Share

Bab 43

Penulis: Meminger
Laura

Dering teleponku mengejutkanku sampai aku terbangun ketakutan, lalu aku meringis, merasakan sakit kepala dan memijat pelipisku. Aku tertidur masih mengenakan gaunku dan yang lainnya. Aku menggerutu, meraih ponselku yang masih berdering dan mengangkatnya. Aku meregangkan leherku yang sakit karena posisi tidurku yang buruk.

“Halo, Laura di sini,” kataku, suaraku masih tidak jelas karena baru bangun tidur.

“Kamu berciuman dengan Jason Santoso?” Kudengar suara histeris temanku Fia di ujung telepon dan aku menghela nafas.

“Apa?”

“Tidak ada gunanya menyembunyikannya dariku, oke? Tama memberi tahu aku semuanya. Kamu mengunjungi Jason dan menciumnya,” katanya dengan nada menuduh. Aku melirik jam di dinding. Saat itu sedang pukul 4:47 pagi dan Fia sudah bersemangat.

“Hei, lihatlah waktunya!” Aku memarahinya dan bangkit untuk beranjak ke kamar mandi. Dasar gila, aku bahkan tertidur masih mengenakan sepatuku.

Aku ingat setelah meninggalkan rumah Jason, aku begitu merasa lega dan kehi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalilah Padaku   Bab 44

    Laura“Astaga, besar sekali bekasnya! Kalian benar-benar menikmati ciumannya kemarin, ya?” tanya Fia jahil ketika dia melihat foto leherku yang aku kirimkan padanya. Aku memutar mataku sambil menghela nafas.“Bukan seperti itu, itu hanya ciuman biasa.” Aku berbohong, mengangkat bahuku mencoba membuat situasinya lebih ringan.“Sejak kapan ciuman biasa akan meninggalkan bekas besar di lehermu? Kalian memanfaatkan kesempatan dan itu hanya akan membuatnya makin buruk.”“Apa maksudmu dengan makin buruk?”“Lau, sudah berapa lama sejak kamu terakhir berpacaran dengan seseorang? Sudah berapa lama sejak kamu memiliki hubungan atau terlibat dengan seorang pria?” tanyanya langsung dan aku merona karena pertanyaan itu.Itu terlalu pribadi, tapi Fia adalah orang kepercayaanku, jadi aku hanya menghembuskan nafas dan menjawab, “Di antara mengurus anakku dan membangun karierku, aku tidak punya banyak waktu untuk hal-hal seperti itu.”“Kedengarannya seperti alasan, sayang. Aku yakin jika pria ya

  • Kembalilah Padaku   Bab 45

    LauraUntungnya, Jason tidak muncul pada peluncuran koleksi pakaian baru Nemesis hari itu. Itu membuatku lega karena aku tidak ingin merasa gelisah terus-terusan karena kehadirannya di tempat itu, tapi tidak berarti bahwa aku tidak merindukannya.Kami menerima banyak orang-orang penting, selebritas dan tokoh internet, orang-orang kaya dan terkenal, dan sebagian besar dari mereka terkesima oleh proyek indah yang kami persiapkan hari itu, mulai dari taktik pemasaran brilian yang aku ciptakan hingga pakaian-pakaian indah yang dikembangkan oleh para desainer dari Nemesis.Singkatnya, peluncuran tersebut sukses besar dan di penghujung hari, timku, aku, dan beberapa direktur pergi keluar untuk merayakan kesuksesan kami. Mereka memanggilku pahlawan Nemesis karena telah menyelamatkan pekerjaan mereka dan aku hanya bisa bersyukur semua hal berjalan dengan lancar.Minggu itu berlalu dengan cepat dan lambat di waktu yang sama, karena setelah pekerjaan itu selesai, ada hal lain yang harus kula

  • Kembalilah Padaku   Bab 46

    LauraAda apa denganmu, Jason? Apa yang sedang kamu lakukan? Kamu begitu dekat denganku, lalu kenapa kamu tidak menciumku? Kenapa kamu menghindariku? Siapa bilang aku ingin membicarakan urusan pekerjaan? Aku ingin kamu menciumku. Aku membutuhkanmu menggenggamku dan menciumku dengan penuh nafsu. Aku ingin merasakanmu lagi. Tidak bisakah kamu melihat bahwa aku merasa buruk? Aku muak padamu. Aku merasa muak. Berhenti jual mahal dan ciumlah aku. Katakan bahwa kamu menginginkanku dan kali ini aku akan memberikannya padamu. Kumohon, Jason, tataplah aku…Namun, dia tidak menatapku sama sekali.“Panas, ya? Kudengar musim kemarau tahun ini akan lebih lama dari biasanya,” komentarnya dengan tenang setelah melihat jam di tangannya.“Oh, ya. Panas sekali,” komentarku yang diiringi tawa canggung. Aku sedang merasakan panas yang tidak ada hubungannya dengan cuaca. Kami masih berada di dalam lift sementara sistemnya naik dengan normal.“Kuharap Natal tahun ini akan dingin,” komentarnya dengan te

