Share

124. Siapa yang Melakukannya?

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-16 11:44:27

Sean membuka pintu apartemen dengan tergesa, hampir saja pintu itu terhempas ke dinding. Napasnya memburu, dan tatapannya segera menyapu setiap sudut ruangan, mencari sosok yang telah memanggilnya dengan suara lemah di telepon.

Dalam hitungan detik, dia menemukan Lila tergeletak di lantai ruang tamu, tubuhnya tampak lemas, dengan tangan masih memegangi perutnya yang terasa nyeri.

“Lila!” Sean berseru, segera berlutut di samping tubuh istrinya.

Wajah Lila pucat, dan napasnya pendek-pendek, terlihat tidak memiliki daya untuk berbicara. Sean merasakan hatinya berdebar cemas, sungguh tak sanggup menahan rasa takut akan kondisi Lila.

Tanpa membuang waktu, Sean mengangkat tubuh Lila dengan hati-hati, lalu membawanya keluar menuju mobil. Sean berusaha tetap tenang, meski pikirannya dipenuhi kekhawatiran. Lila terlihat begitu rapuh di dalam pelukannya. Dan Sean tidak bisa menghilangkan rasa bersalah karena merasa tidak bisa melindungi dan menjaga Lila dan calon anak mereka.

Di dalam mobil, Se
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Kayaknya Rina deh kan dia yang kasih minuman
goodnovel comment avatar
Michellyn
rina yg membuat lemon utk lila kan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   125. Masih Tidak Percaya

    Sean duduk diam di samping brankar Lila, tangannya menggenggam tangan Lila yang terbaring lemah dengan wajah pucat. Dia menatapnya dengan penuh rasa bersalah dan khawatir, seolah berusaha menjaga ketenangan Lila dari segala gangguan.Pintu kamar perlahan terbuka, dan dokter yang menangani Lila melangkah masuk, diikuti oleh seorang asisten yang membawa berkas uji laboratorium. Sean segera berdiri, bersiap mendengar hasil pemeriksaan dengan harapan dan ketakutan bercampur menjadi satu."Pak Sean, kami telah menerima hasil uji laboratorium," ucap sang dokter, pelan tetapi terlihat sangat serius. "Dari sample darah yang kami uji, kami menemukan adanya kandungan zat berbahaya dalam yang bisa berakibat fatal pada kehamilan istri Anda."Sean tertegun, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Apa maksud dokter?"Sang dokter menghela napas dalam-dalam, meski terlihat berat dia tetap harus menyampaikan temuannya tersebut.“Kami menemukan zat yang biasa digunakan untuk menggugurkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   126. Rina dan Nadya

    Lila perlahan membuka matanya, pandangannya masih kabur saat cahaya lampu ruangan menyambutnya. Tubuhnya terasa lemah, dan nyeri samar masih tersisa di perutnya. Saat fokus matanya mulai kembali, dia melihat Sean duduk di samping tempat tidur, kepalanya menunduk, dengan tangan menggenggam jemarinya.Hati Lila tersentuh. Dalam keheningan itu, dia melihat sisi Sean yang jarang terlihat, kesetiaannya yang tanpa kata. Perlahan, dia mengulurkan tangan lemah, menyentuh punggung tangan Sean dengan lembut.Sentuhan itu membuat Sean terbangun dari lamunannya. Dia mendongak, mata mereka bertemu. Sesaat pasangan suami istri itu hanyut dalam keheningan.“Kamu di sini?” Suara Lila nyaris berbisik, ada keharuan dalam nadanya. Dia tidak menduga Sean akan tetap menemaninya, di tengah kesibukannya atau mungkin urusannya dengan Miranda.Sean mengangguk pelan. “Aku akan selalu di sini untukmu … dan anak kita.”Air mata mengalir di pipi Lila. Meski hatinya masih penuh keraguan, kehadiran Sean malam ini m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   127. Akibat Tidak Patuh Kepada Suami

    Sean tiba di kamar rawat Lila dengan langkah cepat, wajahnya tegang penuh kemarahan yang ditahan. Ia membuka pintu dengan sedikit terlalu keras, membuat Lila yang sedang berbaring terkejut. Sean mendekati brankarnya, tatapan tajam matanya langsung mengarah ke Lila."Siapa yang memesan jus lemon itu untukmu?" tanya Sean dengan nada tegas, tanpa basa-basi dan terdengar seperti sedang menginterogasi.Lila menatap Sean, bingung dengan pertanyaan yang tiba-tiba. “Rina,” jawab Lila pelan, jujur apa adanya.Suara Lila terdengar masih lemah. “Dia membawanya untukku. Aku biasa memesan jus lemon saat makan siang bersama. Ada apa, Sean?”Sean menarik napas dalam-dalam, berusaha meredam emosinya, tetapi tetap tidak mampu menyembunyikan amarahnya. “Kau tahu apa yang membuatmu sampai terbaring di sini? Dan kita hampir saja kehilangan anak kita?”Lila menggeleng lemah, dengan sorot mata yang terlihat ketakutan dengan perubahan sikap Sean yang sepertinya mulai dikuasai oleh amarah.“Jus lemon yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   128. Pengakuan Rina

