Bryan langsung mendekati Jolie tanpa sepatah kata. Kelima jemari kirinya sangat egois meraih tangan kanan Jolie, menyelip ke setiap ruas jemari Jolie tanpa permisi. Dengan sikap tidak ada kesopanan pula Bryan menarik Jolie pergi dari sana tanpa peduli Rebecca—keponakan ipar, termasuk Dena yang menatapnya marah.Hal yang terpenting bagi Bryan saat itu adalah menjelaskan situasi pada Jolie. Dia cemas Jolie salah paham pada situasi beberapa waktu lalu, di mana dia muncul bersama Dena dengan situasi yang tidak mengenakkan. Apalagi Dena melontarkan pernyataan sepihak bahwa Bryan adalah pacarnya.Bryan sangat tidak suka hal-hal seperti itu merusak segala rencananya yang sudah tersusun sempurna.Mata abu-abu Bryan melirik Jolie ketika berada di dalam lift yang bergerak turun. Dilihat dari ekspresi dingin Jolie, Bryan sudah bisa menebak bahwa wanita cantik di sebelahnya itu dalam keadaan buruk.“Semua tidak seperti yang kau pikirkan—”“Bersama? Saling bersandar? It’s a bullshit, Mr. Bryan Mck
“Arghhh! Tidak mungkin! Dia tidak mungkin istrinya Bryan!”Dena melempar vas bunga di dekatnya, melampiaskan luapan emosi di apartemennya. Dia berteriak kencang, tak peduli bagaimana asisten yang sejak tadi mengekori sudah ketakutan akan aksi tempramentalnya.Keadaan apartemen itu sudah kacau, penuh dengan barang-barang yang dilempari oleh Dena. Baik itu yang telah hancur karena berbahan kaca, maupun yang berantakan di lantai. Semuanya Dena lempar demi melampiaskan amarah. Bahkan ketika di perjalanan pulang, Dena sudah sempat melampiaskan emosi lewat teriakan, kalimat makian pada asisten dan sopir yang mengantar.“Bagaimana bisa Bryan menyukai dia? Menikah? Istri?” Dena menggumam sendiri atas ketidakpercaayan diri. “Aku sangat mengenal Bryan. Aku tahu selera Bryan!”Dena menatap asistennya yang gemetaran takut. “Kau mengenal Dokter Jolie, bukan? Siapa yang lebih cantik, aku atau dia?” gertaknya menghardik.“T-tentu saja Anda yang lebih cantik, Nona Dena—”“Lalu mengapa Bryan memilih d
Datar dan tak berekspresi, itu yang Bryan dapatkan setelah mengakui. Tidak ada seberkas ekspresi terkejut di wajah Jayden, dan itu mengejutkan Bryan karena Jayden bertindak di luar prediksi.“Kau mungkin menganggapku berbohong.”“Orang dewasa memang sangat suka berbohong.”Bryan tercengang kaku setelah mendengar perkataan Jayden. Pria tampan itu bahkan tak mampu berkedip menatap Jayden yang menatapnya.Bukankah itu adalah hal yang wajar? Setelah tak pernah muncul, Bryan dengan tiba-tibanya mengakui bahwa dirinya adalah ayah dari anak laki-laki yang sangat mirip dengannya. Bahkan jika itu bukan Jayden, jika Bryan mengakui pada orang dewasa pun kejadian serupa akan terjadi.Bryan memaklumi Jayden. Tetapi, Bryan tidak kehilangan akal meyakinkan Jayden. “Aku sudah mendengar dari Zoey apa yang ibu kalian katakan mengenai aku.”“Apa yang Zoey katakan?”“Itu adalah rahasiaku dengan Zoey.” Bryan tersenyum tipis sembari mengganti posisi duduknya bersandar nyaman. “Aku sudah memberimu sebuah ra
“Bobby juga harus meminta maaf padaku.”Suara Jayden yang terdengar menuntut itu telah menyita perhatian setiap orang di sana. Jolie beserta Bryan langsung menoleh ke belakang dan mendapati putra mereka sedang berjalan menghampiri.Bryan sendiri cukup terkejut melihat kehadiran Jayden yang datang tiba-tiba. Putranya itu sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ingin mengikuti Bryan.“K-kenapa ... kenapa a-aku harus minta maaf padamu?” cecar Bobby tergagap.Jayden lebih dahulu duduk di sebelah Bryan. Kebetulan hanya sisi itu yang tersisa pada sofa panjang yang sedang Bryan dan Jolie duduki. “Kau selalu mengejek aku dan Zoey dengan sebutan anak haram yang tidak punya ayah.”Setelah melihat Bobby yang memucat takut akibat pengakuannya, Jayden menoleh kepada Bryan. Jemarinya yang semula ragu telah berakhir memegang tangan Bryan.“Kau lihat?! Daddy-ku sudah datang! Kau masih mau mengejekku?” Jayden bertambah kejam menyalahkan Bobby.Seketika orang tua Bobby langsung mendelik kejam pada Bo
