Malam di villa Aster, keluarga besar Khanza sedang mengadakan perjamuan makan malam bersama, tuan Aron Khanza mengundang ketiga anaknya, menantunya, dan cucunya untuk membicarakan hal penting. Usai menyelesaikan makan malam, mereka mulai membahas topik yang telah ditemukan tuan Aron.
" Aku mendengar sebuah berita dari rekanku, katanya anak perusahaan keluarga Hansen sedang mencari CEO baru ?" kata tuan Aron sambil menikmati anggur merah kesukaannya.
" Ya, Ayah. Aku juga mendengar berita itu, tapi belum mendengar sampai detailnya !" ucap Razman Khanza sebagai anak pertama.
" Ya, aku juga mendengar berita itu. Dan juga, ada yang mengatakan kalau keluarga Hansen tidak memiliki penerus baru setelah tuan Hanry Hansen, aku pikir itu adalah satu alasan mereka mencari CEO luar untuk anak perusahaan mereka tersebut !" jelas Rafael Khanza anak kedua.
" Benarkah? Itu berita bagus! Kita sebagai keluarga elit di Flowerly tidak boleh kalah oleh keluarga elit lainnya untuk hal semacam ini. Kita perlu bersaing mulai sekarang, dan mencari lebih detail tentang berita itu !" seru tuan Aron semangat.
" Iya Ayah !"
" Bukankah suatu keuntungan bagi kita, jika diantara kita bisa menjadi kepercayaan keluarga Hansen ?" tanya tuan Aron si licik tua bangka.
" Ya, itu sangat menguntungkan ayah !" jawab Raine Khanza anak ketiga atau si bungsu.
" Apalagi keluarga Hansen adalah keluarga besar dan terkuat negara Land of Flowers ini !" kata tuan Aron penuh kagum.
" Benar, dan mereka juga adalah yang terkaya dengan total harta triliyunan dolar yang tidak habis sampai tujuh turunan !" sambung Rafael.
" Lalu, siapakah yang akan ayah tunjuk sebagai kandidat ?" tanya Raine.
" Raine, kau tenang saja. Ini bukan misi kita lagi, melainkan misi ketiga cucuku, karena CEO yang dicari oleh keluarga Hansen itu adalah anak muda bukan orang tua lagi !" jawab tuan Aron santai.
" Hm, kedengarannya menarik! Ayah aku tahu kau pasti memilih Anders putraku, dia yang terbaik Ayah jangan lupakan itu !" pamer Rafael bangga sambil merangkul putranya Andres. Tuan Aron hanya tersenyum sambil tertawa pelan sebelum ia melanjutkan pembicaraan.
" Ya, aku tahu itu. Ketiga cucuku adalah yang terbaik, aku tidak akan memilih siapa pun sebelum mereka semua lulus kuliah !"
" Ayah bukankah itu terlalu lama? Bagaimana kalau sudah diambil alih oleh orang lain ?" tanya Raine tidak mau kalah.
" Tenang saja, itu masalah mudah, kau tidak perlu khawatir. Lagian ketiga cucuku juga lulus tahun depan? Dan berita ini masih dicari kebenarannya, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan !" jawab tuan Aron sangat jelas.
" Hmm, Ayah aku pastikan kau tidak melupakan putriku Ellya !" ucap Raine.
" Iya tidak akan! Razman, mengapa kau tidak mencalonkan putrimu ?" tanya tuan Aron yang terdengar tidak senang. Razman diam untuk beberapa saat sebelum menjawab pertanyaan tuan Aron ayahnya.
" Ayah, aku rasa Zayba putriku belum berminat untuk hal seperti itu, jadi aku membiarkannya tetap melanjutkan kuliah lagi setelah lulus tahun depan !" jawab Razman kaku.
" Aku tidak menerima alasan seperti itu, walau bagaimanapun dia tetap bagian keluarga Khanza, jadi dia harus rela mengorbankan apapun untuk keluarganya! Mengerti ?"
" Iya, Ayah aku mengerti !"
