Share

Bab 304

Author: Meminger
Laura

“Astaga, bayi yang lucu sekali,” gumamku, mataku penuh oleh emosi seraya aku menatap bayi yang diselimuti di pelukan Fia. Temanku baru saja melahirkan, lalu bayinya diserahkan pada pelukannya. Tim medis telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dan temanku telah melahirkan secara natural.

“Dia menggemaskan sekali …. Aku tidak menyangka aku adalah seorang ibu sekarang, secara biologis,” katanya, terkekeh dengan lemah karena dia masih kelelahan, tapi aku bisa melihat betapa bahagianya dia karena telah melahirkan anak ini.

“Iya, sayang. Selamat, ya ampun …. Kamu telah membuatku pria paling bahagia di dunia sekarang,” kata Tama, mengecup kening Fia dan tersenyum padanya. “Aku mencintaimu.”

Fia tersenyum padanya. “Kamu bilang kamu ingin memiliki seorang anak laki-laki supaya kamu bisa bermain bisbol bersama, ‘kan? Ini anak laki-lakimu,” katanya pada suaminya yang sedang tersenyum padanya dengan penuh cinta.

“Kamu tidak tahu betapa aku merasa penuh sekarang,” kata Tama, menciumny
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Kembalilah Padaku   Bab 305

    Laura“Apa yang kamu lakukan? Pacarku ada di bawah …. Hentikan,” pintaku dengan jantung yang berdegup kencang seraya dia membawaku bersamanya ke teras rumah Fia, tapi dia tidak berhenti dan membawaku ke lantai atas dan menutup pintu depan untuk memastikan kami tidak akan tertangkap atau diganggu.“Tama sedang mengalihkan perhatian mereka, tapi kita tidak punya banyak waktu,” katanya seraya dia menghampiriku.Aku terkesiap karena dia begitu dekat. Angin malam meniup rambutku dan membuat kulitku merinding. Ataukah cara dia menghampiriku begitu berbahaya hingga aku merinding? “Apa yang ingin kamu katakan?”“Aku ingin menjelaskan bahwa aku kehilangan kendaliku. Aku seharusnya tidak membawa Niken kemari, tapi dia bersikeras. Dia sangat keras kepala, tahu?” katanya.“Jadi, kamu ingin aku memberimu selamat? Kalau begitu, selamat atas hubunganmu,” kataku padanya dengan sedikit getir.“Aku tidak berpacaran dengannya,” sangkalnya.“Namun, kamu akan segera menjadi pacarnya.”“Dengar, ini

  • Kembalilah Padaku   Bab 306

    Tama“Hadirin sekalian, aku baru saja menjadi seorang ayah!” ujarku secara lantang begitu aku turun ke lantai bawah rumahku. Senyuman lebar menghiasi wajahku, menunjukkan seberapa besar kebahagiaanku.“Wah! Itu benar, Tama. Selamat, ya! Kamu pantas menjadi seorang ayah,” kata Jason sambil berjalan menghampiriku dengan pincang dan bertumpu pada satu kakinya karena kondisi kakinya yang lain belum cukup baik. Dia memelukku dengan erat sambil memberiku selamat, membuatku tertawa lepas dengan lantang dan bahagia.“Terima kasih, Jason. Aku sangat bahagia. Sekarang aku adalah ayah dari tiga anak. Aku akhirnya bisa mengatakan bahwa aku jauh lebih baik darimu. Kamu lemah,” kataku sambil tertawa, mengejeknya.“Baiklah, nikmatilah kebahagiaanmu, dasar bodoh,” katanya padaku sambil meninju perutku dengan pelan dan menikmati dirinya sendiri.“Oh, lihat, sekarang aku bisa mengalahkanmu, tahu.” Aku mengepalkan tanganku dan berpura-pura meninjunya. “Aku bisa mengalahkan orang cacat sepertimu,” ej

  • Kembalilah Padaku   Bab 307

    Tama“Di mana Jason? Aku tidak melihat dia pergi,” tanya Niken, mulai curiga. Sudah beberapa menit berlalu sejak Jason berhasil menemui Laura dan aku sedang berada di ruang tengah dan berbincang dengan Gideon dan dokter itu, mengalihkan perhatian mereka.Aku mengangkat bahu untuk menanggapi pertanyaannya. “Terakhir aku melihat dia, dia bilang dia ingin ke kamar mandi,” jawabku sambil tersenyum, tapi kami semua adalah orang dewasa di sana dan aku bisa melihat dengan jelas di mana Jason sekarang.Niken mengangguk sambil tersenyum tipis. “Omong-omong, aku ingin menemui istrimu juga dan memberi selamat kepadanya,” katanya, ingin berkeliling rumah untuk mencari Jason, tapi aku tidak akan membiarkannya. Ini adalah rumahku.“Oh, kurasa itu bukan ide bagus sekarang. Fia dan Laura itu sangat dekat. Sekarang mereka pasti sedang membicarakan hal-hal yang intim, jadi lebih baik jangan mengganggu mereka. Fia baru saja melahirkan seorang bayi, tapi lain kali aku yakin dia tidak akan masalah bert

