Alex bertemu seorang anak muda dari salah seorang yang ikut berkumpul dengan nya di pertemuan sebelumnya, ia tampak murung berada di ujung tangga. Alex menghampiri nya dan menyapa dia.
Hey anak muda ada apa gerangan dirimu semurung itu, apakah kamu punya masalah besar? Beritahu aku agar aku bisa membantu mu.
Iya ayah aku sedang mengalami masalah kayaknya impian ku menjadi seorang dokter mungkin tak akan tersampaikan.
Hey tenang sini mari bapa jelaskan kepada kamu.
Kemudian Alex mulai menjelaskannya.
Kita telah membahas betapa "kesakitan" tidak saja merupakan jeritan manusia, tetapi juga teriakan Tuhan. "Kesakitan" adalah "mefagon" atau pengeras suara yang dipakai Tuhan untuk menggugah kesadaran manusia. Mengapa "kesakitan"? Sebab bisikan halus saja sering tak mampan. Bujukan manis sampai ancaman keras juga acap kali dihiraukan.
Cuma "kesakitan" yang berbunyi cukup lantanguntuk membuat manusia tersentak. Memaksanya untuk memeriksa diri, lalu mudah mudahan berpaling kepada Tuhan.
Sejarah umat Israel membuktikan ini. Ketika hidup mereka mapan dan serba kecukupan, begitu kita baca dari perjanjian lam, mereka cenderung melupakan Allah sang sumber Berkat. Mereka mengabaikan hukum hukum Tuhan. Mereka melecehkan peringatan keras para nabi.
Sampai, sebagai akibatnya, mereka terperosok masuk ke lubang bencana yang mereka gali sendiri. Saat itulah mereka baru menjerit kesakitan. Berteriak minta tolong. Anda lihat, "kesakitan" inilah yang mampu memaksa mereka mengenali serta mengakui kejahatan-kejahatan mereka, dan menggiring mereka kembali ke pangkuan Allah. Sekali lagi, bukan kenikmatan atau kesenangan, melainkan kesakitan dan penderitaan.
Ini tentu tidak ideal. Sebab, siapa sih yang menyukai kesakitan? Allah juga tak suka menyakiti. Dengan tidak jemu jemu Dia mengingat kan, "Hati-hatilah......supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah rumah yang baik serta mendiaminya, dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu berbantah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, jangan engaku tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allah mu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan" (ulangan 8:11,12-14) ini sebenarnya yang paling ideal. Sayangnya peringatan begitu hampir selalu di lupakan orang.
Dengan tidak jera-jeranya, manusia cenderung mengulangi dan mengulangi kesalahan yang sama. Sampai Allah mengeluh "lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang di sediakan tuannya, tetapi uma- Ku tidak memahami nya" (Yesaya 1:3). Sehingga terpaksa, tak ada pilihan lain, dengan "Megafon"-Nya Allah memanggil manusia untuk kembali. Menyakitkan memang. Tetapi perlu. Lagi pula, pilihannya ya cuma satu itu.
......
"KESAKITAN" ternyata tidak saja "Megafon" TUHAN yang paling kuat, tetapi juga yang paling efektif. Paling berhasil guna. Paling ces Pleng. Anda tidak percaya? Baik! Untuk membuktikan nya, saya persilahkan anda pergi ke ruang tunggu "Bagian Perawatan Intensif" (ICU) rumah sakit mana saja. Philip Yance dengan amat sangat mengesankan melukiskan apa yang terjadi di situ.
Di tempat itu, tulisnya, anda akan bertemu dengan segala macam sejenis orang. Campur aduk antara yang kaya, yang miskin, yang perlente, yang kumuh, yang tua, yang muda, yang intelektual, yang buta huruf, yang agamais, yang ateis dan sebagainya. Apa saja ada di situ bukan?. Ruang tunggu ICU kemungkinan besar adalah satu-satunya tempat di bumi ini, dimana segala perbedaan tak secuil pun punya makna.
Beraneka ragam orang itu di ikat menyatu oleh sebuah ikatan yang amat sangat kuat, walaupun mengerikan. Mereka di ikat oleh keprihatinan yang sama akan kesakitan seorang yang amat dekat deengan sahabat atau kerabat yang tengah sekarat. Dalam situasi seperti itu, kesenjangan sosial ekonomi dan perbedaan agama, serta merta menguap lenyap. Ketegangan rasial serta etnis tak setitik pun membebaskan tanda.
