Michael mengepalkan jarinya.Keluarga Tanjaya hanya ada tiga orang, Ronald, Darren, dan anak yang dia lihat di depan pintu ruang pasien hari itu.Darren tidak memiliki kemampuan itu, dan ibunya bilang bukan Ronald.Itu artinya....“Eddy, kakak kandung Darren,” Rachel berkata dengan lembut, “Om Ronald telah mewakili anaknya untuk meminta maaf kepada Mama dan bersedia untuk mengganti semua kerugian. Michael, masalah ini nggak perlu diperpanjang lagi.”Michael mengerutkan bibir, “Ternyata namanya Eddy.”Rachel terkejut, “Kalian pernah bertemu?”Rachel ingin tahu seperti apa rupa Eddy, tapi sayangnya dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk bertemu dengan anak itu.“Aku pernah bertemu dengannya di depan pintu kamar pasiennya Darren.” Michael berkata, “Apa dia ada meminta maaf sendiri pada Mama?”Rachel tersenyum dan tidak menjawab. Dia meraih tangan kedua anaknya dan berkata dengan lembut, “Kalian baru berusia empat tahun. Yang paling penting bagi kalian sekarang adalah belajar dengan ra
K menulis, “Aku katakan sekali lagi. Aku bukan Om-Om!”Michael menulis, “Apa dark web mengadakan duel setiap tahunnya?”K menjawab, “Hei, kenapa kamu tertarik dengan hal ini? Aku pernah memintamu untuk mengikutinya tahun lalu, tapi kamu menolak.”Michael menulis, “Jawab saja, ada atau nggak?”K menulis, “Iya, duel tahun ini sudah dimulai ….”Semenit kemudian, sebuah pemberitahuan muncul di atas sistem dark web.[Hacker berlevel diamond, Bos keluarga Hutomo, menantang hacker berlevel bronze, Darren yang suka minum susu untuk berduel ….]K menulis, “Wah! Kamu benar-benar mengajaknya berduel. Mau taruh di mana muka kita para hacker berlevel diamond? Bos! Hei, Bos! Jangan menghilang! Cepat bicara denganku!”Michael langsung offline.Setelah mengetahui bahwa dia berhadapan dengan Eddy, dia tidak bisa menjelaskannya kepada Mommy.Kalau begitu, biarkan mereka berdua berduel di dark web.“Tit tit tit!”Akun Eddy yang telah dia lama disembunyikan tiba-tiba mendapat pemberitahuan.Dia mengerutka
“Kamulah yang membunuh putraku!”Wanita paruh baya itu tiba-tiba berlari ke arah Rachel, mencengkeram kerah bajunya.Lalu, dia mengangkat satu tangannya lagi dan menampar wajah Rachel dengan keras...Rahel mengerutkan kening.Dia mengangkat tangannya dan meraih pergelangan tangan wanita paruh baya itu dengan tenang, lalu melawan dan mencengkeram kedua tangan wanita itu.“Siapa kamu?” Suara Rachel dingin, dan ekspresi di wajahnya juga dingin.Kedua tangan wanita paruh baya itu ditekan ke punggungnya, sehingga dia tidak bisa bergerak. Dia berteriak dan menangis, “Kamu! Kamu membunuh anakku! Kamu menghasut anakku untuk menabrak seseorang. Lalu karena takut anakku akan membocorkan hal itu, kamu membunuh anakku! Dasar wanita jalang! Kembalikan anakku! Kembalikan anakku!”Wanita itu menangis.Orang-orang di sekitar terus membicarakan hal ini.“Aku pernah mendengar tentang kecelakaan mobil ini. Pelaku menabrak seorang anak dan melarikan diri, kemudian meninggal keesokan harinya.”"Sudah menab
Penabrakan mobil Darren hari itu sudah direncanakan sejak lama.Polisi dan orang-orang dari keluarga Tanjaya sudah mencari di seluruh kota, tapi ternyata mobil pelaku masuk ke parit dan mayat pelaku ditemukan dalam keadaan kaku.Polisi sangat peduli dengan kasus ini dan sedang menyelidiki petunjuk di mana-mana.“Putraku sangat baik dan pemalu. Dia nggak mungkin berpikir untuk menyakiti orang lain! Wanita inilah yang memberi putraku sejumlah uang dan menghasut putraku untuk melakukan perbuatan jahat itu! Putraku yang baik dan sangat polos itu ….”Polisi bertanya dengan tajam, “Kamu bilang Bu Rachel pernah menemui anakmu. Kapan dan di mana?”“Jam delapan atau sembilan malam, tepat di depan rumahku.” Wanita paruh baya itu menutup mulutnya dan menangis dengan keras, “Aku nggak melihatnya, tetapi tetanggaku melihatnya ....”Polisi itu memandang Rachel, “Apa yang sedang kamu lakukan pada jam delapan atau sembilan malam dua hari yang lalu?”Rachel tersenyum, “Aku sedang bertelepon dengan pia