Setelah itu, suasana menjadi hening tidak ada yang berani bicara lagi sebelum tuan Aron yang memulai. Namun dalam keheningan itu, Rafael dan Raine menjadikan suasana itu sebagai kesempatan untuk merendahkan Zayba putri semata wayang Razman dan Scarlett, tampak sekali aura kemenangan dalam raut wajah Rafael dan Raine yang sudah berhasil membanggakan putra dan putri mereka didepan tuan Aron khanza.
✷✷
Ditengah-tengah kasur tidurnya itu William rebahan santai dengan ponsel menyala ditangannya. Mengingat kejadian yang menimpanya di campus tadi membuat William sedikit kesal dengan sikap orang-orang Flowerly. Bisa-bisanya mereka berani bersikap tidak sopan kepada Tuan muda Hansen, yang sudah banyak membantu orang-orang Flowerly sejak ia lahir.
Drrtt....drrt...drrt....
Ponsel William bergetar ringan di genggaman tangannya. Tertera sebuah nama yang membuat William dengan sigap mengangkat telepon itu.
" H-halo, selamat malam eyang !" sapa William dulu.
" Selamat malam, apa eyang menganggu waktu mu, nak ?" tanya eyang Carlos.
" Samasekali tidak eyang !" jawab William bohong. Dalam hatinya ia mengumpat,' ya sungguh aku terganggu ' tapi William tidak berani untuk berterus terang kepada eyang Carlos.
" Baguslah kalau begitu! Aku jadi punya banyak kesempatan untuk bicara dengan mu !"
" Hm, apa yang ingin eyang bicarakan ?"
" Di tahun depan bukankah kamu akan lulus kuliah ?"
" Ya, eyang !"
" Apa kau akan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi lagi ?"
" Ya, tentu saja! Setelah sarjana 1 nanti, aku ingin melanjutkan ke sarjana 2 eyang !"
" Terdengar sangat bagus, tapi apa kau tidak tertarik untuk mencoba mengelola bisnis keluarga kita sekarang ini ?"
" Ya, tentu saja aku tertarik! Tapi aku akan melakukan semua itu setelah aku lulus sarjana 2 nanti, untuk sekarang sepertinya belum!"
" Tapi, bukankah kau akan menjalani pelatihan kerja selama menjalani kuliah jenjang sarjana 2! Mengapa kau tidak menggunakan kesempatan itu untuk melakukannya ?"
" Eyang ?"
" Aku tidak memaksamu William, hanya bertanya! Tapi melihat kegigihan mu di dunia pendidikan membuat aku tertarik untuk membuat mu secepatnya mengelola bisnis keluarga kita, bukankah kau sedang menekuni kuliah jurusan bisnis ?" tanya eyang Carlos antusias.
" Ya, benar sekali eyang !"
" Baiklah, tidak perlu mengkhawatirkan kuliah mu, aku menelpon untuk meminta satu permintaan saja !"
" Apa itu ?"
" Aku ingin kau menjadi CEO !" jawab eyang Carlos singkat, padat, jelas dan pastinya to the point. William terhenyak dari kasur tempat ia rebahan, rasanya jawaban eyang Carlos membuatnya harus menghirup udara segar sambil berdiri.
" CEO? Bukankah terlalu cepat eyang ?"
" Tidak !"
" Aku sudah mengatakan bahwa aku akan melakukan itu setelah menyelesaikan kuliah sarjana 2, eyang !"
" Ya, dan aku mendengarnya baik! Tapi kau perlu tahu bahwa anak perusahaan kita yang kebetulan berada di Flowerly sedang mencari CEO pengganti !"
" CEO pengganti? Bukankah tujuanku ke Flowerly untuk menjalankan misi mu eyang ?"
" Benar, tapi perusahaan itu sangat butuh CEO baru, karena CEO lama sudah mengundurkan diri sebab usianya! Ini tawaran yang bagus untuk mu William! Jika kau berani mengabulkan permintaanku, maka aku tidak akan mengganggumu untuk menempuh pendidikan setinggi tingginya! Aku telah membicarakan ini pada keluarga inti kita, Ayah mu sangat setuju dengan ini, ia mengatakan bahwa ini akan menjadi pengalamanmu jika kau mau. Apa kau yakin akan mengecewakannya ?"
