Share

244. Sebuah Tamparan

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-02 16:36:11

Mobil berhenti mendadak tepat di depan pintu unit gawat darurat. Theo keluar dengan langkah cepat, menghampiri petugas medis yang berjaga di depan pintu. Wajahnya tegang, napasnya memburu.

"Saya butuh bantuan segera! Pasien dalam kondisi kritis!" suara Theo terdengar keras dan tegas, hampir seperti perintah.

Petugas medis yang berjaga tidak membuang waktu. Dalam hitungan detik, mereka memanggil tim perawat dengan brankar. Theo membuka pintu belakang mobil, menunjuk ke arah Lila yang terbaring pucat, matanya terpejam, tubuhnya terlihat tak berdaya.

“Hati-hati,” ucap Sekar dengan nada rendah namun mendesak saat para perawat memindahkan tubuh Lila ke atas brankar.

Sekar turun dari mobil, mengikuti di belakang dengan langkah cepat. Wajah perempuan paruh baya itu dipenuhi kecemasan, namun dia berusaha keras untuk tetap terlihat tenang. Tatapan matanya tidak lepas dari tubuh Lila.

Brankar meluncur dengan cepat melewati pintu unit gawat darurat menuju ruang pemeriksaan. Di ujung lorong, Dokt
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
dikit amat thor bab nya yuk bisa yuk up lagi nanggung ini
goodnovel comment avatar
Michellyn
tamparan utk sean membiarkan wanita ular disekitarnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   245. Penghakiman yang Menyakitkan

    Sean berdiri membeku di depan Sekar. Wajahnya tertunduk, tangan menggenggam erat di sisinya. Tamparan di pipinya masih terasa panas, namun itu tak seberapa dibandingkan kata-kata tajam yang baru saja dilontarkan ibunya, Sekar. Kata-kata itu berputar di kepalanya seperti belati yang terus-menerus menorehkan luka baru di hatinya.“Ini semua salahmu, Sean!” Suara Sekar meledak, penuh amarah yang sudah lama dipendam. Sekar menatap putranya dengan api kemarahan di matanya. Suaranya naik turun, penuh emosi.“Apa kau tahu betapa menderitanya Lila? Apa kau tahu betapa dekatnya dia dengan bahaya? Tidak, tentu saja kau tidak tahu! Kau terlalu sibuk melindungi Andika dan Ryan, orang-orang yang bahkan tidak layak untuk kau bela!”Sean hanya bisa menunduk mendengar segala ucapan Sekar. Dia tahu apa yang dikatakan sang mama benar, meskipun terdengar begitu menyakitkan. Ia tidak bisa membela diri, tidak bisa menyangkal. Sekar melangkah mendekat, menatap putranya dengan pandangan penuh amarah yang me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   246. Suami Sampah

    Sean berdiri mematung di depan pintu ruang perawatan Lila. Dari tempatnya, dia bisa melihat penjagaan ketat yang diatur oleh Sekar. Meski tidak mencolok, keberadaan beberapa pria bertubuh kekar di sekitar area itu sudah cukup memberi peringatan bahwa Sekar tak main-main. Perempuan itu bersikeras melindungi Lila dan tidak akan membiarkan Sean mendekat begitu saja.Perasaan bersalah dan amarah bercampur dalam dada Sean. Dia tahu situasinya rumit, tapi hati kecilnya tetap berbisik bahwa sebagai suami dan ayah, dirinya punya hak.Dengan berat Sean bergerak menjauh dari pintu itu. Dia mengayunkan langkahnya menuju arah yang lain, ruang NICU. Di sana, dua anak buah Theo berjaga dengan postur kaku dan wajah tanpa ekspresi. Mereka mencoba menghalangi Sean untuk memasuki ruang tersebut.“Aku hanya ingin melihat keadaan anakku,” ucap Sean terdengar memohon.“Kami hanya menjalankan perintah, hanya Bu Sekar yang boleh melihat cucunya.” Salah satu dari anak buah Theo memberanikan diri untuk mengha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   247. Sean yang Tak Berdaya

