แชร์

Bab 248

ผู้เขียน: Meminger
Laura

“Lima belas miliar rupiah? Apakah kalian berdua akan mati? Apa yang kamu bicarakan?” tanyaku, benar-benar kebingungan mendengar perkataan Clara, teman Suzy. Tampaknya, masalahku tidak kunjung selesai di hari itu. “Tolong tetap tenang dan jelaskan perlahan padaku apa yang terjadi,” pintaku padanya. Ini tentunya adalah hal yang jauh lebih serius dari kelihatannya karena Suzy tidak akan memiliki utang sebesar 15 miliar rupiah entah dari mana. Apa yang dia ingin lakukan dengan uang sebanyak itu?

“Jadi, dia tidak memberitahumu apa-apa? Oh, astaga ….” Gadis di ujung telepon lainnya menangis putus asa. “Aku benar-benar mengira wanita j*lang itu telah menyelesaikan masalah ini. Aku terus memercayai dia, berpikir bahwa segalanya telah diselesaikan dan dia hanya belum melakukan apa-apa! Aku marah! Seharusnya aku tidak memercayai dia!” teriak gadis itu dengan marah.

Jadi, ada masalah? Astaga …. Aku mengusap wajahku. Aku bahkan tidak tahu bagaimana aku masih bisa berdiri tegak. Aku benar-
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Kembalilah Padaku   Bab 249

    Ternyata, dia sangat tertekan selama beberapa hari belakangan, tapi jelas-jelas, semua ini akan terselesaikan dengan mudah dengan obrolan tanpa harus mengambil tindakan ekstrem. Namun, bagaimana Suzy akan menghampiriku dan memberitahuku bahwa dia membutuhkan 15 miliar rupiah untuk menyelamatkan nyawa dia dan temannya? Aku mengerti kenapa dia takut melakukannya, takut bahwa aku dan orang-orang di sekitarku tidak akan memercayai karakternya hanya karena dia berasal dari pinggiran kota.Harus kuakui bahwa itu adalah persis apa yang kami semua lakukan padanya—selalu curiga dan berprasangka, bahkan dengan cara yang tidak terlihat. Tentu saja, dia akan merasa tidak pada tempatnya di antara begitu banyak orang-orang kaya, tapi itu tidak ada hubungannya dengan kepercayaan. Dia tinggal bersamaku dalam beberapa bulan belakangan dan jarang sekali mengecewakan aku, tapi selalu ada keraguan ketika menyangkut dirinya di lingkaran pertemananku.“Hati-hati, Laura. Jangan berikan wanita j*lang jalana

  • Kembalilah Padaku   Bab 250

    TamaSegalanya benar-benar kacau sejak Jason memberitahuku bahwa Suzy telah melahirkan. Aku tidak ingin terlalu menunjukkannya, tapi aku sangat berbinar dengan kebahagiaan sehingga aku tidak bisa menantikan untuk bertemu dengan putriku. Segalanya menjadi lebih berarti ketika seseorang berubah dari menantikan kelahiran bayi menjadi seorang ayah yang sesungguhnya. Rasanya seperti merasakan perasaan unik bahwa aku sekarang menjadi seorang ayah dan bahwa aku telah menciptakan sebuah jiwa di tengah semua kebingungan di sekitarku.Bukan berarti Abel belum memberiku perasaan yang mirip atau bayi yang sedang di dalam kandungan istriku tidak penting juga bagiku, tapi aku mau tidak mau merasa berdebar mendengar berita tersebut. Aku harus menahan diriku agar tidak melompat-lompat dengan gembira bahwa bayiku telah lahir karena situasinya sedang sulit di sana dan Suzy masih dirawat. Itu tidak sopan terhadap Laura yang sangat ingin memperbaiki kondisi adiknya yang baru saja dia ketahui.Selain it

  • Kembalilah Padaku   Bab 251

    “Tenanglah, Laura. Em …. Yah, kita bisa mencoba mengumpulkan uang itu. Lima belas miliar rupiah tidak terlihat seperti uang sebanyak itu,” komentarku, menepuk pundaknya untuk menghibur Laura.“Aku hanya membutuhkan uang tunai itu sebelum tengah malam, Tama,” katanya sambil mengusap wajahnya.“Itu bukan sebuah masalah, Laura. Kita mungkin bisa mengumpulkan uang ini. Sepertinya aku memiliki sekitar tiga miliar di rumah. Aku bisa memberikannya padamu tanpa ragu,” kataku dengan senyuman menenangkan.“Apa? Kenapa Laura membutuhkan tiga miliar rupiah?” tanya Fia seraya dia menghampiri kami. Satu tangannya diletakkan di perut besarnya yang berumur tujuh bulan dan wajahnya berkerut dengan ekspresi wajah curiga.“Em, Laura membutuhkan 15 miliar rupiah untuk membayar utang mati Suzy,” jelasku sambil tersenyum tipis. Sebaiknya aku memandang segala hal dari sisi yang menyenangkan, bukan?“Utang mati? Astaga ….” Fia mendengus. Aku sudah tahu apa yang dia pikirkan. Apakah kamu mau anakmu dirawa

