Share

Hilda dan Lukman kembali bertemu

Saat adik-adikku sukses

Part 58

Sejak hari itu Mala menjadi murung, dia tidak berani lagi pergi. Dewi merasa kesal dengan keberadaan kakakknya itu karena tidak menghasilkan apapun.

"Heh, sampai kapan kamu rebahan mulu? keluar sana cari makanan!"

Mala bergeming, dia membalik tubuhnya membelakangi Dewi.

"Ih ni orang dasar gila ya! orang lagi ngomong malah di punggungin!" Dewi kesal.

"Yang gila itu kamu, udau tahu Kakakmu itu sakit malah disuruh-suruh!'

"Ya mau gimana lagi Bu? aku bosan makan nasi sama air putih doang, pengen ngemil kali-kali."

"Kamu kerja dong, keluar jadi tukang buruh cuci, tukang gosok, atau apalah!"

"Hah? aku ini sarjana Bu, masa sarjana jadi tukang buruh cuci."

"Sarjana tapi bodoh!"

"Ibu ini aneh ya, gak bisa gitu lisan Ibu ngomong yang benar sama anak!"

"Kalau Ibu yang jadi buruh cuci gimana? kan Ibu udah tua, biasanya kan yang kerja begituan kebanyakan seumuran Ibu!" usul Dewi.

"Kamu tega? Ibu ini sudah tua, waktunya istrirahat, menikmati hidup. Bukan harus kelel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status