" Tidak !"
" Kau juga perlu tahu kalau permintaanku ini ada hubungannya dengan misi yang kuberikan padamu !"
" Tapi bukankah ini akan menambah beban ku, bagaimana aku bisa membagi waktu untuk mengurus bisnis dan kuliah? Tugas CEO tidak bisa diremehkan begitu juga dengan mahasiswa eyang !"
" Tenang saja! Aku sudah menyiapkan pendamping profesional untukmu, dia akan membantu mu, di jam kuliah dia akan menggantikan peran mu sementara !"
" Sama saja bukan aku yang menjadi CEO jika seperti itu !"
" Dia hanya menggantikan mu saat kau sibuk kuliah saja, tapi tidak merebut posisi CEO mu !"
" Eyang, aku tidak bisa !" jelas William tegas, berharap penolakannya di terima.
" Tidak ada penolakan! Aku tidak memaksa jawabanmu sekarang !" seru eyang Carlos serius.
" Tapi__"
" Besok pagi aku akan menagih jawabanmu !" ucap eyang Carlos seraya memutuskan sambungan telepon.
Sial! Umpat William kesal, belum selesai memberikan banyak penolakannya eyang Carlos sudah memutuskan sambungan telepon dengan cepat. Sebenarnya William belum terlalu tertarik untuk mencoba mengelola bisnis keluarganya apalagi sampai menjadi CEO seperti ini, tidak pernah samasekali terpikir oleh William. Ia hanya fokus pada masa kuliahnya, alasannya William hanya ingin menjadi sosok yang cerdas, kreatif, kompeten dan profesional dalam menangani segala hal yang bersangkutan dengan bisnis, apapun posisinya nanti dalam keluarga Hansen. Tidak hanya ingin dalam bidang bisnis tapi William juga ingin profesional dalam segala bidang bakat yang dimilikinya.
Selang beberapa menit setelah eyang Carlos menelponnya, pesan WeChat masuk dari ayahnya dan langsung dibaca oleh William.
* William, sebelumnya Ayah minta maaf baru menghubungi dan mengirim mu pesan. Berkaitan dengan permintaan eyang Carlos, Ayah harap kau dapat mengabulkannya. Ayah tidak mau kau mengecewakan Ayah lagi . *
Setelah membaca pesan singkat dari Henry Ayahnya, William merasa ini sudah direncanakan keluarganya. Ia kesal dan sangat kesal mengetahui ini, namun terbesit dalam benak rasa senang karena sang Ayah tidak marah padanya lagi dan masih mau mengiriminya pesan singkat.
* Iya, ayah. Aku tidak akan mengecewakan Ayah lagi. * William membalas pesan singkat dari Henry dengan cepat. Secara tidak langsung William telah membuat jawaban dari permintaan keluarganya.
Usai mendapat kabar yang terlalu mendadak, William rasanya tidak ingin tidur untuk malam ini. Namun, kekuatan matanya yang lemah untuk saat ini belum mampu membuatnya untuk tetap bertahan sampai besok pagi. Alhasil, William pun menyerah dan terlelap dengan beban yang masih dalam pikirannya.
✷✷
Pagi harinya, William sedang menyantap sarapan yang telah disiapkan Leonardo untuknya. Tiba-tiba ponselnya bergetar sedikit keras, William sangat tahu siapa yang menelponnya sepagi ini dengan sabar William mengangkat telepon itu.
" Halo, pagi William! Bagaimana dengan jawabanmu? Aku sudah tidak sabar untuk mendengarkannya !" sapa eyang Carlos di seberang telpon.
" Ya... Aku menyetujuinya dan siap mengabulkan permintaan mu !"
