Saat adik-adikku suksesPart 54"Loh, Mbak Nurma kenapa nangis?" tanya Mbak Tina yang baru saja tiba."Aku capek Mbak, kenapa orang itu tega ngelakuin ini lagi, bahkan lebih parah."Mbak Tina memandang sekitar, ternyata benar manusia jahil itu membuat kekacauan lebih parah dari kemarin."Udah ya Mbak Nurma tenang aja, semuanya biar aku yang beresin."Mbak Tina dengan sigap menyapu sampah yang berserakan sampah bersih. Tanpa ada rasa jijij dia pun membuang kotoran-kotoran yang berceceran, tidak lupa dia menyemprotkan air sabun di halaman, agar aroma tidak sedap itu hilang."Udah beres Mbak, ayo kita mulai buka laundrynya dengam Bismillah, semoga lebih baik dari kemarin," ucap Mbak Tina.Nurma merasa tidak berenergi, sehingga Mbak Tina harus mengeluarkan tenaga kembali membuka rolling door."Mbak coba lihat cctv tadi malam, pengen tahu aku siapa pelakunya," ucap Mbak Tina."Sebentar ya!'Nurma pun memutar video rekaman tadi malam, dari monitor terlihat tiga orang menggunakan penutup waj
Saat adik-adikku suksesPart 55Farman sangat berubah, dia dulu sangat angkuh, merasa paling kaya karena bisa menghasilkan uang jutaan rupiah dengan mudah. Dan kini roda kehidupannya sedang berada di bawah, jangankan untuk sombong pada orang lain, oleh istrinya sendiri saja dia tidak dihargai.Hari ini untuk pertma kalinya dia keluar rumah membawa Susan dan Sopia, dia terpaksa membawa mereka karena Yuyun tidak mungkin bisa di andalkan apalagi menjaga Sopia.Seperti adegan dalam televisi yang menceritakan adzab seseorang, itulah persis yang di alami Farman sekarang.Tanpa rasa lelah, dia terus mendorong kereta bayi dan menuntun Susan anak pertamanya.Sudah jauh mereka berjalan belum ada satu pun yang berniat menggunakan jasa yang Farman tawarkan, yaitu pangkas rambut keliling. Mungkin karena Farman melakukan hal yang cukup aneh. Biasanya orang lain akan menyewa tempat untuk membuka jasa pangkas rambut dan pelanggan akan datang dengan sendirinya, tidak seperti Farman."Eh Farman? kamu b
Saat adik-adikku suksesPart 56Hilda sudah melahirkan dengan proses operasi caesar, dan Lukman belum mengetahui hal ini. Bayi mereka harus mendapat perawatan khusus karena lahir belum cukup bulan atau biasa disebut prematur.Setelah operasi selesau dilakukan, Hilda langung masuk ruang ICU karena kondisinya tidak stabil pasca operasi.Dokter menjelaskan kondisi Hilda bisa seperti ini salah satunya karena setres, mungkin karena Hilda terlalu memikirkan dan sangat merindukan suaminya, Lukman.Pak Andri menyalahkan Bu Lastri atas apa yang terjadi pada Hilda kini. "Ma, udahlah. Lukman itu cinta sejatinya Hilda, dia gak akan bahagia kalau harus pisah dari Lukman!""Papa gak asik, emang Papa mau punya menantu yang tidak memiliki masa depan seperti Lukman? minimal suami Hilda harus selevel dengan kita!""Hanya karena keegoisan Mama ini, nyawa Hilda menjadi taruhannya, kalau Hilda sampai tidak selamat, sampai kapanpun Papa gak akan maafin Mama.""Kok gitu sih Pa? ingat Pa, Mama ini yang mela