  • Kembalilah Padaku   Bab 252

    JasonKetika Anna terbangun, hal pertama yang dia tanyakan adalah di mana ibunya.“Mama pergi untuk memeriksa Suzy yang sedang sakit, sayang,” kataku padanya sambil mengusap rambutnya.“Apakah aku sakit juga?” tanyanya sambil cemberut.“Sedikit.”“Kenapa Graham monster yang jahat sekali?” tanyanya. “Kenapa dia melukai aku? Aku tidak melakukan apa-apa padanya.” Dia mengangkat bahunya dengan menggemaskan meskipun dia jelas-jelas trauma oleh kejadian baru-baru ini.Aku menghela napas dan merapikan rambut dia. “Ada orang-orang yang memang hanya jahat, sayang. Kita tidak perlu melakukan hal-hal yang menyakiti mereka agar mereka ingin menyakiti kita,” kataku padanya, lalu aku mengecup bagian tengah keningnya. Dia begitu muda dan polos sehingga sulit untuk melihat dunia yang kejam ini merenggut kepolosannya sedikit demi sedikit.“Itu menyedihkan sekali,” komentarnya dengan tatapan murung.“Bagaimana kalau kita pergi makan burger besar di luar?” saranku dan dia pun menatapku dengan mat

  • Kembalilah Padaku   Bab 253

    Putriku bangkit dari kursinya dan menghampiriku untuk memelukku dengan tangannya yang kecil tapi menghangatkan. “Aku mencintaimu, Papa. Aku tidak perlu menjadi dewasa untuk mengetahui bahwa kamu benar-benar menyesal,” katanya sambil tersenyum padaku.“Itu sudah cukup bagiku, sayang.” Aku juga tersenyum padanya meskipun aku benar-benar ingin menangis saat itu juga. Aku takut dia terlalu muda untuk memahami kenapa ayahnya menangis di hadapannya, jadi aku menelan kembali air mataku. Lagi pula, aku akan menangis seperti yang biasa kulakukan setiap malam.*****Kami membawa kudapan untuk Laura ke bangsal tempat Suzy dirawat. Segera ketika kami sampai, aku mendapati bahwa Tama dan Fia juga ada di sana. Mereka sedang berdebat di pojokan ruang tunggu, sementara putri mereka terduduk di sofa di dekat mereka, terlihat sedih. Mereka sangat bodoh. Laura ada di pojokan ruangan lainnya dengan ponselnya di telinganya, berbicara seolah-olah dia sangat tersiksa.“Apa lagi yang terjadi sekarang, s*a

  • Kembalilah Padaku   Bab 254

    LauraAku sangat kecewa pada Fia setelah mendengar apa yang dia katakan. Dia menolak untuk membantu Suzy ketika dia membutuhkannya. Aku tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya menelan kekecewaanku dan berbicara pada bankku untuk memeriksa apakah mereka bisa mencairkan 15 miliar rupiah segera.“Laura, maafkan aku, tapi sayangnya aku tidak bisa membantumu,” kata Tama seraya dia menghampiriku. Dia tampak pucat, seolah jiwanya telah tersedot keluar. Istrinya berada beberapa meter dari kami, menatap kami dengan lengan yang menyilang di atas dadanya. Rasanya tidak seperti kami berdamai beberapa menit yang lalu dan Tama berjanji untuk membantuku kapan pun aku membutuhkannya. “Aku terpaksa. Aku benar-benar minta maaf, Laura,” tambah Tama.Aku mengernyit dan menghampiri Fia. Itu sudah menyangkut masalah pribadi. “Kalau begitu, apa yang kamu lakukan di sini, Fia?” tanyaku secara langsung.“Apa yang kamu bicarakan?” Dia masih berpura-pura.“Aku tidak tahu apakah kamu menyadarinya, tapi aku se

