Share

Bab 116

Author: Meminger
Laura

Ruangan itu adalah tempat yang gelap dan redup, furniturnya kuno, dan ada artefak berburu di dinding: pajangan kepala rusa di dinding dan senapan berburu panjang lama yang kuharap hanyalah dekorasi. Anna duduk di meja dengan ekspresi ketakutan dan kebingungan. Ketika dia melihat aku, dia memanggilku dan berlari menghampiriku untuk memelukku.

“Mama, aku sangat merindukanmu,” tangisnya dalam pelukanku.

“Maafkan aku, sayang. Mama sudah tiba sekarang,” kataku, menepuk punggungnya, mataku tertutup seraya emosi membanjiri hatiku. Aku akhirnya kembali bersama dengan anakku, walaupun dia belum sepenuhnya aman. “Tidak apa-apa, putri kecilku. Mama akan menjagamu,” ujarku, mencium dahinya.

“Kurasa reuni antara ibu dan anak ini benar-benar menyenangkan, kalian berdua terlihat menggemaskan bersama,” komentar Richard dengan senyuman yang manis dan lembut, senyuman sama yang selalu dia berikan padaku dan Anna yang memberikan kami rasa nyaman dan aman. Senyumannya sama, hanya saja baru hari
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalilah Padaku   Bab 117

    Aku terkesiap, mendengar Anna gemetar ketakutan di hadapanku, menyayat hatiku. “Lihatlah kekacauan yang telah kamu buat, Laura. Astaga,” katanya, mengambil lap dan mengelap anggur yang tumpah di atas meja. “Apakah aku akan selalu membereskan semua kekacauanmu? Kenapa kamu tidak bisa menjaga dirimu sendiri?” komentarnya, lalu dia menatap Anna. “Ayolah, berhenti menangis dan makan kalkunnya. Ayah Ricky telah menyiapkan semua ini untukmu, seperti biasanya. Sekarang berhenti menangis, tuan putri, dan makanlah sebelum makanannya dingin,” katanya pada Anna, mengusap kepalanya dengan lembut, yang untuk pertama kalinya tindakan itu membuatku merasa jijik.Bagaimana aku tidak bisa menyadari niatan sebenarnya pria gila ini? Anna menggenggam pisau dan garpunya dan mulai melahap. “Bagus,” katanya, menikmati melihat Anna makan. Lalu, dia menoleh padaku. “Kamu juga makanlah,” perintahnya.“Aku tidak lapar,” jawabku, suaraku gemetaran.“Lalu? Apakah kamu akan menolak memakan hidangan yang telah ku

  • Kembalilah Padaku   Bab 118

    SuzyAku belum pulang ke rumah malam itu.Seraya aku tergopoh-gopoh kembali ke mobil dengan dua tas berat yang berisi uang, aku berdiri di sana, memperhatikan Richard mengendarai mobil mahalnya dengan anak yang malang itu dari belakang. Aku sempat berpikir bahwa saat itu akan lebih bijak jika aku kembali ke apartemenku, mengemas barang-barangku, dan meninggalkan kota itu, tapi aku tetap diam di sana seraya tanganku mencengkeram setir mobil dan jantungku berdegup dengan kencang. Ini mungkin satu-satunya kesempatan agar gadis itu bisa selamat.Jadi, dengan berhati-hati, aku menyalakan mobilku dan melaju dengan hati-hati ke jalanan, mengikuti mobil Richard, sangat berhati-hati supaya dia tidak menyadari bahwa aku sedang mengikutinya. Aku merasa bahwa aku mungkin sedang melakukan hal bodoh dan pria itu tidak akan memaafkanku jika dia menyadari keberadaanku, tapi aku harus melakukan sesuatu, setidaknya mengetahui ke mana dia membawa anak itu, lalu pergi untuk mencari bantuan. Aku tidak t

  • Kembalilah Padaku   Bab 119

    ”Temanmu Clara meneleponku. Apakah benar bahwa kamu hamil?” tanya seseorang dengan cemas.“Clara meneleponmu?” tanyaku balik, terkejut. Kenapa dia menelepon Tama dan memberi tahu itu padanya?“Dia bilang kamu membutuhkan uang dan bersedia untuk menjual anak ini padaku dengan jumlah uang yang besar,” katanya, membuatku menghela nafas dan memutar bola mataku. Clara telah membicarakan itu sebelumnya ketika aku memberitahunya bahwa aku sedang mengandung anak Tama.“Dia itu kaya, kawan. Kamu bisa menghasilkan uang yang banyak jika kamu melahirkan anaknya,” katanya, mencoba menghalangi rencanaku.“Dari helaan nafasmu, ternyata benar?” tebaknya.“Iya, Tama. Aku sedang mengandung anakmu,” ungkapku, menghela nafas dan melihat ke sekitarku.“Astaga, jadi benar…” Dia tergagap, mungkin karena dia lega bahwa ternyata selama ini dia tidak mandul.“Dengar, sekarang bukan waktu yang tempat untuk membicarakan hal ini,” kataku, tapi dia memotongku.“Aku akan memberimu semua uang yang kamu mau. S