  • Kembalilah Padaku   Bab 47

    Jason“Yah, satu-satunya hal yang dapat membuatku bahagia adalah jika kamu berkunjung ke rumah untuk Natal tahun ini. Maukah kamu berkunjung?” undang ibuku, ingin aku untuk menghadiri Natal dengannya dan Nenek di rumah besar mereka di Bekasi.“Sepertinya jadwalku akan padat, jadi jangan terlalu berharap,” kataku tanpa banyak emosi, masih menatap layar komputer.“Astaga! Siapa yang masih bekerja saat Natal?” Dia terlihat tertegun.“Aku sedang mempertahankan warisan yang diturunkan oleh Kakek.” Aku menuduhnya secara tidak langsung karena seluruh kekayaan Santoso diturunkan oleh keluarga ibuku, jadi karena aku harus meneruskan warisan kakekku, aku harus menjalankannya dengan baik.“Kakekmu pasti sedang gelisah di kuburannya sekarang, dia pasti tidak menginginkan cucu satu-satunya untuk terkurung di dalam kantornya bekerja seperti seorang tahanan bahkan saat Natal,” katanya, tidak setuju dengan tindakanku.“Jadi, Ibu harusnya memikirkan hal itu dan memiliki anak lainnya ketika masih

  • Kembalilah Padaku   Bab 48

    JasonAku mulai merasa kewalahan ketika kebenaran mulai terungkap dan kemungkinan-kemungkinan tak terbatas mulai terbuka dalam pikiranku. Apakah Laura memiliki anak perempuan yang mirip denganku? Mengapa? Aku mencoba menggali dalam pikiranku untuk mengingat apakah aku pernah melihat putri Laura sebelumnya, tetapi aku hanya ingat melihat sekilas gadis itu beberapa kali, dan aku tidak pernah tertarik untuk melihatnya dari dekat karena gadis itu mewakili diri Laura setelah dia melupakanku dan menjalin hubungan dengan lelaki lainnya hingga memiliki anak bersama, tapi aku belum pernah benar-benar melihatnya dari dekat untuk memastikan bahwa anak itu adalah putri Richard.Kemungkinan bahwa anak Laura bukan anak Richard tidak pernah terbesit dalam benakku, aku sangat bodoh. Astaga! Aku bangkit dari kursiku dan lututku gemetar. Aku berpegangan pada meja supaya aku tidak jatuh karena aku sangat terkejut. Gadis itu berumur sekitar lima tahun, dan jika kuhitung, itu tepat ketika Laura dan aku b

  • Kembalilah Padaku   Bab 49

    “Aku tidak percaya kekonyolan ini,” kataku tidak percaya, melempar alat tes kehamilan itu kembali ke wastafel. “Apakah kamu berpikir bahwa pernikahan kita akan membaik jika kamu memberiku seorang anak?”“Seorang anak akan mencerahkan rumah, kita bisa menambahkan sedikit kegembiraan di sini,” katanya dengan penuh harapan.“Kamu ingin kegembiraan? Pergilah ke pertunjukan sirkus. Kenapa kamu harus menghasilkan anak ini? Kenapa kita harus memiliki anak? Apakah menurutmu kita bisa merawat seorang anak?”“Kenapa kita tidak bisa merawat anak kita?”“Yang sedang kamu coba lakukan adalah mencari-cari alasan supaya aku tidak pergi keluar saat malam Minggu,” kataku, berpikir bahwa dia konyol sekali. Keputusasaannya untuk selalu memilikiku membuatku kesal. “Aku tidak mau, menurutku itu bukan ide bagus.”“Kalau kamu tidak mau, biar aku sendiri saja yang merawatnya, Jason,” katanya, suaranya sudah mulai emosional dan ingin menangis. Aku memutar mataku dan berbalik untuk menyikat gigiku. “Kamu t