    Sean berjalan cepat menyusuri lorong bersama Rangga yang berusaha menenangkannya. "Aku harap Mas Sean tidak gegabah, mereka hanya perempuan. Kita tanya mereka dengan baik-baik, tidak perlu pakai kekerasan," ujar Rangga, berusaha menahan ketegangan di antara langkah mereka.Sean hanya mengangguk kecil tanpa menoleh, rahangnya mengeras. Amarahnya tertahan, tetapi jelas terpancar dari caranya berjalan dan tatapan matanya yang tajam. Ketika mereka sampai di sebuah pintu besar di ujung lorong, Sean berhenti sejenak, menarik napas panjang, lalu mendorong pintu itu dengan kuat.Di dalam ruangan, Rina dan Nadya duduk berdampingan di kursi kayu yang keras. Wajah mereka pucat, mata mereka penuh ketakutan. Saat pintu terbuka, mereka serempak menoleh. Rina menelan ludah, sementara Nadya menggenggam tangannya erat. Keduanya tampak bingung dan cemas.Sementara itu terlihat Selo Ardi dan beberapa anak buahnya yang berjaga di sana. Memastikan semua berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti.S

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   129. Baby Boy

    Lila duduk di ruang pemeriksaan, wajahnya masih terlihat pucat tetapi senyum kecil menghiasi bibirnya. Keadaannya telah jauh membaik setelah mendapatkan perawatan intensif.Tetapi sebelum diizinkan pulang, Lila masih harus menjalani beberapa pemeriksaan untuk memastikan kondisinya benar-benar stabil.Dokter Amira masuk ke ruangan dengan clipboard di tangannya. Senyumnya ramah seperti biasa, tetapi ia sedikit terkejut melihat seorang pria duduk di samping Lila.Sean itu berdiri, menjabat tangan Dokter Amira dengan sopan. “Perkenalkan saya Sean, suami Lila,” ujar Sean tegas, terdengar sangat tenang.Dokter Amira terdiam sejenak, matanya bergantian memandang Lila dan Sean. “Suami?” tanya Dokter Amira terlihat ragu. Seingatnya Lila pernah mengatakan kalau dirinya janda pada saat melakukan pemeriksaan.Lila tersenyum canggung, sementara Sean segera menjawab dengan santai, untuk menghilangkan rasa penasaran dan kecurigaan pada dokter yang sedang memeriksa istrinya.“Kami memutuskan untuk ru

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   130. Rumah Baru

    Setelah hampir satu jam berkendara, mobil berbelok ke sebuah gerbang besar yang otomatis terbuka. Lila tercengang melihat apa yang ada di depan mereka. Sebuah rumah megah dengan arsitektur modern berdiri di tengah halaman luas yang dihiasi taman hijau yang rapi. Sebuah pemandangan yang selama ini hanya ada di mimpinya.Sean menghentikan mobil di depan pintu utama dan turun lebih dulu. Ia berjalan memutari mobil, membukakan pintu untuk Lila.“Selamat datang di rumah baru kita,” ucap Sean sambil mengulurkan tangan.Lila keluar dari mobil, matanya tak bisa lepas dari rumah itu. “Sean … ini rumah kita?” tanyanya pelan, seolah takut jawabannya hanya lelucon.Sean mengangguk, menatapnya penuh cinta. “Aku tahu kau selalu ingin tempat seperti ini. Tempat yang bisa kita sebut rumah, tempat anak kita tumbuh dengan bahagia.”Air mata menggenang di pelupuk mata Lila. “Sean … terima kasih,” bisiknya, lalu memeluk pria itu dengan erat.Sean pun membalas pelukan itu, merasakan kehangatan yang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   131. Masalah Baru