" Sungguh? Baiklah aku akan segera menyuruh mereka menyiapkan dokumen untuk kau tanda tangani sebagai CEO baru disana! Setelah jam 1 siang nanti, jangan lupa untuk segera datang ke kantor !" seru eyang Carlos dengan cepat, karena beliau bukanlah tipe orang yang suka bertele-tele.
" Ya, aku kesana nanti setelah kuliah !"
" Hm, aku harap kau menyelesaikan kuliah dengan cepat dan jangan lupa untuk jaga kesehatan !" Ingat eyang Carlos.
" Ya...." Keduanya saling memutuskan sambungan telepon itu. William menghela nafas berat dan terlihat sangat pasrah. Leonardo sudah mengetahui ini sebelumnya karena eyang Carlos sudah memberitahu Leonardo tentang masalah ini.
" William, kau baik-baik saja ?"
" Tentu saja !"
" Benarkah? Kalau begitu selamat atas diangkatnya sebagai CEO baru !" ucap Leonardo tulus sambil mengulurkan tangannya.
" Ya, kau sangat tulus..." balas William menyambut uluran tangan Leonardo.
" Tentu, karena kau adalah William Hansen !"
" Huh! Asal kau tahu ini sungguh berat !"
" Santai aja, kau akan lebih tenang dan serius !"
" Hhhh! Tidak Leonard !" William mendengus pelan sambil melanjutkan sarapannya.
Leonardo yang duduk di depan William diam-diam merasa takjub dengan bos mudanya ini. Bagaimana tidak? Keluarganya sangat mempercayai posisi CEO pada William yang masih usia muda dan labil, jiwa bisnis memang sudah tertanam kuat sejak kecil.
✷✷
Usai jam kuliah, William segera menuju kantor anak perusahaan keluarganya sesuai alamat yang di berikan oleh eyang Carlos. Bougenville Company adalah anak perusahaan terbesar kedua di Flowerly milik keluarga Hansen, setelah CEO pertama mereka mengundurkan diri, jabatan CEO di perusahaan itu kosong dan menjadi rebutan banyak keluarga besar di Flowerly. Untung saja Hansen family sudah mengetahuinya dan bertindak cepat. Setelah setengah jam berkemudi, tiba juga William dan Leonardo di Bougenville Company. " William kita sudah tiba di Bougenville Company !" seru Leonardo. " Hm, baiklah !" " Kau mau ditemani ?" tanya Leonardo ragu. " Tidak perlu! Aku akan menelpon mu jika tidak ada yang tidak beres !" " Okay! Aku harus ke tempat parkiran mobil dulu !" " Ya...," William segera menuju ke dalam perusahaan, langkah kakinya yang lebar membuat William tidak perlu lama untuk tiba di da
Setelah menyelesaikan urusannya di Bougenville Company, William secepatnya kembali ke kediamannya. " Leonard! Apa kesan mu tentang Bougenville Company? Apakah perusahaan itu akan cocok dalam kepemimpinan ku ?" tanya William kepada Leonardo yang berada di sebelahnya. " Ya, tentu saja cocok! Perusahaan itu cukup menarik banyak perhatian para konglomerat Flowerly! Setahuku Bougenville Company menjalani bisnis industri !" jawab Leonardo. " Industri ?" " Ya, kenapa ?" " Tidak! Sebenarnya aku tidak terlalu ahli dalam bidang bisnis industri !" " Hm, jika kau mau mencoba dan belajar, yakinlah semua akan menjadi keahlian mu !" nasehat Leonardo. William terdiam mendengar nasehat Leonardo yang begitu antusias, ia tahu bahwa Leonardo memang benar peduli padanya. Kepulangannya dan Leonardo langsung disambut baik oleh mulut aktif si Cedric kecil. Tampaknya Cedric sangat senang setelah melihat kedua oran
