Share

284. Berbuah Manis

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-16 17:31:30

Dengan hati-hati, Lila membuka amplop itu. Matanya membesar begitu membaca isinya.

"Konten kreator terbaik bidang edukasi ekonomi?" Lila membaca perlahan, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. "Aku masuk nominasi? Ini tidak salah, kan, Ma?"

Sekar mengangguk, wajahnya memancarkan kebanggaan. "Iya, kamu masuk nominasi, Lila. Itu bukan hal kecil. Mama sangat bangga padamu." Sekar memeluk Lila dengan hangat.

Sekar tidak pernah menduga, masa-masa sulit yang Lila jalani saat bercerai dengan Sean membuahkan hasil yang tidak terduga.

Sekar mengurai pelukannya, dengan senyum lebar dia menatap wajah Lila. “Kamu perempuan hebat, mama tidak salah memilih pendamping untuk Sean.” Sekar melabuhkan kecupan setelah mengakhiri kalimatnya. “Sean pasti bangga kalau tahu berita ini.”

Lila tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dia menggeleng samar, masih dalam keterkejutannya dan tidak percaya.

“Saya benar-benar tidak pernah mengira ini akan terjadi. Banyak hujatan di setiap video saya, y
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Apriliani Sugiharto
duch knp bab nya cuma nambah 1 bab aja,ayo donk ceritanya di tambah lg bab² yg baru nya jd baca ceritanya gak ngegantung lama
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
di tambah dong thor yang manis manis sean lilanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   285. Bukan Batita

    Malam itu, setelah Sekar pulang Brilian tertidur pulas di kamar bayi, Sean dan Lila berbaring di kamar mereka. Lampu kamar redup memberikan suasana yang tenang, namun pikiran Sean masih penuh dengan berbagai rencana.Sean memandang Lila yang masih berbalas pesan dengan ponselnya. Setelah ponsel Lila aktif, ternyata banyak notifikasi pesan. Hanya beberapa yang dia anggap penting yang di balas, terutama dari orang tuanya. Di tengah kesibukan Lila, Sean memulai pembicaraan."Lil," panggil Sean dengan suara lirih dan terdengar ragu."Hm?" sahut Lila tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya."Aku berpikir untuk mengajak Mama tinggal bersama kita," ujar Sean, suaranya penuh pertimbangan.Lila menoleh ke arah Sean sebentar. Setelah mengirim pesan yang sudah dia tulis, Lila meletakkan ponselnya di nakas dalam keadaan di nonaktifkan. Dia sadar apa yang akan dibicarakan oleh suaminya sangat serius dan penting.Lila menatap Sean dengan lembut. "Kenapa tiba-tiba kepikiran itu?"Sean menghela

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   286. Hanya Bisa Diam

    Dengan langkah tergopoh-gopoh, Delisa memasuki lobi kantor Mahendra Securitas yang megah. Matanya sibuk memindai ruangan sambil menahan gugup. Dia tahu ini adalah hari pertamanya bekerja, dan dia tidak ingin membuat kesan buruk.Delisa mendekati meja resepsionis, seorang wanita berpenampilan rapi dengan senyum profesional menyambutnya. "Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?"Delisa menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Pagi. Saya Delisa, karyawan baru. Saya diberitahu untuk melapor hari ini."Resepsionis itu membuka buku catatan kecil di mejanya, matanya memindai daftar nama. "Ah, ya. Mbak Delisa, Anda sudah ditunggu oleh Bu Sekar di ruangannya."Mendengar nama itu, Delisa membelalakkan mata. "Bu Sekar? Maksudnya ... Sekar Wismoyojati?""Ya, beliau CEO di sini," potong resepsionis dengan ramah. "Ruangannya ada di lantai dua, belok kanan dari lift."Delisa mengangguk perlahan, pikirannya kalut. Sekar adalah ibu mertua Lila, kakaknya. Dia tahu betul bagaimana Sekar, seorang wan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   287. Salah Paham