  • Kembalilah Padaku   Bab 120

    Laura“Jika kamu ingin memukul seseorang, pukul aku, jangan pukul dia,” tantangku padanya dengan mata yang penuh kemurkaan, masih memegang lengannya. Aku tidak akan membiarkan seorang pun melukai anakku, tidak ketika aku masih bernafas.“Dasar jalang!” teriaknya padaku dan dia menampar wajahku, begitu keras sampai aku terjatuh ke lantai. Aku berteriak kesakitan, merasa wajahku terbakar. Putriku menangis ketakutan, yang membuatku makin kesakitan. “Kamu pikir kamu bisa menghentikan aku, dasar jalang menjijikkan?” teriaknya padaku, menghampiriku dan menggenggam lenganku, menarikku ke kursi di dekat sana. Dia lalu melemparku ke kursi itu, mengambil tali, dan menjepitku dengan erat.“Tidak, kumohon, jangan lukai Mama,” pinta Anna seraya dia berlari dan memegang lengan Richard, mencoba membuatnya menjauh dariku.“Diamlah, bocah,” perintahnya, mendorong anakku. “Kalian berdua pikir kalian bisa menantangku? Aku tahu benar bagaimana caranya untuk menghentikan kalian,” katanya setelah mengik

  • Kembalilah Padaku   Bab 121

    ”Aku bisa memberimu apa pun yang kamu mau, tapi tolong kembalikan putriku,” pintaku lagi. Aku benar-benar tidak tahan mendengar anakku menangis.Dia mendecakkan lidahnya seolah itu tidak ada hubungannya dengannya. “Dia adalah anak yang nakal, sebentar lagi dia akan berhenti menangis dan beranjak tidur,” katanya, tidak menyetujui permintaanku. “Lagi pula, kamu tidak berhak meminta apa pun. Kamu berutang nyawamu padaku, kamu tahu itu,” tambahnya.“Apa yang kamu bicarakan?” tanyaku.Dia terkekeh-kekeh. “Menurutmu, tanpa aku kamu bisa memiliki kehidupan yang sukses?” tanyanya seperti sedang mengejek.“Aku benar-benar menghargai sepenting apa kehadiranmu di hidupku, tapi bukan berarti tanpamu aku tidak bisa sukses. Kamu membantuku ketika aku sangat membutuhkannya dan aku selamanya akan bersyukur karena hal itu, tapi usaha dan tekadkulah yang membawaku sampai ke titik ini. Jika bukan di Hextec, aku akan sukses di tempat lain,” jawabku dengan penuh pendirian, merasa dia aneh karena berpik

  • Kembalilah Padaku   Bab 122

    Jason“Apa? Suzy hamil?” tanyaku terkejut setelah mendengar pengakuan dari Tama. Aku masih di ruang kerjaku sambil menyelesaikan agenda terakhirku untuk hari ini. Aku berpikir untuk menelepon Laura dan mengundangnya dan Anna untuk makan malam hari ini, itu adalah ide yang bagus, walaupun Laura sepertinya akan menolaknya.Ketika aku membeli Hextec, aku benar-benar mengira bahwa dia akan merasa senang, tapi sebaliknya, dia malah membencinya dan bahkan berhenti menghubungiku. Laura berkata bahwa aku sudah ikut campur dalam masalah mereka, ingin menjadi penyelamatnya dengan membeli Hextec untuknya, tapi aku hanya melihat keuntungan baginya jika aku membeli perusahaan itu. Sekarang dia bisa menyebut dirinya sendiri sebagai pemilik Hextec dan bertindak tanpa ragu untuk kemajuan yang bisa dia hasilkan di masa depan dan aku rela untuk membantunya dalam perjalanan ini.Namun, berbanding terbalik dengan harapanku, aku malah harus menghadapi Laura yang marah di rumah yang menceramahiku dengan

