Awalnya dia juga ingin mencari Darren untuk menyelesaikan masalah ini. Dia meneruskan pesan Jason tadi pada Darren dan mendapat balasan tiga buah tanda tanya. Tanpa penjelasan lebih banyak, perempuan itu menuliskan, “Kak, ini temanku yang menyebalkan itu.” “!!!” Darren hanya membalas tiga tanda baca saja. Darren yang baru saja kembali dari laboratorium dan baru masuk dalam rumah langsung emosi ketika melihat pesan adiknya. Siapa yang berani melakukan hal itu pada adik kesayangannya? Apakah lelaki itu pikir keluarganya Nana sudah tidak ada?!Darren langsung menggerakkan semua kelompok yang dia kuasai dan mulai merebut semua proyek dan harta milik keluarganya Jason. Setengah jam kemudian, karyawannya menelepon dan melaporkan bahwa keluarga lelaki itu tidak sanggup bertahan dan harga sahamnya anjlok!Darren terdiam dan melongo. Hanya begini saja? Semudah ini? Tidak ada tantangannya sama sekali!Dia mengirimkan pesan penuh ancaman pada lelaki itu yang berisi, “Kalau berani mengganggu ke
Kevin tidak akan memberi tahu Nana seberapa gelap pemikiran yang ada dalam benaknya. Sejak dia menjaga perempuan itu secara diam-diam, lelaki itu sudah mempelajari semua sifat dari keluarga Tanjaya.Tentu saja bagi keluarga Tanjaya, hal itu bukan hal yang baik. Bahkan menjadi sebuah ancaman bagi mereka. Kevin tidak bisa mengendalikan dirinya karena rasa pedulinya pada Nana membuat dia harus peduli pada orang-orang di sekitar perempuan itu.Terkadang ada pemikiran kotor yang timbul di benaknya. Dia ingin memusnahkan semua orang di dunia hingfa tersisa dirinya dan Nana saja. Dengan begitu tidak akan ada orang yang mengganggu mereka lagi.Tawa renyah di samping telinganya serta binar mata polos milik perempuan itu membuat pemikiran yang timbul di benaknya itu menjadi lenyap tak tersisa. Karena Nana juga yang membuatnya menjadi sosok orang yang baru lagi.Kevin menghela napas pelan untuk menyapukan pemikirannya. Dia mengambil ponsel dan mengirimkan pesan paling terakhir. Di waktu yang sama
“Kakak saya datang?”“Baik, kami akan bereskan dan jangan kasih tahu Kak Eddy.”Setelah sambungan terputus, Michelle mengerutkan keningnya dengan bingung.“Kak, apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Anji dengan sorot khawatir.“Aku lagi pikir, semua ini apakah rencananya Kevin? Aku bawa Kak Eddy dan mengajaknya bergabung dengan kubu mereka. Setelah itu kami menyerang Kak Eddy dan Kak Michael.”“Apakah dia dari awal sudah tahu kalau Kak Eddy akan minta Kak Darren ke sini? Dia juga tahu kalau Kak Eddy melacak keberadaan Anggun, makanya lebih awal kirim robotnya ke sini? Semua langkah yang dia ambil terlihat sangat tepat, tetapi juga berbahaya. Orang seperti itu apakah benar-benar cocok bersanding dengan Anggun? Apakah aku salah langkah?”Michelle mendadak menjadi curiga dan ragu.“Bagaimana mungkin? Kamu itu sedang mendukung adikmu sendiri untuk mengejar kebahagiaannya. Kamu nggak salah, dan Kevin juga nggak salah,” ujar Anji.“Benarkah?”“Benar, percaya denganku. Orang yang rela berusah
Wajah Anji seketika memerah. Dia bahkan tidak berani menatap mata Michelle secara langsung. Dalam benaknya mulai berpikir apakah sekarang merupakan kesempatan yang bagus? Dia bisa memberi tahu perempuan itu tentang ketertarikannya dan membuat perempuan itu perlahan-lahan terbiasa menerimanya.Akan tetapi sebelum Anji sempat membuka suara, terdengar suara Michelle yang berkata, “Seharusnya nggak ada, ya? Kamu begitu penurut dan nggak mungkin bisa jatuh cinta sebelum waktunya.”Michelle terlihat sangat yakin sekali hingga membuat Anji tercenung. Setelah itu lelaki tersebut berkata, “Aku sudah nggak kecil lagi, sudah 23 tahun.”Meski dia adik juniornya Michelle, dia hanya lebih kecil tiga bulan dari perempuan itu. Sifat lelaki itu juga jauh lebih dewasa dibanding lelaki seusianya. Akan tetapi bagi Michelle, perasaannya ini diartikan sebagai jatuh cinta sebelum waktunya.Anji merasa lemas seketika dengan sifat polos Michelle. Dia merasa luar biasa bingung dengan situasi saat ini. Sedangkan