    Ratusan komentar memenuhi unggahan terakhir Lila. Konten yang seharusnya mengedukasi Masyarakat pada saat perekonomian tidak pasti, justru menjadi ladang hujatan untuk dirinya. Mata Lila terpaku pada kata-kata penuh amarah dan kebencian.‘Dasar pelakor’‘Kau menghancurkan hidup Miranda’‘Tampang B aja rebut kekasih orang, paling modal selangkangan’Cacian itu datang seperti badai, membanjiri setiap kolom komentar dan pesan langsung. Lila menelan ludah, tangannya gemetar saat ia mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi.Ia membuka salah satu unggahan akun gosip yang viral. Di sana terpampang foto dirinya dan Sean, disertai narasi yang menyebutkan bahwa Sean adalah tunangan Miranda sebelum menikahi Lila. Komentar-komentar pedas dari netizen menyudutkannya tanpa ampun.Lila merasa dadanya sesak. Air matanya mulai menggenang, jatuh tanpa bisa ia tahan."Ini tidak benar," gumamnya pelan, seolah mencoba meyakinkan dirinya sendiri.Lila menggulir layar, berharap menemukan sesuatu yang bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   132. Ketenangan Hidup

    “Apa yang terjadi pada Rina, Nad?” tanya Lila untuk menuntaskan rasa penasarannya. Perempuan hamil itu tidak ingin hatinya terus bertanya-tanya.Nadya terdengar ragu, tetapi akhirnya berbicara dengan cepat, seakan takut kehilangan keberanian. “Saat ini Rina ditahan polisi, Lil. Mereka menuduhnya Rina sebagai pelaku insiden jus lemon. Aku tahu kamu marah, tapi aku mohon dengarkan aku dulu.”Lila merasa penjelasn dari Nadya bukan hanya untuk dirinya saja, mengetahui suaminya masih berada di dekatnya dengan sengaja Lila mengeraskan suara ponselnya, agar Sean juga bisa mendengarkan percakapan tersebut, sehingga dia tidak perlu untuk mengulang penjelasan dari Nadya lagi.Dengan terpaksa turut mendengarkan ucapan Nadya. Dia pun segera duduk di samping Lila dan membawakan meraih ponsel untuk diletakkan di nakas. Baginya terlalu berbahaya untuk Lila terus memegang ponsel yang masih dalam keadaan diisi dayanya.Sementara itu, Nadya melanjutkan kalimatnya dengan suara yang bergetar. “Lila, aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19

Bab terbaru

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   415. Jalan yang Tidak Mungkin

    Sekar berdiri di tengah ruangan, tatap matanya menyapu seluruh karyawan Mahendra Securitas yang telah berkumpul. Suaranya tegas namun tetap bersahabat saat dia melontarkan pertanyaan."Apakah kalian mengenal Marina Adriana?"Sejenak suasana hening, lalu beberapa karyawan lama saling berpandangan sebelum akhirnya mengangguk dengan mantap. Nama itu bukanlah nama asing bagi mereka. Rina, begitu mereka biasa memanggilnya, adalah sosok yang pernah menjadi bagian dari keluarga besar Mahendra Securitas.Sekar tersenyum kecil, lalu melanjutkan dengan nada lebih santai, "Nah, kalau begitu, izinkan aku memperkenalkan suaminya."Sekar menoleh ke arah Ryan yang berdiri di sampingnya. "Yang berdiri di sampingku ini adalah Ryan Aditya Mahendra, suami dari Marina Adriana. Dan mulai hari ini, dia yang akan menggantikan posisi Lila sebagai pemimpin di Mahendra Securitas."Tawa meriah langsung memenuhi ruangan. Tidak hanya karena cara Sekar memperkenalkan Ryan, tetapi juga karena Ryan sendiri bukanlah

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   414. Babak Baru Kehidupan

    Lila menghela napas panjang sambil merapikan meja kerjanya. Semua dokumen penting sudah disortir, file-file tersusun rapi, dan barang pribadinya mulai dikemasi. Esok hari, Ryan sudah akan menggantikan posisinya.Saat itu, pintu ruangannya diketuk. Lila menoleh dan melihat Ryan berdiri di ambang pintu. Mereka saling menatap sejenak sebelum Lila melempar senyum dan memberi isyarat agar adik iparnya itu masuk.Di hadapan banyak orang, mereka bisa bersikap biasa saja. Profesional, seperti dua rekan kerja yang hanya berbagi tanggung jawab. Namun, saat hanya berdua, kecanggungan itu muncul begitu saja.Ryan berjalan mendekat, melihat meja yang hampir kosong. “Jadi, ini hari terakhirmu di sini,” ucap Ryan yang mencoba bersikap santai kala berhadapan dengan Lila.Lila mengangguk. “Ya. Besok semua yang ada di sini sudah menjadi tanggung jawabmu.”Ryan menatap sekeliling. Ia berusaha mengendalikan perasaannya. Bukan tentang masa lalu dirinya yang sudah pernah berada di posisi Lila, tetapi tenta