  • Kembalilah Padaku   Bab 255

    Aku menggigit bibirku dengan pelan, masih menatapnya dengan curiga. Aku yakin ada yang dia rencanakan. Apakah dia benar-benar akan memberikan uangnya padaku ataukah dia hanya bermain-main denganku?Aku mengembuskan napas dan mengambil kantong itu. “Baiklah, tapi jika kamu tidak memberikan uang itu padaku, aku bersumpah aku akan menendang buah zakarmu,” ancamku dan aku beranjak duduk dan makan. Aku berterima kasih padanya karena sudah membawakan sup yang kumakan dengan roti.Saat anak-anak sedang bermain dan Tama dan Fia masih berdebat dengan pelan di pojokan, Jason duduk di sampingku di sofa dan memintaku untuk memberitahunya lebih banyak mengenai utang yang dimiliki Suzy. Aku memberitahunya segala hal yang kuketahui dan aku juga bilang bahwa temannya Suzy, Clara, sedang dalam perjalanan untuk membantuku mendatangi rentenir ini.“Kamu tahu kalau sangat berbahaya berurusan dengan orang-oran gini, ‘kan? Mereka berasal dari geng berbahaya yang bekerja di kejahatan terorganisasi di ping

  • Kembalilah Padaku   Bab 256

    LauraJason benar-benar keterlaluan. Seberapa keras aku berusaha memahaminya pun, dia tetap mampu menghancurkan ekspektasiku dalam dua cara. Dia baru saja pergi dengan Anna, meninggalkan aku yang merasa malu di hadapan Tama.Aku bangkit berdiri sambil menghela napas dan beranjak ke toilet terdekat. Aku pun membuang sisa makananku di tempat sampah di sana. Aku berjalan kembali ke tempat Tama yang sedang duduk dalam diam. “Apakah kamu akan terus di sini, Tama? Aku harus pergi sekarang,” kataku padanya.“Iya, pergilah. Aku akan tinggal di sini. Omong-omong, aku memiliki putri baru hari ini dan hanya itulah yang bisa kupikirkan,” katanya sambil tersenyum tipis. Aku mengangguk puas. Setidaknya, pria ini memiliki akal sehat, tidak seperti istrinya. Aku merasa tenang mengetahui bahwa ada seseorang yang pasti di sana untuk mengawasi Suzy dan bayinya.“Dengar, Tama. Maaf mengenai komentar bodoh Jason mengenai pernikahanmu,” ujarku, tapi dia menggelengkan kepalanya dan terkekeh.“Tenanglah,

บทล่าสุด

  • Kembalilah Padaku   Bab 515

    AnnaAku sedang bersandar di toilet kamar kecil itu, memuntahkan semua yang telah kumakan hari itu. Aku mual dan seluruh tubuhku gemetar, merasa sangat buruk. Aku seharusnya benar-benar tidak minum alkohol sebanyak itu.Lalu, aku mendengar ketukan di pintu bilik. “An, apakah kamu butuh bantuan?” Itu adalah Panca. Dia berada di sisi lain pintu, mengkhawatirkan aku.“Tunggu sebentar. Aku akan keluar,” kataku dengan suara yang tercekat. Aku menyiram toiletnya dan hampir pingsan di lantai. Saat itu sudah pagi. Panca dan aku sedang berada di dalam klub malam, mencoba bersenang-senang. Aku telah memintanya melakukan itu karena aku ingin melupakan masalah-masalah si*lanku, tapi rupanya aku tidak cukup kuat untuk minum alkohol sebanyak itu dalam sekali minum.“Kalau kamu butuh aku, teriak saja,” kata Panca lagi. Dia mengkhawatirkan aku.Aku menghela napas berat dan meninggalkan bilik, beranjak ke wastafel untuk mencuci wajahku. “Ini adalah kamar kecil wanita. Kamu tidak boleh ada di sini,

  • Kembalilah Padaku   Bab 514

    LauraAku duduk di ranjangku sambil memandang ponsel di tanganku. Aku sedang menelepon Anna lagi, setelah ratusan panggilan yang kucoba lakukan. Dia menolak menjawab semua panggilan teleponku. Ponsel dia di luar jangkauan, tapi aku tetap menelepon karena jika tidak, aku akan merasa benar-benar tidak berguna.Aku belum melakukan apa-apa sejak Anna pergi. Berhari-hari telah berlalu dan Anna belum pulang. Kami bahkan tidak bisa menemukan dia. Meskipun kami memiliki kuasa dan pengaruh yang besar, itu semua terlihat tidak berguna ketika berurusan dengan menemukan seseorang yang tidak ingin ditemukan. Tampaknya, Anna berusaha keras sekali untuk tidak ditemukan.Aku meletakkan ponselku di pojokan ranjangku dan menghela napas dengan bahu yang merosot ke depan, merasa sangat kehilangan arah. Ini tampaknya terlalu kejam. Cara putriku bertingkah tidak normal, setidaknya tidak bagi anak perempuan yang jatuh cinta dan pada umumnya membuat keputusan buruk atas nama cinta. Anna mungkin mencintai a

