Wajah Anji seketika memerah. Dia bahkan tidak berani menatap mata Michelle secara langsung. Dalam benaknya mulai berpikir apakah sekarang merupakan kesempatan yang bagus? Dia bisa memberi tahu perempuan itu tentang ketertarikannya dan membuat perempuan itu perlahan-lahan terbiasa menerimanya.Akan tetapi sebelum Anji sempat membuka suara, terdengar suara Michelle yang berkata, “Seharusnya nggak ada, ya? Kamu begitu penurut dan nggak mungkin bisa jatuh cinta sebelum waktunya.”Michelle terlihat sangat yakin sekali hingga membuat Anji tercenung. Setelah itu lelaki tersebut berkata, “Aku sudah nggak kecil lagi, sudah 23 tahun.”Meski dia adik juniornya Michelle, dia hanya lebih kecil tiga bulan dari perempuan itu. Sifat lelaki itu juga jauh lebih dewasa dibanding lelaki seusianya. Akan tetapi bagi Michelle, perasaannya ini diartikan sebagai jatuh cinta sebelum waktunya.Anji merasa lemas seketika dengan sifat polos Michelle. Dia merasa luar biasa bingung dengan situasi saat ini. Sedangkan
“Kalau berani mengganggu kesayanganku, aku habisi nyawamu!”Sebuah pesan tanpa nama dan diikuti dengan perusahaannya yang anjlok membuat semuanya terbukti bahwa hal ini ada hubungannya dengan Nana.Sekarang perempuan yang dia dekati hanya Nana seorang saja. Perempuan itu memberikan dia sebuah kejutan besar.Siapa orang yang melakukan ini? Apakah Kevin? Apakah lelaki itu bersedia mengerahkan seluruh kekuatan keluarga Orlando demi perempuan yang tidak memiliki apa pun? Jason tidak percaya jika Nana memiliki kemampuan yang begitu kuat membuat Kevin luluh.Jika tahu akan menjadi seperti ini, dia tidak akan mengganggu Nana. Keluarganya juga tidak akan mengalami musibah seperti ini. Jason bergegas mengambil ponselnya dan menghubungi sebuah nomor.“Kamu minta aku ancam Nana dengan foto itu, tapi sekarang Kevin justru menyerangku! Perusahaan keluargaku hancur dan kamu harus segera pikirkan cara buatku!”“Apa yang kamu panikkan?” ujar perempuan dari seberang telepon. Dengan santai dia berkata,
Setelah Kevin mengantar Nana kembali ke apartemen, dia menunggu sejenak hingga lampu kamar perempuan itu sudah menyala. Setelah itu dia berbalik dan masuk ke mobilnya kemudian melaju ke rumahnya.Setelah membersihkan diri, dia berbaring di kasurnya sambil menatap pesan selamat malam yang dikirimkan oleh Nana. Senyumannya merekah hingga naik ke mata lelaki itu.Dia melihat histori percakapan keduanya yang terlihat seperti pasangan normal lainnya. Selain itu juga terdapat foto Nana sendiri yang dikirim oleh perempuan itu. Dulu Nana menertawakan dirinya yang menyimpan foto masa lalunya. Lebih baik menyimpan fotonya yang sekarang saja.Kevin tersenyum sambil menyimpan semua foto tersebut dalam albumnya dan dalam hatinya. Pintu kamar diketuk dan senyumannya langsung lenyap. Dengan suara dingin dia berkata, “Masuk.”Yoko masuk sambil membawa nampan emas. Dia menyusun obat milik Kevin sambil berkata, “Pak, sudah beberapa hari obatnya nggak diminum. Dokter Leo bilang obat ini bisa secara perla
Ketika Yoko tengah bersikap siaga. Tatapan Kevin tampak kembali fokus dan sepertinya dia perlahan-lahan kembali sadar. Akan tetapi wajahnya tetap memasang raut dingin dan menyeramkan.“Menurutmu?” balas Kevin yang membuat Yoko menghela napas lega.Untungnya Kevin masih sanggup melawan emosinya sendiri. Baik itu semua efek dari obat atau bantuan Nana, yang penting Kevin bisa mengendalikan emosinya dalam waktu yang sangat cepat. Tentu saja ini merupakan sebuah pencapaian baru.Wajah Yoko terlihat sedikit lebih santai. Lelaki itu berkata, “Keluarga Artanto mendapat serangan dari keluarga Tanjaya. Keadaannya sekarang nggak begitu baik. Kalau kita juga menyerang mereka, kemungkinan hubungan Pak Kevin dengan Bu Nana nggak akan bisa disembunyikan lagi.”“Memang berlebihan kalau mau menyerang keluarga Artanto, tapi lain ceritanya kalau menyerang Jason,” ujar Yoko lagi.Kevin terkekeh dan berkata, “Hancurkan dia! Aku mau dia lenyap dari dunianya Nana selamanya.”“Baik,” jawab Yoko tanpa ragu.S