  • Kembalilah Padaku   Bab 308

    TamaEsok paginya, aku berada di kamar bersama Fia dan putri kami Abel, berbincang dan terkagum pada bayi yang baru lahir.“Bolehkah aku menggendongnya? Aku berjanji aku tidak akan menjatuhkannya,” tanyaku, mataku berbinar seraya aku menatap tuan putri di dalam tempat tidur bayi itu.Fia dan Abel tertawa mendengar perkataanku. “Kamu harus lebih berhati-hati, Papa,” kata gadis itu sambil menggelengkan kepalanya, meniru tingkah Fia yang selalu dia lakukan ketika Fia ingin mengajari kami.“Oh, tapi aku berhati-hati, kok,” komentarku, terlihat tersinggung, membuat mereka tertawa lagi.“Kamu itu sangat ceroboh, Tama,” kata Fia sambil mengangkat bayi Hansel dari tempat tidur bayi dan menggendongnya. “Duduklah di kursi itu. Lebih baik melakukannya di sana.” Dia menunjuk ke arah kursi dengan matanya dan aku pun duduk di sana sambil menghela napas.“Sekarang aku sudah siap. Bawa si kecil itu ke sini. Bawa dia,” kataku dengan lengan yang terentang. Fia menghampiriku bersama Abel dan dia me

  • Kembalilah Padaku   Bab 309

    Suzy“Dia masih tidak mengangkat teleponmu?” tanya Clara seraya dia mencoba membuat Emy diam karena bayi itu terus menangis tanpa henti.“Iya, dia terus mengabaikan aku,” jawabku dengan gugup sambil menelepon Tama lagi.“Dasar bodoh! Apakah dia hanya menghamilimu dan kemudian membuangmu seolah-olah kamu bukan siapa-siapa? Benar-benar bodoh!” amuk Clara, merasa jijik.“Kurasa aku harus pergi ke sana secara langsung dengan Emy,” kataku sambil meraih sebuah tas dan beranjak untuk memasukkan baju-baju bayi ke dalamnya.“Aku tidak akan melakukan ini jika aku adalah kamu, Suzy. Kamu terlalu pasrah dengan situasi ini. Jika aku jadi kamu, aku tidak akan memberikan dia kepuasan sedikit pun dan akan mengirimkan anak ini ke tempat mana pun yang menerima bayi untuk diadopsi. Si bodoh itu tidak pantas mendapatkan kepuasan apa pun darimu,” saran temanku, masih menggendong putriku.Aku mengernyit dengan ekspresi sedih, memikirkan hal itu. Aku baru-baru ini menemukan bahwa Emy memiliki penyakit

  • Kembalilah Padaku   Bab 310

    Fia“Apa?” seru Tama ketika Neli, anggota staf kami, memberitahunya bahwa seorang wanita bernama Suzy ada di luar dan berkata bahwa wanita itu ingin berbicara dengannya. “Sungguh? Suzy ada di sini?” tanya Tama tercengang.“Mungkin saja benar. Pasti terjadi sesuatu pada bayinya. Dia terus meneleponmu beberapa kali,” kataku padanya, mengingatkannya akan hal itu.“Omong-omong, wanita yang bersama dengannya sangat agresif,” ujar Neli, membuatku mengernyit.“Agresif?” tanyaku, mencoba memahaminya.“Wanita ini mungkin Clara, temannya,” jelas Tama.“Gadis yang hampir Laura korbankan nyawanya untuknya di Tangerang Selatan? Oh, ya ampun. Dia pasti pengguna narkoba nakal lainnya,” kataku sambil memeluk bayiku seakan-akan secara naluriah ingin melindunginya.“Tidak apa-apa, Fia. Kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Aku hanya akan berbicara padanya, lalu aku akan kembali untuk mengurus anak-anak kita,” katanya padaku sambil beranjak ke arah pintu. Kami sedang menikmati siang hari be