Tidak jarang dua orang yang sebelumnya tak saling mengenal, kini saling merangkul dan menghibur, kemudian menangis bareng tanpa malu-malu . Ada yang untuk pertama kali merasa terdorong untuk berdoa, atau memanggil pastor atau pendeta.
Semuanya dipersatukan oleh satu perasaan, yaitu alangkah berharganya, tetapi juga alangkah rapuhnya kehidupan! Ketika orang sudah di ambang kematian, barulah ia menyadari betapa pentingnya kehidupan.
Kesadaran yang mulia sekali, kan? Ya. Dan ini dimungkinkan oleh realitas kesakitan dan penderitaan! Agaknya cuma "megafin kesakitan" penderitaan lah yang terdengar cukup nyaring dan bekerja cukup efektif untung menggiring beraneka ragam manusia ini untuk sama sama bertekuk lutut dan memalingkan hati mereka kepada Allah. Tidak heran, kata Helmuta Thielicke, yang ada ialah "pendeta rumah sakit". Tidak ada "pendeta rumah makan" atau "pendeta rumah karaoke".
......
INI tidak berarti bahwa Allah membiarkan "kesakitan", supaya manusia berpaling kepada Nya. Sebab kalau ini benar, wah, alangkah egois dan kejamnya Allah. Tega menyakiti ank anak Nya, sekedar supaya hasrat dan kepentingan Nya terpenuhi. Tidak! Allah sendiri tidak menyukai "kesakitan". "Kesakitan" tidak ada dalam skenario penciptaan Nya. Sang Putra, Yesus Kristus, harus menempuh "kesakitan" dan "penderitaan" justru untuk membebaskan manusia dari padanya.
Tetapi yang jelas, melalui "Megafon kesakitan" ini, Allah sedang mengumumkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan alam ciptaan ini. Namun, tak perlu asa. "Sampai sekarang segala mahkluk sama-sama mengeluh, dan sama-sama merasa sakit bersalin" (Roma 8:22). "Sakit bersalin" artinya, ada kesakitan tapi juga pengharapan.
......
John Donne adalah penyair berkebangsaan Inggris pada abad ke-17. Ia secara langsung mengalami perihnya sengatan kedakitan. Bukan cuma karena istrinya yang tercinta, Anne, mati meninggalkan dia. Akan tetapi ia sendiri, tak lama setelah itu mengidap penyakit tak tersembuhkan, yang membuatnya amat menderita.
Tetapi di tengah kesakitan itu ia mendengar "Megafon TUHAN". Dari tempat pembaringannya, tanpa mampu lagi menulis, ia melahirkan karya-karya terindah yang pernah di tulis oleh orang mengenai tentang makna kesakitan. Salah satunya adalah meditation XVII, yang seperti dikutip oleh Philip Yance, antara lain berbunyi:
"Ketika seorang tiba ke ajal, sebuah bab tidak dicabik keluar dari buku, tetapi diterjemahkan kedalam bahasa yang lebih indah. Setiap babak kehidupan mesti terus diterjemahkan ulang. Untuk maksud ini, Allah mempekerjakan beberapa penerjemah. Beberapa bab di terjemahkan ulang oleh Usia. Beberapa bab yang lain oleh penyakit, oleh perang, oleh musibah kehidupan. Beraneka ragam, tetapi tangan Tuhan senantiasa ada di setiap terjemahan.
"Tangan Nya pula yang akan mengikat kembali halaman halaman yang telah lepas berserak serak, guna di taruh di perpustakaan, dimana di setiap buku akan selalu terbuka. Walaupun lonceng (kematian) telah memanggil."
Untuk orang lain, kematian adalah sebuah titik. Sebuah akhir kehidupan. Bagi Donne, kematian adalah sebuah tanda tanya. Telah siapkah aku menghadap dia? Pendek kata, ia menyadari betapa hidupnya bahkan di tempat tidurnya dan di tengah erangan kesakitannya tak pernah tanpa makna. Pada suatu saat, semuanya akan menjadi sebuah buku, yang terbaca oleh semua.
