Saat adik-adikku suksesPart 55Farman sangat berubah, dia dulu sangat angkuh, merasa paling kaya karena bisa menghasilkan uang jutaan rupiah dengan mudah. Dan kini roda kehidupannya sedang berada di bawah, jangankan untuk sombong pada orang lain, oleh istrinya sendiri saja dia tidak dihargai.Hari ini untuk pertma kalinya dia keluar rumah membawa Susan dan Sopia, dia terpaksa membawa mereka karena Yuyun tidak mungkin bisa di andalkan apalagi menjaga Sopia.Seperti adegan dalam televisi yang menceritakan adzab seseorang, itulah persis yang di alami Farman sekarang.Tanpa rasa lelah, dia terus mendorong kereta bayi dan menuntun Susan anak pertamanya.Sudah jauh mereka berjalan belum ada satu pun yang berniat menggunakan jasa yang Farman tawarkan, yaitu pangkas rambut keliling. Mungkin karena Farman melakukan hal yang cukup aneh. Biasanya orang lain akan menyewa tempat untuk membuka jasa pangkas rambut dan pelanggan akan datang dengan sendirinya, tidak seperti Farman."Eh Farman? kamu b
Saat adik-adikku suksesPart 56Hilda sudah melahirkan dengan proses operasi caesar, dan Lukman belum mengetahui hal ini. Bayi mereka harus mendapat perawatan khusus karena lahir belum cukup bulan atau biasa disebut prematur.Setelah operasi selesau dilakukan, Hilda langung masuk ruang ICU karena kondisinya tidak stabil pasca operasi.Dokter menjelaskan kondisi Hilda bisa seperti ini salah satunya karena setres, mungkin karena Hilda terlalu memikirkan dan sangat merindukan suaminya, Lukman.Pak Andri menyalahkan Bu Lastri atas apa yang terjadi pada Hilda kini. "Ma, udahlah. Lukman itu cinta sejatinya Hilda, dia gak akan bahagia kalau harus pisah dari Lukman!""Papa gak asik, emang Papa mau punya menantu yang tidak memiliki masa depan seperti Lukman? minimal suami Hilda harus selevel dengan kita!""Hanya karena keegoisan Mama ini, nyawa Hilda menjadi taruhannya, kalau Hilda sampai tidak selamat, sampai kapanpun Papa gak akan maafin Mama.""Kok gitu sih Pa? ingat Pa, Mama ini yang mela
Saat adik-adikku suksesPart 57"Apa-apaan kamu Yuyun? bagaimana ceritanya aku sebagai pemilik diusir dari rumahku sendiri?" Farman geram, biasanya dia selau berusaha sabar namun kali dia tidak bisa lagi menahan amarahnya."Apa? aku tidak salah dengar ini? kamu bilang kamu pemilik rumah ini?""Ya benar, ini rumah warisan dari kedua orang tuaku!""Hahahahaha," Yuyun terkekeh."Terserah! tapi yang jelas sertifikat rumah ini sudah atas namaku!" sambung Yuyun."Bagaimana bisa Yuyun? kamu pikir aku ini bodoh? apakah semudah itu merubahnya?""Kamu memang pintar, tapi aku lebih pintar darimu, lihat ini!" Yuyun menunjukkan sertifikat rumah yang nama pemiliknya sudah berubah.Tertulis nama Yuyun Sulastri dengan jelas, dan secara hukum dialah pemilik dari rumah ini. Meskipun rumah ini merupakan warisan dari kedua orang tua Farman.Farman berusaha mengambil sertifikat, dan sekuat tenaga Yuyun kembali menguasai map berwarna hijau muda tersebut.Susan yang sudah memahami apa yang sedang terjadi pa
Saat adik-adikku suksesPart 58Sejak hari itu Mala menjadi murung, dia tidak berani lagi pergi. Dewi merasa kesal dengan keberadaan kakakknya itu karena tidak menghasilkan apapun."Heh, sampai kapan kamu rebahan mulu? keluar sana cari makanan!" Mala bergeming, dia membalik tubuhnya membelakangi Dewi."Ih ni orang dasar gila ya! orang lagi ngomong malah di punggungin!" Dewi kesal."Yang gila itu kamu, udau tahu Kakakmu itu sakit malah disuruh-suruh!'"Ya mau gimana lagi Bu? aku bosan makan nasi sama air putih doang, pengen ngemil kali-kali.""Kamu kerja dong, keluar jadi tukang buruh cuci, tukang gosok, atau apalah!""Hah? aku ini sarjana Bu, masa sarjana jadi tukang buruh cuci.""Sarjana tapi bodoh!""Ibu ini aneh ya, gak bisa gitu lisan Ibu ngomong yang benar sama anak!""Kalau Ibu yang jadi buruh cuci gimana? kan Ibu udah tua, biasanya kan yang kerja begituan kebanyakan seumuran Ibu!" usul Dewi."Kamu tega? Ibu ini sudah tua, waktunya istrirahat, menikmati hidup. Bukan harus kelel