    Ryan duduk diam di hadapan ayahnya, mencoba mencerna semua informasi yang baru saja disampaikan. Dia yang mendampingi masa-masa awal kehamilan Lila masih ingat kapan seharusnya persalinan itu terjadi.“Bukankah ini belum waktunya?” tanya Ryan mencoba memastikan.“Ya, bayi itu lahir prematur. Dan sekarang harus mendapat perawat intensif di inkubator.” Andika tidak bisa menutupi kesedihannya, meskipun kelahiran bayi itu akan membuatnya kehilangan kekayaan tetapi dia tetap menyayangi cucunya.“Apa ini ada hubungannya dengan penculikan itu? Papa tahu siapa yang melakukannya?”Andika mengangguk pelan lalu menghela napas panjang sebelum mulai berbicara. “Sekretaris Sean,” jawab Andika singkat.“Sekar berhasil melacaknya dan menyelamatkan Lila. Tapi Lila harus melahirkan sebelum waktunya, karena sekretaris Sean memberikan obat yang memacu kontraksi.”Ryan mengangguk, merasakan ketegangan menggumpal di dadanya. “Bagaimana keadaan bayinya?” tanyanya pelan.“Bayinya di NICU,” Andika menjawab, w

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   248. Brilian Anugrah Wismoyojati

    “Ma, sekarang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan masalah harta. Bagiku Lila dan putranya jauh lebih berharga dari itu semua.”“Kau mengatakan mereka lebih berharga, tapi nyatakan keselamatan mereka yang kau abaikan. Apa yang menimpa Lila dan anakmu itu semua karena kebodohanmu, dan sampai sekarang tampaknya kau belum menyadarinya.” Sekar menggelengkan kepala menunjukkan rasa kecewa yang mendalam kepada Sean. “Sampai saat ini kau masih mempertahankan pendirianmu untuk menjadi penjaga bagi tukang selingkuh itu dan anak haramnya.”“Bukan begitu, Ma. Aku hanya ingin ….”“Jika tidak seperti itu, seharusnya sejak mengetahui Lila hamil, kau sudah menandatangi surat-surat pengalihan perusahaan, dan juga kau bisa membuat Lila melakukah hal sama. Bukan malah menjauhkan dia dari aku.”Sean hanya diam, saat ini otaknya sedang dipenuhi oleh Lila dan anaknya yang sedang berjuang untuk bertahan hidup. Tetapi di sini dia justru sibuk membicarakan harta yang tidak aka nada harganya lagi jika sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   249. Keadaan Lila

    Sean melangkah memasuki ruang perawatan Lila dengan napas tertahan. Setiap langkah terasa berat, seolah setiap inci mendekat ke tempat Lila berbaring menambah beban yang menghimpit dadanya.Di hadapannya, tubuh istrinya yang dulu penuh energi kini terbaring lemah, tak berdaya. Beberapa alat bantu medis menempel di tubuh Lila, memberikan tanda-tanda kehidupan yang rapuh.Sean mendekat, tangan gemetar menyentuh ujung jari Lila yang dingin. Wajahnya pucat, seakan kehilangan cahaya yang dulu selalu membuatnya tersenyum."Maafkan aku, Lil," bisik Sean lirih, kata-kata itu terasa seperti belati yang menusuk dirinya sendiri.Dia mengingat setiap kejadian yang membawa mereka ke titik ini. Keputusannya, kelalaiannya, kesalahannya, semua berputar di kepalanya seperti film buruk yang tak kunjung usai. Pandangannya beralih ke perut Lila yang rata, tempat di mana putra mereka pernah berada. Brilian Anugrah Wismoyojati, nama yang ia berikan untuk bayi kecil yang kini juga berjuang di ruang NICU.Ai

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   250. Keputusan Ryan

    Ryan pulang dengan langkah berat, pikirannya berkecamuk. Begitu memasuki rumah, ia langsung menuju ruang keluarga di mana Risda sedang sibuk dengan hobi barunya, merajut. Tanpa menunggu, ia duduk di hadapan sang mama. "Aku sudah memutuskan, Ma," ucap Ryan lirih, suaranya terdengar penuh beban. "Aku akan meninggalkan Mahendra Securitas." Risda terkejut, tetapi ada senyum yang tertahan. Lalu dia meletakkan benang dan hookpen di meja. "Kenapa, Ryan? Apa yang terjadi?" tanya Risda penuh selidik. Ryan menghela napas panjang, menundukkan kepala sejenak sebelum menjawab. "Tadi aku bertemu Sean dan mamanya. Ternyata mamanya yang menyelamatkan Lila dari penculikan. Tapi Ma ... keadaan Lila sangat buruk. Dia belum sadar sampai sekarang, dan bayinya ... bayi Sean harus dirawat di inkubator karena lahir prematur." Risda menatap putranya dengan penuh perhatian, menunggu kelanjutannya. "Dalam keadaan seperti itu Sean bahkan tidak diizinkan melihat Lila dan bayinya," lanjut Ryan. "Mamanya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   251. Semakin Dekat