    Lila berdiri di depan cermin panjang, memandang pantulan dirinya dalam gaun satin berwarna biru tua yang elegan. Gaun itu dirancang dengan detail lipatan halus di bagian pinggang dan potongan bagian leher berbentuk sabrina yang agak rendah. Meski wajahnya dihiasi senyum tipis, matanya menyiratkan keraguan.Sean duduk di sofa dekat cermin, pandangannya tajam namun tak banyak bicara. Wajahnya yang serius membuat Lila merasa tidak percaya diri.“Sean, gaunnya kurang cocok, ya?” Lila bertanya ragu, melirik Sean dari cermin. “Ini rekomendasi langsung dari yang punya butik lho.”Sean tidak menjawab. Ia berdiri dan berjalan mendekat, hingga berdiri tepat di belakang Lila. Tatapan mereka bertemu dalam pantulan cermin, dan Sean meletakkan kedua tangannya di bahu Lila.“Katanya model ini untuk menutupi perutku yang masih buncit,” ucap Lila sambil menunduk karena merasa kurang percaya diri.Meskipun dokter sudah mengatakan jika bekas jahitan sembuh, tetapi Lila belum berani menggunakan korset un

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   288. Menjelang Persidangan

    Sean menekan tombol di ponselnya, berbicara dengan nada tegas namun santai. “Titipkan saja berkasnya di pos satpam. Nanti orangku akan mengambil ke rumah,” katanya sebelum mengakhiri panggilan.Setelah meletakkan ponselnya di meja, Sean menekan tombol interkom dan memanggil sekretarisnya. Tak lama, Alex, sekretarisnya yang selalu sigap, masuk ke ruangan.“Ya, Pak?” tanya Alex dengan sopan, berdiri tegak di depan meja kerja Sean.Sean langsung memberikan instruksi, suaranya serius namun tetap tenang. “Alex, berkas yang kita butuhkan untuk meeting nanti siang tertinggal di rumah. Aku sempat membawanya saat makan siang tadi, tapi lupa memasukkan kembali ke tas. Tolong kamu ke rumahku sekarang, ambil di pos satpam. Berkasnya akan dititipkan di sana.”Alex mengangguk cepat. “Baik, Pak. Saya berangkat sekarang.”“Jangan ganggu istri saya!” ucap Sean dengan tegas dan terdengar penuh ancaman.“I iya, Pak!” Alex terlihat ketakutan. Mana berani Alex mengganggu istri bosnya yang galak tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   289. Keberuntungan

    Di ruang kerja yang penuh dengan suasana santai, Rangga duduk di belakang meja dengan beberapa berkas yang tersusun rapi. Di depannya, Alex berdiri dengan tangan terlipat, memperhatikan Rangga yang sibuk memberi instruksi."Alex, ini hari terakhirku sebelum cuti panjang. Aku ingin memastikan semuanya berjalan lancar selama aku tidak ada," kata Rangga, suaranya tenang namun tegas.Alex mengangguk. "Ya, Pak Rangga. Apa saja yang perlu saya perhatikan?"Rangga memutar layar laptopnya, menunjukkan beberapa file. "Ini daftar pekerjaan yang harus kamu awasi. Fokus utamanya ada pada proyek merger ini. Pastikan semua dokumen sudah selesai sebelum tenggat waktu."Alex mencatat dengan cepat di buku kecilnya."Dan satu hal lagi," tambah Rangga, menatap Alex serius. "Kalau Sean sedang marah, jangan terlalu diambil hati. Dia bos besar kita, dan tekanan yang dia hadapi kadang membuat emosinya meledak. Tapi selama dia tidak merendahkan harga dirimu, kamu harus tetap profesional."Alex tersenyum tipi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   1. Benih yang Terbuang

    “Kau tahu, kecerdasan itu diturunkan dari ibunya?” Lila mengangguk mengiyakan ucapan Sekar, ibu mertuanya. “Itu sebabnya mama memilihmu untuk menjadi istri Sean, untuk melahirkan keturunan-keturunan yang cerdas bagi keluarga Wismoyojati.” Dahulu Lila adalah salah satu mahasiswa pintar yang mendapatkan beasiswa dari perusahaan Wismoyojati. Saat magang di perusahaan itu, Lila menunjukkan kinerja yang sangat baik, hingga membuat Sekar begitu tertarik kepada dirinya. Bahkan untuk bisa mendapatkan dirinya saat itu, Sekar membanjiri keluarga Lila dengan begitu banyak hadiah, agar Lila bersedia menikah dengan Sean, putra tunggalnya. “Tapi setelah mama pikir-pikir, setelah dua tahun pernikahan kalian, apa gunanya memiliki menantu yang cerdas kalau ternyata mandul?” Lila menunduk menyembunyikan kegetiran hatinya. Setelah dilambungkan setinggi langit, lalu dijatuhkan hingga hancur berantakan. “Sean adalah pewaris tunggal di keluarga Wismoyojati, apa jadinya jika dia tidak memiliki ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   2. Waktunya untuk Mengakhiri Semua