Saat adik-adikku suksesPart 57"Apa-apaan kamu Yuyun? bagaimana ceritanya aku sebagai pemilik diusir dari rumahku sendiri?" Farman geram, biasanya dia selau berusaha sabar namun kali dia tidak bisa lagi menahan amarahnya."Apa? aku tidak salah dengar ini? kamu bilang kamu pemilik rumah ini?""Ya benar, ini rumah warisan dari kedua orang tuaku!""Hahahahaha," Yuyun terkekeh."Terserah! tapi yang jelas sertifikat rumah ini sudah atas namaku!" sambung Yuyun."Bagaimana bisa Yuyun? kamu pikir aku ini bodoh? apakah semudah itu merubahnya?""Kamu memang pintar, tapi aku lebih pintar darimu, lihat ini!" Yuyun menunjukkan sertifikat rumah yang nama pemiliknya sudah berubah.Tertulis nama Yuyun Sulastri dengan jelas, dan secara hukum dialah pemilik dari rumah ini. Meskipun rumah ini merupakan warisan dari kedua orang tua Farman.Farman berusaha mengambil sertifikat, dan sekuat tenaga Yuyun kembali menguasai map berwarna hijau muda tersebut.Susan yang sudah memahami apa yang sedang terjadi pa
Saat adik-adikku suksesPart 58Sejak hari itu Mala menjadi murung, dia tidak berani lagi pergi. Dewi merasa kesal dengan keberadaan kakakknya itu karena tidak menghasilkan apapun."Heh, sampai kapan kamu rebahan mulu? keluar sana cari makanan!" Mala bergeming, dia membalik tubuhnya membelakangi Dewi."Ih ni orang dasar gila ya! orang lagi ngomong malah di punggungin!" Dewi kesal."Yang gila itu kamu, udau tahu Kakakmu itu sakit malah disuruh-suruh!'"Ya mau gimana lagi Bu? aku bosan makan nasi sama air putih doang, pengen ngemil kali-kali.""Kamu kerja dong, keluar jadi tukang buruh cuci, tukang gosok, atau apalah!""Hah? aku ini sarjana Bu, masa sarjana jadi tukang buruh cuci.""Sarjana tapi bodoh!""Ibu ini aneh ya, gak bisa gitu lisan Ibu ngomong yang benar sama anak!""Kalau Ibu yang jadi buruh cuci gimana? kan Ibu udah tua, biasanya kan yang kerja begituan kebanyakan seumuran Ibu!" usul Dewi."Kamu tega? Ibu ini sudah tua, waktunya istrirahat, menikmati hidup. Bukan harus kelel
Saat adik-adikku suksesPart 59Bayu, laki-laki yang sudah membuat jiwa Mala terguncang akhirnya menuai apa yang telah dia tabur. Dia merasakan luka yang sama persis seperti yang dialami Mala.Calon istrinya yang merupakan bidan desa tiba-tiba mengirim pesan mengatakan bahwa acara pernikahan yang akan digelar esok hari tidak bisa dilanjutkan.[Sepertinya pernikahan kita harus gagal] [Jangan bercanda sayang, beberapa jam lagi kita akan resmi menjadi suami istri][Gak tahu kenapa aku jadi ragu sama kamu][Kenapa ragu? bukankah kita sudah yakin sejak awal? proses sampai di titik ini gak mudah loh][Aku tahu, tapi gimana ya orang tuaku juga keberatan, apalagi saat tahu mahar yang akan kamu berikan cuma lima juta][Loh, itu kan kesepakatan kita bersama?][Pas bahas soal mahar waktu itu, sebenarnya orang tuaku udah gak setuju. Tapi mau minta lebih gak enak][Terus maunya gimana? ini sudah beberapa jam lagi loh? harusnya bahas yang kayak gini dari jauh-jauh hari][Aku mau maharnya di tamb
Saat adik-adikku suksesPart 60Yuyun dibawa ke dukun."Gimana Mbah? ada apa dengan anak buah saya ini sampai-sampai tamunya sellau sepi?" tanya Bu Madam pada seorang laki-laki berkumis tebal"Ada yang jail sama dia," jawab Mbah Dukun yang diketahui bernama Toto."Jail gimana?""Ada yang iri sama anak buahmu ini!""Lalu solusinya apa?""Harus dimandikan dengan darah ayam jago yang bulunya semua hitam, kembang tujuh rupa, sama air kelapa hijau" jelas Mbah Toto."Kalau nyari kembang sama air kelapa sih gampang, tapi ayam nya itu pasti susah.""Emang gak bisa Mbah pake ayam jago biasa?""Gak bisa, harus ayam yang semua bulunya hitam.""Duh gimana dong.""Gak usah bingung, Mbah punya ayam kayak gitu dua ekor, kalau mau dipake boleh, harganya tujuh ratus satu ekor."Demi anak buahnya bisa kembali laris, Bu Madam menyanggupi harga yang ditawarkan Mbah Toto tanpa ada penawaran sedikitpun.Bu Madam rela mengeluarkan uang begitu banyak karena Yuyun sangat menguntungkan baginya.Setelah di baya
