“Gak bakal. Lebih baik kamu obrolin deh sama Galen,” saran Perry menepuk bahu adik Galen.
“Aku tau kita akan jarang berinteraksi setelah sibuk dengan urusan masing-masing tapi aku jadi rindu momen saat kita masih bersama-sama,” ucap Galaxy tersenyum tipis.
Membayangkan saat kecil mereka selalu berdua ke mana-mana. Lihatlah sekarang dia yang sibuk dengan magangnya sementara Galen dengan urusan masalah cinta, mungkin. Tidak disangka mereka begitu cepat beranjak remaja dan sebentar lagi akan dewasa.
“Sudah, gak perlu bersedih. Ayo kita pulang,” ajak Jayden yang memang tidak menyukai suasana yang mengharu biru atau tangisan.
Galaxy dan Perry pun menyusul Jayden yang sudah berada di luar kelas. Mereka pun mengantarkan Galaxy yang memilih langsung pulang karena magangnya diundur hingga minggu depan. Meski ada Ryan di sana tapi pria itu menggantikan Jeff untuk memimpin perusahaan sementara sehingga tidak ada yang mengawasi pek
“Buat apa? Kerjaanmu juga gak ada hubungan dengan dia,” protes Ryan yang merasa aneh. Jadi, dia tidak ingin salah langkah. “Kutanyakan dulu sama dia.”Avery mengangguk dan keluar dari ruangan Ryan, merasa lega setelah menyampaikan apa yang mengganjal di hatinya. Meski tidak langsung mendapat yang diinginkan tapi setidaknya dia berusaha. Wanita itu malu jika harus langsung minta kepada yang bersangkutan.Sementara Ryan langsung mengirim pesan kepada pemuda yang sedang dibicarakan. Karena tidak mendapat balasan, pria itu pun meninggalkan ponselnya dan kembali fokus ke pekerjaannya.**Joanna dan Lily pulang terlambat dari rumah sakit sehingga yang ada di meja makan hanyalah si kembar. Tanpa banyak bicara mereka makan malam bersama. Sebenarnya, Galaxy ingin bertanya mengenai Brooke tapi takut sang kakak tidak ingin ditanya-tanya.“Len, gimana kondisi Brooke? Baik?” tanya Galaxy setelah menyesap gelas terakhirnya.
“Oke,” ucap Brooke menatap Galen sebentar lalu memalingkan wajahnya. Gadis itu bingung harus bersikap seperti apa meski telah menerima saran dari Milly.Materi yang diajarkan oleh guru kali ini terasa lebih membosankan dari biasanya bagi Galen. Waktu berjalan terasa sangat lambat untuk menuju bel istirahat berbunyi. Dia hanya menghela napas pendek berkali-kali saking tidak sabar bel berbunyi.Beberapa jam kemudian, guru pun keluar dari kelasnya karena jam belajarnya berakhir. Galen sudah beranjak dari bangkunya dan menunggu Brooke berdiri. Pemuda itu sengaja berdiri di sisi meja teman sebangkunya agar tidak kabur.“Ayo, ikuti aku,” ajak Galen menatap Brooke ke dalam matanya.Gadis itu menoleh ke arah Milly untuk meminta pertolongan tapi temannya hanya mengedikkan bahu. Dengan terpaksa, Brooke pun berdiri dan mengikuti langkah lebar Galen menuju perpustakaan.Pemuda kembaran Galaxy itu membawa Brooke ke ruangan The Enigma Boy
Deruan napas Galen hampir menyatu dengan napas Brooke. Pemuda itu menjauhkan kepalanya lalu mengusap bibir Brooke yang sedikit pucat dengan jempolnya. Lalu, dia mengecup kening si pemilik unit.“Nanti malam kutunggu jawabanmu,” ucap Galen menatap lembut netra Brooke. “Aku pamit.”Galen memutar tubuh Brooke agar tidak menghalangi pintu. Jika dia tidak pulang saat ini, dia takut membuat kecewa banyak orang jika tetap berada di sini. Pemuda itu menoleh sekali lagi sebelum menutup pintu unit tersebut.Pemuda jangkung itu berjalan normal hingga dia tiba di mobil. Tangannya gemetar saking dia tidak menyangka bahwa dia mendapat ciumannya dengan gadis yang dia sukai. Jantungnya berdetak cepat hingga dia takut untuk mengendarai mobil.Dering ponselnya yang nyaring membuat kesenangannya berakhir. Di sana tertera nama sang ibu yang menghubunginya.“Ada apa, Mom?” tanya Galen mencoba senormal mungkin meski detak jantungnya m
“Gak,” timpal Galaxy pelan tapi masih belum hilang isakannya.“Gak papa, kok. Kita sedih, tapi saat di pemakaman nanti jangan nangis lagi. Ben pasti sedih kalo tahu kita menangis,” saran Galen. Kakaknya paham mengapa Galaxy begitu bersedih terlebih Ben adalah seorang sosok pengganti kakek dalam hidup mereka.Kakek dan Nenek dari pihak ayah dan ibunya masing-masing sudah meninggal tapi mereka tidak tahu bagaimana. Jadi, ketika kematian Ben yang sangat mendadak membuat mereka terpukul.Dari kejauhan, si bungsu mendekat ke kedua kakaknya karena melihat mereka masih saja bersedih. Putri bungsu itu memeluk Galaxy dan tidak meninggalkan sisi kakaknya selama proses orang-orang berdoa. Baru ketika akan berangkat ke pemakaman, Lily memilih bersama kedua orang tuanya.“Ben, adalah pengganti ayah selama aku tinggal di mansion setelah ayah meninggal,” ucap Lionel memberi sedikit kata untuk mengantarkan kepergian Ben ke tempat istir