    “Sean ….”Sean tertegun ketika mendengar suara lemah memanggil namanya. "Sean..." suara itu hampir seperti bisikan, tetapi cukup jelas untuk membuatnya menegakkan kepala dengan cepat. Awalnya, ia berpikir bahwa rasa lelah dan kerinduannya membuatnya berhalusinasi. Namun, ketika ia melihat mata Lila perlahan terbuka dan jemari halusnya bergerak, menyeka air mata di pipinya, Sean tersadar bahwa ini nyata. "Lila!" serunya penuh haru. Sean menunduk, menggenggam tangan istrinya lebih erat. "Kamu sadar, sayang. Syukurlah ... syukurlah kamu sadar." Lila tersenyum lemah, bibirnya bergetar seolah ingin berkata lebih banyak, tetapi ia hanya mampu mengucapkan, "Sean..." Suaranya parau, tetapi cukup untuk membuat Sean tersenyum bahagia. Sean menunduk, mencium dahi Lila dengan penuh kasih. Bibirnya berlabuh di dahi Lila, tetapi tangannya dengan cepat menekan tombol pemanggil perawat. Sambil menunggu dokter dan perawat datang Sean terus memandangi wajah Lila, berharap ini semua nyata dan ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   252. Janji Sean

    Sekar tersenyum lega melihat Lila yang sudah sadar, meski masih terlihat lemah. Wajahnya memancarkan kebahagiaan yang tulus.Setelah dokter dan perawat yang menangani Lila keluar, Sekar segera memasuki ruangan. Dia melangkah lebih dekat, mengambil posisi di samping tempat tidur Lila, sementara Sean tetap berada di sisi lain, memegang tangan istrinya dengan erat, seolah tidak ingin melepaskannya lagi."Mama senang sekali kamu sudah sadar," ucap Sekar penuh emosi, suaranya lembut namun terdengar sedikit bergetar.Lila membalas senyum Sekar. "Terima kasih, Ma," ucapnya pelan, suaranya serak tetapi penuh kehangatan.Ini adalah pertemuan pertama Lila dengan Sekar sejak dia rujuk dengan Sean. Dan Lila bisa melihat Sekar yang tersenyum tulus kepadanya seperti saat pertama mereka bertemu, seperti saat awal pernikahannya dengan Sean."Ada beberapa hal penting yang perlu kita bicarakan, terutama mengenai ….""Mama sudah menyetujui nama yang aku berikan untuk anak kita.” Sean segera memotong kal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05

Bab terbaru

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   291. Pria Sempurna

    Suasana ballroom hotel Bintang lima yang sudah didekorasi dengan nuansa klasik memancarkan kemewahan nan elegan. Lampu kristal besar bergantung megah di langit-langit, memantulkan cahaya lembut yang membuat ruangan terlihat berkilauan.Dekorasi bunga mawar putih dan lilac menghiasi setiap sudut, memberi sentuhan elegan yang tak terbantahkan. Kursi-kursi tamu berjajar rapi, dilapisi kain satin putih dengan pita ungu muda yang serasi.Di tengah suasana khidmat itu, suara lantang penghulu memecah keheningan.“Sah?” tanyanya dengan tegas. Serentak para saksi menjawab, “Sah!” Suara itu menggema, membawa kelegaan dan kebahagiaan yang seolah memenuhi seluruh ruangan.Tak lama, seluruh tamu serempak mengucapkan “Amin,” diiringi senyum dan tepukan tangan yang hangat. Nadya, yang kini resmi menjadi istri Rangga, menundukkan kepala, matanya berkaca-kaca menahan haru. Rangga, duduk di sampingnya, tampak lega dan tersenyum bangga.Momen itu menjadi awal dari kehidupan baru bagi Rangga dan Nadya, d

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   290. Jahilnya Sean

    Hari bahagia Rangga dan Nadya akhirnya tiba. Langit cerah seperti memberkati momen yang dinanti-nanti banyak orang ini.Di sebuah ruangan penuh cahaya lembut, Nadya duduk di depan cermin besar, menerima polesan terakhir dari penata rias yang memastikan setiap detail kecantikannya sempurna. Gaun putihnya memancarkan keanggunan, membuatnya tampak seperti ratu di hari pernikahannya.Setelah sang penata rias selesai, Lila mendekat, matanya berbinar-binar melihat sahabatnya yang begitu menawan."Kamu cantik sekali, Nadya," ucap Lila penuh kagum. Kenangan saat pernikahannya dahulu kembali melintas.Nadya tersenyum tipis, tetapi senyuman itu tidak sepenuhnya menyentuh matanya.Lila memperhatikan ekspresi Nadya dengan saksama. Ada sesuatu yang tidak bisa disembunyikan sahabatnya, meskipun ia sudah berusaha keras untuk terlihat bahagia.Hati Lila berdebar-debar, dipenuhi rasa khawatir. Ia mendekat lebih dekat, duduk di samping Nadya, lalu dengan lembut bertanya, “Apa ada yang masih mengganjal