Saat adik-adikku suksesPart 61Panen Ubi"Bu, bisa gak bantuin Bibi Sinta panen ubi?" tanya Hendi pada Bu Ratri"Kamu ini gimana? kalau Ibu ke ladang, yang jagain Wulan siapa?""Kan ada Dewi Bu.""Kamu kayak gak tahu aja, orang gak waras kayak gitu mana mau ngurus anak.""Yang gak waras kan Mala Bu, bukan Dewi.""Dua-duanya juga sama, mereka semuanya gak waras, kalau di pikirin bisa meledak ini kepala."Hendi bingung, jika dia membantu Bibi Sinta di ladang lalu bagaimana dengan pekerjaannya. Tidak bisa dibayangkan bagaimana amarah Bibi Sinta bila Hendi tidak ikut membantunya memanen ubi.Bibi Sinta memang baik, dia tidak segan untuk membantu dan memberikan apa yang dia punya pada orang yang membutuhkan, hanya saja dia selalu mengungkit apa yang sudah dia lakukan dan yang lebih parah selalu meminta kembali apa yang sudah dia korbankan."Besok Ibu yang ke ladang, Wulan biar Ibu bawa saja," ucap Bu Ratri dia seolah mengerti dengan kegelisahan Hendi.***Pagi-pagi sekali Bu Ratri sudah b
Hendi pergi.Hendi memilih meninggalkan Bu Ratri, Dewi dan juga Mala, dan saat itu juga dia sudah menceraikan Dewi agar terbebas dari tanggung jawabnya.Dia sangat ingin menemui Tedi, akan tetapi penghasilannya selalu terkuras habis karena harus membiayai Bu Ratri, Dewi dan juga Mala, menurutnya satu-satunya cara yang harus dia lakukan adalah meninggalkan mereka agar bisa mengumpulkan uang dengan mudah.Meskipun tidak tahu harus pergi ke mana, Hendi tetap teguh pada pendiriannya, dia tidak mempedulikan teriakan Bu Ratri yang memanggilnya untuk kembali.Saat malam dia mencari Masjid untuk tempatnya berisitirahat, dia biasa tidur di tempat parkir atau pelataran, karena Masjid selalu di kunci, dan tidak diperkenankan untuk tidur di dalam.Dia mengencangkan ikat pinggang, rela menahan lapar agar uangnya cepat terkumpul dan bisa menemui Tedi secepatnya.Setelah tabungannya di rasa cukup, Hendi pun berangkat ke kota tempatnya dulu merantau.Sampai di kota tujuan Hendi harus menelan pil pahi
Saat adik-adikku suksesPart 69Farman dan Yuyun memulai kehidupan baru.Setelah kejadian itu, mereka akhirnya berdamai dan saling memaafkan kesalahan masing-masing.Yuyun sudah bisa menerima kehadiran Sofia, anak kandung Farman dari wanita lain, begitu pun Farman, dia tidak pernah mengungkit Yuyun yang sedang hamil akan tetapi entah siapa ayah dari janin itu.Kehidupan mereka mulai membaik, usaha pangkas rambut keliling Farman mulai banyak diminati, terkadang dia menerima panggilan langsung dari ke rumah.Meskipun penghasilannya tidak banyak seperti dulu saat dia menipu banyak perempuan dengan iming-iming akan dinikahi, Farman tetap bersyukur setidaknya uang yang dia dapatkan sekarang halal."Ini hasil hari ini," ucap Farman sambil menyerahkan penghasilan yang dia peroleh.Yuyun menerima uang yang diberikan oleh suaminya, setelah dihitung jumlahnya cukup banyak seratus dua puluh ribu rupiah."Banyak banget, emang dapat berapa pelanggan?""Alhamdulilah, tadi dapat anak-anak 3, dewasa