  • Kembalilah Padaku   Bab 123

    ”Aku tidak tahu tepatnya. Dia berkata bahwa dia telah menyerah dan dia berpikir bahwa dia harus melanjutkan semuanya sendirian. Dia juga bilang kalau dia dan Anna akan pergi ke tempat yang sangat jauh dan mereka tidak akan kembali dan aku jangan mencari mereka,” kataku, tiba-tiba mulai merasa pahit dalam mulutku.“Laura yang mengirimkannya?” tanya Tama dan aku mengkonfirmasinya setelah membaca bahwa kontaknya dinamai “Sayangku” dengan emotikon hati merah di sampingnya. Satu-satunya kontak yang kunamai itu.“Itu benar darinya dan dikirimkan kurang dari lima menit yang lalu,” ujarku lebih rinci. Tama tidak tertawa atau mendengus dan mengatakan sesuatu yang lucu, malah sebaliknya. Dia terdiam dan kediamannya mulai membuatku takut.“Apakah kalian baru-baru ini bertengkar?” tanyanya.“Ah, kami selalu berdebat panas karena kami memiliki beberapa topik untuk didiskusikan jadi terkadang sebuah argumen muncul,” komentarku dengan santai karena aku ingin memercayai bahwa itu bukanlah apa-apa.

  • Kembalilah Padaku   Bab 124

    SuzyMengabaikan semua peringatan yang dikirimkan oleh instringku, aku tetap diam di sana, berjongkok di antara semak-semak. Sudah lewat beberapa saat sejak wanita elegan itu memasuki rumah kayu itu dan semuanya sehening kematian. Karena Richard telah menutup semua jendela, aku tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam, tapi tentunya itu bukanlah hal yang bagus.Pria ini benar-benar sudah kehilangan akalnya dan dia pasti tidak akan segan untuk membunuh wanita itu dan anaknya. Ketakutan, aku meraih ponselku, mengetikkan nomor polisi, tapi berhenti sebelum menelepon mereka. Aku harus berpikir dengan cermat. Apa yang sedang kulakukan? Menelepon polisi mungkin adalah hal yang benar sekarang, lagi pula, kedua orang itu sedang dalam bahaya, tapi bagaimana aku bisa menelepon polisi jika akulah orang yang menculik anak itu? Aku malah akan berakhir ditangkap oleh polisi karena telah melakukannya.Aku menangis dan menutup mataku rapat-rapat, bernafas dengan mulutku. Aku tidak ingin

Latest chapter

  • Kembalilah Padaku   Bab 479

    AnnaIni semua dimulai ketika aku berusia 11 tahun dan Panca Mardian ingin membunuh ayah tirinya.“Apakah ayahmu punya pistol?” tanyanya ketika dia dan aku sedang bersembunyi di langit-langit ruang dansa, tempat pernikahan Paman Juan dan ibunya diadakan.“Apa?” Sesaat, kukira aku salah dengar, jadi aku bertanya.Dia menatapku, mata cokelat tuanya mencolok. Dia masih praremaja, tapi dia sudah sangat misterius dan membuatku penasaran. “Aku butuh pistol untuk membunuh ayah baruku,” ungkapnya padaku.“Paman Juan? Kenapa kamu ingin melakukan itu? Dia adalah orang yang baik,” jawabku dengan marah.Dia menggerutu jijik dan kembali melihat ke lantai bawah. Para orang dewasa sedang berbincang dengan satu sama lain, menikmati pesta pernikahannya. “Pria itu mengirimkan ayahku ke penjara,” kata Panca, kata-katanya penuh oleh amarah.“Namun, itu adalah pekerjaan dia. Paman Juan adalah seorang polisi. Dia memasukkan orang-orang jahat ke dalam penjara,” kataku padanya, sedikit takut ketika aku

  • Kembalilah Padaku   Bab 478

    AnnaSaat guruku pergi setelah kelasnya berakhir, anak-anak di ruang kelas mulai membuat suara gaduh seperti biasa ketika mereka berbincang dengan satu sama lain. Aku masih tidak bisa percaya bahwa anak yang duduk di belakangku benar-benar Panca Mardian, jadi aku berbalik ke arahnya karena aku sudah memiliki sesuatu untuk dibicarakan, yaitu tentang tugas yang telah diberikan oleh guru aljabar kami.“Kamu mau mengerjakan tugas ini bagaimana? Kita bisa bertemu di mana?” tanyaku padanya, tapi dia hanya mengangkat bahunya sambil mencorat-corat buku tulisnya.“Terserah kamu saja. Aku tidak peduli,” jawabnya, tidak menatapku sama sekali. Dia benar-benar tidak mengenaliku dan aku tidak dapat memercayainya.Astaga, dia telah banyak berubah, dia telah bertumbuh begitu besar. Apa yang telah terjadi padanya selama bertahun-tahun kami jauh dari satu sama lain? Apakah dia telah membuat teman-teman baru? Apakah dia bahkan sudah punya pacar sekarang?Namun, aku terkesiap pelan ketika aku melihat

