“Kondisi istri Tuan sempat mengalami pendarahan setelah bayi dikeluarkan tadi. Saat ini, tim sedang telah berhasil menghentikan pendarahan tapi masa kritis belum bisa terlewati hingga 1x24 jam,” jelas dokter lebih detail.
Seketika tubuh James merosot jatuh menyentuh lantai. Lionel yang di sampingnya tidak sempat menolong. Pria itu dan dokter membantu Jeff untuk berdiri dan didudukkan di kursi ruang tunggu operasi. Lionel meminta dokter untuk memberikan perawatan terbaik untuk Leia.
Sementara Jeff masih tidak bisa menerima kenyataan karena kesehatan istrinya tersebut. Ada rasa penyesalan yang hadir di benaknya saat ini karena sebelumnya sudah dikatakan akan ada resiko jika Leia tetap memaksa untuk mengandung anak kedua ini. Namun, Leia terlanjur mencintai buah hati mereka sehingga mempertahankan hingga saat ini.
Elise yang tadi masih mengurus administrasi mendekat ke arah Jeff untuk bertanya bagaimana kondisi sepupunya itu tapi Lionel menggeleng. Dia
“Ada apa, Mil?” tanya Galen panik karena Milly menyeretnya keluar saat guru belum datang.Melihat Galen dengan Milly sangat terburu-buru, Galaxy dan kedua temannya ikut menyusul mereka. Ketiga orang tersebut ingin tahu apa yang sedang terjadi.“Heh. Inget kamu itu anak baru! Sadar diri dong kalo mau deketin Galen!” bentak seorang gadis dari tingkat yang sama tapi berbeda kelas. “Ngaca!”“Tapi-”Perkataan Brooke terpotong oleh gadis lain yang sekali lagi menggebrak dinding di sebelahnya. Gadis yang berdiri di depannya menunjukkan bukti saat dia turun dari motor Galen. Foto itu diambil ketika dia diantar oleh Galen setelah mereka terkunci di perpustakaan sekolah.Padahal saat itu sudah tengah malam dan masih bisa terlihat bahwa itu sosoknya dan Galen. Brooke sedikit gemetar saat tangannya mendadak ditarik oleh gadis kelas lain tersebut. Untung Milly itu tidak diikut-sertakan sehingga gadis itu sekarang
“Gak bakal. Lebih baik kamu obrolin deh sama Galen,” saran Perry menepuk bahu adik Galen.“Aku tau kita akan jarang berinteraksi setelah sibuk dengan urusan masing-masing tapi aku jadi rindu momen saat kita masih bersama-sama,” ucap Galaxy tersenyum tipis.Membayangkan saat kecil mereka selalu berdua ke mana-mana. Lihatlah sekarang dia yang sibuk dengan magangnya sementara Galen dengan urusan masalah cinta, mungkin. Tidak disangka mereka begitu cepat beranjak remaja dan sebentar lagi akan dewasa.“Sudah, gak perlu bersedih. Ayo kita pulang,” ajak Jayden yang memang tidak menyukai suasana yang mengharu biru atau tangisan.Galaxy dan Perry pun menyusul Jayden yang sudah berada di luar kelas. Mereka pun mengantarkan Galaxy yang memilih langsung pulang karena magangnya diundur hingga minggu depan. Meski ada Ryan di sana tapi pria itu menggantikan Jeff untuk memimpin perusahaan sementara sehingga tidak ada yang mengawasi pek
“Buat apa? Kerjaanmu juga gak ada hubungan dengan dia,” protes Ryan yang merasa aneh. Jadi, dia tidak ingin salah langkah. “Kutanyakan dulu sama dia.”Avery mengangguk dan keluar dari ruangan Ryan, merasa lega setelah menyampaikan apa yang mengganjal di hatinya. Meski tidak langsung mendapat yang diinginkan tapi setidaknya dia berusaha. Wanita itu malu jika harus langsung minta kepada yang bersangkutan.Sementara Ryan langsung mengirim pesan kepada pemuda yang sedang dibicarakan. Karena tidak mendapat balasan, pria itu pun meninggalkan ponselnya dan kembali fokus ke pekerjaannya.**Joanna dan Lily pulang terlambat dari rumah sakit sehingga yang ada di meja makan hanyalah si kembar. Tanpa banyak bicara mereka makan malam bersama. Sebenarnya, Galaxy ingin bertanya mengenai Brooke tapi takut sang kakak tidak ingin ditanya-tanya.“Len, gimana kondisi Brooke? Baik?” tanya Galaxy setelah menyesap gelas terakhirnya.