  • Kembalilah Padaku   Bab 513

    AnnaPanca dan aku harus meninggalkan hotel itu karena orang-orang yang dikirimkan ayahku sudah hampir sampai di pintu kami dengan niat untuk menangkap kami.“Bagaimana mereka bisa menemukan kita?” tanya Panca, gundah, seraya dia dan aku berlari pergi dari penginapan itu.Aku juga sangat kebingungan. Aku yakin kami tidak meninggalkan apa-apa. Kami berlari dan bersembunyi di balik sebuah gang, melihat bawahan-bawahan ayahku berlari ke arah yang berlawanan tanpa mengetahui bahwa kami ada di balik pojokan itu.“Apakan mereka akan kembali?” tanyaku, melihat orang-orang itu menghilang.“Jika mereka berhasil menemukan kita di sini, aku yakin mereka akan menemukan kita lagi,” ujar Panca. “Sepertinya ada yang kita lewatkan ….” Dia berpikir, lalu dia menoleh ke arahku dan mulai meraba-rabaku.“Hei! Apa yang kamu lakukan?’ tanyaku, terkejut dengan cara dia merogoh-rogoh tubuhku.“Pasti ada GPS pada dirimu. Itu akan menjelaskan segalanya,” katanya, meraih tasku, membuka ritsletingnya, dan

  • Kembalilah Padaku   Bab 512

    AnnaPanca dan aku berakhir harus pergi ke sebuah penginapan karena saat itu sudah larut malam dan orang-orang yang dikerahkan ayahku tersebar ke seluruh penjuru kota. Kami harus tetap bersembunyi dan menunggu orang-orang itu pergi supaya mereka bisa memberikan kami minuman agar kami bisa melanjutkan perjalanan kami.Ruangan itu biasa saja dengan dekor kasar dan dua kasur di tengah. Karena uang kami menipis, kami tidak bisa pergi ke tempat yang lebih baik. Bukan hanya itu, jika kami melakukan itu, kami bisa menarik perhatian. Begitu kami tiba di sana, Panca langsung mengintip melalui gorden jendela.“Bisakah kamu melihat mereka?” tanyaku, masih ketakutan. Ingatan tentang apa yang terjadi di taman masih segar di dalam diriku.“Sayangnya tidak,” jawab Panca sambil masih melihat-lihat. “Kita berhasil melarikan diri dari mereka. Namun, kita sebaiknya pergi dari kota ini sesegera mungkin.”Aku menghela napas sambil mengangguk dan duduk dengan berat di ranjang, merasa lelah dan kehabisa

  • Kembalilah Padaku   Bab 511

    Anna“Namaku tidak penting,” jawabnya, dengan ketenangan yang membuatku curiga. “Ayahmu menyuruhku untuk menjemputmu. Waktunya pulang.”Jantungku berdegup di dalam tulang rusukku. Bagaimana bisa ayahku menemukanku? Panca dan aku telah sangat berhati-hati hingga sekarang, kami tidak meninggalkan banyak petunjuk yang akan membuat dia atau siapa pun menemukan kami dengan mudah, tapi pria yang dikirimkan oleh ayahku ini mengatakan bahwa dia ada di sana untuk menjemputku pulang.“Dengar, pasti kamu salah orang, oke? Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku pada pria itu, tetap waspada.“Ayolah, Nona Santoso,” jawab pria itu. “Ikutlah bersamaku. Keluargamu membutuhkanmu.” Dia mengulurkan tangannya dan mencoba menggenggam lenganku, tapi aku dengan cepat menghindarinya, menyembunyikan lenganku di balik tubuhku.“Sudah kubilang kamu salah orang. Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku lagi, dengan cepat melihat ke arah Panca pergi. Aku telah meminta minum di waktu yang tidak tepat.“Untung