  • Kembalilah Padaku   Bab 477

    AnnaAku memutuskan untuk mengabaikan segala hal yang sedang kupikirkan dan fokus saja pada jadwalku. Aku sejauh ini adalah siswa terbaik di kelasku. Aku selalu berdedikasi dan bekerja keras. Aku tidak pernah diomeli. Guru-guru menyukaiku karena aku adalah siswa teladan untuk pada siswa lainnya. Itulah sebabnya mereka telah memilihku sebagai perwakilan kelas. Selain itu, akulah yang paling tahu bagaimana caranya memimpin dan bagaimana caranya mewakili kelas, karena itulah mereka sangat memercayaiku.Jadi, hari ini pun tidak ada bedanya. Ketika guru-guru masuk dan mengajar kami, aku selalu melihat diriku sebagai orang pertama untuk mengajukan diri untuk segala hal, selalu menyelesaikan pertanyaan paling sulit dalam matematika dan pelajaran lainnya yang ditakuti dan tidak disukai semua orang. Aku menantang diriku sendiri untuk selalu menjadi yang terbaik. Aku ingin membuat semua orang bangga karena aku akan menggunakan potensiku untuk menjadi lebih baik daripada orang tuaku dan membuat

  • Kembalilah Padaku   Bab 476

    AnnaKetika aku kembali ke mobil dan melihat kaca spion seraya aku melaju menuju pintu masuk sekolahku, aku bisa melihat Ciko dengan tangan di kepalanya dan pundak yang merosot, terlihat sedih tentang apa yang baru saja terjadi. Aku menghela napas pasrah dan memutuskan untuk melihat ke depan dan melanjutkan hidupku. Itu adalah hal terbaik yang bisa kulakukan.“Hei, Anna,” panggil Abel padaku begitu dia melihatku berjalan memasuki aula sekolah.“Hai, Abel.” Aku tersenyum kepadanya saat aku melihat dia, beranjak untuk memeluknya. Abel adalah anak kandung dari Bibi Fia, sahabat ibuku. Dia dan aku tumbuh besar bersama sebagai teman dan selalu terhubung dengan satu sama lain.“Apa yang terjadi? Kamu sedikit terlambat hari ini,” katanya sambil memandangku.“Em … itu karena aku tadi berbicara dengan Ciko di luar,” kataku padanya sambil menyelipkan rambutku di belakang telingaku, merasa tidak nyaman hanya memikirkan tentang Ciko.“Oh! Ciko ada di luar? Astaga, dia manis sekali! Kamu beru

  • Kembalilah Padaku   Bab 475

    Anna“Aku ingin putus denganmu, Ciko.”Ketika kata-kata itu akhirnya keluar dari mulutku, aku hampir tidak dapat memercayainya. Aku sudah ingin mengatakannya sejak lama sekali hingga aku berpikir bahwa saat ini aku hanya membayangkan diriku sendiri mengatakannya seperti sebelum-sebelumnya. Namun, kali ini, itu sungguhan. Aku bisa melihat wajah Ciko hancur di hadapanku—wajahnya yang sesaat yang lalu penuh harapan, sekarang terkejut dan bahkan merasa jijik dengan kata-kataku.Dia tersenyum dengan lemah, seakan-akan dia tidak memahami apa pun. “Kamu ingin putus denganku? Apa maksudmu? Apa yang kamu bicarakan?” tanyanya, terlihat benar-benar kebingungan.Aku menghela napas, menyadari bahwa aku seharusnya tidak mengatakan itu padanya tanpa pendahuluan apa-apa. Namun, aku bukannya bersikap tidak sensitif, itu hanyalah cinta monyet dan aku berhak mengakhirinya.“Kurasa sebaiknya kita bicara lagi nanti, Ciko,” kataku dan berbalik untuk pergi, tapi dia tidak membiarkan aku pergi menjauh da

