Kevin merasa lucu tetapi juga kasihan. Dia mengelus kepala gadis itu dan menenangkannya, “Tenang, kami hanya membicarakan proyek pekerjaan, nggak akan membicarakan hal yang lainnya.”Mendengar itu Nana baru merasa sedikit tenang.Dia tidak menahannya lagi dan hanya menatap lelaki itu dengan raut serius. Tatapannya tampak hati-hati dan juga khawatir. Hingga akhirnya Kevin tidak tahan dan memutuskan untuk tidak mengangkat telepon Eddy. Lelaki itu meletakkan ponselnya dan maju untuk memeluk perempuan itu.“Aku tahu apa yang kamu khawatirkan. Jangan takut, aku pasti akan mengurus semuanya. Kamu nggak seharusnya merasa tertekan,” ujar Kevin sambil mengecup ubun-ubun Nana penuh sayang.Dia yang dari awal tidak pernah ada harapan untuk bersama dengan Nana selalu saja menghindar dari keluarga Tanjaya. Sekarang kejadiannya jauh dari apa yang mereka bayangkan. Oleh karena itu, Kevin berencana untuk berinteraksi langsung dengan keluarga Tanjaya.Kevin juga akan membuat mereka luluh dan menyerahka
Eddy meletakkan ponselnya dengan mata menggelap.“Pak, Bu Nana-““Pasti ada yang dia tutupi dari kita. Orang yang muncul di Borlan itu Kevin dari keluarga Orlando? Kenapa sampai sekarang masih nggak bisa menemukan informasi yang jelas?”Asistennya yang bernama Fernando terlihat memucat dan berkata, “Kemampuan orang itu sangat hebat.Kami minta tolong Pak Michael untuk bantu dan mendapatkan informasi mengenai keluarga Orlando. Akan tetapi nggak ada bukti yang kuat kalau hal ini ada hubungannya dengan Kevin.”Fernando berhenti sejenak dan dengan hati-hati bertanya, “Pak, apakah Bapak yakin kalau dia dan Bu Nana ada hubungan?”Eddy diam dan tidak menjawab. Dia bisa mengatakannya bahwa perasaan itu adalah indra keenam seorang lelaki? Sebagai seorang kakak yang protektif, dia cukup sensitif dengan hal seperti ini.“Dulu waktu Nana diculik, dia yang menolongnya,” ujar Eddy. Oleh karena itu, begitu mendengar nama keluarga Orlando, dia langsung kepikiran sosok Kevin. Dia merasa yakin kalau hal
Suara ketukan jari Kevin dengan papan keyboard memenuhi ruangan restoran. Nana mendekat dan melihat kode yang tidak dia mengerti memenuhi layar laptop. Ekspresinya terlihat sangat bingung dan bertanya,“Ini apa?”“Aku ada perhatiin informasi keluargamu. Kakak keduamu meninggalkan semua penelitiannya dan beli tiket penerbangan ke Borlan. Sepertinya mau cari kamu,” terang Kevin tanpa menghentikan gerakan jarinya.“Kakak pertamamu baru saja menaikkan biaya kerja sama keluarga Orlando dengan mereka. Nana, sebentar lagi kita akan berperang, kamu takut?”Mata Nana terbelalak terkejut. Namun sesaat kemudian dia tersenyum licik dan berkata, “Aku nggak takut, justru terasa menegangkan!”Kevin hebat sekali karena berani satu lawan tiga!Lelaki ikut tersenyum melihat senyuman perempuan itu. Kevin tahu kalau gadis ini tidak akan takut.Jangan lupa kalau di diri Nana ada mengalir darah keluarga Tanjaya. Dia tidak akan penurut dan polos. Melihat Nana yang masih berani pulang hanya untuk berpacaran s
Awalnya dia juga ingin mencari Darren untuk menyelesaikan masalah ini. Dia meneruskan pesan Jason tadi pada Darren dan mendapat balasan tiga buah tanda tanya. Tanpa penjelasan lebih banyak, perempuan itu menuliskan, “Kak, ini temanku yang menyebalkan itu.” “!!!” Darren hanya membalas tiga tanda baca saja. Darren yang baru saja kembali dari laboratorium dan baru masuk dalam rumah langsung emosi ketika melihat pesan adiknya. Siapa yang berani melakukan hal itu pada adik kesayangannya? Apakah lelaki itu pikir keluarganya Nana sudah tidak ada?!Darren langsung menggerakkan semua kelompok yang dia kuasai dan mulai merebut semua proyek dan harta milik keluarganya Jason. Setengah jam kemudian, karyawannya menelepon dan melaporkan bahwa keluarga lelaki itu tidak sanggup bertahan dan harga sahamnya anjlok!Darren terdiam dan melongo. Hanya begini saja? Semudah ini? Tidak ada tantangannya sama sekali!Dia mengirimkan pesan penuh ancaman pada lelaki itu yang berisi, “Kalau berani mengganggu ke
