Satu menit kemudian, WhatsApp Rachel langsung dibanjiri pesan.“Rachel, kamu sungguh kejam sekali!”“Rachel, ini adalah ke-999 kalinya kamu memblokir teleponku, aku akan mengingatnya!”“Rachel, aku salah! Tolong berikan aku satu buah kesempatan lagi!”Rachel dengan dingin langsung membalikkan layar ponselnya hingga menghadap meja.Kemudian perempuan itu mengangkat kepalanya, sebuah senyum yang hangat muncul di wajah perempun itu. Rachel pun mengangguk dengan sopan lalu kembali melanjutkan percakapan mereka, “Maaf Pak Jeffry, sekarang kita bisa melanjutkan kembali diskusi kita. Barusan Bapak mengatakan mengenai Vixual Studyo, memang ini adalah teknik pemrograman yang konvensional, aku sudah merubah beberapa modul ….”“Bu Rachel, aku rasa konsep awal desain ini sebaiknya aku perlihatkan ke Pak Ronald terlebih dahulu, untuk kami pelajari lagi pelan-pelan,” ucap Pak Jeffry sambil bangkit berdiri. “Tanjaya Group sudah menginvestasikan modal yang cukup besar untuk Proyek A-F ini, ada beberap
Jeffry mencoba menyusun kalimat yang baik di dalam hatinya, lalu mengutarakannya dengan perlahan. “Saya sangat mengagumi konsep Ibu Rachel dalam merancang proyek ini. Beliau menggunakan bahasa pemrograman yang baru dengan memecah berbagai bahasa pemrograman yang konvensional dan menyatukannya. Tapi di satu sisi, aku juga merasa cara ini sangatlah berbahaya ….”Ronald mengangguk-anggukkan kepala, sorot matanya terlihat kagum memandangi buku yang ada di tangannya.Sedikit banyak, pria itu juga menggeluti dunia pemrograman. Ronald sangat yakin, programmer yang berani membuat skema pemrograman seperti ini, selain Rachel, tidak akan ada lagi orang yang kedua.Ternyata Rachel memang dapat membuatnya terkesan.Ronald melempar ke samping modul tersebut, “Walaupun berbahaya, tetap saja ada keuntungannya. Rancangan awal dari skema tersebut diputuskan seperti ini. Kamu ikuti terus berkembangannya.”Begitu selesai berbicara, Ronald langsung masuk ke dalam ruangannya.Randi menepuk-nepuk pundak Jef
“Kalau udara di sana bagus, untuk apa aku tinggal di Australia?” ucap Farah dengan dingin. “Aku akan mengutus orang ke sana dan menjemput Darren untuk tinggal bersamaku selama beberapa bulan.”“Nggak bisa.” Ronald langsung menolak permintaan Ibunya dengan sangat cepat. “Aku sudah mengaturkan pelajaran untuknya. Untuk sementara waktu, dia nggak bisa pergi ke Australia.”“Ronald, aku sudah tua, perlu orang yang menemani.” Nada suara Farah terdengar keras tapi juga lembut di saat yang sama. “Aku tinggal sendiri di Australia, rumah yang begini besar hanya aku sendiri di dalamnya. Apa kamu tahu, bagaimana aku melewati hari-hariku ini?”“Aku nggak minta kamu datang menengok aku. Hanya minta salah satu di antara kedua anak itu, bisa datang dan menemaniku untuk sementara waktu. Hal ini juga masih kamu tolak?”Ronald langsung terdiam tidak mampu berkata-kata.Dulu, ketika kedua anak ini baru genap berusia sebulan, Ronald langsung mengirim mereka berdua ke Australia agar Ibunya dapat membantu me
“Tante, pernikahan seharusnya dilaksanakan karena adanya kedua orang yang saling mencintai,” ucap Cathlyn sambil tersenyum lembut.“Tanpa adanya cinta, pernikahan hanya akan menjadi sebuah kuburan untuk mereka. Tentu saja Kak Ronald nggak mau membangun kuburannya sendiri, hanya untuk anak-anaknya.”Farah menggeleng-gelengkan kepala, tanpa mengatakan apa pun.Bertahun-tahun perempuan itu di Australia, sudah bertahun-tahun juga perempuan itu kehilangan kendali atas anaknya. Apa pun yang dikatakannya saat ini, sudah tidak ada artinya lagi.“Tante, aku sangat menyukai pandangan Kak Ronald mengenai pernikahan dan juga cinta,” ucap Cathlyn yang tiba-tiba menundukkan kepala dan tersenyum.“Aku sudah mengenal Tante begitu lama, setiap hari mendengar Tante menyebutkan nama Kak Ronald. Tapi aku sepertinya belum pernah bertemu dengan Kak Ronald. Apa Tante punya foto Kak Ronald?”Farah menatap Cathlyn sekilas.Empat, lima tahun yang lalu, Cathlyn mulai muncul di dalam kehidupannya. Setiap harinya,