  • Kembalilah Padaku   Bab 311

    Fia“Apa?” seru Tama ketika Neli, anggota staf kami, memberitahunya bahwa seorang wanita bernama Suzy ada di luar dan berkata bahwa wanita itu ingin berbicara dengannya. “Sungguh? Suzy ada di sini?” tanya Tama tercengang.“Mungkin saja benar. Pasti terjadi sesuatu pada bayinya. Dia terus meneleponmu beberapa kali,” kataku padanya, mengingatkannya akan hal itu.“Omong-omong, wanita yang bersama dengannya sangat agresif,” ujar Neli, membuatku mengernyit.“Agresif?” tanyaku, mencoba memahaminya.“Wanita ini mungkin Clara, temannya,” jelas Tama.“Gadis yang hampir Laura korbankan nyawanya untuknya di Tangerang Selatan? Oh, ya ampun. Dia pasti pengguna narkoba nakal lainnya,” kataku sambil memeluk bayiku seakan-akan secara naluriah ingin melindunginya.“Tidak apa-apa, Fia. Kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Aku hanya akan berbicara padanya, lalu aku akan kembali untuk mengurus anak-anak kita,” katanya padaku sambil beranjak ke arah pintu. Kami sedang menikmati siang hari be

  • Kembalilah Padaku   Bab 312

    Suzy“Kalau begitu, selamat, Fia, jika itulah yang kamu inginkan,” katanya sambil menatapku dengan muram. “Kamu bilang temanku dan aku tidak disambut di sini, tapi bagaimana dengan Emy? Apakah dia disambut di sini? Kamu pernah ingin aku menyerahkan putriku padamu dan aku menolaknya, tapi aku kembali memikirkannya dengan lebih baik. Kamu akan tahu bagaimana caranya mengasuh putriku, jadi aku memintamu untuk menjaganya,” katanya padaku.Kuharap keputusan ini bisa kuambil dengan mudah, tapi tidak—sebaliknya, keputusan ini menyakiti jiwaku.“Apa? Apa yang kamu lakukan?” tanya Tama dengan raut wajah kebingungan. “Apakah kamu menyerah terhadap Emy?” Clara, aku, pasangan suami-istri itu, dan bayi-bayi kami masih berada di ruang tengah rumah Keluarga Kusuma seraya mereka menatap kami dengan terkejut setelah mendengar permintaanku.“Aku tidak dapat menjaganya, Tama. Emy baru-baru ini jatuh sakit dan ketika aku pergi ke rumah sakit, mereka mendiagnosisnya dengan masalah jantung kronis,” jela

Pinakabagong kabanata

  • Kembalilah Padaku   Bab 515

    AnnaAku sedang bersandar di toilet kamar kecil itu, memuntahkan semua yang telah kumakan hari itu. Aku mual dan seluruh tubuhku gemetar, merasa sangat buruk. Aku seharusnya benar-benar tidak minum alkohol sebanyak itu.Lalu, aku mendengar ketukan di pintu bilik. “An, apakah kamu butuh bantuan?” Itu adalah Panca. Dia berada di sisi lain pintu, mengkhawatirkan aku.“Tunggu sebentar. Aku akan keluar,” kataku dengan suara yang tercekat. Aku menyiram toiletnya dan hampir pingsan di lantai. Saat itu sudah pagi. Panca dan aku sedang berada di dalam klub malam, mencoba bersenang-senang. Aku telah memintanya melakukan itu karena aku ingin melupakan masalah-masalah si*lanku, tapi rupanya aku tidak cukup kuat untuk minum alkohol sebanyak itu dalam sekali minum.“Kalau kamu butuh aku, teriak saja,” kata Panca lagi. Dia mengkhawatirkan aku.Aku menghela napas berat dan meninggalkan bilik, beranjak ke wastafel untuk mencuci wajahku. “Ini adalah kamar kecil wanita. Kamu tidak boleh ada di sini,

  • Kembalilah Padaku   Bab 514

    LauraAku duduk di ranjangku sambil memandang ponsel di tanganku. Aku sedang menelepon Anna lagi, setelah ratusan panggilan yang kucoba lakukan. Dia menolak menjawab semua panggilan teleponku. Ponsel dia di luar jangkauan, tapi aku tetap menelepon karena jika tidak, aku akan merasa benar-benar tidak berguna.Aku belum melakukan apa-apa sejak Anna pergi. Berhari-hari telah berlalu dan Anna belum pulang. Kami bahkan tidak bisa menemukan dia. Meskipun kami memiliki kuasa dan pengaruh yang besar, itu semua terlihat tidak berguna ketika berurusan dengan menemukan seseorang yang tidak ingin ditemukan. Tampaknya, Anna berusaha keras sekali untuk tidak ditemukan.Aku meletakkan ponselku di pojokan ranjangku dan menghela napas dengan bahu yang merosot ke depan, merasa sangat kehilangan arah. Ini tampaknya terlalu kejam. Cara putriku bertingkah tidak normal, setidaknya tidak bagi anak perempuan yang jatuh cinta dan pada umumnya membuat keputusan buruk atas nama cinta. Anna mungkin mencintai a