Saat adik-adikku suksesPart 68Bisnis yang dijalankan Lukman Setelah mendapat intruksi dari Pak Andri, Lukman langsung mencari informasi tentang supplier beras, Lukman menghubungi Bu Lela yang nomornya sudah dia catat sebelumnya, saat akan pergi ke kota menyusul Hilda, dia sengaja menulis beberapa nomor ponsel orang yang dia kenal di Desa untuk memudahkannya berkomunikasi."Hallo, assalamualaikum Bu Lela," Lukman mengucap salam saat panggilan mulai tersambung."Iya, waalaikumussalam.""Bu, apa kabar?""Baik Man, kamu sendiri gimana? kabar anak Istrimy juga gimana?"Nomornya sudah tersimpan di kontak Bu Lela, karena beberapa waktu lalu, Lukman pernah menelpon bosnya itu untuk memberi kabar dan pamit karena dia akan berhenti bekerja dan menetap di tempat Istrinya."Alhamdulilah Baik juga Bu.""Syukur kalau gitu.""Bu, Lukman mau nanya sesuatu boleh?""Nanya apa Man?"Lukman pun menceritakan tentang rencananya yang akan memulai usaha membuka toko beras, dia langsung bertanya apakah Bu
Saat adik-adikku suksesPart 67Farman meninggalkan Yuyun.Sadar akan kesalahannya, Yuyun hanya diam, bahkan saat Farman pergi dia pasrah, entah apa yang akan dia katakan nanti pada petugas Puskesmas saat di minta melunasi pembayaram perawatan."Gimana? badannya udah agak enakan?" tanya suster saat mengganti botol cairan infus yang habis.Yuyun hanya menggangguk."Suaminya mana Bu?" Yuyun menggeleng, tidak mengeluarkan sepatah kata pun."Tetesannya udah di atur, agak lambat sekarang. Nanti ganti lagi subuh mungkin, kalau ada apa-apa panggil aja ya," ujar suster sebelum meninggalkan Yuyun.Malam ini para petugas medis itu mungkin bisa sedikit beristirahat, karena tidak ada pasien lagi selain Yuyun.Jika Yuyun tidak ada, mungkin mereka bisa tidur nyenyak sampai pagi.Suasana di ruang UGD begitu hening, hanya suara jarum jam dinding yang menemani Yuyun malam ini.Seandainya tidak malu, mungkin dia akan berteriak minta temani, dalam hatinya berharap ada pasien lain datang yang membuat r
Saat adik-adikku suksesPart 66Lukman mengambil hati Ibu mertuanyaPak Andri berusaha mengejar Bu Lastri saat istrinya itu merajuk sampai akan pergi meninggalkan rumah, Pak Andri mencoba kembali menjelaskan apa yang dia lakukan ini semata-mata karena Hilda, demi kebahagiaan anak semata wayang mereka."Mama jangan kayak gini dong, Papa mohon. Kan sudah Papa jelasin ini demi Hilda!" ucap Pak Andri sembari menahan langkah Bu Lastri"Apa yang Mama lakuin juga sama demi Hilda, Mama gak rela kalau Hilda harus hidup susah nantinya, apa yang bisa kita harapkan dari Lukman? cuma jadi kuli di penggilingan beras, untuk makan saja sepertinya kurang."Saat mendengar kalimat yang dikatakan oleh Bu Lastri, sedikit pun Lukman tidak sakit hati apalagi marah, meski pun kata-kata itu berisi hinaan pada dirinya, Lukman merasa apa yang diungkapkan oleh Bu Lastri memang ada benarnya.Ibu mana yang menginginkan putrinya mengalami kesulitan ekonomi setelah menikah, maka dari itu Bu Lastri berusaha memisahi
Saat adik-adikku suksesPart 65Hal yang terjadi pada YuyunBu Madam meradang saat mendapat pengaduan dari tamu yang dilayani Yuyun."Gimana sih Madam, orang penyakitan disuruh kerja, lihat nih baju saya bau kena muntahan, pokoknya gak mau tahu saya minta uang balik lagi, udah malas meskipun dilayani yang lain juga!""Loh gak bisa gitu dong, kalau uang udah masuk gak bisa main cancel gitu aja.""Niat saya datang ke sini buat nyari kepuasan, bukan untuk amal, cepat uang saya balikin! kalau enggak saya panggil kawan-kawan saya yang preman pasar buat ngobrak-ngabrik warung ini!" "Iya nih iya!""Gini nih, kalah mau usahanya lancar jangan rese, oh iya sekali lagi saya ingetin yang penyakitan jangan disuruh kerja kasian banyak yang rugi nanti!"Setelah tamu itu pergi, Bu Madam langsung masuk ke kamar yang dipakai oleh Yuyun tadi.Di dalam kamar warung Yuyun terbaring tidak sadarkan diri. Bekas muntahannya tercecer sampai ke tepi ranjang."Heh, bangun Yuyun, kamu sudah saya modalin banyak