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   413. Janji Ryan

    Anggap saja nekat, Sekar kembali melakukan pertemuan dengan Tetapi pertemuan mereka tidak seprivate pertemuan-pertemuan terdahulu. Mereja hanya melakukan pertemuan sambil makan siang di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor Ryan.Wajah Sekar tetap tampak serius seperti biasanya, mencerminkan kegelisahan yang sudah ia tahan sejak pagi. Senyum sumir terukir di bibir Sekar saat Ryan duduk tepat di hadapannya.“Kau sudah urus pengunduran dirimu?” tanya Sekar tanpa basa-basi.Ryan mengangkat kepala, melihat Sekar yang tampak terburu-buru. Ia menghela napas sejenak sebelum menjawab, “Tinggal menunggu serah terima saja. Masih ada beberapa tanggung jawab yang harus kuselesaikan.”Sekar menatapnya lekat, seakan memastikan bahwa Ryan benar-benar serius dengan keputusannya.“Tapi aku pastikan awal bulan nanti aku sudah bisa ke Mahendra Securitas,” lanjut Ryan dengan nada meyakinkan.Seketika ketegangan di wajah Sekar mereda. Ada kelegaan di matanya, meskipun ia berusaha untuk tidak terlalu

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   412. Trauma yang Mengancam

    Sean menyendiri di ruang kerja, bukan karena banyaknya pekerjaan yang belum dia selesaikan, tetapi ada beban pikiran lain yang sulit dia singkirkan. Dan dia tidak ingin Lila mengetahuinya.Sekar yang sedang mengambil air minum di dapur melihat lampu ruang kerja putranya belum juga padam. Hal itu membuatnya penasaran hingga ingin melihat dan mengetahui apa yang sedang dilakukan putranya saat tengah malam begini.Sekar berjalan pelan menuju ruang kerja Sean. Ia melihat putranya duduk di belakang meja, bahunya sedikit membungkuk, tatapan matanya kosong menatap layar laptop yang bahkan belum menyala.“Sean?” panggil Sekar lembut.Sean mengangkat wajahnya, sedikit terkejut melihat ibunya berdiri di ambang pintu. “Ma?”Sekar melangkah masuk, menaruh gelas air yang dibawanya di meja. “Kamu belum tidur?”Sean menghela napas, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. “Belum ngantuk.”Sekar mengamati wajah putranya yang terlihat lelah, bukan karena pekerjaan, tetapi karena sesuatu yang mengganggu

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   411. Kekecewaan Brilian

    Setelah mobil terparkir sempurna di garasi, Lila masih terlihat ragu untuk turun. Rasa takut itu belum sepenuhnya pergi dari hati Lila. Dia tidak ingin mengecewakan anak dan ibu mertuanya.Sean mematikan mesin mobil, lalu meletakkan tangannya di atas perut istrinya. “Jangan membuat kehadiran mereka seperti tidak diterima. Aku yakin kita semua sangat menyayanginya.”Lila mengangguk samar. Saat Sean akan membuka pintu, Lila menahan tangannya seolah tidak ingin keluar.“Beri aku kekuatan,” ucap Lila sambil mengangkat dagunya, dengan senyum menggoda.“Manja banget mama yang satu ini.” Tanpa ragu, Sean melabuhkan satu kecupan yang mendalam. “Kamu harus tanggung jawab untuk melanjutkan semua ini nanti malam.”“Tapi aku harus banyak istirahat, lho.”“Aku yakin kamu akan beristirahat dengan lebih baik, setelah semua tanggung jawabmu selesai.”“Sean ….”Sean bergegas keluar tanpa mempedulikan rengekan Lila. Bukan karena tidak peduli, dia hanya tidak ingin menerkam istrinya di garasi saat hari