  • Kembalilah Padaku   Bab 50

    JasonAku mengetukkan jariku dengan cemas di setir mobil yang telah dipersiapkan untukku supaya bisa langsung aku gunakan ketika aku tiba di Bogor. Sudah beberapa menit sejak aku memarkirkan mobil di seberang tempat penitipan anak dan aku sedang menunggu di sekitar tempat itu, memperhatikan pergerakan biasa dari anak-anak dan orang dewasa yang datang dan pergi.Aku memeriksa waktu dan tidak lama lagi sebelum anak-anak akan dipulangkan, jadi aku bersiap-siap, menunggu dengan sabar untuk melihat Anna keluar dari pintu itu.Anna. Putriku.Aku masih terkejut telah menemukan keberadaan putriku dengan cara yang tidak dapat diprediksi. Aku masih tidak tahu bagaimana mencerna informasi tersebut, dan satu-satunya yang aku inginkan adalah melihatnya dengan mataku sendiri untuk mengetahui apakah dia benar-benar nyata. Tidak hanya itu, tapi aku tidak akan menyangka bahwa Laura telah melahirkan anakku dan dia tidak akan memberitahuku. Aku sedang membayar dosa-dosaku.Aku menghela nafas melihat

  • Kembalilah Padaku   Bab 51

    ”Memenuhi perintahku? Hanya ketika itu menguntungkanmu, kan?” Aku melontarkan kata-kata itu padanya. “Kukira pertemanan kita selalu nomor satu.”“Apa? Apa yang kamu bicarakan?” tanyanya kebingungan.“Aku harus pergi, kita bicara lagi nanti.”“Apa? Tunggu, Jason…!” Dia mencoba menghentikanku, tapi aku mematikan ponselku sebelum dia bisa menyelesaikan perkataannya.Aku menghela nafas, mengusap wajahku. Aku ingin mengatakan banyak hal padanya, tapi aku menahan diriku sendiri. Pada saat itu, aku melihat kerumunan kecil anak-anak melewati gerbang seraya para wali mereka menjemput mereka. Aku langsung turun dari mobil dan mencari-cari apakah aku bisa menemukan anak yang ada di foto di tanganku.Aku tidak pernah melihatnya dari dekat atau bahkan berinteraksi dengannya, jadi sulit bagiku untuk mengenalinya di antara kerumunan anak-anak itu. Dengan begitu, aku menghampiri kerumunan anak-anak itu dan membandingkan wajah-wajah anak perempuan di sana dengan foto di tanganku. Ini memakan waktu

Bab terbaru

  • Kembalilah Padaku   Bab 515

    AnnaAku sedang bersandar di toilet kamar kecil itu, memuntahkan semua yang telah kumakan hari itu. Aku mual dan seluruh tubuhku gemetar, merasa sangat buruk. Aku seharusnya benar-benar tidak minum alkohol sebanyak itu.Lalu, aku mendengar ketukan di pintu bilik. “An, apakah kamu butuh bantuan?” Itu adalah Panca. Dia berada di sisi lain pintu, mengkhawatirkan aku.“Tunggu sebentar. Aku akan keluar,” kataku dengan suara yang tercekat. Aku menyiram toiletnya dan hampir pingsan di lantai. Saat itu sudah pagi. Panca dan aku sedang berada di dalam klub malam, mencoba bersenang-senang. Aku telah memintanya melakukan itu karena aku ingin melupakan masalah-masalah si*lanku, tapi rupanya aku tidak cukup kuat untuk minum alkohol sebanyak itu dalam sekali minum.“Kalau kamu butuh aku, teriak saja,” kata Panca lagi. Dia mengkhawatirkan aku.Aku menghela napas berat dan meninggalkan bilik, beranjak ke wastafel untuk mencuci wajahku. “Ini adalah kamar kecil wanita. Kamu tidak boleh ada di sini,

  • Kembalilah Padaku   Bab 514

    LauraAku duduk di ranjangku sambil memandang ponsel di tanganku. Aku sedang menelepon Anna lagi, setelah ratusan panggilan yang kucoba lakukan. Dia menolak menjawab semua panggilan teleponku. Ponsel dia di luar jangkauan, tapi aku tetap menelepon karena jika tidak, aku akan merasa benar-benar tidak berguna.Aku belum melakukan apa-apa sejak Anna pergi. Berhari-hari telah berlalu dan Anna belum pulang. Kami bahkan tidak bisa menemukan dia. Meskipun kami memiliki kuasa dan pengaruh yang besar, itu semua terlihat tidak berguna ketika berurusan dengan menemukan seseorang yang tidak ingin ditemukan. Tampaknya, Anna berusaha keras sekali untuk tidak ditemukan.Aku meletakkan ponselku di pojokan ranjangku dan menghela napas dengan bahu yang merosot ke depan, merasa sangat kehilangan arah. Ini tampaknya terlalu kejam. Cara putriku bertingkah tidak normal, setidaknya tidak bagi anak perempuan yang jatuh cinta dan pada umumnya membuat keputusan buruk atas nama cinta. Anna mungkin mencintai a