  • Kembalilah Padaku   Bab 510

    AnnaTamannya terang, disinari oleh ribuan lampu berwarna-warni. Aku melihat-lihat ke sekitar, terkagum oleh tempat itu. Aku tidak pernah pergi ke taman hiburan di malam hari dan suasana yang semarak membuatku seperti sedang berada di dalam film. Panca terlihat sama gembiranya seperti diriku, dengan mata yang berbinar dan senyuman lebar di wajahnya.“Jadi, apa rencananya?” tanyanya, menawarkan lengannya untukku seperti seorang tuan.“Bianglala,” jawabku dengan cepat. “Aku ingin melihat semuanya dari atas!”Panca tertawa dan membuat gestur dramatis dengan tangannya. “Sesuai keinginan Anda, Nona An!” candanya. Kami pun beranjak ke arah bianglala.Di samping kami, taman itu sangat ramai. Anak-anak tertawa dan berlari di mana-mana. Seorang penjual berondong jagung, mengenakan topi yang besar dan penuh warna, berteriak untuk menarik lebih banyak pembeli. “Berondong jagung panas, berondong jagung manis, berondong jagung asin! Ayo, ayo, jangan lewatkan!”Aku menatap Panca dan tertawa. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 509

    Layla“Aku sedang membicarakan dirimu, Layla,” katanya. “Kembalilah padaku.”Aku terkekeh skeptis. “Apa yang kamu lakukan sekarang? Kenapa kamu mengatakan ini? Apakah kamu benar-benar ingin aku memercayai itu?” tanyaku, skeptis terhadap perkataannya.Maksudku, pernikahan kami sudah berjalan selama bertahun-tahun dan sepanjang waktu itu, aku melakukan segala hal yang bisa kulakukan untuk membuat dia menyadari bahwa ini adalah hal yang penting bagi kami berdua, untuk membuat dia sadar betapa aku mencintainya dan betapa aku bersedia untuk membuat dia bahagia, tapi dia tidak pernah mendengarkan aku. Kebalikannya, malah. Gideon membenciku dan memperlakukan aku seolah-olah dia membenciku.Aku harus menelan banyak hal dalam pernikahan itu untuk tetap berada di sisinya dan berjuang untuk kami berdua. Akan tetapi, begitu aku telah memutuskan untuk akhirnya melihat diriku sendiri dan meninggalkan hubungan yang tidak sehat itu, dia muncul dan mengatakan bahwa dia menginginkan aku kembali. Apa

  • Kembalilah Padaku   Bab 508

    LaylaKetika bel pintuku berbunyi dan aku pergi menjawabnya, aku mengernyit ketika Gideon Nalendra ada di pintuku. “Kamu? Apa yang kamu inginkan di sini?” tanyaku, lebih terkejut dibandingkan tertarik. Sejak aku bercerai dengannya, dia tidak pernah mendatangiku secara langsung, dia selalu mengirimkan seseorang untuk menjemput putranya dan kemudian mengembalikan dia dengan aman setelah beberapa hari, tapi dia tidak pernah datang secara langsung sebelumnya.“Em, hai, Layla,” gumamnya, masih berdiri di pintu apartemenku.“Papa!” Itu adalah Wira kecil yang berlari begitu dia melihat ayahnya di pintu.“Hei, petarung kecil!” seru Gideon, berjongkok untuk menggendong putranya dan memeluknya.“Aku senang sekali bertemu dengan Papa!” ucap anak itu dengan bahagia, memeluk ayahnya. Meninggalkan Surabaya adalah hal yang sulit, terutama karena anak itu sangat menempel dengan ayahnya, tapi dia masih terlalu muda untuk berada jauh dari ibunya bagiku untuk meninggalkan dia bersama Gideon, bukanny

  • Kembalilah Padaku   Bab 507

    AnnaRasanya seakan-akan dunia di sekitar kami menghilang. Panca dan aku sedang menjalani hari yang sempurna, yang mana segala hal tampak memungkinkan, yang mana tidak ada kekhawatiran, hanya kebahagiaan. Musik pop tahun 2000-an terputar dengan lembut melalui pengeras suara toko dan rasanya seperti musik pengiring untuk kisah kami yang mulai tertulis sendiri.Panca menggenggam tanganku dan menarikku ke area aksesori dengan senyuman konyolnya. “Lihat ini!” Dia mengambil sepasang kacamata besar dengan lensa bundar dan bingkai berwarna neon. Dia memasang itu di wajahnya dan membuat pose yang dilebih-lebihkan seolah-olah dia adalah seorang model papan atas. “Sempurna untuk tampilan futuristik, ‘kan?”Aku tertawa dan mengambil kacamata lain, hanya saja kacamata itu memiliki bingkai berbentuk hati. Aku memakainya di wajahku dan menatap Panca sambil tersenyum. “Sekarang iya! Kita siap untuk mendominasi dunia!”Dia tertawa dan mencium pipiku. “Tentunya dunia tidak akan sama jika kita memak

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status