Share

Bab 1021

Rashel duduk di ruang tunggu sembari menikmati kopi yang baru saja diberikan kepadanya. Rasanya sangat cocok dengan selera Rashel.

Dari sisi meja, dia bisa melihat matahari pagi di Suwanda yang perlahan meninggi. Cahaya keemasan menyinari seluruh kota. Refleksi dari gedung-gedung pencakar langit membuat pemandangan di sana terlihat begitu megah.

Pintu ruang tamu terbuka.

Rashel menaruh cangkir kopi dan berdiri dengan senyum tipis, "Selamat pagi, Pak Ronald."

Ronald menatapnya dalam diam.

Cahaya pagi jatuh tepat di wajah Rashel, membuat setiap detail di wajahnya tampak jelas.

Sisa-sisa rambutnya yang tidak disisir jatuh di sekitar telinganya. Ada dua helai rambut yang menempel di bibirnya.

Ronald ingin mengulurkan tangan dan menyisir rambutnya yang tersangkut, tetapi Ronald khawatir akan membuat Rashel takut.

"Pagi, Bu Rashel." Ronald duduk di sofa, "Mari kita ngobrol tentang proyek kolaborasi terbaru kita."

Rashel menghela napas lega.

Tadi, mata pria itu sempat menjadi sayu selama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status