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   289. Keberuntungan

    Di ruang kerja yang penuh dengan suasana santai, Rangga duduk di belakang meja dengan beberapa berkas yang tersusun rapi. Di depannya, Alex berdiri dengan tangan terlipat, memperhatikan Rangga yang sibuk memberi instruksi."Alex, ini hari terakhirku sebelum cuti panjang. Aku ingin memastikan semuanya berjalan lancar selama aku tidak ada," kata Rangga, suaranya tenang namun tegas.Alex mengangguk. "Ya, Pak Rangga. Apa saja yang perlu saya perhatikan?"Rangga memutar layar laptopnya, menunjukkan beberapa file. "Ini daftar pekerjaan yang harus kamu awasi. Fokus utamanya ada pada proyek merger ini. Pastikan semua dokumen sudah selesai sebelum tenggat waktu."Alex mencatat dengan cepat di buku kecilnya."Dan satu hal lagi," tambah Rangga, menatap Alex serius. "Kalau Sean sedang marah, jangan terlalu diambil hati. Dia bos besar kita, dan tekanan yang dia hadapi kadang membuat emosinya meledak. Tapi selama dia tidak merendahkan harga dirimu, kamu harus tetap profesional."Alex tersenyum tipi

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   288. Menjelang Persidangan

    Sean menekan tombol di ponselnya, berbicara dengan nada tegas namun santai. “Titipkan saja berkasnya di pos satpam. Nanti orangku akan mengambil ke rumah,” katanya sebelum mengakhiri panggilan.Setelah meletakkan ponselnya di meja, Sean menekan tombol interkom dan memanggil sekretarisnya. Tak lama, Alex, sekretarisnya yang selalu sigap, masuk ke ruangan.“Ya, Pak?” tanya Alex dengan sopan, berdiri tegak di depan meja kerja Sean.Sean langsung memberikan instruksi, suaranya serius namun tetap tenang. “Alex, berkas yang kita butuhkan untuk meeting nanti siang tertinggal di rumah. Aku sempat membawanya saat makan siang tadi, tapi lupa memasukkan kembali ke tas. Tolong kamu ke rumahku sekarang, ambil di pos satpam. Berkasnya akan dititipkan di sana.”Alex mengangguk cepat. “Baik, Pak. Saya berangkat sekarang.”“Jangan ganggu istri saya!” ucap Sean dengan tegas dan terdengar penuh ancaman.“I iya, Pak!” Alex terlihat ketakutan. Mana berani Alex mengganggu istri bosnya yang galak tersebut.

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   287. Salah Paham

    Lila berdiri di depan cermin panjang, memandang pantulan dirinya dalam gaun satin berwarna biru tua yang elegan. Gaun itu dirancang dengan detail lipatan halus di bagian pinggang dan potongan bagian leher berbentuk sabrina yang agak rendah. Meski wajahnya dihiasi senyum tipis, matanya menyiratkan keraguan.Sean duduk di sofa dekat cermin, pandangannya tajam namun tak banyak bicara. Wajahnya yang serius membuat Lila merasa tidak percaya diri.“Sean, gaunnya kurang cocok, ya?” Lila bertanya ragu, melirik Sean dari cermin. “Ini rekomendasi langsung dari yang punya butik lho.”Sean tidak menjawab. Ia berdiri dan berjalan mendekat, hingga berdiri tepat di belakang Lila. Tatapan mereka bertemu dalam pantulan cermin, dan Sean meletakkan kedua tangannya di bahu Lila.“Katanya model ini untuk menutupi perutku yang masih buncit,” ucap Lila sambil menunduk karena merasa kurang percaya diri.Meskipun dokter sudah mengatakan jika bekas jahitan sembuh, tetapi Lila belum berani menggunakan korset un

