Share

119. Ingin Melepaskan Semua

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-13 17:02:01

Sudah bertahun-tahun Sekar menantikan saat-saat Andika menyerahkan kembali asset keluarganya beserta perusahaan kepada Sean. Menyaksikan Andika kembali ke asalnya dan jatuh miskin di usia tua, akan menuntaskan segala dendam dan sakit hati yang dia rasakan selama ini.

Namun, pada saat waktu itu tiba, Sean justru ingin menyembunyikan anaknya dari dirinya. Padahal anak tersebut adalah syarat mutlak dirinya akan mendapat kembali asset keluarganya dan juga Mahendra Securitas.

“Mengapa kau mengkhianati Mama, Sean?” tanya Sekar pada dirinya sendiri dengan bulir-bulir bening yang mulai membasahi pipinya.

Luka di hatinya terasa semakin meradang karena merasa jika Sean justru berada di pihak papanya, seolah-olah Andika tidak pernah memberikan luka kepada mereka.

Sekar menyeka air mata dengan tangan gemetar. “Bagaimana jika ini adalah permintaan terakhir mama? Apakah kau tetap tidak akan menurutinya?”

***

Sean duduk di kursinya, menatap denah rumah yang sedang dipersiapkannya untuk Lila. Ia mera
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Kalau Sean menganggap Lila tempatnya berpulang...berarti tampa Sean sadari sudah mencintai Lila
goodnovel comment avatar
Teli Apriani
sean masih ragu dengan perasaannya terhadap lila ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   120. Perdebatan tak Berarti

    Lila terkejut saat melihat Sean sudah berada di dalam apartemennya. Terbiasanya tinggal sendiri, hingga Lila lupa jika dirinya telah memberikan akses masuk kepada Sean, setelah mereka rujuk dan kembali menjadi suami istri.“Aku siapkan air hangat,” ucap Lila setelah menghabiskan susu yang baru saja dia buat.Sean menggeleng lemah sambil terus melangkah mendekati Lila. Setelah jarak terpangkas, Sean meraih gelas di tangan Lila dan meletakkannya di meja dapur.Sean meraih pinggang Lila dengan penuh kehati-hatian, tidak ingin menyakiti Lila saat perut buncit itu membentur tubuhnya.“Aku butuh kehangatan yang lain,” bisik Sean dengan suara lirih dan serak. “Aku pusing,” keluh Sean sambil melabuhkan kepalanya di ceruk leher Lila.“Aku hamil, Sean.” Lila merasa tidak siap mencoba mendorong tubuh tegap Sean.“Tapi masih bisa, kan?” Kalimat tanya ini justru terdengar mengiba, mengharap Lila mewujudkan keinginannya malam ini.Mulut Sean memang meminta izin dengan nada nelangsa, tetapi tanganny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   121. Langkah yang Semakin Sulit

    Miranda duduk di sofa, wajahnya murung, menatap jendela dengan pandangan kosong. Hubungan asmaranya dengan Sean yang kandas, menyisakan luka yang mendalam. Meskipun dia memiliki tujuan lain dalam rencana pernikahannya dengan Sean, tetapi cintanya nyata, bukan palsu.Sementara itu, Andreas seolah tidak peduli dengan luka yang mendera hati putrinya. Pria paruh baya itu berdiri di depan Miranda dengan ekspresi terkejut bercampur amarah."Jadi … Sean membatalkan pertunangan kalian? Untuk rujuk dengan mantan istrinya?" Andreas bertanya, suaranya terdengar penuh ragu dan tidak percaya.Bagaimana mungkin putrinya yang cantik dan berprestasi tidak mampu memikat hati Sean. Bahkan harus kalah dari perempuan biasa yang berasal dari keluarga miskin.Miranda mengangguk pelan. "Ya. Dia memutuskan rujuk dengan Lila. Katanya dia ingin bertanggung jawab atas anak mereka."Andreas mengepalkan tinjunya, wajahnya memerah karena marah. "Aku pikir Sean mandul. Bukankah itu yang dia katakana padamu? Lalu ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   122. Apa yang Terjadi?