Rachel hanya bisa diam mendengar keluh kesah Nenek Irma.Ada sebuah tembok yang memisahkan kehidupannya dengan Shania. Dia tidak akan pernah bisa hidup harmonis dengan Shania dalam hidupnya.Dia membuka suara dan berkata dengan lembut, “Nenek, aku bertemu dengan seorang anak sebelumnya, dan dia bilang dia adalah anaknya Sha ....”“Bruk!”Tiba-tiba terdengar suara keras dari lantai dua. Pecahan kaca bertebaran ke mana-mana, jatuh dari lantai dua ke halaman di bawah.Rachel mengerutkan kening, “Apa yang terjadi?”Nenek Irma sepertinya sudah biasa dengan hal itu, “Shania selalu membanting barang setiap kali dia marah. Entah siapa yang membuatnya marah kali ini. Shania, kamu dan Shania selalu bertengkar setiap kali bertemu, Nenek nggak jadi mengajakmu makan malam bersama, deh.”Rachel mengangguk, berdiri dan berjalan lebih masuk ke halaman itu. Dia mendongak sedikit dan kebetulan bisa melihat kamar Shania dari sana.Dia mengangkat alisnya dengan dingin, lalu perlahan berjalan ke lantai dua
Lalu, dia juga mengirim sebuah voice note ....“Eddy, ini video yang teman Mama kirim. Wanita paruh baya dalam video itu adalah ibu dari pengemudi yang menabrak Darren. Kalau apa yang dikatakan ibu pengemudi itu benar, maka orang dibalik kecelakaan itu adalah Rachel!”Pagi ini, Eddy ada kelas.Dia sedang membaca buku di ruang kerjanya ketika ponselnya bergetar.Dia menyipitkan mata dan melihat nama Rachel.Mungkin karena Darren terlalu suka pada Rachel, atau mungkin karena Rachel ada masalah dengan ibunya, atau mungkin karena alasan lain .... Eddy jadi sangat tertarik dengan segala hal tentang Rachel.Dulu, kalau dia sedang belajar atau bekerja, setiap kali ada telepon atau pesan dari Shania, dia tidak akan pernah menjawabnya.Namun, kali ini, dia membuka pesan itu. Video yang dikirim terputar secara otomatis.Setelah video itu selesai terputar, Shania mengirim voice note lagi, “Eddy, Rachel yang melakukannya. Kamu harus membalas dendam untuk Darren!”Eddy mengatupkan bibirnya dan hend
Mendengar suara Shania, kerutan di dahi Eddy jadi semakin banyak, “Sudah.”“Eddy, Rachel sudah mulai menyerang Darren. Berikutnya adalah kamu. Kita nggak boleh diam saja!” Shania berkata dengan gigi terkatup, “Kamu harus mencari cara untuk mengusir Rachel si wanita jalang itu keluar dari Suwanda ....”Eddy tidak senang mendengar kata “wanita jalang” itu.Dia tidak tahu mengapa dia merasa seperti ini ....Dia menarik napas dalam-dalam, “Bu, cukup sudah.”“Apanya?!” Shania membeku sesaat.“Aku bilang, Ma, cukup sudah. Video ini jelas-jelas akting yang disutradarai Mama. Aku bisa melihatnya. Papa juga bisa melihatnya.” Eddy berkata dengan dingin, “Kalau Mama masih ingin memberikan kesan yang baik pada Papa, tolong jangan ikut campur dengan hal ini lagi.”Shania mengepalkan tinjunya dengan keras.Situasi yang dia rencanakan dengan hati-hati ternyata terbongkar dengan begitu mudah?Kok bisa?Bagaimana mungkin?“Eddy, Mama nggak merencanakan ini. Teman Mama yang mengirim video ini ke Mama
Sejak kapan dia bilang akan mengundang Rachel untuk makan bersama?Namun, Darren sudah berkata begitu. Kalau dia menyangkalnya, jadinya akan terkesan dia pelit, traktir satu kali makan saja tidak mau?Ronald mengangguk dan berkata dengan datar, “Kalau nggak ada urusan, ayo pergi ke rumah kita untuk makan.”Begitu Ronald mengatakan itu, Rachel melihat mata Michelle berbinar.Dia masih tidak habis pikir mengapa putrinya ini begitu suka pada Ronald.Setelah memanggil Ronald dengan sebutan “Papa” waktu itu, dia tidak pernah mengubahnya dengan panggilan lain.Sebenarnya, dia juga berharap Michelle dan Ronald bisa lebih akrab. Namun, dia juga takut kalau mereka terlalu dekat, putrinya akan selalu membicarakan pria itu.Kalau itu terjadi, dia akan merasa canggung.Melihat Rachel diam saja, Hilmi mengira perempuan itu tidak ingin bertamu ke rumah keluarga Tanjaya. Dia cepat-cepat berkata, “Bu Rachel, tadi pagi-pagi sekali koki ada beli udang dan kepiting segar. Dia juga membeli ayam kampung. K