  • Kembalilah Padaku   Bab 474

    AnnaKarena adik-adikku sudah marah padaku, salah satu dari mereka sudah tidak menanggapi apa yang kukatakan ketika aku berusaha berkomunikasi dengannya, dan yang satunya menendang-nendang kakinya ke belakang tempat dudukku berkali-kali dan membuatku merasa tidak nyaman, menyebutku anak yang terlalu dimanja.“Hentikan, Daniel,” pintaku, tapi anak itu tampaknya tidak mau menurut.“Kamu mengatakan sesuatu? Aku tidak bisa mendengarnya, aku tidak mendengarkan anak-anak perempuan menyebalkan seperti dirimu,” katanya padaku, membuatku makin jengkel.Aku hanya mengesampingkannya dan bersabar hingga aku akhirnya tiba di sekolah mereka. Apa yang bisa kulakukan tentang itu? Itu adalah hubungan asmaraku, oke? Mereka seharusnya tidak terlibat dalam hal ini seperti itu. Itu bukan urusan mereka.“Kamu bisa turun sekarang,” kataku pada mereka begitu aku berhenti di depan sekolah mereka.Mereka pergi tanpa bahkan berpamitan, tapi Stefan berbalik ke arahku dan berkata, “Kuharap harimu buruk hari

  • Kembalilah Padaku   Bab 473

    AnnaAku sedang berada di depan cermin sambil duduk di meja riasku selagi. Dengan penuh konsentrasi, aku mencoba memakai eyeliner di atas mataku, tapi suara adikku yang menyebalkan mengagetkanku ketika dia tiba-tiba memasuki ruang gantiku, berteriak-teriak dan meminta perhatianku. Aku berakhir memiliki garis hitam di wajahku, menghancurkan seluruh riasan wajahku.“Kenapa kamu berteriak-teriak, sih, Daniel Williams Santoso?” tanyaku dengan mata yang setengah terpejam, hampir mencekik lehernya dan menarik kepalanya.“Ew, menjijikkan! Kamu terlihat mengerikan dengan riasan wajah itu. Apakah kamu tidak tahu cara memakainya dengan benar?” ejeknya padaku dengan raut wajah jijik.Aku tidak dapat memercayai perkataannya. Dialah yang menghancurkan momen damaiku ketika aku sedang memakai riasan wajah di kamarku sendiri! Aku tidak mau mendengar hal itu dari anak ini yang tidak mengenal apa yang dimaksud dengan ruang pribadi.“Omong-omong, apa yang kamu inginkan?” tanyaku seraya aku mengambil

  • Kembalilah Padaku   Bab 472

    LauraJason masih mengeluh tentang Anna, berkata bahwa Anna sebenarnya tidak mencintai pacarnya karena dia tidak ingin memiliki momen intim ini bersamanya, jadi aku sedikit kebingungan karena itu. Jason dan aku masih di kasur, berbincang tentang anak-anak kami, dan hari itu belum lama dimulai.“Apakah menurutmu Anna tidak menyukai dia sampai sejauh itu?” tanyaku dengan suara yang lebih kecil.“Jangan salah paham denganku, sayang. Namun, kita semua pernah mengalaminya,” katanya. “Coba pikirkan, kenapa kamu memberikan dirimu padaku? Lihat, pada saat itu, kita bahkan belum berpacaran.”“Aku memberikan diriku padamu karena aku mencintaimu,” kataku padanya.“Nah. Jika tuan putri kita tidak bisa memiliki momen ini bersama anak itu, itu karena dia tidak mencintainya,” katanya sambil mengangkat bahu.“Namun, itu bisa juga karena Anna belum siap untuk itu. Kamu tahu bagaimana putri kita mendorong dirinya sendiri dengan terlalu keras dan selalu takut untuk membuat kesalahan,” kataku padany

  • Kembalilah Padaku   Bab 471

    LauraKetika aku meninggalkan kamar putriku, aku kembali ke kamarku, merasa sedikit mengantuk dan lelah. Aku suka merawat anak-anakku, tapi rutinitas ini mulai terasa melelahkan—bukannya aku mengeluh atau semacamnya.“Lihat siapa yang sudah kembali,” kata Jason begitu dia melihatku berjalan memasuki kamar. Dia sedang memainkan ponselnya, mungkin memeriksa berita atau sesuatu. Dia membuka selimut dan mengundangku. “Kemarilah. Kamu butuh pelukan dari suamimu,” katanya sambil tersenyum.Aku tertawa pelan dan mulai berbaring di atasnya dan memeluknya sambil meregangkan tubuhku. “Aduh, aku lelah sekali. Kurasa aku membutuhkan sore hari yang santai,” komentarku dengan mata yang terpejam dan hanya menghirup aroma suamiku seraya dia balas memelukku dan merapatkan dirinya padaku.“Aku setuju, kamu benar-benar membutuhkannya,” katanya dengan suara yang tebal dan tersendat. Aku berpikir untuk mengundang Fia, dia pasti akan senang.“Mungkin aku akan pergi bersama Fia ke spa nanti sore,” pikir

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status