Beberapa hari kemudian...... Malam di hotel Sky Diamonds. Sam dan Rooney tampak memandu rombongannya menuju bar VIP di hotel Sky Diamonds yang telah mereka pesan beberapa hari lalu. Mereka terlihat menunggu seseorang yang belum hadir juga dalam rombongan kelas. " Hei! Apakah kalian ada melihat William ?" tanya Sam pada teman-temannya. " Sepertinya dia memang tidak datang !" jawab Jessie. "...." Seisi kelas dibuat bingung oleh jawaban Jessie. Dari awal, Jessie memang terlihat akrab dengan William. Oleh karena itu, Sam dibuat cemburu. Ia menyukai Jessie sejak awal mereka masuk kuliah, namun Jessie tidak pernah menanggapi perasaannya itu. Sebanyak apapun usaha Sam untuk mendekati Jessie, tetap saja Jessie tidak akan luluh dan menerima perasaannya. Hingga hadirnya William membuat Sam tambah cemburu, karena ia merasa kalah dengan William yang merupakan mahasiswa baru di kelas mereka dapat dengan mudah melulu
2 tahun kemudian.... Setelah menetap 2 tahun lamanya di kota Flowerly, akhirnya William mendapatkan apa yang diharapkan dan diimpikannya selama ini. Pahit manisnya kehidupan telah dilewatinya di kota ini, berkat kesabaran dan kecerdasannya menjalani kehidupan, kini William pun menjadi sosok yang sukses dan berpengaruh di kota Flowerly, walaupun masih banyak yang tidak mengetahuinya. Di usianya yang genap 21 tahun, William berhasil menyelesaikan kuliah S2 di Saffron Crocus University. Ia bangga dengan hasil yang diperoleh nya saat ini, menjadi mahasiswa terbaik yang mencetak peringkat bersejarah di kampusnya. Setelah mendapat penghargaan dan berbagai hal berharga lainnya, William segera pulang kerumahnya dan berencana mengadakan pesta kecil bersama Leonardo dan putranya Cedric. William pun mengendarai mobilnya dengan cepat. Kini William tidak lagi tinggal di hotel yang menjadi kediamannya saat pertama kali datang di kota Flowerly. William s
Tampak gemerlap cahaya lampu yang memancar dari kediaman keluarga Hansen itu. Malam ini keluarga besar Hansen sedang merayakan hari bahagia mereka. Namun, dalam sedetik saja kebahagiaan itu menjadi buyar.PRANK !!!Sebuah vas bunga tidak sengaja ditabrak oleh seorang pemuda yang berjalan sempoyongan dengan mata masih setengah terbuka dan gaya yang acak-acakan. Ia pun terbelalak saat mendengar suara pecahan kaca itu." WILLIAM...!" bentak sang ayah dengan raut wajah seramnya.Ya, dialah William. William Hansen, generasi penerus muda dari keluarga besar Hansen." Ayah aku tidak bermaksud,,,,,, Aku tidak sengaja melakukannya," jelas William membela diri.Tak ada satu pun diantara mereka yang berniat membela William bahkan ibunya sendiri, karena ini bukan hal yang asing lagi bagi mereka. William terlalu sering membuat kesalahan dalam keluarga nya. Walaupun dia telah dinobatkan sebagai penerus keluarga, namun ia masih belum bi
Waktu masih dini hari, William sudah diberangkatkan keluarga nya ke kota Flowerly. Sengaja mengambil jadwal dini hari agar orang-orang tidak melihat William diasingkan dari kediaman keluarga Hansen. Memang, identitas William sangat ditutupi dan dirahasiakan oleh keluarganya tidak tahu mengapa, bahkan orang-orang saja mengira keluarga Hansen tidak memiliki penerus baru setelah Hanry ayah William. " Selamat menempuh hidup baru di kota baru !" ucap keluarganya sebelumnya William menaiki kendaraan mewah yang akan mengantarkan nya. Jelas terlihat raut wajah yang tidak rela dari orang-orang rumah, apalagi kakek Lewis dan ibunya Lilian. Kendaraan mewah itu semakin hilang dari pandangan dan menjauh dari halaman rumah yang sudah mirip dengan istana megah itu. William merenung dalam diam, masih tak menyangka ia benar-benar diasingkan. Perjalanannya menuju bandara lumayan memakan waktu lama, tetapi tetap terasa dekat bagi William karena ini bukanlah k