    Sean menghela napas lega saat mendengar penjelasan Cyrus. Ruang kerjanya yang biasanya membawa kesibukan dan kepenatan kini terasa sedikit lebih ringan dengan kabar ini. Cyrus, pengacara baru yang dia pilih, tersenyum kecil melihat respons Sean.“Semua dokumen sudah saya siapkan. Hanya tinggal menjalani sidang untuk mendapatkan surat nikah kembali,” jelas Cyrus dengan nada tenang.Sean mengangguk, tampak serius, tetapi ada sedikit keraguan di matanya yang tak luput dari pengamatan Cyrus.“Kau yakin dengan pilihan ini?” Cyrus bertanya, sejenak tatap matanya tertuju ke arah Sean. “Saya tahu, masih ada yang membuatmu ragu. Jika kau memutuskan rujuk hanya demi anak, saat kau merasa tidak bahagia dengan hubungan ini … anak yang kembali jadi korbannya.”Sean terdiam, pandangannya menerawang sejenak sebelum menjawab. Meski Cyrus adalah pengacara barunya, tetapi saat membicarakan pernikahan, dia bertindak layaknya seorang sahabat yang tanpa segan memberi nasihat.“Dalam pernikahan, anak tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   123. Di Tempat Berbeda

    Di apartemen, Lila duduk santai di sofa sambil tertawa bersama Nadya dan Rina. Beberapa cup minuman kekinian dan camilan menutupi meja, menambah suasana hangat obrolan mereka.Meski Lila tidak memesan makanan dan minuman apa pun, Rina yang mengetahui apa yang disukai Lila selama kehamilannya, membawakan jus lemon yang selamanya menjadi minuman pilihan Lila. Bukan hanya karena menyegarkan, tetapi minuman itu membantu Lila menghilangkan rasa mual yang sering datang.“Sejak kamu resign, suasana kantor jadi nggak asik. Tahu nggak? Pak Ryan hampir setiap hari uring-uringan gara-gara laporan nggak beres,” ucap Nadya sambil tertawa kecil.Rina mengangguk setuju. “Bener! Pak Ryan sekarang lebih banyak diam, seperti nggak bersemangat.’”Lila hanya tersenyum, tidak tahu harus memberi tanggapan seperti apa. Dia pun tidak ingin menceritakan kejadian malam itu, saat Ryan memaksakan kehendaknya untuk menikahinya.Selama ini Ryan sudah banyak membantunya, Lila tidak ingin menjatuhkan reputasi mantan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   124. Siapa yang Melakukannya?

    Sean membuka pintu apartemen dengan tergesa, hampir saja pintu itu terhempas ke dinding. Napasnya memburu, dan tatapannya segera menyapu setiap sudut ruangan, mencari sosok yang telah memanggilnya dengan suara lemah di telepon.Dalam hitungan detik, dia menemukan Lila tergeletak di lantai ruang tamu, tubuhnya tampak lemas, dengan tangan masih memegangi perutnya yang terasa nyeri.“Lila!” Sean berseru, segera berlutut di samping tubuh istrinya.Wajah Lila pucat, dan napasnya pendek-pendek, terlihat tidak memiliki daya untuk berbicara. Sean merasakan hatinya berdebar cemas, sungguh tak sanggup menahan rasa takut akan kondisi Lila.Tanpa membuang waktu, Sean mengangkat tubuh Lila dengan hati-hati, lalu membawanya keluar menuju mobil. Sean berusaha tetap tenang, meski pikirannya dipenuhi kekhawatiran. Lila terlihat begitu rapuh di dalam pelukannya. Dan Sean tidak bisa menghilangkan rasa bersalah karena merasa tidak bisa melindungi dan menjaga Lila dan calon anak mereka.Di dalam mobil, Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   125. Masih Tidak Percaya

    Sean duduk diam di samping brankar Lila, tangannya menggenggam tangan Lila yang terbaring lemah dengan wajah pucat. Dia menatapnya dengan penuh rasa bersalah dan khawatir, seolah berusaha menjaga ketenangan Lila dari segala gangguan.Pintu kamar perlahan terbuka, dan dokter yang menangani Lila melangkah masuk, diikuti oleh seorang asisten yang membawa berkas uji laboratorium. Sean segera berdiri, bersiap mendengar hasil pemeriksaan dengan harapan dan ketakutan bercampur menjadi satu."Pak Sean, kami telah menerima hasil uji laboratorium," ucap sang dokter, pelan tetapi terlihat sangat serius. "Dari sample darah yang kami uji, kami menemukan adanya kandungan zat berbahaya dalam yang bisa berakibat fatal pada kehamilan istri Anda."Sean tertegun, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Apa maksud dokter?"Sang dokter menghela napas dalam-dalam, meski terlihat berat dia tetap harus menyampaikan temuannya tersebut.“Kami menemukan zat yang biasa digunakan untuk menggugurkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   126. Rina dan Nadya