Karena itu, ia berusaha mengerahkan seluruh sisa daya yang masih ada padanya, memanfaatkan kesempatan khusus yang amat terbatas ini untuk melatih disiplin rohaninya. Ia berdoa, mengaku dosa, menulis sebuah jurnal (yang kemudian dijadikan menjadi sebuah buku devotions). Ia memindahkan perintah utamanya, bukan lagi kepada dia sendiri atau diri sendiri, melainkan kepada yang lain-lain.
Dalam devotions, Donne memperlihatkan perubahan sikap yang mencolok terhadap "kesakitan". Buku tersebut ia mulai dengan doa agar kesakitan diangkat dari dirinya. Tetapi ia mengakhiri dengan doa agar "kesakitan" nya dikuduskan, dan ia dididik melaluinya. Ia mengharapkan mukjizat. Namun andaikata itu tidak terjadi, ia pun ikhlas. Ia tahu bahwa melaluinya, Allah sedang memurnikannya melalui Tanur api.
BETAPA jelas, tujuan hidup manusia bukanlah untuk sekedar merasa aman dan nyaman, bebas dari persoalan, kesakitan, atau tantangan. Sekiranya kita sedikit saja mau peka terhadap realitas di sekitar kita, maka kita akan menyadari betapa mustahil ya TUHAN menciptakan dunia ini, sekedar dengan maksud agar kita berpesta ria.
Bagaimana kita dapat berpesta ria, bahkan tidur dengan tentram, ketika pada saat yang sama, kita tahu dua pertiga penduduk dunia berangkat tidur dengan perut kosong setiap malam? Sungguh tidak mungkin untuk mempercayai bhawa tujuan hidup kita adalah hanya untuk berminat nikmat ketika kita menyaksikan penderitaan anak-anak yang harus mencari nafkah pengganti orang tua mereka, atau pemuda pemuda yang membunuh masa depan mereka dengan mengikatkan diri mereka pada narkoba, atau apa yang di alami oleh mereka yang tercabut dan kehilangan segala-galanya dan kini "terjebak" di kamp-kamp pengungsian.
Bisa saja kita menutup mata, dan menjadi penganut hedonisme. Tentu! Namun, semua itu pasti akan berakhir, ketika kesakitan dan penderitaan akhirnya berlabuh di hidup kita sendiri. Ketika kenyerian dan kengerian setiap detik mengetuk pintu, menggangu ketentraman tidur kita.
Para hedonis, yaitu mereka yang melihat kenikmatan sebagai tujuan, harus menyimpan telinga mereka dengan kapas banyak-banyak. Sebab Megafon "kesakitan" dan "penderitaan" sesungguhnya berbunyi! Lantang sekali!.
.........
Nah anakku ketahuilah jika kamu tidak ingin seperti yang bapak katakan mari teruslah berjuang dan tetap serahkan kehidupan mu dan biarlah berjalan sesuai kehendaknya.
Kemudian pemuda itu mengangguk dan tersenyum karna begitu indahnya penjelasan yang dikatan Alex.
Lantas ayah apakah itu semua TUHAN yang melakukannya bagi kita? Tanya si pemuda ,seraya mereka bergerak dan Alex mengajaknya ke dalam perpustakaan berisi begitu banyak buku indah yang akan ia tunjukkan padanya.
...
Ketika saya mempersiapkan tulisan ini, Andreas Suwito seorang sahabat dekat meninggal sewaktu berselancar udara di pelabuhan ratu, Jawa barat. Padahal ia termasuk senior dalam olah raga itu dan konon, selalu cermat dan hati-hati (seraya menunjukkan sebuah buku hasil karaya Alex). Kemudian ia melanjutkan lagi, hampir bersamaan waktu dengan itu, sebuah helikopter tergelincir dari lantai 23, kemudian jatuh terperosok ke kolam renang Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Mayor Pnb, Afandi Malik, Daisy Hermawan, dan Donovan Ardiansyah menjadi korban. Padahal, konon, pesawatnya baik terbang atau masih bagus. Dan penerbang ya pun pilot berpengalaman. Apakah peran TUHAN dalam tragedi-tragedi itu? Apakah Dia sendiri yang memilih dan menentukan dari antara miliaran orang, ribuan atlet olahraga udara dan pilot di dunia ini siapa-siapa yang mesti mati hari itu? Apakah Dia sendiri setelah memeriksa peta dan almanak yang memutuskan lokasi dan saat, di mana dan kapan orang muda itu mesti mati
Kemudian pak Alex melanjutkan lagi renungannya kepada sekelompok anak muda tersebut.“Baiklah anak-anak ku sekalian renungan-renungan yang telah telah saya sampaikan sebelumnya ini juga menyatakan bahwa sekiranya pun berasal dari Allah, kesakitan itu adalah berkat bukan laknat .”“Jadi kesakitan itu adalah sesuatu hal yang dapat memperkaya, menggembleng, memurnikan, serta mendewasakan kerohanian kita?” tanya seorang anak muda bernama Hezron.“Ya, benar sekali bahwa kesakitan itu seperti yang telah kamu katakan bisa memperkaya, menggembleng, memurnikan, serta mendewasakan kerohanian kita masing-masing manusia.”