Leonardo keluar dari rumah penitipan anak sambil menggendong seseorang dalam pelukan nya. Ia berlari kecil menuju mobil, cuaca panas itu membuatnya enggan berlama lama diluar. Leonardo mendudukkan putra kecilnya di bangku belakang tak lupa juga memasang sabuk pengaman pada putranya, Cedric." Daddy, siapa itu ?" tanya Cedric kecil penasaran sambil menunjuk ke arah William. Leonardo menghela nafas pelan, ia menoleh pada Cedric sembari tersenyum." Dia Bos muda, Daddy !" jawab Leonardo. " Sapalah, dia dengan sopan dan jaga sikapmu !" titah Leonardo, Cedric tak banyak membantah ia menuruti apa perintah Leonardo. William yang merasa sedikit geli tadi, sekarang mengukir senyuman di wajahnya. Setelah mendengar suara kanak-kanak Cedric dia jadi tersipu." Leonard, anakmu sangat penurut !" puji William berbisik di sebelah Leonardo." Ya, begitulah," ucap Leonardo terkekeh.Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke restoran, di perjalana
" Leonard !" seru William gugup." Ya, ada apa William? Kau melupakan sesuatu ?" tanya Leonardo keheranan.-_-;Hari ini adalah hari pertama William menginjakkan kakinya di Saffron Crocus University. Seperti halnya sebagai orang penting William masuk melalui ruang VIP. James Arthur menyambut kedatangan William dengan senang hati." Selamat pagi, Tuan muda !" sapa James ramah." Pagi !"" Karena anda sudah siap untuk kuliah hari ini, mari saya antar anda ke kelas !" tawar James." Tidak paman! Cukup tunjukkan darimana jalan menuju kelasku !"" Baiklah, jika itu mau Tuan muda! Setelah keluar dari ruang saya, Tuan muda hanya perlu melewati dua gedung, gedung ketiga dari ruangan saya itu adalah gedung dimana kelas anda, berada di lantai empat dan letaknya di tengah-tengah antara kanan dan kiri !" jelas James." Ok, terimakasih !" ucap William setelahnya." Ya, sama-sama Tuan muda
2 tahun kemudian.... Setelah menetap 2 tahun lamanya di kota Flowerly, akhirnya William mendapatkan apa yang diharapkan dan diimpikannya selama ini. Pahit manisnya kehidupan telah dilewatinya di kota ini, berkat kesabaran dan kecerdasannya menjalani kehidupan, kini William pun menjadi sosok yang sukses dan berpengaruh di kota Flowerly, walaupun masih banyak yang tidak mengetahuinya. Di usianya yang genap 21 tahun, William berhasil menyelesaikan kuliah S2 di Saffron Crocus University. Ia bangga dengan hasil yang diperoleh nya saat ini, menjadi mahasiswa terbaik yang mencetak peringkat bersejarah di kampusnya. Setelah mendapat penghargaan dan berbagai hal berharga lainnya, William segera pulang kerumahnya dan berencana mengadakan pesta kecil bersama Leonardo dan putranya Cedric. William pun mengendarai mobilnya dengan cepat. Kini William tidak lagi tinggal di hotel yang menjadi kediamannya saat pertama kali datang di kota Flowerly. William s
Beberapa hari kemudian...... Malam di hotel Sky Diamonds. Sam dan Rooney tampak memandu rombongannya menuju bar VIP di hotel Sky Diamonds yang telah mereka pesan beberapa hari lalu. Mereka terlihat menunggu seseorang yang belum hadir juga dalam rombongan kelas. " Hei! Apakah kalian ada melihat William ?" tanya Sam pada teman-temannya. " Sepertinya dia memang tidak datang !" jawab Jessie. "...." Seisi kelas dibuat bingung oleh jawaban Jessie. Dari awal, Jessie memang terlihat akrab dengan William. Oleh karena itu, Sam dibuat cemburu. Ia menyukai Jessie sejak awal mereka masuk kuliah, namun Jessie tidak pernah menanggapi perasaannya itu. Sebanyak apapun usaha Sam untuk mendekati Jessie, tetap saja Jessie tidak akan luluh dan menerima perasaannya. Hingga hadirnya William membuat Sam tambah cemburu, karena ia merasa kalah dengan William yang merupakan mahasiswa baru di kelas mereka dapat dengan mudah melulu
