Ronald tahu kalau kepalanya di perban, tetapi apa yang lucu dari hal itu? Bukannya lelaki yang tidak cukuran juga wajar? Apa yang lucu?Dia menatap ke arah Rachel dengan sorot bingung, tetapi pemandangan Rachel yang tengah ikut tertawa menyambutnya. Berarti kemarin malam dia menyatakan perasaannya pada perempuan itu dengan penampilan yang terlihat konyol dan berantakan?“Mama juga merasa lucu, kan?” tanya Darren sambil menggoyangkan tangan Rachel.Wajah Ronald berubah keruh. Rachel berdeham dan berkata, “Darren, nggak boleh menertawakan papa kamu seperti itu.”“Iya, nggak boleh. Setelah Papa sembuh, aku yang bakalan dipukul.” Darren menjulurkan lidah sambil bersembunyi di balik tubuh Rachel.Sejak kapan Ronald pernah memukul bocah itu? Sungguh pintar sekali merusak nama baiknya! Ronald melirik Rachel sekilas dan menjelaskan, “Rachel, aku nggak pernah pukul anak-anak! Beneran!”“Iya, nggak pernah. Hanya sering hukum kami saja. Harus berdiri selama dua jam! Sampai kaki aku pegal dan saki
Rachel membawa sop yang sudah dipanaskan masuk ke dalam kamar. Dia berbalik dan menatap keempat anak yang tengah berdiri di belakangnya. Senyuman di wajah mereka terutama Darren dan Michelle tampak begitu riang dan cerah.Eddy dan Michael dewasa lebih awal sehingga di wajah mereka ada terdapat senyuman dewasa yang tidak sepantasnya ada di sana di umurnya sekarang. Akan tetapi sorot mata Eddy terlihat ada kepolosan anak kecil. Sedangkan Michael terlihat seperti anak yang hampir berusia sepuluh tahun. Di antara mereka berempat, yang paling dewasa adalah Michael.Rachel menghela napas lagi. Kalau bukan karena dulu dia terlalu menderita, apakah Michael akan dipaksa dewasa sebelum waktunya? Hal ini bukan merupakan hal yang baik bagi seorang anak kecil. Akan tetapi untungnya selanjutnya akan ada satu orang lagi yang ikut membantunya menjaga anak-anak ini. Michael tidak perlu lagi begitu giat dan berusaha keras belajar dewasa.Rachel berjongkok dan menarik tangan kecil Michael sambil berkata,
Rachel mengelus rambut Michael dengan lembut sambil berkata dengan nada pelan tetapi penuh keyakinan, “Michael, kalau demi anak-anak, tiga atau dua tahun yang lalu Mama akan cari seorang lelaki dan menikah. Mama nggak mungkin mengorbankan kebahagiaan Mama seumur hidup hanya demi anak-anak saja. Mama sungguh mencintai Papa makanya mau menyerahkan segalanya pada dia.”“Mama bersedia menyerahkan diri Mama dan bersedia hidup dengan Papa selama sisa hidup Mama kelak. Mama juga mau menjaga kalian bersama dengan Papa.”Ketika dia selesai mengucapkan kalimat tersebut, Rachel merasakan sebuah tatapan yang tengah menatapnya dengan lekat. Dia berbalik dan menemukan Farah yang tengah menggandeng Brandon di koridor. Mata hitam lelaki itu seperti panah yang langsung menusuk tepat di hatinya yang paling dalam.Wajah Rachel mendadak memerah dan terasa luar biasa panas. Setelah kemarin malam lelaki itu menyatakan perasaannya, Rachel langsung kabur dan tidak ada membalas ucapan Brandon sama sekali. Seka
Rachel tidak mengatakan apa pun dan tanggal pertunangan mereka sudah ditentukan begitu saja. sudah dipastikan akan diadakan pada tanggal 6. Masih ada waktu tidak sampai sembilan hari ke depan.Michelle mendapatkan peran sebagai pendamping pengantin perempuan yang bertugas melempar kelopak bunga, sedangkan tiga putranya yang lain mendapatkan peran untuk mengangkat gaun pengantin.Rachel merasa bingung apakah pertunangan memerlukan pendamping pengantin? Apakah dia perlu mengenakan gaun pengantin? Bukankah acaranya seperti sebuah pernikahan?“Rachel, kebiasaan dari keluarga kami biasanya pertunangan juga dibuat dengan meriah. Setelah kamu menjadi calon istri Brandon, maka kamu bersiap menjadi calon nyonya di keluarga Tanjaya. Semua orang harus mengetahui siapa sosok calon Nyonya Tanjaya kelak,” kata Farah dengan wajah sumringah.“Biar Tante yang siapkan semuanya, kamu hanya perlu melakukan satu hal.”“Apa itu?” tanya Rachel.“Beri tahu keluargamu dan teman-teman kamu untuk hadir di acara