Setiap hari Alex bertemu dengan berbagai macam orang juga sifat-sifat mereka yang berbeda-beda. Sebagai seorang lelaki yang sudah berumur tiga puluh dua tahun kala itu. Dia bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Jenni.Jenni adalah seorang perempuan buta, ia bekerja sebagai seorang pemain musik di sebuah cafe di salah satu kota.Kebetulan pada saat itu Alex sedang dalam perjalanan menuju kota. Sesampainya dia Dikota, keadaan cuaca pada saat itu sedang mendung. Kebetulan tempat yang dia tempuh sekitar satu jam lagi dari tempat ia berada.Juga dia merasa lapar. Entah ini yang dinamakan di jodohkan atau memang secara kebetulan. Dia singgah di sebuah cafe. Dia memesan makanan dan minuman kepada pelayan.Saat dia tengah bersantai menunggu hidangan yang dia pesan datang. Pemiliki kafe memiliki hiburan, yaitu penyanyi dan pemain musik.&
Dari kisah yang didengar oleh Alex dari Jenni. Masih terngiang-ngiang sampai di kepalanya. Sungguh besar memang kuasa Tuhan kita, dia yang telah menciptakan manusia beserta kebahagiaan, tidak hanya menciptakan itu saja melainkan ikut serta juga menciptakan kesengsaraan bagi umat manusia.Semua itu dia ciptakan tentunya memiliki makna yang besar di dalamnya. Bagaimana tidak.Bayangkan jika Tuhan hanya menciptakan kebahagiaan saja bagi manusia. Apa yang akan dikatakan manusia kepada Tuhan? Banyak kemungkinan yang bisa terjadi bukan. Salah satunya saja misalkan, manusia mungkin akan melupakan Tuhan yang telah menciptakan dia. Karena sudah merasa bahagia, tidak pernah ada masalah yang menerpa hidupnya.Memangnya kebahagiann itu apa saja sih?. Baiklah kita ambil saja contohnya kebahagiaan karena tidak pernah saki, kebahagiaan karena tidak pernah lapar atau tidak membutuhkan makanan, dan sebagainnya.Tentu hal itu akan membuat manusia me
Siapakah Umat Pilihan Itu?Banyak orang Kristen yang salah memahami yang dimaksud dengan umat pilihan. Di zaman Perjanjian Lama, umat pilihan adalah bangsa Israel yaitu mereka yang secara darah daging keturunan Abraham (bukan bangsa Jepang, Afrika, Tibet, Melayu dan lain sebagainya). Pemilihan ini berdasarkan kedaulatan Allah mutlak. Di zaman Perjanjian Baru, umat pilihan adalah mereka yang diberi kesempatan untuk selamat, yaitu dikembalikan ke rancangan semula Allah (tidak terbatas suku dan bangsa). Kalau Alkitab menyatakan bahwa ada orang-orang yang dipilih, artinya bahwa tidak semua manusia “memiliki kesempatan” menerima keselamatan dalam Yesus Kristus. Hal ini sungguh-sungguh tergantung pada kedaulatan Allah sepenuhnya. Ada orang-orang yang diberi kesempatan mendengar Injil, tetapi ada yang tidak. Berbicara mengenai umat pilihan Perjanjian Baru, ada beberapa hal yang harus dipahami.Pertama, umat pilihan adalah mereka yang hi
Tidak terasa sudah enam bulan saya sudah di Jakarta sejak mengabdi di pedalaman Pulau Halmahera, Maluku Utara sebagai pengajar. Masa-masa saya di pedalaman Halmahera selama kurang lebih 10 bulan tidak hanya memberikan cerita-cerita lucu dan pengalaman-pengalaman hidup yang tidak ternilai dan terlupakan tetapi satu hal yang saya syukuri adalah saya bisa belajar banyak dari masyarakat setempat dan bagaimana menjadi pribadi yang lebih rendah hati dan mengasihi tanpa syarat kepada sesama.Penempatan saya di Halmahera memang merupakan cara Tuhan untuk kembali menyokolahkan saya melalui ‘sekolah kehidupan’ dengan ‘guru-guru’ yang berasal dari masyarakat setempat dan ‘mata pelajaran’ yang berasal dari semua peristiwa dan kebaikan Tuhan yang saya alami disana. Tuhan membetuk pribadi saya melalui semua kejadian yang saya hadapi disana agar lebih dekat dan bersandar kepada kekuatanNya. Sal