Perempuan itu baru saja berhasil mendapatkan gelar masternya. Tahun ini, perempuan itu genap berusia 28 tahun. Rambutnya pendek setelinga, terlihat pintar dan juga cekatan.Windy mendengus pelan, “Kamu sudah menjadi Manajer Customer Service selama empat sampai lima tahun. Bukannya mendapatkan promosi, sebaliknya jabatan kamu malah diturunkan. Memangnya sedikit pun kamu nggak merasa keberatan?”“Aku mengikuti arahan dari pimpinan.” Arfin berkata dengan tenang, “Bisa menjadi asisten Ibu Rachel, ini merupakan kehormatan bagiku.”Begitu selesai berbicara, Arfin langsung berjalan ke arah ruang manajer dan mengetuk pintunya.“Dasar pengecut!” ucap Windy mengumpat dari belakang. “Bisa-bisanya lulus S2 tapi nggak bisa memperjuangkan hak diri sendiri!”Tepat saat itu, Arfin sedang membuka pintu ruangan manajer dan umpatan Windy yang paling terakhir, masuk ke dalam kuping Rachel dengan sangat jelas.Rachel mengintip dari balik celah pintu, dia langsung mendapati seorang karyawan perempuan yang m
Arfin berjalan keluar dari dalam ruang manajer dengan raut wajah yang muram.Windy mendesah pelan, “Baru saja menjabat sudah langsung mengeluarkan apinya dan api yang pertama langsung menuju ke arahmu sebagai mantan manajer. Arfin, kalau kamu masih ingin bekerja di Hutomo Grup ini, sebaiknya kamu coba merayuku. Siapa tahu kalau hatiku senang, aku bisa mencari Shania dan meminta tolong padanya untuk tetap mempertahankan kamu di sini.”Arfin menatap perempuan itu dengan sorot mata yang sulit diartikan, “Apa kamu nggak merasa khawatir sedikit pun?” “Apa yang perlu aku khawatirkan?” ucap Windy sambil tertawa dengan dingin, “Aku adalah teman Shania yang paling dekat. Apa pun yang aku katakan, pasti akan didengar olehnya!”Windy juga ikut membantu Shania dalam usahanya menyingkirkan Rachel lima tahun yang lalu. Hal ini sama saja dengan rahasia terbesar milik Shania sudah dipegang oleh Windy. Sehingga apapun yang diminta oleh Windy, Shania pasti nggak akan menolaknya.Perempuan itu mengangka
Arfin buru-buru menyerahkan laporan kinerja Windy kepada Rachel.Begitu Rachel melihat laporan tersebut, senyum dingin langsung menghiasi wajahnya.Tabel penilaian karyawan itu, dibagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah bagian internal yang berisi mengenai target pencapaian dari karyawan itu sendiri dan juga penilaian dari pimpinan departemen, lalu penilaian dari Departemen Personalia.Laporan penilaian internal Windy, bahkan tidak mencapai angka 20, tapi di penilaian Departemen Personalia, bisa mencapai 100. Semua penilaian Windy di dua tahun terakhir ini sama seperti itu. Pemalsuan penilaian ini benar-benar sangat jelas, bahkan terlihat tindakan nepotisme di dalamnya.Mungkin juga Shania merasa tidak akan ada orang yang berani mempermasalahkannya, sehingga malas mencari alasan untuk memalsukan penilaian?“Berdasarkan peraturan dari Hutomo Group, dalam tiga bulan berturut-turut gagal mencapai target, maka akan dikeluarkan,” ucap Rachel dengan dingin.“Sekarang kamu boleh pergi k
Sepasang mata licik milik Shania langsung mengecil, kelima jarinya dikepalkan dengan sangat kencang.Rachel ternyata masih belum puas hanya dengan mengusir dirinya keluar dari dalam rapat dewan direksi, sekarang perempuan jalang itu bahkan berani turun tangan untuk menyingkirkan temannya!“Shania, sekarang semua orang di perusahaan sedang sibuk membicarakanmu. Katanya, Hutomo Group sekarang milik Rachel, juga ada yang bilang kalau Rachel lebih cocok untuk menjadi penerus daripada kamu ….” Windy kembali berkata sambil menggertakkan giginya, “Sayang sekali aku sudah nggak bisa berada terus di dalam perusahaan ini, kalau nggak, aku pasti bisa membungkam mulut orang-orang yang diam-diam membicarakanmu di belakang!”“Aku nggak akan membiarkan kamu dikeluarkan dari sana, kamu tunggu sebentar.”Shania menutup teleponnya, kerutan-kerutan yang penuh emosi memenuhi wajah dengan riasan tebal milik perempuan itu.“Dasar Rachel sih perempuan jalang! Taktik licik seperti ini, benar-benar nggak ada