Kevin tidak akan memberi tahu Nana seberapa gelap pemikiran yang ada dalam benaknya. Sejak dia menjaga perempuan itu secara diam-diam, lelaki itu sudah mempelajari semua sifat dari keluarga Tanjaya.Tentu saja bagi keluarga Tanjaya, hal itu bukan hal yang baik. Bahkan menjadi sebuah ancaman bagi mereka. Kevin tidak bisa mengendalikan dirinya karena rasa pedulinya pada Nana membuat dia harus peduli pada orang-orang di sekitar perempuan itu.Terkadang ada pemikiran kotor yang timbul di benaknya. Dia ingin memusnahkan semua orang di dunia hingfa tersisa dirinya dan Nana saja. Dengan begitu tidak akan ada orang yang mengganggu mereka lagi.Tawa renyah di samping telinganya serta binar mata polos milik perempuan itu membuat pemikiran yang timbul di benaknya itu menjadi lenyap tak tersisa. Karena Nana juga yang membuatnya menjadi sosok orang yang baru lagi.Kevin menghela napas pelan untuk menyapukan pemikirannya. Dia mengambil ponsel dan mengirimkan pesan paling terakhir. Di waktu yang sama
“Kakak saya datang?”“Baik, kami akan bereskan dan jangan kasih tahu Kak Eddy.”Setelah sambungan terputus, Michelle mengerutkan keningnya dengan bingung.“Kak, apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Anji dengan sorot khawatir.“Aku lagi pikir, semua ini apakah rencananya Kevin? Aku bawa Kak Eddy dan mengajaknya bergabung dengan kubu mereka. Setelah itu kami menyerang Kak Eddy dan Kak Michael.”“Apakah dia dari awal sudah tahu kalau Kak Eddy akan minta Kak Darren ke sini? Dia juga tahu kalau Kak Eddy melacak keberadaan Anggun, makanya lebih awal kirim robotnya ke sini? Semua langkah yang dia ambil terlihat sangat tepat, tetapi juga berbahaya. Orang seperti itu apakah benar-benar cocok bersanding dengan Anggun? Apakah aku salah langkah?”Michelle mendadak menjadi curiga dan ragu.“Bagaimana mungkin? Kamu itu sedang mendukung adikmu sendiri untuk mengejar kebahagiaannya. Kamu nggak salah, dan Kevin juga nggak salah,” ujar Anji.“Benarkah?”“Benar, percaya denganku. Orang yang rela berusah
Wajah Anji seketika memerah. Dia bahkan tidak berani menatap mata Michelle secara langsung. Dalam benaknya mulai berpikir apakah sekarang merupakan kesempatan yang bagus? Dia bisa memberi tahu perempuan itu tentang ketertarikannya dan membuat perempuan itu perlahan-lahan terbiasa menerimanya.Akan tetapi sebelum Anji sempat membuka suara, terdengar suara Michelle yang berkata, “Seharusnya nggak ada, ya? Kamu begitu penurut dan nggak mungkin bisa jatuh cinta sebelum waktunya.”Michelle terlihat sangat yakin sekali hingga membuat Anji tercenung. Setelah itu lelaki tersebut berkata, “Aku sudah nggak kecil lagi, sudah 23 tahun.”Meski dia adik juniornya Michelle, dia hanya lebih kecil tiga bulan dari perempuan itu. Sifat lelaki itu juga jauh lebih dewasa dibanding lelaki seusianya. Akan tetapi bagi Michelle, perasaannya ini diartikan sebagai jatuh cinta sebelum waktunya.Anji merasa lemas seketika dengan sifat polos Michelle. Dia merasa luar biasa bingung dengan situasi saat ini. Sedangkan
“Kalau berani mengganggu kesayanganku, aku habisi nyawamu!”Sebuah pesan tanpa nama dan diikuti dengan perusahaannya yang anjlok membuat semuanya terbukti bahwa hal ini ada hubungannya dengan Nana.Sekarang perempuan yang dia dekati hanya Nana seorang saja. Perempuan itu memberikan dia sebuah kejutan besar.Siapa orang yang melakukan ini? Apakah Kevin? Apakah lelaki itu bersedia mengerahkan seluruh kekuatan keluarga Orlando demi perempuan yang tidak memiliki apa pun? Jason tidak percaya jika Nana memiliki kemampuan yang begitu kuat membuat Kevin luluh.Jika tahu akan menjadi seperti ini, dia tidak akan mengganggu Nana. Keluarganya juga tidak akan mengalami musibah seperti ini. Jason bergegas mengambil ponselnya dan menghubungi sebuah nomor.“Kamu minta aku ancam Nana dengan foto itu, tapi sekarang Kevin justru menyerangku! Perusahaan keluargaku hancur dan kamu harus segera pikirkan cara buatku!”“Apa yang kamu panikkan?” ujar perempuan dari seberang telepon. Dengan santai dia berkata,