  • Kembalilah Padaku   Bab 513

    AnnaPanca dan aku harus meninggalkan hotel itu karena orang-orang yang dikirimkan ayahku sudah hampir sampai di pintu kami dengan niat untuk menangkap kami.“Bagaimana mereka bisa menemukan kita?” tanya Panca, gundah, seraya dia dan aku berlari pergi dari penginapan itu.Aku juga sangat kebingungan. Aku yakin kami tidak meninggalkan apa-apa. Kami berlari dan bersembunyi di balik sebuah gang, melihat bawahan-bawahan ayahku berlari ke arah yang berlawanan tanpa mengetahui bahwa kami ada di balik pojokan itu.“Apakan mereka akan kembali?” tanyaku, melihat orang-orang itu menghilang.“Jika mereka berhasil menemukan kita di sini, aku yakin mereka akan menemukan kita lagi,” ujar Panca. “Sepertinya ada yang kita lewatkan ….” Dia berpikir, lalu dia menoleh ke arahku dan mulai meraba-rabaku.“Hei! Apa yang kamu lakukan?’ tanyaku, terkejut dengan cara dia merogoh-rogoh tubuhku.“Pasti ada GPS pada dirimu. Itu akan menjelaskan segalanya,” katanya, meraih tasku, membuka ritsletingnya, dan

  • Kembalilah Padaku   Bab 512

    AnnaPanca dan aku berakhir harus pergi ke sebuah penginapan karena saat itu sudah larut malam dan orang-orang yang dikerahkan ayahku tersebar ke seluruh penjuru kota. Kami harus tetap bersembunyi dan menunggu orang-orang itu pergi supaya mereka bisa memberikan kami minuman agar kami bisa melanjutkan perjalanan kami.Ruangan itu biasa saja dengan dekor kasar dan dua kasur di tengah. Karena uang kami menipis, kami tidak bisa pergi ke tempat yang lebih baik. Bukan hanya itu, jika kami melakukan itu, kami bisa menarik perhatian. Begitu kami tiba di sana, Panca langsung mengintip melalui gorden jendela.“Bisakah kamu melihat mereka?” tanyaku, masih ketakutan. Ingatan tentang apa yang terjadi di taman masih segar di dalam diriku.“Sayangnya tidak,” jawab Panca sambil masih melihat-lihat. “Kita berhasil melarikan diri dari mereka. Namun, kita sebaiknya pergi dari kota ini sesegera mungkin.”Aku menghela napas sambil mengangguk dan duduk dengan berat di ranjang, merasa lelah dan kehabisa

  • Kembalilah Padaku   Bab 511

    Anna“Namaku tidak penting,” jawabnya, dengan ketenangan yang membuatku curiga. “Ayahmu menyuruhku untuk menjemputmu. Waktunya pulang.”Jantungku berdegup di dalam tulang rusukku. Bagaimana bisa ayahku menemukanku? Panca dan aku telah sangat berhati-hati hingga sekarang, kami tidak meninggalkan banyak petunjuk yang akan membuat dia atau siapa pun menemukan kami dengan mudah, tapi pria yang dikirimkan oleh ayahku ini mengatakan bahwa dia ada di sana untuk menjemputku pulang.“Dengar, pasti kamu salah orang, oke? Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku pada pria itu, tetap waspada.“Ayolah, Nona Santoso,” jawab pria itu. “Ikutlah bersamaku. Keluargamu membutuhkanmu.” Dia mengulurkan tangannya dan mencoba menggenggam lenganku, tapi aku dengan cepat menghindarinya, menyembunyikan lenganku di balik tubuhku.“Sudah kubilang kamu salah orang. Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku lagi, dengan cepat melihat ke arah Panca pergi. Aku telah meminta minum di waktu yang tidak tepat.“Untung