    Lila perlahan membuka matanya, pandangannya masih kabur saat cahaya lampu ruangan menyambutnya. Tubuhnya terasa lemah, dan nyeri samar masih tersisa di perutnya. Saat fokus matanya mulai kembali, dia melihat Sean duduk di samping tempat tidur, kepalanya menunduk, dengan tangan menggenggam jemarinya.Hati Lila tersentuh. Dalam keheningan itu, dia melihat sisi Sean yang jarang terlihat, kesetiaannya yang tanpa kata. Perlahan, dia mengulurkan tangan lemah, menyentuh punggung tangan Sean dengan lembut.Sentuhan itu membuat Sean terbangun dari lamunannya. Dia mendongak, mata mereka bertemu. Sesaat pasangan suami istri itu hanyut dalam keheningan.“Kamu di sini?” Suara Lila nyaris berbisik, ada keharuan dalam nadanya. Dia tidak menduga Sean akan tetap menemaninya, di tengah kesibukannya atau mungkin urusannya dengan Miranda.Sean mengangguk pelan. “Aku akan selalu di sini untukmu … dan anak kita.”Air mata mengalir di pipi Lila. Meski hatinya masih penuh keraguan, kehadiran Sean malam ini m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   127. Akibat Tidak Patuh Kepada Suami

    Sean tiba di kamar rawat Lila dengan langkah cepat, wajahnya tegang penuh kemarahan yang ditahan. Ia membuka pintu dengan sedikit terlalu keras, membuat Lila yang sedang berbaring terkejut. Sean mendekati brankarnya, tatapan tajam matanya langsung mengarah ke Lila."Siapa yang memesan jus lemon itu untukmu?" tanya Sean dengan nada tegas, tanpa basa-basi dan terdengar seperti sedang menginterogasi.Lila menatap Sean, bingung dengan pertanyaan yang tiba-tiba. “Rina,” jawab Lila pelan, jujur apa adanya.Suara Lila terdengar masih lemah. “Dia membawanya untukku. Aku biasa memesan jus lemon saat makan siang bersama. Ada apa, Sean?”Sean menarik napas dalam-dalam, berusaha meredam emosinya, tetapi tetap tidak mampu menyembunyikan amarahnya. “Kau tahu apa yang membuatmu sampai terbaring di sini? Dan kita hampir saja kehilangan anak kita?”Lila menggeleng lemah, dengan sorot mata yang terlihat ketakutan dengan perubahan sikap Sean yang sepertinya mulai dikuasai oleh amarah.“Jus lemon yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17

Bab terbaru

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   320. Bucin Paripurna

    Sean membuka pintu kamar hotel dengan santai, bathrobe putih membalut tubuhnya, rambutnya masih sedikit basah setelah mandi. Dengan senyum hangat, dia menerima trolley yang berisi makan siang mereka dari petugas room service."Terima kasih," ucap Sean sebelum menutup pintu kembali.Lila masih berbaring di atas ranjang, matanya terpejam sejenak, menikmati kenyamanan kasur empuk setelah pergulatan panas yang cukup melelahkan. Kesibukan membuat mereka harus pintar-pintar mencari waktu untuk bisa menjaga keharmonisan rumah tangga.Saat Sean menghampiri dengan meja makan yang telah disiapkan, Lila perlahan mengubah posisinya menjadi duduk. Ada rasa kecewa saat melihat istrinya mulai mengenakan jubah tidur, karena sebenarnya Sean ingin makan sambil menatap tubuh indah istrinya.Sean harus menekan ego dan imajinasi liarnya tersebut, karena baginya kenyamanan Lila lebih penting."Ayo makan," kata Sean sambil menuangkan segelas air putih untuk Lila. Setelah mendapat pelayanan yang sangat memua

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   319. Pasrah

    Lila berpikir cepat. Dia tidak ingin membuat Sean menunggu lama di hotel, tetapi juga tahu jika menolak permintaan Delisa begitu saja. Adiknya itu pasti akan mengadu pada Ibu mereka, jika keinginannya tidak terpenuhi. Ujung-ujungnya, Lila akan menerima ceramah panjang lebar yang menyakitkan hati dari sang ibu."Sebagai mbak, kamu itu harusnya lebih sayang sama adikmu!" Inayah pasti akan berkata begitu. "Dulu kita sama-sama hidup susah, setelah hidup enak kenapa sekarang lupa pada adikmu?" "Delisa itu adikmu, Lila. Kalau bukan kamu yang memperhatikannya, siapa lagi?" Kalimat-kalimat yang sebenarnya menyakitkan bagi Lila, seolah-olah selama ini dia tidak pernah peduli pada adiknya. Seolah-olah semua yang sudah dia lakukan tidak ada artinya.Lila menarik napas panjang, menahan kesal yang mulai menguasai pikirannya. Dia tidak ingin berdebat dengan Inayah lagi. Lila berusaha berpikir cepat agar bisa menemukan solusi lain.Tanpa ragu, Lila mengeluarkan ponselnya dan segera memesan makana