Setelah menyelesaikan urusannya di Bougenville Company, William secepatnya kembali ke kediamannya. " Leonard! Apa kesan mu tentang Bougenville Company? Apakah perusahaan itu akan cocok dalam kepemimpinan ku ?" tanya William kepada Leonardo yang berada di sebelahnya. " Ya, tentu saja cocok! Perusahaan itu cukup menarik banyak perhatian para konglomerat Flowerly! Setahuku Bougenville Company menjalani bisnis industri !" jawab Leonardo. " Industri ?" " Ya, kenapa ?" " Tidak! Sebenarnya aku tidak terlalu ahli dalam bidang bisnis industri !" " Hm, jika kau mau mencoba dan belajar, yakinlah semua akan menjadi keahlian mu !" nasehat Leonardo. William terdiam mendengar nasehat Leonardo yang begitu antusias, ia tahu bahwa Leonardo memang benar peduli padanya. Kepulangannya dan Leonardo langsung disambut baik oleh mulut aktif si Cedric kecil. Tampaknya Cedric sangat senang setelah melihat kedua oran
Usai jam kuliah, William segera menuju kantor anak perusahaan keluarganya sesuai alamat yang di berikan oleh eyang Carlos. Bougenville Company adalah anak perusahaan terbesar kedua di Flowerly milik keluarga Hansen, setelah CEO pertama mereka mengundurkan diri, jabatan CEO di perusahaan itu kosong dan menjadi rebutan banyak keluarga besar di Flowerly. Untung saja Hansen family sudah mengetahuinya dan bertindak cepat. Setelah setengah jam berkemudi, tiba juga William dan Leonardo di Bougenville Company. " William kita sudah tiba di Bougenville Company !" seru Leonardo. " Hm, baiklah !" " Kau mau ditemani ?" tanya Leonardo ragu. " Tidak perlu! Aku akan menelpon mu jika tidak ada yang tidak beres !" " Okay! Aku harus ke tempat parkiran mobil dulu !" " Ya...," William segera menuju ke dalam perusahaan, langkah kakinya yang lebar membuat William tidak perlu lama untuk tiba di da
Malam di villa Aster, keluarga besar Khanza sedang mengadakan perjamuan makan malam bersama, tuan Aron Khanza mengundang ketiga anaknya, menantunya, dan cucunya untuk membicarakan hal penting. Usai menyelesaikan makan malam, mereka mulai membahas topik yang telah ditemukan tuan Aron. " Aku mendengar sebuah berita dari rekanku, katanya anak perusahaan keluarga Hansen sedang mencari CEO baru ?" kata tuan Aron sambil menikmati anggur merah kesukaannya. " Ya, Ayah. Aku juga mendengar berita itu, tapi belum mendengar sampai detailnya !" ucap Razman Khanza sebagai anak pertama. " Ya, aku juga mendengar berita itu. Dan juga, ada yang mengatakan kalau keluarga Hansen tidak memiliki penerus baru setelah tuan Hanry Hansen, aku pikir itu adalah satu alasan mereka mencari CEO luar untuk anak perusahaan mereka tersebut !" jelas Rafael Khanza anak kedua. " Benarkah? Itu berita bagus! Kita sebagai keluarga elit di Flowerly tidak boleh kalah oleh kelua
