“Buat apa? Kerjaanmu juga gak ada hubungan dengan dia,” protes Ryan yang merasa aneh. Jadi, dia tidak ingin salah langkah. “Kutanyakan dulu sama dia.”
Avery mengangguk dan keluar dari ruangan Ryan, merasa lega setelah menyampaikan apa yang mengganjal di hatinya. Meski tidak langsung mendapat yang diinginkan tapi setidaknya dia berusaha. Wanita itu malu jika harus langsung minta kepada yang bersangkutan.
Sementara Ryan langsung mengirim pesan kepada pemuda yang sedang dibicarakan. Karena tidak mendapat balasan, pria itu pun meninggalkan ponselnya dan kembali fokus ke pekerjaannya.
**
Joanna dan Lily pulang terlambat dari rumah sakit sehingga yang ada di meja makan hanyalah si kembar. Tanpa banyak bicara mereka makan malam bersama. Sebenarnya, Galaxy ingin bertanya mengenai Brooke tapi takut sang kakak tidak ingin ditanya-tanya.
“Len, gimana kondisi Brooke? Baik?” tanya Galaxy setelah menyesap gelas terakhirnya.
“Oke,” ucap Brooke menatap Galen sebentar lalu memalingkan wajahnya. Gadis itu bingung harus bersikap seperti apa meski telah menerima saran dari Milly.Materi yang diajarkan oleh guru kali ini terasa lebih membosankan dari biasanya bagi Galen. Waktu berjalan terasa sangat lambat untuk menuju bel istirahat berbunyi. Dia hanya menghela napas pendek berkali-kali saking tidak sabar bel berbunyi.Beberapa jam kemudian, guru pun keluar dari kelasnya karena jam belajarnya berakhir. Galen sudah beranjak dari bangkunya dan menunggu Brooke berdiri. Pemuda itu sengaja berdiri di sisi meja teman sebangkunya agar tidak kabur.“Ayo, ikuti aku,” ajak Galen menatap Brooke ke dalam matanya.Gadis itu menoleh ke arah Milly untuk meminta pertolongan tapi temannya hanya mengedikkan bahu. Dengan terpaksa, Brooke pun berdiri dan mengikuti langkah lebar Galen menuju perpustakaan.Pemuda kembaran Galaxy itu membawa Brooke ke ruangan The Enigma Boy
Deruan napas Galen hampir menyatu dengan napas Brooke. Pemuda itu menjauhkan kepalanya lalu mengusap bibir Brooke yang sedikit pucat dengan jempolnya. Lalu, dia mengecup kening si pemilik unit.“Nanti malam kutunggu jawabanmu,” ucap Galen menatap lembut netra Brooke. “Aku pamit.”Galen memutar tubuh Brooke agar tidak menghalangi pintu. Jika dia tidak pulang saat ini, dia takut membuat kecewa banyak orang jika tetap berada di sini. Pemuda itu menoleh sekali lagi sebelum menutup pintu unit tersebut.Pemuda jangkung itu berjalan normal hingga dia tiba di mobil. Tangannya gemetar saking dia tidak menyangka bahwa dia mendapat ciumannya dengan gadis yang dia sukai. Jantungnya berdetak cepat hingga dia takut untuk mengendarai mobil.Dering ponselnya yang nyaring membuat kesenangannya berakhir. Di sana tertera nama sang ibu yang menghubunginya.“Ada apa, Mom?” tanya Galen mencoba senormal mungkin meski detak jantungnya m
“Gak,” timpal Galaxy pelan tapi masih belum hilang isakannya.“Gak papa, kok. Kita sedih, tapi saat di pemakaman nanti jangan nangis lagi. Ben pasti sedih kalo tahu kita menangis,” saran Galen. Kakaknya paham mengapa Galaxy begitu bersedih terlebih Ben adalah seorang sosok pengganti kakek dalam hidup mereka.Kakek dan Nenek dari pihak ayah dan ibunya masing-masing sudah meninggal tapi mereka tidak tahu bagaimana. Jadi, ketika kematian Ben yang sangat mendadak membuat mereka terpukul.Dari kejauhan, si bungsu mendekat ke kedua kakaknya karena melihat mereka masih saja bersedih. Putri bungsu itu memeluk Galaxy dan tidak meninggalkan sisi kakaknya selama proses orang-orang berdoa. Baru ketika akan berangkat ke pemakaman, Lily memilih bersama kedua orang tuanya.“Ben, adalah pengganti ayah selama aku tinggal di mansion setelah ayah meninggal,” ucap Lionel memberi sedikit kata untuk mengantarkan kepergian Ben ke tempat istir