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   318. Makan Siang di Hotel Bintang Lima

    Ryan menunduk, suaranya nyaris tenggelam dalam riuh rendah restoran. "Ibuku seorang penderita skizofrenia."Rina terkejut. Matanya membulat, menatap Ryan yang kini tampak begitu rapuh di hadapannya. Ia tidak menyangka, di balik sikapnya yang selalu tenang dan terkendali, Ryan menyimpan luka sedalam ini.Rina bertanya dalam hati, apakah ini yang membuatnya selalu terlihat murung?Ryan menghela napas, menatap ke arah lain. "Aku sadar, menikah denganku tidak akan mudah, Rina. Aku tidak bisa menjanjikan hidup yang sempurna. Aku tidak bisa menjanjikan segalanya akan baik-baik saja. Tapi ..." Ia menatap Rina, dalam dan tulus. "Aku bisa menjanjikan ketulusan."Rina masih diam, hatinya berkecamuk. Ia tidak pernah membayangkan beban yang harus ditanggung Ryan. Ia tahu, memiliki anggota keluarga dengan gangguan mental bukanlah sesuatu yang mudah. Ada tanggung jawab, ada pengorbanan, ada kesedihan yang mungkin tidak bisa dimengerti orang lain.Tanpa sadar, Rina meraih tangan Ryan. Ia menggenggam

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   317. Kenyataan Pahit yang Lain

    Ryan menatap bayangannya di cermin, menyisir rambutnya dengan perlahan. Wajahnya tampak tenang, tapi pikirannya tidak. Rina masih memenuhi benaknya.Sejak perpisahan mereka, ia berusaha mengalihkan perhatian dengan pekerjaan dan kesibukan lainnya, tetapi bayangan gadis itu selalu muncul, terutama di saat-saat seperti ini, saat ia sendiri, berdiri di depan cermin, menghadapi dirinya sendiri.Dengan helaan napas panjang, Ryan meraih ponselnya dari meja. Jemarinya ragu sejenak sebelum akhirnya mengetik pesan."Rina, bisakah kita bertemu? Mungkin untuk yang terakhir kali."Ia menatap layar, mempertimbangkan apakah ini keputusan yang tepat. Namun sebelum bisa berubah pikiran, ia menekan tombol kirim.Detik-detik berlalu terasa lambat. Ia menunggu dalam diam, berharap, tapi juga takut akan jawaban yang mungkin ia terima. Lalu, ponselnya bergetar."Baiklah, di mana?"Ryan merasakan dadanya sedikit lega, meski di baliknya ada kegelisahan. Ia segera mengetik balasan."Bagaimana kalau di Restor

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   316. Jawaban yang tak Kunjung Datang

    Setelah makan malam, mereka duduk santai di ruang keluarga. Sekar duduk di sofa dengan nyaman, sementara Lila menyandarkan kepalanya di bahu Sean yang duduk di sampingnya. Brilian sudah tertidur pulas di kamarnya, membuat malam terasa lebih tenang.Sekar menyesap teh hangatnya, lalu melirik ke arah Sean. “Sean, apartemen kamu di Regal Hight itu sampai sekarang masih kosong, ya?” tanya Sekar santai.Sean menoleh ke ibunya, lalu mengangkat bahu. “Iya, Ma. Kenapa?”Sekar menatapnya dengan tajam. “Apa rencanamu dengan apartemen itu?”Sean menghela napas, melirik sekilas ke arah Lila yang tampak mendengarkan obrolan mereka dengan tenang. “Belum ada rencana, Ma,” jawab Sean akhirnya.Sekar langsung bersuara dengan nada tegas, “Kalau begitu lebih baik disewakan saja. Daripada dibiarkan kosong, hanya menghabiskan biaya perawatan.”Sean kembali melirik Lila, kali ini lebih lama. Sebenarnya, dia punya rencana sendiri untuk apartemen itu. Sesekali, dia ingin mengajak istrinya ke sana, menghabisk