“Kalau berani mengganggu kesayanganku, aku habisi nyawamu!”Sebuah pesan tanpa nama dan diikuti dengan perusahaannya yang anjlok membuat semuanya terbukti bahwa hal ini ada hubungannya dengan Nana.Sekarang perempuan yang dia dekati hanya Nana seorang saja. Perempuan itu memberikan dia sebuah kejutan besar.Siapa orang yang melakukan ini? Apakah Kevin? Apakah lelaki itu bersedia mengerahkan seluruh kekuatan keluarga Orlando demi perempuan yang tidak memiliki apa pun? Jason tidak percaya jika Nana memiliki kemampuan yang begitu kuat membuat Kevin luluh.Jika tahu akan menjadi seperti ini, dia tidak akan mengganggu Nana. Keluarganya juga tidak akan mengalami musibah seperti ini. Jason bergegas mengambil ponselnya dan menghubungi sebuah nomor.“Kamu minta aku ancam Nana dengan foto itu, tapi sekarang Kevin justru menyerangku! Perusahaan keluargaku hancur dan kamu harus segera pikirkan cara buatku!”“Apa yang kamu panikkan?” ujar perempuan dari seberang telepon. Dengan santai dia berkata,
Setelah Kevin mengantar Nana kembali ke apartemen, dia menunggu sejenak hingga lampu kamar perempuan itu sudah menyala. Setelah itu dia berbalik dan masuk ke mobilnya kemudian melaju ke rumahnya.Setelah membersihkan diri, dia berbaring di kasurnya sambil menatap pesan selamat malam yang dikirimkan oleh Nana. Senyumannya merekah hingga naik ke mata lelaki itu.Dia melihat histori percakapan keduanya yang terlihat seperti pasangan normal lainnya. Selain itu juga terdapat foto Nana sendiri yang dikirim oleh perempuan itu. Dulu Nana menertawakan dirinya yang menyimpan foto masa lalunya. Lebih baik menyimpan fotonya yang sekarang saja.Kevin tersenyum sambil menyimpan semua foto tersebut dalam albumnya dan dalam hatinya. Pintu kamar diketuk dan senyumannya langsung lenyap. Dengan suara dingin dia berkata, “Masuk.”Yoko masuk sambil membawa nampan emas. Dia menyusun obat milik Kevin sambil berkata, “Pak, sudah beberapa hari obatnya nggak diminum. Dokter Leo bilang obat ini bisa secara perla
Ketika Yoko tengah bersikap siaga. Tatapan Kevin tampak kembali fokus dan sepertinya dia perlahan-lahan kembali sadar. Akan tetapi wajahnya tetap memasang raut dingin dan menyeramkan.“Menurutmu?” balas Kevin yang membuat Yoko menghela napas lega.Untungnya Kevin masih sanggup melawan emosinya sendiri. Baik itu semua efek dari obat atau bantuan Nana, yang penting Kevin bisa mengendalikan emosinya dalam waktu yang sangat cepat. Tentu saja ini merupakan sebuah pencapaian baru.Wajah Yoko terlihat sedikit lebih santai. Lelaki itu berkata, “Keluarga Artanto mendapat serangan dari keluarga Tanjaya. Keadaannya sekarang nggak begitu baik. Kalau kita juga menyerang mereka, kemungkinan hubungan Pak Kevin dengan Bu Nana nggak akan bisa disembunyikan lagi.”“Memang berlebihan kalau mau menyerang keluarga Artanto, tapi lain ceritanya kalau menyerang Jason,” ujar Yoko lagi.Kevin terkekeh dan berkata, “Hancurkan dia! Aku mau dia lenyap dari dunianya Nana selamanya.”“Baik,” jawab Yoko tanpa ragu.S
“Artanto Group kemarin malam terjadi perubahan dan hampir bangkrut,” terang Selena.“Sekarang Jason sepertinya menghilang dan ada yang bilang dia dipukul oleh salah satu pemegang saham perusahaan hingga terluka hebat dan dibawa berobat ke luar negeri. Ada juga yang bilang dia dibawa kelompok misterius dan dibuang ke tempat yang nggak ada penghuni,”“Yang pasti masih belum ada kejelasan. Aku hanya tahu sebagian kecil informasi saja,” ujar Selena.“Aku lihat beritanya! Tim produksi kirim pemberitahuan katanya Jason nggak ikut syuting lagi,” seru Laura sambil melihat ponselnya.“Iya kah?” Kening Nana berkerut dan matanya terlihat sedang berpikir. Seharusnya Darren tidak akan sekejam itu. Lelaki itu hanya akan memberikan sedikit pelajaran dan tidak akan membuat Jason menderita atau bahkan membahayakan nyawa lelaki itu.“Dia nggak ikut syuting lagi? Lalu bagaimana dengan rekaman yang di awal? Masih akan ditayangkan?” tanya Nana.Kalau bagian Jason semuanya tidak akan ditayangkan, maka cukup