" Leonard !" seru William gugup." Ya, ada apa William? Kau melupakan sesuatu ?" tanya Leonardo keheranan.-_-;Hari ini adalah hari pertama William menginjakkan kakinya di Saffron Crocus University. Seperti halnya sebagai orang penting William masuk melalui ruang VIP. James Arthur menyambut kedatangan William dengan senang hati." Selamat pagi, Tuan muda !" sapa James ramah." Pagi !"" Karena anda sudah siap untuk kuliah hari ini, mari saya antar anda ke kelas !" tawar James." Tidak paman! Cukup tunjukkan darimana jalan menuju kelasku !"" Baiklah, jika itu mau Tuan muda! Setelah keluar dari ruang saya, Tuan muda hanya perlu melewati dua gedung, gedung ketiga dari ruangan saya itu adalah gedung dimana kelas anda, berada di lantai empat dan letaknya di tengah-tengah antara kanan dan kiri !" jelas James." Ok, terimakasih !" ucap William setelahnya." Ya, sama-sama Tuan muda
Leonardo keluar dari rumah penitipan anak sambil menggendong seseorang dalam pelukan nya. Ia berlari kecil menuju mobil, cuaca panas itu membuatnya enggan berlama lama diluar. Leonardo mendudukkan putra kecilnya di bangku belakang tak lupa juga memasang sabuk pengaman pada putranya, Cedric." Daddy, siapa itu ?" tanya Cedric kecil penasaran sambil menunjuk ke arah William. Leonardo menghela nafas pelan, ia menoleh pada Cedric sembari tersenyum." Dia Bos muda, Daddy !" jawab Leonardo. " Sapalah, dia dengan sopan dan jaga sikapmu !" titah Leonardo, Cedric tak banyak membantah ia menuruti apa perintah Leonardo. William yang merasa sedikit geli tadi, sekarang mengukir senyuman di wajahnya. Setelah mendengar suara kanak-kanak Cedric dia jadi tersipu." Leonard, anakmu sangat penurut !" puji William berbisik di sebelah Leonardo." Ya, begitulah," ucap Leonardo terkekeh.Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke restoran, di perjalana
Waktu masih dini hari, William sudah diberangkatkan keluarga nya ke kota Flowerly. Sengaja mengambil jadwal dini hari agar orang-orang tidak melihat William diasingkan dari kediaman keluarga Hansen. Memang, identitas William sangat ditutupi dan dirahasiakan oleh keluarganya tidak tahu mengapa, bahkan orang-orang saja mengira keluarga Hansen tidak memiliki penerus baru setelah Hanry ayah William. " Selamat menempuh hidup baru di kota baru !" ucap keluarganya sebelumnya William menaiki kendaraan mewah yang akan mengantarkan nya. Jelas terlihat raut wajah yang tidak rela dari orang-orang rumah, apalagi kakek Lewis dan ibunya Lilian. Kendaraan mewah itu semakin hilang dari pandangan dan menjauh dari halaman rumah yang sudah mirip dengan istana megah itu. William merenung dalam diam, masih tak menyangka ia benar-benar diasingkan. Perjalanannya menuju bandara lumayan memakan waktu lama, tetapi tetap terasa dekat bagi William karena ini bukanlah k
Tampak gemerlap cahaya lampu yang memancar dari kediaman keluarga Hansen itu. Malam ini keluarga besar Hansen sedang merayakan hari bahagia mereka. Namun, dalam sedetik saja kebahagiaan itu menjadi buyar.PRANK !!!Sebuah vas bunga tidak sengaja ditabrak oleh seorang pemuda yang berjalan sempoyongan dengan mata masih setengah terbuka dan gaya yang acak-acakan. Ia pun terbelalak saat mendengar suara pecahan kaca itu." WILLIAM...!" bentak sang ayah dengan raut wajah seramnya.Ya, dialah William. William Hansen, generasi penerus muda dari keluarga besar Hansen." Ayah aku tidak bermaksud,,,,,, Aku tidak sengaja melakukannya," jelas William membela diri.Tak ada satu pun diantara mereka yang berniat membela William bahkan ibunya sendiri, karena ini bukan hal yang asing lagi bagi mereka. William terlalu sering membuat kesalahan dalam keluarga nya. Walaupun dia telah dinobatkan sebagai penerus keluarga, namun ia masih belum bi