    Seburuk inilah komunikasi antara Lila dan dan Sean. Sampai Sean lupa memberi tahu tentang pengumuman brand ambassador produk baru perusahaan mereka. Hati Lila merasa tercubit, keberadaanya sama sekali tidak dianggap, bahkan untuk acara sebesar ini dirinya tidak dilibatkan sama sekali. Jangankan dilibatkan, diberi tahu pun secara mendadak.Lila membuka lemari pakaiannya, tampak kebingungan karena tidak ada satu pun pakaian yang sesuai dengan dress code dalam undangan yang baru saja Sean kirim memalui aplikasi perpesanan. Satu jam lagi acara dimulai, sudah tidak ada waktu untuk ke butik atau memesan secara online. Lila harus bisa memaksimalkan pakaian yang ada.Seperti apa yang sudah Lila duga, penampilannya akan menjadi pusat perhatian. Bukan karena penampilannya yang penuh pesona, tetapi karena dia mengenakan pakaian yang sudah pernah dia gunakan di acara sebelumnya."Lihat, bukankah itu gaun yang sama dengan yang dia pakai di acara amal bulan lalu?" bisik seorang perempuan kepada tem

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   3. Ceraikan Aku!

    Lila membiarkan dingin menyelimuti tubuhnya. Malam yang semakin larut membuatnya kesulitan mendapatkan taksi. Ingin rasanya memesan satu kamar di hotel ini untuk sekedar mengistirahatkan tubuhnya, tetapi mengingat ada Sean dan Miranda di kamar yang lain membuat Lila ingin sesegera mungkin meninggalkan hotel bintang lima tersebut.“Sendiri?” Suara bariton yang tak dikenal itu membuyarkan lamunan Lila.Lila segera menyeka air matanya, berusaha menyembunyikan kesedihan dari orang yang tidak dia kenal. Ia berbalik dan melihat seorang pria tampan dengan sorot mata tajam namun ramah.“Butuh tumpangan ... Nyonya Wismoyojati?” tanyanya sambil tersenyum.“Tidak, terima kasih.” Degup jantungnya semakin kencang. Bukan karena terpesona dengan pria tampan di hadapannya, tetapi ada ketakutan tersendiri saat bertemu dengan orang asing pada saat malam merayap berganti hari.“Mau saya temani sampai mendapatkan taksi?” Pria itu menawarkan lagi, nada suaranya tulus dan tenang.“Tidak perlu,” tolak Lila

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21

Bab terbaru

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   289. Keberuntungan

    Di ruang kerja yang penuh dengan suasana santai, Rangga duduk di belakang meja dengan beberapa berkas yang tersusun rapi. Di depannya, Alex berdiri dengan tangan terlipat, memperhatikan Rangga yang sibuk memberi instruksi."Alex, ini hari terakhirku sebelum cuti panjang. Aku ingin memastikan semuanya berjalan lancar selama aku tidak ada," kata Rangga, suaranya tenang namun tegas.Alex mengangguk. "Ya, Pak Rangga. Apa saja yang perlu saya perhatikan?"Rangga memutar layar laptopnya, menunjukkan beberapa file. "Ini daftar pekerjaan yang harus kamu awasi. Fokus utamanya ada pada proyek merger ini. Pastikan semua dokumen sudah selesai sebelum tenggat waktu."Alex mencatat dengan cepat di buku kecilnya."Dan satu hal lagi," tambah Rangga, menatap Alex serius. "Kalau Sean sedang marah, jangan terlalu diambil hati. Dia bos besar kita, dan tekanan yang dia hadapi kadang membuat emosinya meledak. Tapi selama dia tidak merendahkan harga dirimu, kamu harus tetap profesional."Alex tersenyum tipi

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   288. Menjelang Persidangan

    Sean menekan tombol di ponselnya, berbicara dengan nada tegas namun santai. “Titipkan saja berkasnya di pos satpam. Nanti orangku akan mengambil ke rumah,” katanya sebelum mengakhiri panggilan.Setelah meletakkan ponselnya di meja, Sean menekan tombol interkom dan memanggil sekretarisnya. Tak lama, Alex, sekretarisnya yang selalu sigap, masuk ke ruangan.“Ya, Pak?” tanya Alex dengan sopan, berdiri tegak di depan meja kerja Sean.Sean langsung memberikan instruksi, suaranya serius namun tetap tenang. “Alex, berkas yang kita butuhkan untuk meeting nanti siang tertinggal di rumah. Aku sempat membawanya saat makan siang tadi, tapi lupa memasukkan kembali ke tas. Tolong kamu ke rumahku sekarang, ambil di pos satpam. Berkasnya akan dititipkan di sana.”Alex mengangguk cepat. “Baik, Pak. Saya berangkat sekarang.”“Jangan ganggu istri saya!” ucap Sean dengan tegas dan terdengar penuh ancaman.“I iya, Pak!” Alex terlihat ketakutan. Mana berani Alex mengganggu istri bosnya yang galak tersebut.