  • Kembalilah Padaku   Bab 513

    AnnaPanca dan aku harus meninggalkan hotel itu karena orang-orang yang dikirimkan ayahku sudah hampir sampai di pintu kami dengan niat untuk menangkap kami.“Bagaimana mereka bisa menemukan kita?” tanya Panca, gundah, seraya dia dan aku berlari pergi dari penginapan itu.Aku juga sangat kebingungan. Aku yakin kami tidak meninggalkan apa-apa. Kami berlari dan bersembunyi di balik sebuah gang, melihat bawahan-bawahan ayahku berlari ke arah yang berlawanan tanpa mengetahui bahwa kami ada di balik pojokan itu.“Apakan mereka akan kembali?” tanyaku, melihat orang-orang itu menghilang.“Jika mereka berhasil menemukan kita di sini, aku yakin mereka akan menemukan kita lagi,” ujar Panca. “Sepertinya ada yang kita lewatkan ….” Dia berpikir, lalu dia menoleh ke arahku dan mulai meraba-rabaku.“Hei! Apa yang kamu lakukan?’ tanyaku, terkejut dengan cara dia merogoh-rogoh tubuhku.“Pasti ada GPS pada dirimu. Itu akan menjelaskan segalanya,” katanya, meraih tasku, membuka ritsletingnya, dan

  • Kembalilah Padaku   Bab 512

    AnnaPanca dan aku berakhir harus pergi ke sebuah penginapan karena saat itu sudah larut malam dan orang-orang yang dikerahkan ayahku tersebar ke seluruh penjuru kota. Kami harus tetap bersembunyi dan menunggu orang-orang itu pergi supaya mereka bisa memberikan kami minuman agar kami bisa melanjutkan perjalanan kami.Ruangan itu biasa saja dengan dekor kasar dan dua kasur di tengah. Karena uang kami menipis, kami tidak bisa pergi ke tempat yang lebih baik. Bukan hanya itu, jika kami melakukan itu, kami bisa menarik perhatian. Begitu kami tiba di sana, Panca langsung mengintip melalui gorden jendela.“Bisakah kamu melihat mereka?” tanyaku, masih ketakutan. Ingatan tentang apa yang terjadi di taman masih segar di dalam diriku.“Sayangnya tidak,” jawab Panca sambil masih melihat-lihat. “Kita berhasil melarikan diri dari mereka. Namun, kita sebaiknya pergi dari kota ini sesegera mungkin.”Aku menghela napas sambil mengangguk dan duduk dengan berat di ranjang, merasa lelah dan kehabisa

  • Kembalilah Padaku   Bab 511

    Anna“Namaku tidak penting,” jawabnya, dengan ketenangan yang membuatku curiga. “Ayahmu menyuruhku untuk menjemputmu. Waktunya pulang.”Jantungku berdegup di dalam tulang rusukku. Bagaimana bisa ayahku menemukanku? Panca dan aku telah sangat berhati-hati hingga sekarang, kami tidak meninggalkan banyak petunjuk yang akan membuat dia atau siapa pun menemukan kami dengan mudah, tapi pria yang dikirimkan oleh ayahku ini mengatakan bahwa dia ada di sana untuk menjemputku pulang.“Dengar, pasti kamu salah orang, oke? Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku pada pria itu, tetap waspada.“Ayolah, Nona Santoso,” jawab pria itu. “Ikutlah bersamaku. Keluargamu membutuhkanmu.” Dia mengulurkan tangannya dan mencoba menggenggam lenganku, tapi aku dengan cepat menghindarinya, menyembunyikan lenganku di balik tubuhku.“Sudah kubilang kamu salah orang. Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku lagi, dengan cepat melihat ke arah Panca pergi. Aku telah meminta minum di waktu yang tidak tepat.“Untung