Saat adik-adikku suksesPart 64Wulan batal diadopsi."Bu gimana sih, katanya cucunya boleh diadopsi, pas udah datang orang tua angkatnya malah bikin drama kayak gini, saya malu Bu, mereka udah datang jauh-jauh tapi malah gagal.""Maaf Bi Sinta, saya juga gak tahu Dewi bakal kayak gini," ucap Bu Ratri sambil menunduk, dia merasa malu pada Bibi Sinta."Awas ya ini terakhir saya nolong kalian, setelah ini mau kalian kesusahan kayak gimana juga saya gak bakal mau lagi nolong, kapok. Niat nolong tapi malah bikin malu kayak gini!" Bibi Sinta pergi meninggalkan saung."Kamu kenapa sih Dewi? kemarin kamu ngomong katanya Wulan boleh dikasih sama orang, udah kayak gini malah bikin drama nangis-nangis, pokoknya Ibu gak mau ngurus Wulan lagi, silahkan kamu urus sendiri.""Kok Ibu tega sih, kan aku belum bisa ngurus bayi sendiri, masa tega sih.""Kamu ngomong Ibu tega? dari Wulan lahir sampai sekarang siapa yang ngurusin? apa kamu pernah nyebokin atau gantiin baju? enggak kan. Ibu ini sudah tua,
Saat adik-adikku suksesPart 63Hilda dan Lukman kembali bersatu.Pak Andri dan Lukman akhirnya bisa bernafas lega, saat dokter yang menanangani Hilda memberi kabar baik bahwa Hilda berhasil melewati masa kritisnya.Seperti sebuah keajaiban, tidak sampai satu jam Hilda pun akhirnya mulai sadar, perlahan dia bisa menggerakkan jarinya lalu matanya pun terbuka meskipun masih sedikit buram, cahaya lampu yang begitu terang membuat pandangannya silau.Hilda berusaha mengingat apa yang terjadi, namun tidak ada satu pun memori yang menempel dalam bayangannya.Dia meraba perutnya, karena tidak ingat dengan tindakan operasi caesar yang sudah ia lakukan.Dengan suara lemahnya, dia berusaha memanggil dokter atau suster yang bertugas."Alhamdulilah, akhirnya Ibu siuman juga," ucap salah seorang perawat."Saya sudah melahirkan sus? anak saya mana? kenapa kok saya ada di sini?""Ibu tenang dulu ya, jangan berpikir terlalu berat, sebentar saya panggilkan dokter dulu."Dokter pun datang lalu menjelask
Saat adik-adikku suksesPart 62Yuyun dibawa ke dukun"Gimana, sanggup gak kalau pake kambing?" tanya Mbah Toto."Berapa Mbah harganya?""Harusnya dua juta, tapi karena kamu langganan silahkan satu setengah saja!"Bu Madam dilema, jika tidak dibantu tapi Yuyun sangat menguntungkan baginya."Madam, kalau uangnya gak ada, udah jangan!" ucap Yuyun saat melihat Bu Madam melamun.Akhirnya Bu Madam tetap melanjutkan membantu Yuyun, dia pamit sebentar pergi ke atm karena tidak ada uang cash sebesar itu dalam dompetnya."Kamu tunggu, mau nyari atm dulu!" ucap Bu Madam pada Yuyun."Baik Bu Madam."Bu Madam pergi diantar oleh anak buahnya, mereka mencari atm terdekat untuk melakukan tarik tunai.Bu Madam harus mengantri terlebih dahulu karena ada beberapa orang yang juga akan menggunakan fasilitas umum tersebut.Saat tiba bagiannya, Bu Madam langsung masuk ke dalam ruangan yang cukup dingin itu. Dia masukkan kartu lalu pin kemudian memilih menu tarik tunai dan menuliskan nominal yang dibutuhkan