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   287. Salah Paham

    Lila berdiri di depan cermin panjang, memandang pantulan dirinya dalam gaun satin berwarna biru tua yang elegan. Gaun itu dirancang dengan detail lipatan halus di bagian pinggang dan potongan bagian leher berbentuk sabrina yang agak rendah. Meski wajahnya dihiasi senyum tipis, matanya menyiratkan keraguan.Sean duduk di sofa dekat cermin, pandangannya tajam namun tak banyak bicara. Wajahnya yang serius membuat Lila merasa tidak percaya diri.“Sean, gaunnya kurang cocok, ya?” Lila bertanya ragu, melirik Sean dari cermin. “Ini rekomendasi langsung dari yang punya butik lho.”Sean tidak menjawab. Ia berdiri dan berjalan mendekat, hingga berdiri tepat di belakang Lila. Tatapan mereka bertemu dalam pantulan cermin, dan Sean meletakkan kedua tangannya di bahu Lila.“Katanya model ini untuk menutupi perutku yang masih buncit,” ucap Lila sambil menunduk karena merasa kurang percaya diri.Meskipun dokter sudah mengatakan jika bekas jahitan sembuh, tetapi Lila belum berani menggunakan korset un

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   286. Hanya Bisa Diam

    Dengan langkah tergopoh-gopoh, Delisa memasuki lobi kantor Mahendra Securitas yang megah. Matanya sibuk memindai ruangan sambil menahan gugup. Dia tahu ini adalah hari pertamanya bekerja, dan dia tidak ingin membuat kesan buruk.Delisa mendekati meja resepsionis, seorang wanita berpenampilan rapi dengan senyum profesional menyambutnya. "Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?"Delisa menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Pagi. Saya Delisa, karyawan baru. Saya diberitahu untuk melapor hari ini."Resepsionis itu membuka buku catatan kecil di mejanya, matanya memindai daftar nama. "Ah, ya. Mbak Delisa, Anda sudah ditunggu oleh Bu Sekar di ruangannya."Mendengar nama itu, Delisa membelalakkan mata. "Bu Sekar? Maksudnya ... Sekar Wismoyojati?""Ya, beliau CEO di sini," potong resepsionis dengan ramah. "Ruangannya ada di lantai dua, belok kanan dari lift."Delisa mengangguk perlahan, pikirannya kalut. Sekar adalah ibu mertua Lila, kakaknya. Dia tahu betul bagaimana Sekar, seorang wan

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   285. Bukan Batita

    Malam itu, setelah Sekar pulang Brilian tertidur pulas di kamar bayi, Sean dan Lila berbaring di kamar mereka. Lampu kamar redup memberikan suasana yang tenang, namun pikiran Sean masih penuh dengan berbagai rencana.Sean memandang Lila yang masih berbalas pesan dengan ponselnya. Setelah ponsel Lila aktif, ternyata banyak notifikasi pesan. Hanya beberapa yang dia anggap penting yang di balas, terutama dari orang tuanya. Di tengah kesibukan Lila, Sean memulai pembicaraan."Lil," panggil Sean dengan suara lirih dan terdengar ragu."Hm?" sahut Lila tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya."Aku berpikir untuk mengajak Mama tinggal bersama kita," ujar Sean, suaranya penuh pertimbangan.Lila menoleh ke arah Sean sebentar. Setelah mengirim pesan yang sudah dia tulis, Lila meletakkan ponselnya di nakas dalam keadaan di nonaktifkan. Dia sadar apa yang akan dibicarakan oleh suaminya sangat serius dan penting.Lila menatap Sean dengan lembut. "Kenapa tiba-tiba kepikiran itu?"Sean menghela