Alkitab banyak membahas balas dendam. Baik istilah Ibrani dan Yunani yang diterjemahkan sebagai "pembalasan" atau "balas dendam" berakar dari istilah yang mengandung makna hukuman. Ini penting untuk diingat karena akan membentuk pengertian kita mengapa hanya Allah yang berhak membalas.Ayat kunci kebenaran ini ditemukan dalam Perjanjian Lama dan dikutip dua kali dalam Perjanjian Baru. Allah berfirman, "Hak-Kulah dendam dan pembalasan, pada waktu kaki mereka goyang, sebab hari bencana bagi mereka telah dekat, akan segera datang apa yang telah disediakan bagi mereka" (Ulangan 32:35; Roma 12:19; Ibrani 10:30). Di dalam kitab Ulangan, Allah sedang berbicara mengenai umat Israel yang keras kepala, memberontak, dan berhala, yang telah menolak DiriNya dan menimbun murka-Nya atas kefasikan mereka. Ia berjanji membalas mereka menurut jadwal dan motivasi DiriNya yang murni dan sempurna. Kedua perikop Perjanjian Baru berkaitan dengan perilaku or
Yesus mengajarkan bahwa Allah adalah Bapa yang baik hati dan sukamengampuni. Kebaikan Allah itu ditampakkan atau diwujudkan dalamkehidupan dan pewartaan Yesus. Allah Bapa melalui Yesus selalu mencaridomba-domba yang hilang untuk dibawa pulang kembali, karena akan adasukacita di surga jika satu orang berdosa yang bertobat lebih daripada sukacitakarena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukanpertobatan (Luk 15:7). Allah memanggil kita untuk bertobat, maka Allah akan selalu mengampuni dosa-dosa kita, karena Allah adalah Bapa yangMaharahim. Dalam doa Bapa Kami terdapat ungkapan: “Ampunilah dosa kamiseperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami”.Dalam doatersebut, manusia tidak hanya memohon pengampunan dari Tuhan, tetapi jugabersedia mengampuni sesamanya yang berbuat salah kepadanya. Dengandemikian pengampunan dari Allah dikaitka
Hari ini, saat pembawa acara sedang memimpin doa, saya perhatikan dia menyebutkan tentang pencobaan di dalam doanya. Yang mengejutkan saya, dia memilih sebuah lagu, yang saya pikir mungkin belum pernah kita nyanyikan sebelumnya, lagu yang berjudul, Yield Not To Temptation (Jangan Menyerah Kepada Pencobaan). Saya mulai bertanya-tanya, bagaimana dia bisa tahu saya akan berkhotbah tentang pencobaan hari ini. Sungguh ajaib cara kerja Allah! Kita memang melayani Allah yang hidup!APAKAH YANG INGIN DIAJARKAN ALLAH KEPADA KITA MELALUI YUDAS?Di dalam pembahasan kita yang lalu, kami sampaikan tentang betapa pentingnya keteguhan, pentingnya bertahan sampai pada kesudahannya jika kita ingin diselamatkan. Hari ini, kita sampai pada bagian yang kesepuluh dari pembahasan kita tentang keselamatan, dan kita akan bahas “pencobaan” yang merupakan ‘ancaman yang sangat besar’, bahaya yang mengancam keteguhan
DIISI DENGAN KEPENUHAN ROH ALLAHKita sampai pada bagian terakhir dari seri pembahasan mengenai keselamatan. Pada pesan yang lalu kita berbicara tentang kepenuhan. Kita telah lihat bahwa kehidupan Kristen ialah kehidupan dalam kepenuhan. Allah telah memanggil kita untuk diisi dengan kepenuhan-Nya. Hari ini, kita perlu membahas tentang bagaimana kita bisa memperoleh kepenuhan itu. Alkitab memberitahu kita bahwa cara untuk memperoleh kepenuhan tersebut ialah dengan cara diisi. Bagaimana anda bisa menjadi penuh jika anda tidak diisi?Untuk bisa menjadi penuh, kita tahu bahwa kita perlu diisi oleh Roh. Kita perlu dipenuhi.Pada pesan yang lalu, kita meneliti Efesus 3:14-19. Ayat-ayat tersebut merupakan ayat-ayat yang sangat indah di mana Paulus mendaftarkan pokok-pokok doanya bagi jemaat. “Untuk alasan inilah, aku berlutut di hadapan Bapa” — Paulus berlutut untuk mendoakan jemaat. Hal apakah y