  • Kembalilah Padaku   Bab 510

    AnnaTamannya terang, disinari oleh ribuan lampu berwarna-warni. Aku melihat-lihat ke sekitar, terkagum oleh tempat itu. Aku tidak pernah pergi ke taman hiburan di malam hari dan suasana yang semarak membuatku seperti sedang berada di dalam film. Panca terlihat sama gembiranya seperti diriku, dengan mata yang berbinar dan senyuman lebar di wajahnya.“Jadi, apa rencananya?” tanyanya, menawarkan lengannya untukku seperti seorang tuan.“Bianglala,” jawabku dengan cepat. “Aku ingin melihat semuanya dari atas!”Panca tertawa dan membuat gestur dramatis dengan tangannya. “Sesuai keinginan Anda, Nona An!” candanya. Kami pun beranjak ke arah bianglala.Di samping kami, taman itu sangat ramai. Anak-anak tertawa dan berlari di mana-mana. Seorang penjual berondong jagung, mengenakan topi yang besar dan penuh warna, berteriak untuk menarik lebih banyak pembeli. “Berondong jagung panas, berondong jagung manis, berondong jagung asin! Ayo, ayo, jangan lewatkan!”Aku menatap Panca dan tertawa. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 509

    Layla“Aku sedang membicarakan dirimu, Layla,” katanya. “Kembalilah padaku.”Aku terkekeh skeptis. “Apa yang kamu lakukan sekarang? Kenapa kamu mengatakan ini? Apakah kamu benar-benar ingin aku memercayai itu?” tanyaku, skeptis terhadap perkataannya.Maksudku, pernikahan kami sudah berjalan selama bertahun-tahun dan sepanjang waktu itu, aku melakukan segala hal yang bisa kulakukan untuk membuat dia menyadari bahwa ini adalah hal yang penting bagi kami berdua, untuk membuat dia sadar betapa aku mencintainya dan betapa aku bersedia untuk membuat dia bahagia, tapi dia tidak pernah mendengarkan aku. Kebalikannya, malah. Gideon membenciku dan memperlakukan aku seolah-olah dia membenciku.Aku harus menelan banyak hal dalam pernikahan itu untuk tetap berada di sisinya dan berjuang untuk kami berdua. Akan tetapi, begitu aku telah memutuskan untuk akhirnya melihat diriku sendiri dan meninggalkan hubungan yang tidak sehat itu, dia muncul dan mengatakan bahwa dia menginginkan aku kembali. Apa

  • Kembalilah Padaku   Bab 508

    LaylaKetika bel pintuku berbunyi dan aku pergi menjawabnya, aku mengernyit ketika Gideon Nalendra ada di pintuku. “Kamu? Apa yang kamu inginkan di sini?” tanyaku, lebih terkejut dibandingkan tertarik. Sejak aku bercerai dengannya, dia tidak pernah mendatangiku secara langsung, dia selalu mengirimkan seseorang untuk menjemput putranya dan kemudian mengembalikan dia dengan aman setelah beberapa hari, tapi dia tidak pernah datang secara langsung sebelumnya.“Em, hai, Layla,” gumamnya, masih berdiri di pintu apartemenku.“Papa!” Itu adalah Wira kecil yang berlari begitu dia melihat ayahnya di pintu.“Hei, petarung kecil!” seru Gideon, berjongkok untuk menggendong putranya dan memeluknya.“Aku senang sekali bertemu dengan Papa!” ucap anak itu dengan bahagia, memeluk ayahnya. Meninggalkan Surabaya adalah hal yang sulit, terutama karena anak itu sangat menempel dengan ayahnya, tapi dia masih terlalu muda untuk berada jauh dari ibunya bagiku untuk meninggalkan dia bersama Gideon, bukanny

  • Kembalilah Padaku   Bab 507

    AnnaRasanya seakan-akan dunia di sekitar kami menghilang. Panca dan aku sedang menjalani hari yang sempurna, yang mana segala hal tampak memungkinkan, yang mana tidak ada kekhawatiran, hanya kebahagiaan. Musik pop tahun 2000-an terputar dengan lembut melalui pengeras suara toko dan rasanya seperti musik pengiring untuk kisah kami yang mulai tertulis sendiri.Panca menggenggam tanganku dan menarikku ke area aksesori dengan senyuman konyolnya. “Lihat ini!” Dia mengambil sepasang kacamata besar dengan lensa bundar dan bingkai berwarna neon. Dia memasang itu di wajahnya dan membuat pose yang dilebih-lebihkan seolah-olah dia adalah seorang model papan atas. “Sempurna untuk tampilan futuristik, ‘kan?”Aku tertawa dan mengambil kacamata lain, hanya saja kacamata itu memiliki bingkai berbentuk hati. Aku memakainya di wajahku dan menatap Panca sambil tersenyum. “Sekarang iya! Kita siap untuk mendominasi dunia!”Dia tertawa dan mencium pipiku. “Tentunya dunia tidak akan sama jika kita memak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status