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   284. Berbuah Manis

    Dengan hati-hati, Lila membuka amplop itu. Matanya membesar begitu membaca isinya."Konten kreator terbaik bidang edukasi ekonomi?" Lila membaca perlahan, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. "Aku masuk nominasi? Ini tidak salah, kan, Ma?"Sekar mengangguk, wajahnya memancarkan kebanggaan. "Iya, kamu masuk nominasi, Lila. Itu bukan hal kecil. Mama sangat bangga padamu." Sekar memeluk Lila dengan hangat.Sekar tidak pernah menduga, masa-masa sulit yang Lila jalani saat bercerai dengan Sean membuahkan hasil yang tidak terduga.Sekar mengurai pelukannya, dengan senyum lebar dia menatap wajah Lila. “Kamu perempuan hebat, mama tidak salah memilih pendamping untuk Sean.” Sekar melabuhkan kecupan setelah mengakhiri kalimatnya. “Sean pasti bangga kalau tahu berita ini.”Lila tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dia menggeleng samar, masih dalam keterkejutannya dan tidak percaya.“Saya benar-benar tidak pernah mengira ini akan terjadi. Banyak hujatan di setiap video saya, y

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   283. Undangan

    Delisa terdiam di tempatnya, menundukkan kepala tanpa membalas tatapan Lila. Kata-kata Nadya sebelumnya masih membekas di hatinya, tetapi dia memilih untuk menahan diri. Dia sadar, keadaan ini sudah menjadi keputusan sang kakak, dan dia tidak punya pilihan selain menerimanya.Lila mengambil kursi di dekat Delisa dan duduk dengan lembut, menjaga jarak agar percakapannya tidak terasa mendominasi."Lisa, Mbak tahu ini mungkin tidak seperti yang kamu harapkan," kucap Lila dengan nada lembut. "Tapi Mbak juga mau kamu tahu, ini semua untuk kebaikanmu. Mbak dulu juga pernah bekerja di Mahendra Securitas, dan itu tempat yang sangat baik untuk belajar dan berkembang."Delisa mengangkat sedikit wajahnya, cukup penasaran untuk mendengarkan. Lila melanjutkan, "Di sana, suasana kerja sangat mendukung selama kita bisa membawa diri. Mbak yakin kamu bisa menyesuaikan diri dengan baik. Apalagi Nadya nanti juga akan membimbing kamu. Akan ada banyak ilmu dan pengalaman yang kamu dapatkan."Nadya yang du

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   282. Apa Niatnya?

    Sekar duduk nyaman di sofa empuk, memangku Brilian yang tampak tenang dalam balutan selimut hangat. Sepanjang sore, Sekar terus berbicara dengan cucunya, menatap wajah mungil itu dengan penuh kasih sayang."Kamu tahu, Brili? Oma sekarang yang urus perusahaan kamu," ucap Sekar dengan lembut. Sesekali, bayi itu membalas dengan gumaman khas bayi, seolah berusaha merespons."Oh, pintar sekali cucu nenek ini!" seru Sekar dengan penuh kebahagiaan, mencium kening Brilian dengan lembut. “Oma akan membuat perusahaanmu semakin besar. Dan saat kamu besar nanti, kamu yang akan membuatnya semakin mendunia.”Lila muncul dari dapur, membawa secangkir teh hijau hangat yang menjadi favorit ibu mertuanya. Dengan senyuman, dia meletakkan teh itu di meja kecil di samping Sekar sebelum duduk di sofa dekat mereka.Sekar menoleh sebentar menatap Lila dengan senyum di bibirnya. "Terima kasih, Lil. Lihat wajah Brili, dia seperti magnet yang menarik kebahagiaan," ucap Sekar dengan binar bahagia di matanya.Set

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   281. Sikap Tegas Sean

    Alex melangkah cepat menuju ruang rapat, napasnya mulai memburu. Ia tahu dirinya terlambat, dan itu semua karena perbincangannya dengan Delisa di lobi.Saat mendekati pintu kaca ruang rapat, ia melihat Sean dan Rangga sedang berjalan masuk. Panik, Alex mulai berlari kecil, berharap bisa mengejar mereka sebelum rapat dimulai."Pak Sean! Pak Rangga!" panggil Alex dengan suara yang sedikit terengah.Sean dan Rangga berhenti di depan pintu, berbalik menghadap Alex. Keduanya menatapnya dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan, tatap mata keduanya dingin hingga membuat Alex semakin gugup.“Maaf, Pak, saya terlambat,” ucap Alex cepat, mencoba menjelaskan tanpa ditanya. Namun, baik Sean maupun Rangga tidak berkata sepatah kata pun.Mata Sean yang tajam menatap Alex seperti menembus dirinya. Rangga hanya melirik sekilas, lalu mengangkat alis dengan ekspresi datar. Keduanya kemudian masuk ke ruang rapat tanpa memberikan respons.Alex merasa perutnya mengerut. Tatapan mereka lebih menusuk daripa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status