“Oke,” ucap Brooke menatap Galen sebentar lalu memalingkan wajahnya. Gadis itu bingung harus bersikap seperti apa meski telah menerima saran dari Milly.Materi yang diajarkan oleh guru kali ini terasa lebih membosankan dari biasanya bagi Galen. Waktu berjalan terasa sangat lambat untuk menuju bel istirahat berbunyi. Dia hanya menghela napas pendek berkali-kali saking tidak sabar bel berbunyi.Beberapa jam kemudian, guru pun keluar dari kelasnya karena jam belajarnya berakhir. Galen sudah beranjak dari bangkunya dan menunggu Brooke berdiri. Pemuda itu sengaja berdiri di sisi meja teman sebangkunya agar tidak kabur.“Ayo, ikuti aku,” ajak Galen menatap Brooke ke dalam matanya.Gadis itu menoleh ke arah Milly untuk meminta pertolongan tapi temannya hanya mengedikkan bahu. Dengan terpaksa, Brooke pun berdiri dan mengikuti langkah lebar Galen menuju perpustakaan.Pemuda kembaran Galaxy itu membawa Brooke ke ruangan The Enigma Boy
Deruan napas Galen hampir menyatu dengan napas Brooke. Pemuda itu menjauhkan kepalanya lalu mengusap bibir Brooke yang sedikit pucat dengan jempolnya. Lalu, dia mengecup kening si pemilik unit.“Nanti malam kutunggu jawabanmu,” ucap Galen menatap lembut netra Brooke. “Aku pamit.”Galen memutar tubuh Brooke agar tidak menghalangi pintu. Jika dia tidak pulang saat ini, dia takut membuat kecewa banyak orang jika tetap berada di sini. Pemuda itu menoleh sekali lagi sebelum menutup pintu unit tersebut.Pemuda jangkung itu berjalan normal hingga dia tiba di mobil. Tangannya gemetar saking dia tidak menyangka bahwa dia mendapat ciumannya dengan gadis yang dia sukai. Jantungnya berdetak cepat hingga dia takut untuk mengendarai mobil.Dering ponselnya yang nyaring membuat kesenangannya berakhir. Di sana tertera nama sang ibu yang menghubunginya.“Ada apa, Mom?” tanya Galen mencoba senormal mungkin meski detak jantungnya m
“Gak,” timpal Galaxy pelan tapi masih belum hilang isakannya.“Gak papa, kok. Kita sedih, tapi saat di pemakaman nanti jangan nangis lagi. Ben pasti sedih kalo tahu kita menangis,” saran Galen. Kakaknya paham mengapa Galaxy begitu bersedih terlebih Ben adalah seorang sosok pengganti kakek dalam hidup mereka.Kakek dan Nenek dari pihak ayah dan ibunya masing-masing sudah meninggal tapi mereka tidak tahu bagaimana. Jadi, ketika kematian Ben yang sangat mendadak membuat mereka terpukul.Dari kejauhan, si bungsu mendekat ke kedua kakaknya karena melihat mereka masih saja bersedih. Putri bungsu itu memeluk Galaxy dan tidak meninggalkan sisi kakaknya selama proses orang-orang berdoa. Baru ketika akan berangkat ke pemakaman, Lily memilih bersama kedua orang tuanya.“Ben, adalah pengganti ayah selama aku tinggal di mansion setelah ayah meninggal,” ucap Lionel memberi sedikit kata untuk mengantarkan kepergian Ben ke tempat istir
“Mom, akhir pekan ini, aku dan Galaxy mau naik gunung ya,” ucap Galen meminta izin kali ini.“Kenapa tiba-tiba?” tanya Joanna sedikit heran. Biasanya Galaxy yang meminta izin dibanding kakaknya.“Gak papa. Pengen ngajak Galaxy aja, Mom,” keluh Galen.Joanna tersenyum karena sosok Galen ternyata bisa perhatian terhadap adiknya. Kadang dia sebagai ibu jarang mendapat perlakuan manis dari si sulung. Namun, sekalinya perhatian membuatnya meleleh.Dia hanya berpesan untuk tetap hati-hati menjaga diri dan adiknya. Mengenai persiapan, putranya itu menjawab jika semua disiapkan oleh teman-temannya. Namun, kali ini Joanna menegaskan bahwa tidak boleh ada teman perempuan yang ikut dan Galen hanya bisa mengiyakan.Toh, tujuan pendakian kali ini untuk menghibur Galaxy bukan untuk menggaet perempuan. Galen pun duduk di meja makan karena sarapan sebentar lagi dimulai. Keluarga itu selalu dan mengharuskan sarapan sebelum beraktivitas apapun. Meski mereka dalam kondisi libur juga.“Lil, bangun. Ayo s
“Iya, Sayang,” ucap Lionel mencium sang istri. Jika mode begitu, ingin sekali rasanya membawa ke kamar. Namun, suasana pagi yang menuju siang itu membuatnya malas bergerak dari kursinya. Mungkin dia akan merencanakan liburan untuk keluarga Jeff dan Edie juga agar lebih banyak kebersamaan di usia mereka yang akan menuju kepala 5. Namun, dia tidak mengingkari bahwa dia hanya ingin pergi berdua dengan istrinya saja tapi pasti sang istri menolak dengan alasan Lily masih kecil.Lionel hanya mengangkat bahunya saat Joanna masih menagih janji demi janji yang akan ditagih sebelum akhir tahun. Dia ingin memanjakan sang istri lebih sering agar keluarga mereka selalu bahagia.**Keesokan harinya, sepasang orang tua itu ditambah Lily mengantarkan Galen dan Galaxy yang akan berangkat bersama Jayden dan Perry. Jayden menjemput Perry untuk berkumpul di mansion si kembar lalu mereka berganti mobil yang lebih besar milik Lionel agar dalam perjalanan mereka lebih nyaman dan aman.“Gal, kamu keren bisa