“Mom, akhir pekan ini, aku dan Galaxy mau naik gunung ya,” ucap Galen meminta izin kali ini.“Kenapa tiba-tiba?” tanya Joanna sedikit heran. Biasanya Galaxy yang meminta izin dibanding kakaknya.“Gak papa. Pengen ngajak Galaxy aja, Mom,” keluh Galen.Joanna tersenyum karena sosok Galen ternyata bisa perhatian terhadap adiknya. Kadang dia sebagai ibu jarang mendapat perlakuan manis dari si sulung. Namun, sekalinya perhatian membuatnya meleleh.Dia hanya berpesan untuk tetap hati-hati menjaga diri dan adiknya. Mengenai persiapan, putranya itu menjawab jika semua disiapkan oleh teman-temannya. Namun, kali ini Joanna menegaskan bahwa tidak boleh ada teman perempuan yang ikut dan Galen hanya bisa mengiyakan.Toh, tujuan pendakian kali ini untuk menghibur Galaxy bukan untuk menggaet perempuan. Galen pun duduk di meja makan karena sarapan sebentar lagi dimulai. Keluarga itu selalu dan mengharuskan sarapan sebelum beraktivitas apapun. Meski mereka dalam kondisi libur juga.“Lil, bangun. Ayo s
“Iya, Sayang,” ucap Lionel mencium sang istri. Jika mode begitu, ingin sekali rasanya membawa ke kamar. Namun, suasana pagi yang menuju siang itu membuatnya malas bergerak dari kursinya. Mungkin dia akan merencanakan liburan untuk keluarga Jeff dan Edie juga agar lebih banyak kebersamaan di usia mereka yang akan menuju kepala 5. Namun, dia tidak mengingkari bahwa dia hanya ingin pergi berdua dengan istrinya saja tapi pasti sang istri menolak dengan alasan Lily masih kecil.Lionel hanya mengangkat bahunya saat Joanna masih menagih janji demi janji yang akan ditagih sebelum akhir tahun. Dia ingin memanjakan sang istri lebih sering agar keluarga mereka selalu bahagia.**Keesokan harinya, sepasang orang tua itu ditambah Lily mengantarkan Galen dan Galaxy yang akan berangkat bersama Jayden dan Perry. Jayden menjemput Perry untuk berkumpul di mansion si kembar lalu mereka berganti mobil yang lebih besar milik Lionel agar dalam perjalanan mereka lebih nyaman dan aman.“Gal, kamu keren bisa
“Oke, kita turun,” pekik Perry yang sedikit kesal karena akhirnya turun. Dia tidak tahan dengan suasana dingin semalam.Kantung tidurnya kurang hangat sehingga dia dan Jayden bangun kesiangan dan ditinggalkan oleh si kembar naik ke titik point ketiga. Si kembar juga sempat mengabadikan saat mereka berada di puncak meski hanya 15 menit. Jadi, bersamaan dengan mereka turun dan kedua temannya baru bangun.Sekarang mereka sudah mengemasi tenda dan bersiap untuk turun setelah sarapan mie instan dan sosis. Meski kurang kenyang, toh nanti mereka bisa membeli di perjalanan pulang.“Len, kamu yang gantian menyetir, ya,” pinta Galaxy karena dia ingin tidur.“Oke, nanti bisa gantian sama kami setelah kita tiba di rest area. Karena di sana tidak terlalu ketat mengenai pemeriksaan.” Perry menimpali Galaxy dan mempersilakan adik dari Galen tidur di kursi belakang.Galaxy mulai tidur ketika mobil berjalan pelan dengan diiringi musik countries yang mengalun lembut di telinganya. Sepertinya kemarin pe