Sekarang mereka tahu Rachel adalah ibu kandung mereka. Kalau ibunya memanggil Irma sebutan Nenek, maka mereka juga bersedia menghargai Irma seperti apa yang ibunya lakukan.“Anak pintar,” ujar Irma.“Rachel, bawa anak-anak dan duduk di dalam saja.”“Nggak perlu, Nek. Kedatanganku hari ini bermaksud buat kasih tahu Nenek kalau aku mau bertunangan. Waktunya jatuh di bulan depan tanggal 6. Beberapa hari lagi aku akan minta orang untuk antar undangan kemari,” ujar Rachel.“Bertunangan? Sama siapa?” tanya Irma dengan terkejut.“Dengan Papa kami! Mama kami mau menikah dengan papa kami!” sahut Darren sambil mengangkat dagunya bangga.Irma tersenyum masam. Dulu Shania berusaha sekuat tenaga untuk bisa menikah dan masuk ke dalam keluarga Tanjaya. Sekarang Rachel kembali dan langsung mendapatkan apa yang diinginkan oleh Shania dulu. Memang barang yang diambil dengan paksaan tidak akan bertahan lama.“Rachel, kamu sudah mengalami banyak penderitaan. Akhirnya penderitaan itu akan berakhir. Selanju
Roy bergegas datang ketika mendengar suara dari arah pintu masuk. Dia pernah bertemu dengan kedua tuan muda keluarga Tanjaya, tetapi dia baru pertama kali bertemu dengan mereka sebagai status keponakan kandungnya.Roy meraba tubuhnya yang ternyata tidak ada hadiah apa pun yang bisa dia berikan.“Om,” sapa Michael lebih dulu dengan santun.Ketiga keponakannya yang lain ikut bersuara ketika mendengar Michael memanggilnya. Darren dan Eddy berdiri di depan pintu dengan patuh. Keduanya terlihat sangat tampan dan juga penurut sekali.“Halo!” sapa Roy membalasnya. Kemudian dengan suara pelan dia berkata, “Rachel, kenapa kamu nggak telepon aku dulu kalau mau bawa mereka pertama kalinya ke sini. Aku nggak ada persiapan apa pun sama sekali.”Rachel tertawa dan berkata, “Nggak perlu siapin apa-apa, aku datang untuk berbagi kabar baik.”Roy melirik anak-anak di sampingnya dan berkata, “Memang sebuah kabar baik.”Beberapa waktu yang lalu Rachel meneleponnya dan berpesan padanya untuk tidak memberi
Rima dan juga Hengky langsung terdiam. Ada apa dengan kedua anak kecil yang ikut memanggilnya?Roy berdeham dan berkata, “Dulu Rachel yang meminta aku nggak membicarakannya, jadi aku hanya bisa merahasiakannya. Sekarang akhirnya aku sudah bisa mengatakannya pada kalian. Kedua anak ini adalah tuan muda dari keluarga Tanjaya. Mereka anak kandung Rachel.”“Kamu bilang apa?!” seru Rima terkejut. Dia langsung berkata lagi, “Di berita pernah mengatakan kalau Rachel ada ada anak dan sudah meninggal, tapi sebenarnya nggak meninggal?”Dia menatap Eddy dan Darren dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Rachel duduk di samping Rima dan berkata dengan lembut, “Kejadian empat tahun yang lalu membuat aku melahirkan anak kembar empat. Eddy dan Darren langsung kehilangan napas mereka ketika lahir, jadi Shania membohongiku kalau mereka berdua sudah nggak ada di dunia ini lagi,”“Setelah itu dia membawa mereka pergi dari aku. Sedangkan aku langsung kabur dari keluarga Hutomo setelah melahirkan Michael dan
“Keterlaluan!”Siska menghentakkan kakinya dan menendang meja sofa. Lili yang juga tampak sama-sama emosi berkata dengan menusuk, “Ibu dan anak sama saja, dulu waktu Intan dekat dengan putra dari keluarga Adijaya juga akhirnya didepak. Rachel pikir dia sudah memberikan empat anak untuk keluarga Tanjaya maka dia nggak akan bisa tersingkirkan oleh orang lain lagi?”Siska menoleh dan bertanya, “Ma, apa maksud ucapan Mama? Kenapa aku nggak mengerti?”“Intan itu mama kandungnya Rachel. Dulu dia meninggal setelah nggak lama melahirkan Rachel,” kata Lili sambil mendengus sebal.“Dulu keluarga kita termasuk keluarga yang ternama. Sedangkan Hutomo Group masih belum ada. Menurutmu Intan yang merupakan putri dari keluarga Winata kenapa mau menikah dengan pemuda miskin yang nggak ada apa pun?”“Kenapa?”“Karena dia sudah ditiduri oleh putra keluarga Adijaya. Dia sudah menjadi barang bekas, makanya hanya bisa menikah dengan Sandi,” ujar Lili.“Sandi itu nggak berguna dan dia mengandalkan keluarga W