tercantik di Kota Suwanda? Dia memang sangat cantik, tapi nggak seharusnya mempermalukan orang lain seperti itu,” kata Hanna sambil pura-pura menangis dan mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan sebuah foto.“Om, lihat wajahnya terlihat jelas perebut lelaki orang! Pacarku itu direbut sama dia. Aku benar-benar mencintai pacarku! Om, Om harus bantu aku balas dia!”Dia terus berbicara, tetapi tidak mendapat balasan. Hanna menoleh dan melihat Hendo tengah menatap layar ponselnya dengan lekat. Bahkan lelaki itu merebut ponsel Hanna.“Kenapa, Om?” tanya Hanna dengan bingung.
Di internet sudah muncul berbagai perbincangan.“Astaga, siapa yang sebar berita ini? Perempuan tercantik di Suwanda dengan CEO Tanjaya Group? Bagaimana mungkin kedua orang ini bertunangan? Pasti gosip!”“Lima tahun yang lalu yang menjadi perempuan tercantik Suwanda adalah putri dari keluarga Hutomo. Kala itu dia masih bersih dan polos, mungkin memang cocok bersanding dengan Ronald. Tapi sekarang … barang bekas seperti dia nggak pantas bersanding dengan seorang CEO ternama.”“Selain itu, dia ada dua anak haram! Kalian lupa gosipnya dengan Tony yang sangat heboh! Anaknya siapa itu? Ronald nggak mungkin mau rawat anak orang lain.”“Perempuan yang bawa beban mana mungkin pantas menjadi nyonya di keluarga Tanjaya?”“Pasti berita ini gosip saia! Ada orang yang sengaja buat gosip ini!”Para orang di internet tidak ada yang percaya dengan berita tentang pertunangan mereka. Mereka bahkan mengungkit cerita lalu Rachel dan memojokkan perempuan itu.“Jangan lihat lagi!” kata Ronald dengan wajah m
Ronald mengernyitkan keningnya dan berkata, “Sebaiknya biarkan aku dan Rachel yang ke sana saja.”Dia tidak ingin ada orang luar yang ikut campur hal ini. Rachel hanya bisa mendelik padanya dengan lelah sambil berkata, “Kamu mau cepat keluar dari sini lebih awal nggak? Baring yang benar! Biarkan urusan surat nikah kita merepotkan Tante dulu.”“Nggak repot,” sahut Farah sambil tersenyum lebar. Dia menoleh dan melihat keempat anak yang ada di depan pintu kamar dan tengah melongokkan kepalanya. Dengan buru-buru dia berjalan mendekat dan tertawa lebar sambil berkata, “Kalian berempat ikut Nenek pulang.”Darren mengerjapkan matanya dan berkata, “Nenek, tadi aku dengar Papa dan Mama mau menikah ya? Benarkah?”“Tentu saja benar!” jawab Farah sambil terkekeh bahagia.“Bulan depan langsung acara resepsi pernikahan. Bagaimana? Kalian bahagia?”“Wah! Aku bahagia sekali!” kata Darren sambil melonjak girang.“Setelah Papa dan Mama menikah, Mama bakalan tinggal di rumah! Aku mau tidur sama Mama seti
Tidak ada yang tahu dari mana para orang-orang ini mengetahui tanggal tepatnya pertunangan mereka. Mendadak komentar tersebut menjadi komentar teratas di media.“Tanggal pertunangannya di bulan depan tanggal enam. Di undangan sudah tertulis dengan jelas. Bisa dibilang Ronald benar-benar mau menikahi Rachel.”“Astaga, pujanggaku! Dia dirusak begitu saja?”“Sebuah pelajaran dalam kejadian ini yaitu asalkan berwajah cantik, maka mereka pasti bisa mendapatkan lelaki sebaik apa pun.”“Teman-teman, ada yang mau bentuk kelompok untuk operasi plastik?”Hanna yang tengah duduk di sofa tertawa miring. Dia mengambil gambar setiap komentar orang-orang itu dan mengirimkannya pada Marvel. Dia tidak mengerti apa baiknya dari Rachel hingga bisa membuat Marvel begitu susah melupakannya.Tidak bisa dibiarkan. Dia harus berbuat sesuatu agar Rachel bisa dijelekkan oleh semua orang di dunia ini. Ketika Hanna mengambil ponselnya, tiba-tiba tampak sebuah bayangan di atasnya. Dia mendongak dan mendapati Hendo