“Not good,” ucap Galaxy tersenyum tipis. Meski di wajahnya ada sedikit kekecewaan.Brooke sebagai teman yang baik, mengajak Galaxy keluar dari mall tersebut dan pergi ke cafe untuk membeli kopi dan sedikit camilan. Lalu, keduanya pergi ke taman. Di sana Brooke mengajak Galaxy untuk menikmati ketenangan itu untuk menenangkan harinya.Dengan ketenangan itu, hati Galaxy yang sakit karena kekalahan itu menjadi sedikit terobati. Dia tidak ingin kembali dengan wajah yang sedih di depan keluarganya. Pemuda itu mengikuti kompetisi itu hanya ingin mengetahui kesukaannya saja.Ternyata, dia lebih dari menyukai kegiatan memasak sehingga ingin belajar lebih banyak. Ada satu impian yang mulai menarik hatinya. Mungkin dia akan tetap magang dan belajar mengenai perusahaan tapi dia ingin tetap mengejar impian barunya.“Ayo, Brooke, kita pulang. Udah malem banget,” ajak Galaxy yang sudah kembali ke dirinya sendiri.“Ok, mampir
“Galen kenapa sih, main jatuhin ponsel orang,” gerutu Galaxy kesal menatap ponselnya yang di lantai.Galaxy mengambil ponselnya yang terjatuh dan penasaran apa yang membuat saudaranya panik. Lekas dia nyalakan ponsel tersebut. Matanya membelalak menatap pesan panjang dari Brooke yang berpamitan.Pemuda yang baru saja selesai dari kamar mandi langsung mengganti kaosnya dan menyusul saudaranya yang masih ada di parkiran mobil.“Kamu mau apa, Len?” tanya Galaxy menghalangi sebelum saudaranya berbuat macam-macam.“Aku harus menemui Brooke sebelum dia pergi, Gal. Aku merasa hanya ini kesempatanku menemuinya. Bisa jadi kita gak akan ketemu dia lagi setelah ini,” ucap Galen lemah.“Oke, aku yang menyetir karena aku gak ingin kamu kenapa-kenapa. Sekarang lebih baik kamu cuci muka dan ganti baju dulu,” saran Galaxy yang melihat saudaranya masih berantakan.Galen pun harus didorong adiknya untuk mencapai
“Duh, malu-maluin gak ya,” gerutu Avery yang telah mengirim pesan kepada Galaxy.Setelah kejujuran pemuda itu, dia bermaksud untuk memaafkan karena saat Galaxy menggodanya tidak terlalu merugikan. Toh, pesan yang diberikan sangat berbeda dengan kepribadian pemuda yang dia kenal itu.Avery hanya ingin memberikan jawaban sebelum Galaxy mengakhiri masa magangnya. Ya, sebelum pemuda itu meninggalkan perusahaan dan rasa sesal di hatinya berkurang.Mendadak gawainya bergetar karena mendapat balasan dari Galaxy. Pemuda tampan itu hanya membalas singkat dan mengucapkan selamat malam. Dia memutuskan untuk tidak membalas karena pesan itu dia anggap sebagai ucapan penutup hari itu.“Mungkin gini ya perasaan orang yang diberi ucapan oleh gadis pujaan,” celoteh Galaxy selesai dia mengirim pesan.****Lima bulan kemudian, si kembar telah selesai melewati ujian dan hasilnya akan keluar hari ini. Saat ini mereka sedang berada di sekolah. Bersama Jayden dan Perry menunggu hasil ujian keluar.Mereka be
“Oke, deal!” angguk Galaxy setuju.Bekerja di cafe sambil kuliah bisa membuatnya cepat belajar karena dia langsung menerapkan apa yang dia dapat. Dengan dasar yang dia miliki, pastinya pemuda itu bisa. Kedua saudara kembar itu berpelukan setelah berjabat tangan.Mereka pun keluar dan menuju mobil untuk kembali ke mansion. Dengan kerja sama yang sudah terjalin, keduanya menjadi lebih bersemangat untuk bekerja sambil kuliah.Tiba di rumah, mereka langsung masuk kamar dan membersihkan debu dan kotoran yang menempel. Keduanya keluar dari kamar secara bersamaan lalu mengangguk sebelum turun karena mereka ingin bicara dengan Lionel.“Mom, daddy belum datang?” tanya Galen.“Daddy masih lembur, Sayang. Mungkin nanti pulang pukul 8,” balas Joanna yang jarang sekali menemukan putranya mencari sang ayah.“Oke, nanti kalo misalnya habis makan malam aku di atas. Tolong panggil aku dan Galaxy ya, Mom.” Galen