Saat adik-adikku suksesPart 59Bayu, laki-laki yang sudah membuat jiwa Mala terguncang akhirnya menuai apa yang telah dia tabur. Dia merasakan luka yang sama persis seperti yang dialami Mala.Calon istrinya yang merupakan bidan desa tiba-tiba mengirim pesan mengatakan bahwa acara pernikahan yang akan digelar esok hari tidak bisa dilanjutkan.[Sepertinya pernikahan kita harus gagal] [Jangan bercanda sayang, beberapa jam lagi kita akan resmi menjadi suami istri][Gak tahu kenapa aku jadi ragu sama kamu][Kenapa ragu? bukankah kita sudah yakin sejak awal? proses sampai di titik ini gak mudah loh][Aku tahu, tapi gimana ya orang tuaku juga keberatan, apalagi saat tahu mahar yang akan kamu berikan cuma lima juta][Loh, itu kan kesepakatan kita bersama?][Pas bahas soal mahar waktu itu, sebenarnya orang tuaku udah gak setuju. Tapi mau minta lebih gak enak][Terus maunya gimana? ini sudah beberapa jam lagi loh? harusnya bahas yang kayak gini dari jauh-jauh hari][Aku mau maharnya di tamb
Saat adik-adikku suksesPart 60Yuyun dibawa ke dukun."Gimana Mbah? ada apa dengan anak buah saya ini sampai-sampai tamunya sellau sepi?" tanya Bu Madam pada seorang laki-laki berkumis tebal"Ada yang jail sama dia," jawab Mbah Dukun yang diketahui bernama Toto."Jail gimana?""Ada yang iri sama anak buahmu ini!""Lalu solusinya apa?""Harus dimandikan dengan darah ayam jago yang bulunya semua hitam, kembang tujuh rupa, sama air kelapa hijau" jelas Mbah Toto."Kalau nyari kembang sama air kelapa sih gampang, tapi ayam nya itu pasti susah.""Emang gak bisa Mbah pake ayam jago biasa?""Gak bisa, harus ayam yang semua bulunya hitam.""Duh gimana dong.""Gak usah bingung, Mbah punya ayam kayak gitu dua ekor, kalau mau dipake boleh, harganya tujuh ratus satu ekor."Demi anak buahnya bisa kembali laris, Bu Madam menyanggupi harga yang ditawarkan Mbah Toto tanpa ada penawaran sedikitpun.Bu Madam rela mengeluarkan uang begitu banyak karena Yuyun sangat menguntungkan baginya.Setelah di baya
Saat adik-adikku suksesPart 61Panen Ubi"Bu, bisa gak bantuin Bibi Sinta panen ubi?" tanya Hendi pada Bu Ratri"Kamu ini gimana? kalau Ibu ke ladang, yang jagain Wulan siapa?""Kan ada Dewi Bu.""Kamu kayak gak tahu aja, orang gak waras kayak gitu mana mau ngurus anak.""Yang gak waras kan Mala Bu, bukan Dewi.""Dua-duanya juga sama, mereka semuanya gak waras, kalau di pikirin bisa meledak ini kepala."Hendi bingung, jika dia membantu Bibi Sinta di ladang lalu bagaimana dengan pekerjaannya. Tidak bisa dibayangkan bagaimana amarah Bibi Sinta bila Hendi tidak ikut membantunya memanen ubi.Bibi Sinta memang baik, dia tidak segan untuk membantu dan memberikan apa yang dia punya pada orang yang membutuhkan, hanya saja dia selalu mengungkit apa yang sudah dia lakukan dan yang lebih parah selalu meminta kembali apa yang sudah dia korbankan."Besok Ibu yang ke ladang, Wulan biar Ibu bawa saja," ucap Bu Ratri dia seolah mengerti dengan kegelisahan Hendi.***Pagi-pagi sekali Bu Ratri sudah b
Saat adik-adikku suksesPart 62Yuyun dibawa ke dukun"Gimana, sanggup gak kalau pake kambing?" tanya Mbah Toto."Berapa Mbah harganya?""Harusnya dua juta, tapi karena kamu langganan silahkan satu setengah saja!"Bu Madam dilema, jika tidak dibantu tapi Yuyun sangat menguntungkan baginya."Madam, kalau uangnya gak ada, udah jangan!" ucap Yuyun saat melihat Bu Madam melamun.Akhirnya Bu Madam tetap melanjutkan membantu Yuyun, dia pamit sebentar pergi ke atm karena tidak ada uang cash sebesar itu dalam dompetnya."Kamu tunggu, mau nyari atm dulu!" ucap Bu Madam pada Yuyun."Baik Bu Madam."Bu Madam pergi diantar oleh anak buahnya, mereka mencari atm terdekat untuk melakukan tarik tunai.Bu Madam harus mengantri terlebih dahulu karena ada beberapa orang yang juga akan menggunakan fasilitas umum tersebut.Saat tiba bagiannya, Bu Madam langsung masuk ke dalam ruangan yang cukup dingin itu. Dia masukkan kartu lalu pin kemudian memilih menu tarik tunai dan menuliskan nominal yang dibutuhkan