“Mom, akhir pekan ini, aku dan Galaxy mau naik gunung ya,” ucap Galen meminta izin kali ini.“Kenapa tiba-tiba?” tanya Joanna sedikit heran. Biasanya Galaxy yang meminta izin dibanding kakaknya.“Gak papa. Pengen ngajak Galaxy aja, Mom,” keluh Galen.Joanna tersenyum karena sosok Galen ternyata bisa perhatian terhadap adiknya. Kadang dia sebagai ibu jarang mendapat perlakuan manis dari si sulung. Namun, sekalinya perhatian membuatnya meleleh.Dia hanya berpesan untuk tetap hati-hati menjaga diri dan adiknya. Mengenai persiapan, putranya itu menjawab jika semua disiapkan oleh teman-temannya. Namun, kali ini Joanna menegaskan bahwa tidak boleh ada teman perempuan yang ikut dan Galen hanya bisa mengiyakan.Toh, tujuan pendakian kali ini untuk menghibur Galaxy bukan untuk menggaet perempuan. Galen pun duduk di meja makan karena sarapan sebentar lagi dimulai. Keluarga itu selalu dan mengharuskan sarapan sebelum beraktivitas apapun. Meski mereka dalam kondisi libur juga.“Lil, bangun. Ayo s
“Iya, Sayang,” ucap Lionel mencium sang istri. Jika mode begitu, ingin sekali rasanya membawa ke kamar. Namun, suasana pagi yang menuju siang itu membuatnya malas bergerak dari kursinya. Mungkin dia akan merencanakan liburan untuk keluarga Jeff dan Edie juga agar lebih banyak kebersamaan di usia mereka yang akan menuju kepala 5. Namun, dia tidak mengingkari bahwa dia hanya ingin pergi berdua dengan istrinya saja tapi pasti sang istri menolak dengan alasan Lily masih kecil.Lionel hanya mengangkat bahunya saat Joanna masih menagih janji demi janji yang akan ditagih sebelum akhir tahun. Dia ingin memanjakan sang istri lebih sering agar keluarga mereka selalu bahagia.**Keesokan harinya, sepasang orang tua itu ditambah Lily mengantarkan Galen dan Galaxy yang akan berangkat bersama Jayden dan Perry. Jayden menjemput Perry untuk berkumpul di mansion si kembar lalu mereka berganti mobil yang lebih besar milik Lionel agar dalam perjalanan mereka lebih nyaman dan aman.“Gal, kamu keren bisa
“Oke, kita turun,” pekik Perry yang sedikit kesal karena akhirnya turun. Dia tidak tahan dengan suasana dingin semalam.Kantung tidurnya kurang hangat sehingga dia dan Jayden bangun kesiangan dan ditinggalkan oleh si kembar naik ke titik point ketiga. Si kembar juga sempat mengabadikan saat mereka berada di puncak meski hanya 15 menit. Jadi, bersamaan dengan mereka turun dan kedua temannya baru bangun.Sekarang mereka sudah mengemasi tenda dan bersiap untuk turun setelah sarapan mie instan dan sosis. Meski kurang kenyang, toh nanti mereka bisa membeli di perjalanan pulang.“Len, kamu yang gantian menyetir, ya,” pinta Galaxy karena dia ingin tidur.“Oke, nanti bisa gantian sama kami setelah kita tiba di rest area. Karena di sana tidak terlalu ketat mengenai pemeriksaan.” Perry menimpali Galaxy dan mempersilakan adik dari Galen tidur di kursi belakang.Galaxy mulai tidur ketika mobil berjalan pelan dengan diiringi musik countries yang mengalun lembut di telinganya. Sepertinya kemarin pe
“Not good,” ucap Galaxy tersenyum tipis. Meski di wajahnya ada sedikit kekecewaan.Brooke sebagai teman yang baik, mengajak Galaxy keluar dari mall tersebut dan pergi ke cafe untuk membeli kopi dan sedikit camilan. Lalu, keduanya pergi ke taman. Di sana Brooke mengajak Galaxy untuk menikmati ketenangan itu untuk menenangkan harinya.Dengan ketenangan itu, hati Galaxy yang sakit karena kekalahan itu menjadi sedikit terobati. Dia tidak ingin kembali dengan wajah yang sedih di depan keluarganya. Pemuda itu mengikuti kompetisi itu hanya ingin mengetahui kesukaannya saja.Ternyata, dia lebih dari menyukai kegiatan memasak sehingga ingin belajar lebih banyak. Ada satu impian yang mulai menarik hatinya. Mungkin dia akan tetap magang dan belajar mengenai perusahaan tapi dia ingin tetap mengejar impian barunya.“Ayo, Brooke, kita pulang. Udah malem banget,” ajak Galaxy yang sudah kembali ke dirinya sendiri.“Ok, mampir