Yang ditanya hanya mengangkat bahunya. Galaxy tidak melanjutkan pembahasan yang sepertinya masih sensitif itu. Akibat mendapatkan pertanyaan dadakan seperti itu membuat Galen meninggalkan kamar adiknya.Dia masuk ke kamarnya dan menghela napas panjang lalu merebahkan dirinya di ranjang. Pemuda itu menatap langit-langit kamarnya, membayangkan ingatan terakhir saat bersama Brooke. Tatapan kesedihan yang terpancar di netra sang gadis. Semakin lama, mata Galen lelah hingga terpejam.Keesokan harinya , sepulang sekolah sesuai rencana. Si kembar berangkat tanpa kedua temannya yang biasa menemani. Masing-masing dari mereka memiliki keperluan sendiri.“Len, kayaknya kita kesasar deh. Di maps kita semakin jauh lho,” ucap Galaxy yang bertugas memperhatikan peta di ponselnya.Galen menepikan mobilnya lalu dia memperhatikan titik posisi mereka pada ponsel adiknya. Dari sekolah mereka ke kampus itu memakan hampir waktu 40 menit tapi belum juga sampai. Setelah berdebat sedikit dengan Galaxy, dia pu
Galaxy mengepalkan tangannya ke udara kosong sepeninggal Avery yang menerima telepon. Padahal pemuda itu telah mengumpulkan keberanian. Dia menghela napas panjang karena keberaniannya seperti sia-sia dan tidak tepat.Pintu terbuka dan wanita yang ditunggu masuk lalu Galaxy tanpa pikir panjang berdiri dengan tiba-tiba sehingga mengejutkan Avery.“Ada apa, Gal?” tanya Avery yang terhenti sesaat karena pemuda itu berdiri mendadak.“Uhm … aku ingin minta maaf,” ucap Galaxy yang akhirnya keluar. Raut kebingungan tergambang di wajah sang programmer membuat Galaxy gemas. “Jadi ….”Galaxy menjelaskan apa yang membuat dia minta maaf kepada gadis itu dan mengeluarkan pesan pada ponselnya sebagai bukti. Dengan penjelasan singkat dan bukti yang dia tunjukkan, Avery mencebik dan mengerutkan dahinya. Merasa kecewa dengan sikap pemuda itu.Avery beranjak dan duduk di kursinya. Wanita itu masih mencerna informasi yang mengejutkan. Untung kemarin dia tidak terlalu menanggapi pesan iseng itu. Jika dia
“Iya, ada tanggung jawab juga di sana,” balas Galaxy.Galen mengangguk dan berkata jika mereka berangkat terpisah. Pemuda itu sedang bosan memakai mobil sehingga besok dia akan naik motornya. Dia ingin pergi ke suatu tempat.Nyatanya, saat di sekolah dan ketika bel istirahat berbunyi, Galen tampak berjalan ke arah perpustakaan, dia pergi ke ruang khususnya. Pemuda itu memilih tiduran di sofa panjang untuk bermalas-malasan sebentar.Pikirannya menerawang membayangkan masa depan karena dia sedikit mengkhawatirkan apakah dia bisa mengelola perusahaan dengan baik seperti ayahnya. Mendadak bayangan Brooke hadir dalam pikirannya. Membuat Galen bangkit dari posisinya.“Ya ampun, pikiranku kenapa sih?” Galen menepuk dahinya agar bayangan gadis pujaan hilang. “Malah bayangin yang aneh-aneh.”Galen pun memilih untuk memejamkan mata dengan menyetel musik sedikit kertas. Masih ada waktu untuk beristirahat sebentar. Lima belas menit kemudian, Perry dan Jayden masuk untuk bertanya mengenai ketidakh