Hanya ada dua macam orang di dunia ini. Setiap orang di dalam gedung pertemuan ini, atau yang diluar, masuk dalam dua kategori ini. Kategori pertama terdiri dari orang-orang yang mempunyai Roh Kudus; kategori yang lainnya terdiri dari mereka yang tidak mempunyai Roh Kudus. Dalam kategori mana anda termasuk? Apakah saudara punya Roh Kudus atau tidak? Beberapa orang ada dalam posisi yang menyedihkan karena tidak mengetahui apakah dia punya Roh Kudus dari Allah atau tidak. Lebih parah lagi, beberapa telah diperdaya oleh dirinya sendiri, yang berpikir mereka punya Roh Kudus yang nyatanya tidak punya. Bagaimana situasi saudara? Berpikirlah mengenai hal ini dengan serius.Kedua kategori tersebut dapat juga dilukiskan seperti ini: saudara punya Roh Kudus atau roh Antikristus? Tidak ada setengah-setengah. Oleh karena itu, kalau saudara tidak mempunyai Roh Kudus, berarti saudara hidup di bawah roh Antikristus. Itulah mengapa pesan-pesan Antikr
Kita sekarang masuk ke pesan keempat dari figur yang menakutkan ini, Antikristus. Dalam pesan ini, kita akan menelusuri ayat-ayat Firman Tuhan. Saya harap saudara yang datang ke sini tidak mendengarkan ide-ide saya tetapi mendengarkan Firman Tuhan.Topik Antikristus sangat praktis karena roh Antikristus sudah bekerja dalam gereja hari-hari ini. Saya harap roh Antikristus tidak bekerja dalam hidup saudara yang ada di sini. Dalam hal ini kita tidaklah pasti, tetapi saya sungguh-sungguh berdoa agar roh Antikristus tidak bekerja dalam hati saudara; karena jika iya, saudara tidak akan mendapat bagian dalam hidup yang kekal — walaupun saudara menganggap diri seorang Kristen, walaupun saudara sudah dibaptis, walaupun saudara sudah bertahun-tahun lamanya datang ke gereja. Saya juga mau sampaikan bahwa Antikristus adalah seorang Kristen, yang akan menampilkan diri sebagai seorang Kristen yang super-religius. Menakutkan! Gerombolan antikr
Sekarang kita sampai pada bagian kelima dari pesan Antikristus ini. Saya membawa semua pesan ini secara perlahan-lahan karena kita berurusan dengan sesuatu yang sulit, tetapi subjek yang amat penting. Subjek ini relevan karena kita mungkin akan segera melihat kedatangan Antikristus dan, tidak lama setelah itu, kedatangan Yesus sendiri. Hal ini mungkin akan terjadi sewaktu kita masih hidup,Hari ini saya punya dua point utama. Pertama-tama, Antikristus akan menjadi seorang penyesat yang hebat. Secara otomatis hal ini membawa kita ke point kedua, yang mana bisa dinyatakan dalam sebuah pertanyaan: Bagaimana saudara dan saya dapat menghindar dari disesatkan?ANTIKRISTUS AKAN BERASAL DARI GEREJADalam Perjanjian Baru, kata “antikristus” ditemukan hanya dalam surat Yohanes I dan II. Kita harus melihat dua surat ini untuk mengerti dengan tepat kata “antikristus”. Kita sudah me