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   315. Kena Marah Semua

    Setelah kelahiran Brilian, ada rasa kurang nyaman saat mereka menikmati kebersamaan. Beberapa kali Brilian terbangun di saat yang tidak tepat, hingga membuat Sean dan Lila terpaksa menyelesaikan dengan cepat, bahkan pernah akhirnya tidak dilanjutkan.Tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Sean dan Lila menikmati kesempatan yang diberikan oleh Sekar. Terasa seperti bulan madu saat menikmati kebersamaan penuh gairah tanpa ada gangguan.Tidak harus terburu-buru untuk saling memberikan kenikmatan. Bahkan Sean tidak perlu membekap mulut Lila agar suara desah dan jeritannya membangun Brilian.Setelah berburu kenikmatan bersama dalam berbagai gaya diiringi dengan erangan dan desahan, akhirnya Sean dan Lila bisa mencapai puncak bersama. Sean melabuhkan kecupan lembut di bibir Lila sebelum menjatuhkan tubuhnya tepat di samping Lila dan memeluknya dengan erat. Sementara itu Lila berusaha menormalkan kembali deru napasnya yang tidak beraturan.“Apa motif mama melakukan ini semua?” Lirih suara

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   314. Hadiah dari Sekar

    Sean mendekati mamanya dengan hati-hati. Ia tahu Sekar tidak suka ditentang, tetapi ia juga tidak bisa diam melihat istrinya terluka.Dengan nada lembut berharap tidak menyinggung perasaan sang mama, Sean melontarkan pertanyaan, “Ma, kenapa Lila menangis? Apa ada sesuatu yang terjadi?”Sekar menoleh ke arah Sean, dia terlihat santai sambil tetap bermain dengan Brilian.“Ah, cuma masalah kecil, Sean. Aku hanya bilang ingin tidur dengan Brilian malam ini. Sepertinya Lila tidak terima.”Sean menarik napas panjang, mencoba meredam emosinya. “Ma, aku tahu Mama sangat menyayangi Brili. Tapi Lila sudah seharian di kantor. Dia hanya ingin memeluk anaknya malam ini. Tidak bisakah Mama memberikan waktu untuk Lila dan Brili bersama? Besok, Mama bisa bermain sepuasnya dengan Brili saat kami bekerja.”Sekar menatap tajam ke arah Sean, matanya seolah ingin menembus akal sehat putra semata wayangnya.“Mama tidak ingin mengajakmu hitung-hitungan. Mama tidak pernah meminta imbalan untuk merawat Brili,

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   313. Memonopoli Cucu

    Inayah memijit pelipisnya dengan kesal setelah mendengar keluh kesah Delisa melalui telepon. Kata demi kata yang terlontar dari bibir putri bungsunya masih terngiang-ngiang di telinganya."Bu, Mbak Lila sekarang sombong. Dia nggak peduli lagi sama aku setelah jadi bos. Apa dia lupa kalau aku adiknya?" Nada bicara Delisa terdengar penuh keluhan, membuat hati Inayah ingin segera bertindak.Yang ada dalam benak Inayah, saudara itu harus selalu rukun dan saling menolong. Tidak ada salahnya Lila yang sudah memiliki kehidupan yang baik menolong adiknya yang sedang merintis karir.Tanpa berpikir panjang, Inayah meraih ponselnya dan bersiap menghubungi Lila. Namun, sebelum ia sempat menekan nomor, Waluya menghentikannya."Tunggu dulu, Bu. Jangan bertindak gegabah. Masalah Lila dan Lisa kali ini tentang pekerjaan, bukan urusan keluarga," ucap Waluya dengan tenang."Tapi, Pak, masa Lila begitu sama Lisa? Mereka kan saudara! Lila harusnya lebih perhatian sama adiknya," sahut Inayah dengan nada t

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   312. Sikap Lila di Hadapan Delisa

    Setelah acara pengumuman berakhir, suasana di Mahendra Securitas mulai kembali tenang. Sekar terlihat tenang tetapi penuh perhatian ketika menggendong Brilian yang tertidur pulas di pelukannya.Langkahnya mantap menuju mobil, sementara Lila berjalan di sampingnya dengan raut wajah yang terlihat berat melepas kepergian putranya. Untuk pertama kalinya dia akan terpisah dalam waktu yang lama dengan putranya.Sekar tersenyum lembut, menatap menantunya dengan penuh pengertian. “Lila, Brilian akan baik-baik saja. Aku akan merawatnya dengan baik, seperti dulu waktu merawat Sean. Kamu fokus saja pada tugasmu di sini. Percayalah, ini juga untuk kebaikan Brilian.”Meskipun hatinya masih ragu, Lila akhirnya mengangguk. Dia tahu Sekar memiliki pengalaman dan kasih sayang yang luar biasa. Saat Sekar bersiap memasuki mobil bersama Brilian, Lila dan Sean mendekat untuk memberikan kecupan perpisahan kepada putra kecil mereka.Lila mencium kening Brilian dengan lembut, air mata hampir jatuh dari sudut

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status