Dengan gerakan cepat Galen membuka laci meja belajarnya dan meletakkan amplop itu di sana. Dia belum siap membaca isi surat itu. Laci yang tertutup itu langsung dia kunci dan kuncinya dia simpan di rak tersembunyi.“Maaf ya, Brooke,” gumam Galen lirih.Pemuda itu lalu membuka kantong buku yang dia beli dan mengeluarkan buku tersebut. Namun, sebelum dia mempelajari buku itu, dia beranjak untuk mengganti seragamnya dengan kaos dan celana pendek agar lebih santai. Setelah itu dia kembali duduk di meja belajarnya dan mulai membuka buku tersebut.Sementara Galaxy masih rebahan dengan seragamnya. Kemarin pemuda itu sudah membeli nomor baru tapi dia masih ragu untuk memberikan nomor tersebut ke Ryan. Dia teringat ibunya pernah mengatakan jika apapun yang diawali dengan kebohongan, selanjutnya pasti tidak akan baik.“Sial!” umpat Galaxy bangkit dan duduk di sisi ranjangnya.Besok sepulang sekolah dia juga memulai aktivitasnya di kantor BioOne. Jadi, dia menyiapkan kebutuhan untuk dia gunakan
Dua minggu kemudian.“Galen, kamu kenapa lemes banget?” tanya Lionel menatap putra sulungnya saat turun dan duduk di meja makan.Galen hanya menggeleng tanpa menjawab pertanyaan sang ayah. Hari ini adalah hari pertama masuk untuk semester baru. Empat bulan lagi mereka akan melewati ujian kelulusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.Lionel tidak ingin kedua putranya hilang fokus dan tidak bisa mencapai nilai yang mereka harapkan. Tujuan kampus yang mereka tuju tidak main-main perkara nilai sehingga membuat sang ayah khawatir.Galaxy menyusul dari atas dengan sedikit berlari pagi itu. Dia dengan kebiasaan yang sama, bangun sedikit terlambat dibanding saudaranya.“Galen lagi galau, Dad. Ingin fokus belajar tapi pikirannya menerawang entah ke mana,” balas Galaxy asal membuat kening ayahnya berkerut.“Apa sih, Gal. Ngawur!” sanggah Galen menyangkal.Galaxy hanya memamerkan deretan giginya karena respon kakaknya. “Kamu itu ditanya Daddy malah dicuekin lho. Potong uang bul
“Om, kenapa tidak bisa mengerti keinginan anak sendiri!” teriak Galen membela Brooke. Dia tahu gadis itu tidak ingin pergi dari Springham.“Kenapa? Dia anak saya, putri saya satu-satunya. Siapa kamu!” bentak ayah Brooke murka. “Brooke, apa benar kamu tidak ingin kembali bersama daddy?”Brooke menunduk, air matanya telah jatuh tak tertahankan karena dia tidak ingin mendengarkan pertengkaran. Dia meninggalkan sisi pemuda yang dia sukai karena percuma, dia tidak bisa meninggalkan sang ayah. Setidaknya untuk saat ini.Lebih baik berpisah sekarang dan dia akan menyusun masa depannya seperti yang ayahnya mau. Ya, gadis muda itu yakin jika bukan saatnya menjadi anak yang durhaka.Brooke kembali ke ruang tamu dengan membawa dua buah koper yang berisi dengan pakaiannya selama ini. Tangannya digandeng oleh ayahnya tapi ditepis karena dia ingin meminta maaf kepada si kembar atas kebaikan mereka selama ini.“Kamu yakin
“Galen kenapa sih, main jatuhin ponsel orang,” gerutu Galaxy kesal menatap ponselnya yang di lantai.Galaxy mengambil ponselnya yang terjatuh dan penasaran apa yang membuat saudaranya panik. Lekas dia nyalakan ponsel tersebut. Matanya membelalak menatap pesan panjang dari Brooke yang berpamitan.Pemuda yang baru saja selesai dari kamar mandi langsung mengganti kaosnya dan menyusul saudaranya yang masih ada di parkiran mobil.“Kamu mau apa, Len?” tanya Galaxy menghalangi sebelum saudaranya berbuat macam-macam.“Aku harus menemui Brooke sebelum dia pergi, Gal. Aku merasa hanya ini kesempatanku menemuinya. Bisa jadi kita gak akan ketemu dia lagi setelah ini,” ucap Galen lemah.“Oke, aku yang menyetir karena aku gak ingin kamu kenapa-kenapa. Sekarang lebih baik kamu cuci muka dan ganti baju dulu,” saran Galaxy yang melihat saudaranya masih berantakan.Galen pun harus didorong adiknya untuk mencapai