Di pesan ini kita akan melanjutkan untuk berbicara tentang kebenaran dan kebangkitan. Apakah saudara tertarik pada kebenaran? Saya harap saudara berada di gereja hari ini karena sungguh-sungguh mencari kebenaran. Kebenaran tidak menarik jika yang saudara kejar adalah kekayaan materi, pekerjaan yang baik, rumah yang nyaman dan hal-hal yang semacam itu. Hal-hal tersebut hanya akan membutakan saudara terhadap kebenaran dan kenyataan. Sebelum saya menjadi Kristen, saya terlalu asyik dengan banyak hal sehingga tidak pernah memikirkan persoalan-persoalan penting yang sesungguhnya, termasuk arti dari hidup ini. Banyak orang mengabaikan masalah seperti ini karena terlalu disibukkan oleh rutinitas sehari-hari dan hanyut dalam segala bentuk penghiburan yang ditawarkan dunia.KEBANGKITAN BERKAITAN DENGAN KEDATANGAN YESUS YANG KEDUAKebangkitan merupakan tema yang paling utama saat berbicara tentang kebenaran. Jika kebangkita
PERKARA YANG PALING PENTING DARI SEGALANYADalam suatu kesempatan sharing, ada beberapa saudara dan saudari seiman yang mengajukan pertanyaan ini: Bagaimana kita bisa tahu kehendak Allah? Saat itu saya memberikan penjelasan yang singkat karena waktu yang terbatas. Ketika saya renungkan lagi pertanyaan ini, saya merasa sangatlah penting bagi saya untuk menjelaskan tentang hal memahami kehendak Allah karena ini adalah pertanyaan yang paling penting di antara segalanya. Jika kita tidak tahu kehendak Allah, tentu saja akan sangat sukar bagi kita untuk bisa melangkah di jalan Allah, dan akibatnya pasti akan sangat berat.Jika saya tidak salah, mungkin ada lebih dari 90% orang percaya yang tidak tahu kehendak Allah, dan mereka juga tidak tahu bagaimana cara memahami kehendak Allah. Ini adalah masalah yang sangat serius dalam kehidupan rohani kita. Saya harap setiap orang di sini bisa melihat dan mempertimbangkan pokok ini dengan seri
Ini adalah pesan kedelapan dari serangkaian pesan tentang Antikristus, dan tujuan dari pesan-pesan tentang Antikristus ini adalah untuk mempersiapkan hati kita untuk apa yang harus segera terjadi. Kita sudah sangat dekat dengan akhir zaman. Hal ini seharusnya disadari oleh setiap orang yang peka pada Tuhan dan pada apa yang sedang terjadi di dunia ini. Akan tetapi, dalam pesan-pesan ini saya tidak mencari sensasi apa pun yang, sayangnya, telah menjangkiti subjek ini — baik dalam buku-buku atau khotbah-khotbah. Saya tidak peduli dengan sensasi; keprihatinan saya adalah tentang apa yang dikatakan Firman Tuhan kepada kita, bagaimana seharusnya sikap hati kita, dan bagaimana kita dapat bersiap untuk menghadapi peristiwa-peristiwa yang sekarang sudah sangat dekat ini.Dalam pesan-pesan sebelumnya, saya telah berbicara tentang kebangkitan dan Antikristus, salib dan Antikristus. Hari ini saya sampai pada sebuah topik yang menyedihkan h
TERKENA KUTUK LEWAT GEREJA?Kemarin saya pergi ke sebuah toko buku dan melihat ada sebuah buku di rak dengan judul yang mengejutkan. Apakah judul dari buku itu? Judulnya berbunyi seperti ini: Damned through the Church (Terkena Kutuk Lewat Gereja). Kata damned (dikutuk, terkena kutuk) bukanlah kata yang terasa sopan, dan anda mungkin tidak berharap untuk menemukan kata ini dalam judul sebuah buku, apalagi dalam buku yang dijual di toko buku Kristen. Jadi, saya mencermati judul buku itu sekali lagi untuk memastikan bahwa saya tidak keliru membaca judul itu. Memang benar, judulnya adalah Damned through the Church (Terkena Kutuk lewat Gereja). Saya terkejut dan membatin, “Wow! Ini benar-benar hal yang luar biasa! Ada buku seperti ini di toko buku Kristen.” Jika buku ini terdapat di toko buku umum, mungkin saya tidak akan terkejut. Saya lalu mengambil buku itu untuk melihat orang gila dari mana yang menulis buku ini, dan saya dapati bahwa bu