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   410. Obat Kecewa

    Sean menggenggam erat tangan Lila saat mengemudikan mobil, sesekali melirik istrinya yang duduk diam di sampingnya. Lila menatap keluar jendela, dan Sean bisa melihat sudut matanya yang mulai basah.Hatinya mencelos. Lila jarang menangis tanpa alasan.Sean menghela napas, lalu menepikan mobil ke bahu jalan. Dia mematikan mesin, lalu berbalik menghadap istrinya.“Sayang, ada apa?” tanya Sean lembut meski dia sudah tahu alasan sebenarnya yang membuat istrinya menangis.Lila menggeleng, menundukkan wajahnya. Tapi Sean tahu lebih baik. Dia meraih bahu istrinya dan menariknya ke dalam pelukan.“Maaf...” suara Lila terdengar lirih, hampir tak terdengar.Sean mengerutkan kening. “Maaf untuk apa?”Lila mengusap matanya yang mulai basah. “Aku tahu ini konyol, tapi... aku merasa mengecewakan. Aku berharap ada anak perempuan di antara mereka. Aku ingin ada satu anak perempuan di rumah kita.”Sean tersenyum kecil, lalu mengangkat dagu Lila, menatap mata istrinya dengan penuh kelembutan. “Sayang,

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   409. Di Luar Kendali

    Jika Ryan sedang merencanakan akan memiliki anak lagi, berbeda dengan Sean yang sedang berbahagia dengan kehamilan kembar Lila.Pagi itu, Lila sedang merapikan dasi Sean. Perutnya yang semakin membesar cukup menghalangi pekerjaan mudah itu. Bukan karena jarak yang semakin menjauh, tetapi lebih karena sean yang sering menunduk dan terus memainkan tangan di perutnya yang mengganggu konsentrasinya.“Kapan pemeriksaan berikutnya?” tanya Sean yang terlihat sudah tidak sabar.“Minggu depan,” jawab singkat Lila, yang terpaksa menyingkirkan tangan Sean dari perutnya.Karena merasa geli, Lila sampai salah mengikatkan dasi. Sesuatu yang sebenarnya sudah hafal di luar kepala.Kehamilan Lila yang kini memasuki bulan kelima membuat semakin penasaran dengan jenis kelamin bayi kembar mereka.“Bukankah pemeriksaan besok sudah bisa melihat jenis kelamin mereka?”Lila hanya menjawab dengan deheman, saat dia menyelesaikan kegiatan mengikat dasi sampai rapi."Aku yakin mereka perempuan," kata Sean penuh

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   408. Mengakhiri Duka

    Sesampainya di rumah, Rina sudah menunggu di depan pintu dengan ekspresi penuh harap. Saat pintu mobil terbuka, ia tersenyum lega melihat Renasya melompat keluar dari sisi lain mobil dan berlari menghampirinya."Mama! Lihat ini!" seru Renasya, mengangkat bola basket kecil yang diberikan Brilian.Rina tersenyum, tetapi segera menggeleng. "Tapi Rena tidak boleh main basket di dalam rumah."Renasya mengerucutkan bibir sambil mengalihkan pandangannya ke arah sang papa. "Tapi Papa tadi sudah izinin."Ryan yang baru turun dari mobil tertawa kecil. "Papa mengizinkan main, tapi di taman kompleks. Bukan di dalam rumah."Renasya tampak kecewa. "Tapi aku mau main sekarang..."Ryan mengusap kepala putrinya. "Kalau Rena mau main basket, bisa main lagi ke rumah Kak Brili."Mata Renasya langsung berbinar. "Beneran, Pa? Aku bisa main sama Kak Brili lagi?"Ryan mengangguk, dan Renasya langsung bersorak gembira. Sementara itu, Rina menatap suaminya dengan ekspresi tidak percaya. Ada sesuatu dalam cara

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   407. Ibu Baru

    Ryan tertawa lepas di hadapan Sekar, sungguh dia tidak menduga perempuan tegar di hadapannya memiliki selera humor yang cukup aneh baginya.“Apa salahnya kau menitipkan Renasya di rumah ini. sekaligus mendekatkan Brili dan Rena, bagaimana pun mereka itu saudara,” ucap Sekar dengan ekspresi wajah yang datar, meski Ryan belum bisa menghentikan tawanya.“Bukan masalah yang itu,” sahut Ryan sambil menahan tawa.“Ya, apa salahnya kalau kamu menikmati bulan madu bersama Rina untuk melepaskan semua kesedihan?” Sekar terdiam menunggu jawaban dari Ryan.Ryan mengalihkan pandangan sambil menyembunyikan senyum. Ayah satu anak tidak pernah menduga jika dia bisa tertawa lepas bersama Sekar.“Apa salahnya Renasya memiliki adik? Biar dia tidak kesepian.”“Tidak ada yang salah,” jawab Ryan dengan kepala menunduk, tawanya meredup, berganti dengan sesuatu yang lain.Mata Ryan berkaca-kaca, napasnya tersendat. Sekar diam, menunggu, membiarkan kata-kata yang tadi meluncur darinya mengendap dalam diri Rya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status