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   286. Hanya Bisa Diam

    Dengan langkah tergopoh-gopoh, Delisa memasuki lobi kantor Mahendra Securitas yang megah. Matanya sibuk memindai ruangan sambil menahan gugup. Dia tahu ini adalah hari pertamanya bekerja, dan dia tidak ingin membuat kesan buruk.Delisa mendekati meja resepsionis, seorang wanita berpenampilan rapi dengan senyum profesional menyambutnya. "Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?"Delisa menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Pagi. Saya Delisa, karyawan baru. Saya diberitahu untuk melapor hari ini."Resepsionis itu membuka buku catatan kecil di mejanya, matanya memindai daftar nama. "Ah, ya. Mbak Delisa, Anda sudah ditunggu oleh Bu Sekar di ruangannya."Mendengar nama itu, Delisa membelalakkan mata. "Bu Sekar? Maksudnya ... Sekar Wismoyojati?""Ya, beliau CEO di sini," potong resepsionis dengan ramah. "Ruangannya ada di lantai dua, belok kanan dari lift."Delisa mengangguk perlahan, pikirannya kalut. Sekar adalah ibu mertua Lila, kakaknya. Dia tahu betul bagaimana Sekar, seorang wan

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   285. Bukan Batita

    Malam itu, setelah Sekar pulang Brilian tertidur pulas di kamar bayi, Sean dan Lila berbaring di kamar mereka. Lampu kamar redup memberikan suasana yang tenang, namun pikiran Sean masih penuh dengan berbagai rencana.Sean memandang Lila yang masih berbalas pesan dengan ponselnya. Setelah ponsel Lila aktif, ternyata banyak notifikasi pesan. Hanya beberapa yang dia anggap penting yang di balas, terutama dari orang tuanya. Di tengah kesibukan Lila, Sean memulai pembicaraan."Lil," panggil Sean dengan suara lirih dan terdengar ragu."Hm?" sahut Lila tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya."Aku berpikir untuk mengajak Mama tinggal bersama kita," ujar Sean, suaranya penuh pertimbangan.Lila menoleh ke arah Sean sebentar. Setelah mengirim pesan yang sudah dia tulis, Lila meletakkan ponselnya di nakas dalam keadaan di nonaktifkan. Dia sadar apa yang akan dibicarakan oleh suaminya sangat serius dan penting.Lila menatap Sean dengan lembut. "Kenapa tiba-tiba kepikiran itu?"Sean menghela

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   284. Berbuah Manis

    Dengan hati-hati, Lila membuka amplop itu. Matanya membesar begitu membaca isinya."Konten kreator terbaik bidang edukasi ekonomi?" Lila membaca perlahan, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. "Aku masuk nominasi? Ini tidak salah, kan, Ma?"Sekar mengangguk, wajahnya memancarkan kebanggaan. "Iya, kamu masuk nominasi, Lila. Itu bukan hal kecil. Mama sangat bangga padamu." Sekar memeluk Lila dengan hangat.Sekar tidak pernah menduga, masa-masa sulit yang Lila jalani saat bercerai dengan Sean membuahkan hasil yang tidak terduga.Sekar mengurai pelukannya, dengan senyum lebar dia menatap wajah Lila. “Kamu perempuan hebat, mama tidak salah memilih pendamping untuk Sean.” Sekar melabuhkan kecupan setelah mengakhiri kalimatnya. “Sean pasti bangga kalau tahu berita ini.”Lila tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dia menggeleng samar, masih dalam keterkejutannya dan tidak percaya.“Saya benar-benar tidak pernah mengira ini akan terjadi. Banyak hujatan di setiap video saya, y

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   283. Undangan

    Delisa terdiam di tempatnya, menundukkan kepala tanpa membalas tatapan Lila. Kata-kata Nadya sebelumnya masih membekas di hatinya, tetapi dia memilih untuk menahan diri. Dia sadar, keadaan ini sudah menjadi keputusan sang kakak, dan dia tidak punya pilihan selain menerimanya.Lila mengambil kursi di dekat Delisa dan duduk dengan lembut, menjaga jarak agar percakapannya tidak terasa mendominasi."Lisa, Mbak tahu ini mungkin tidak seperti yang kamu harapkan," kucap Lila dengan nada lembut. "Tapi Mbak juga mau kamu tahu, ini semua untuk kebaikanmu. Mbak dulu juga pernah bekerja di Mahendra Securitas, dan itu tempat yang sangat baik untuk belajar dan berkembang."Delisa mengangkat sedikit wajahnya, cukup penasaran untuk mendengarkan. Lila melanjutkan, "Di sana, suasana kerja sangat mendukung selama kita bisa membawa diri. Mbak yakin kamu bisa menyesuaikan diri dengan baik. Apalagi Nadya nanti juga akan membimbing kamu. Akan ada banyak ilmu dan pengalaman yang kamu dapatkan."Nadya yang du

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status