“Artanto Group kemarin malam terjadi perubahan dan hampir bangkrut,” terang Selena.“Sekarang Jason sepertinya menghilang dan ada yang bilang dia dipukul oleh salah satu pemegang saham perusahaan hingga terluka hebat dan dibawa berobat ke luar negeri. Ada juga yang bilang dia dibawa kelompok misterius dan dibuang ke tempat yang nggak ada penghuni,”“Yang pasti masih belum ada kejelasan. Aku hanya tahu sebagian kecil informasi saja,” ujar Selena.“Aku lihat beritanya! Tim produksi kirim pemberitahuan katanya Jason nggak ikut syuting lagi,” seru Laura sambil melihat ponselnya.“Iya kah?” Kening Nana berkerut dan matanya terlihat sedang berpikir. Seharusnya Darren tidak akan sekejam itu. Lelaki itu hanya akan memberikan sedikit pelajaran dan tidak akan membuat Jason menderita atau bahkan membahayakan nyawa lelaki itu.“Dia nggak ikut syuting lagi? Lalu bagaimana dengan rekaman yang di awal? Masih akan ditayangkan?” tanya Nana.Kalau bagian Jason semuanya tidak akan ditayangkan, maka cukup
“Ada beberapa potongan video yang harus kamu tambahkan. Aku jemput kamu sekarang juga, kamu akan tahu sendiri setelah sampai di lokasi,” ujar Kevin tidak begitu jelas.“Oh, ok,” jawab Nana tidak bertanya lagi. Setelah sambungan telepon terputus, ekspresinya terlihat aneh.“Tambah naskah? Bukannya ini menyenangkan sekali!?” seru Laura dengan girang.“Kamu tahu kalau peranmu ini bisa mendapat banyak penggemar? Kalau tambah lebih banyak lagi, kamu akan mendapat lebih banyak penggemar!”Selena mengangguk dan berkata, “Kalau bagianmu semakin banyak, berarti kamu dikasih kesempatan untuk mengembangkan karirmu. Jangan-jangan Kevin yang bantu kamu?”Nana menggeleng dengan yakin dan berkata, “Kalau dia yang melakukannya, dia pasti akan menanyakan pendapatku dulu.”Perasaannya mengatakan bahwa hal ini tidak begitu sederhana. Kemungkinan ada kaitannya dengan Jason yang mendadak tidak datang. Atau mungkin naskahnya yang bertambah ini untuk menggantikan naskah milik Jason dan menggabungkannya menja
Tertera nama Michelle di layarnya. Semenjak dia pulang, perempuan itu sudah jarang menghubungi langsung. Biasanya mereka hanya saling berkomunikasi via pesan singkat.Darren baru saja menghubunginya setelah tahu dia pulang. Tidak berselang lama, Michelle menghubunginya lagi. Apakah rencana mereka sudah terbongkar?Nana mengangkat telepon dengan perasaan gugup.“Halo, Kakak.”“Nana, seharusnya sinyalmu kali ini sudah lancar, kan?” ujar suara seorang lelaki dengan nada menggeram. Suara tersebut sangat familiar sekali dan tentu saja suara itu milik Darren.Nana memasang raut terkejut dan kemudian dengan wajah muram dia berkata, “Kak, Kakak kejam sekali! Bisa-bisanya kejar aku sampai ke Borlan.”Jelas sekali Darren ada di samping Michelle. Selain itu, bisa-bisanya ponsel milik Michelle ada di tangan lelaki itu. Sangat menyeramkan sekali!“Kalian berdua hebat sekali. Bersekongkol membohongi kami, beraninya juga mencuri robot Kakak dan mengganti programnya untuk dikirim ke Borlan?! Kalian bu
Darren dan Laura langsung terdiam.“Sembarangan bicara!” ujar Laura dengan kesal dan marah. Dia maju dan langsung merebut ponsel perempuan itu. Nana tidak bisa memberontak dan mendapat serangan gelitikan di pinggangnya hingga dia terbahak tanpa bisa berhenti.Selena hanya menggelengkan kepala menahan tawa melihat pemandangan tersebut.“Ckckckck, menyeramkan sekali! Anak perempuan jaman sekarang sulit sekali dididik!” ujar Darren sambil terkekeh. Kekesalannya yang beberapa waktu lalu sudah lenyap tak tersisa.Setelah sambungan terputus, Nana menghabiskan sarapannya bertepatan dengan Kevin yang sudah menunggu di bawah.Yang menjadi sopir tentu saja Yoko, sedangkan Nana dan Darren duduk di kursi penumpang barisan belakang. Melihat raut tampan Kevin membuat mata Nana memicing dan berkata, “Kakak Kevin, kamu ada hal yang nggak kasih tahu ke aku?”Melihat raut serius perempuan itu membuat Kevin tercenung. Dari balik matanya terlihat sorot gusar dan panik. Apakah Nana mengetahui hal yang meni