  • Kembalilah Padaku   Bab 510

    AnnaTamannya terang, disinari oleh ribuan lampu berwarna-warni. Aku melihat-lihat ke sekitar, terkagum oleh tempat itu. Aku tidak pernah pergi ke taman hiburan di malam hari dan suasana yang semarak membuatku seperti sedang berada di dalam film. Panca terlihat sama gembiranya seperti diriku, dengan mata yang berbinar dan senyuman lebar di wajahnya.“Jadi, apa rencananya?” tanyanya, menawarkan lengannya untukku seperti seorang tuan.“Bianglala,” jawabku dengan cepat. “Aku ingin melihat semuanya dari atas!”Panca tertawa dan membuat gestur dramatis dengan tangannya. “Sesuai keinginan Anda, Nona An!” candanya. Kami pun beranjak ke arah bianglala.Di samping kami, taman itu sangat ramai. Anak-anak tertawa dan berlari di mana-mana. Seorang penjual berondong jagung, mengenakan topi yang besar dan penuh warna, berteriak untuk menarik lebih banyak pembeli. “Berondong jagung panas, berondong jagung manis, berondong jagung asin! Ayo, ayo, jangan lewatkan!”Aku menatap Panca dan tertawa. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 509

    Layla“Aku sedang membicarakan dirimu, Layla,” katanya. “Kembalilah padaku.”Aku terkekeh skeptis. “Apa yang kamu lakukan sekarang? Kenapa kamu mengatakan ini? Apakah kamu benar-benar ingin aku memercayai itu?” tanyaku, skeptis terhadap perkataannya.Maksudku, pernikahan kami sudah berjalan selama bertahun-tahun dan sepanjang waktu itu, aku melakukan segala hal yang bisa kulakukan untuk membuat dia menyadari bahwa ini adalah hal yang penting bagi kami berdua, untuk membuat dia sadar betapa aku mencintainya dan betapa aku bersedia untuk membuat dia bahagia, tapi dia tidak pernah mendengarkan aku. Kebalikannya, malah. Gideon membenciku dan memperlakukan aku seolah-olah dia membenciku.Aku harus menelan banyak hal dalam pernikahan itu untuk tetap berada di sisinya dan berjuang untuk kami berdua. Akan tetapi, begitu aku telah memutuskan untuk akhirnya melihat diriku sendiri dan meninggalkan hubungan yang tidak sehat itu, dia muncul dan mengatakan bahwa dia menginginkan aku kembali. Apa

  • Kembalilah Padaku   Bab 508

    LaylaKetika bel pintuku berbunyi dan aku pergi menjawabnya, aku mengernyit ketika Gideon Nalendra ada di pintuku. “Kamu? Apa yang kamu inginkan di sini?” tanyaku, lebih terkejut dibandingkan tertarik. Sejak aku bercerai dengannya, dia tidak pernah mendatangiku secara langsung, dia selalu mengirimkan seseorang untuk menjemput putranya dan kemudian mengembalikan dia dengan aman setelah beberapa hari, tapi dia tidak pernah datang secara langsung sebelumnya.“Em, hai, Layla,” gumamnya, masih berdiri di pintu apartemenku.“Papa!” Itu adalah Wira kecil yang berlari begitu dia melihat ayahnya di pintu.“Hei, petarung kecil!” seru Gideon, berjongkok untuk menggendong putranya dan memeluknya.“Aku senang sekali bertemu dengan Papa!” ucap anak itu dengan bahagia, memeluk ayahnya. Meninggalkan Surabaya adalah hal yang sulit, terutama karena anak itu sangat menempel dengan ayahnya, tapi dia masih terlalu muda untuk berada jauh dari ibunya bagiku untuk meninggalkan dia bersama Gideon, bukanny

  • Kembalilah Padaku   Bab 507

    AnnaRasanya seakan-akan dunia di sekitar kami menghilang. Panca dan aku sedang menjalani hari yang sempurna, yang mana segala hal tampak memungkinkan, yang mana tidak ada kekhawatiran, hanya kebahagiaan. Musik pop tahun 2000-an terputar dengan lembut melalui pengeras suara toko dan rasanya seperti musik pengiring untuk kisah kami yang mulai tertulis sendiri.Panca menggenggam tanganku dan menarikku ke area aksesori dengan senyuman konyolnya. “Lihat ini!” Dia mengambil sepasang kacamata besar dengan lensa bundar dan bingkai berwarna neon. Dia memasang itu di wajahnya dan membuat pose yang dilebih-lebihkan seolah-olah dia adalah seorang model papan atas. “Sempurna untuk tampilan futuristik, ‘kan?”Aku tertawa dan mengambil kacamata lain, hanya saja kacamata itu memiliki bingkai berbentuk hati. Aku memakainya di wajahku dan menatap Panca sambil tersenyum. “Sekarang iya! Kita siap untuk mendominasi dunia!”Dia tertawa dan mencium pipiku. “Tentunya dunia tidak akan sama jika kita memak

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status