Notifikasi telepon masuk telah membungkam Bryan yang ingin bersuara. Nadanya yang panjang sangat menuntut pria itu agar tidak mengabaikannya.“Mungkin itu panggilan penting,” Jolie berkomentar dingin sembari melepaskan diri dari sergapan kedua tangan Bryan. “Sejak tadi kau sudah mengabaikan pekerjaanmu. Mungkin saat ini kau sudah sangat dibutuhkan,” lanjutnya mendesak.Saat berhasil mengeluarkan handphone dari saku celana, Bryan terpaksa menjawab panggilan telepon yang berasal dari Pete. Orang kepercayaanya itu tidak mungkin mengganggu Bryan jika tidak ingin menyampaikan sesuatu hal yang penting.Bryan memalingkan wajah, pun menjauh dari Jolie demi leluasa menjawab telepon masuk itu. Sayangnya, Bryan belum sempat menjawab ketika berhasil menyudut di sudut yang dinilai aman.Tak lama berselang Bryan menerima sebuah chat dari Pete yang memuat sebuah screenshot—yang menaikkan emosional.*Diam-diam Dena Osborne telah bertunangan dengan Bryan Mckinney—konglomerat sekaligus banker ternama.*
Lambaian tangan dan senyuman manis dari Jolie mengantarkan kepergian Jayden menuju tempat les basket. Kedua tangannya yang melambai telah turun, senyuman manis pun memudar. Bibir cantik Jolie berakhir menghela napas kasar.Wanita cantik itu memutuskan masuk ke dalam rumahnya setelah mobil yang ditumpangi Jayden tak lagi terlihat. Langkah kaki Jolie menuju ke ruangan kerjanya, dia ingin memeriksa handphone yang ditinggalkan di sana. Pasti sudah banyak notifikasi masuk selama Jolie mengabaikannya.Dugaan itu benar sepenuhnya. Jolie terkejut melihat banyaknya keterangan panggilan telepon masuk yang tak terjawab. Itu bukan hanya berasal dai stephanie, melainkan dari Rebecca yang sudah berpuluh kali menghubungi.Saat Jolie ingin memeriksa sederet chat yang masuk, Rebecca yang kembali menghubungi menghalangi keinginan Jolie.“Ya, Becca—”“Kau ke mana saja, Jolie? Sejak tadi aku menghubungimu!” Rebecca mencecar cepat dengan nada kesal begitu kental.“Aku tadi sedang membantu Jayden bersiap b
~ Beberapa menit sebelumnya ~Saat tiba di lokasi tujuan, Jolie semakin yakin pada kecurigaannya. Wanita yang masih berada di dalam mobil itu menatap gedung besar, di mana gedung itu merupakan penthouse milik Bryan.Dena pasti memiliki rencana ingin mempermalukan Jolie.Jolie merasa tak salah pada pemikiran itu. Mengingat bagaimana piciknya Dena, sudah pasti dia memikirkan sebuah rencana yang mengejutkan. Apalagi dia meminta Jolie menemuinya di kediaman Bryan, Dena pasti merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan pemberitaan mereka.Jolie tak peduli. Jika Dena yang tak tahu malu itu memaksakan kehendak, Jolie pun akan bersikap sama. Demi Zoey, Jolie akan melakukan apa pun dan tak akan mengizinkan siapa pun merusak niatannya untuk menyelamatkan nyawa putrinya.Tok tok tok!Jolie berpaling ke sisi kiri di mana seseorang mengetuk kaca jendela pintu mobilnya. Tatapannya sinis, seperti menunjukkan rasa tidak suka yang begitu angkuh kepada asisten Dena—seseorang yang mengetuk.“Saya akan me
Kedua tangan Dena sudah mengepal kencang, sudah gemetaran karena menahan emosi yang terkumpul penuh. Sementara itu matanya telah membelalak penuh kebencian pada Jolie yang menghina lewat senyuman manis di pelukan Bryan.Batin Dena merutuk kesal, seharusnya posisi Jolie itu sedang diperankan oleh dirinya. Bahwa dia yang seharusnya bersandar tenang di pelukan kemudian tersenyum manis menghina Jolie.Semuanya berubah dan tak berjalan sesuai rencana. Dena sudah mempersiapkan perangkap untuk menghina dan mempermalukan Jolie. Akan tetapi, realitanya malah Dena yang terjebak dalam perangkapnya sendiri.“Harusnya aku menyingkirkanmu dengan kejam sejak dulu agar kau tidak kurang ajar seperti sekarang.” Bryan dengan sengaja mengucapkan lambat-lambat setiap kata yang penuh ancaman dan hinaan itu, sampai-sampai gerahamnya menggemeretak akibat emosi.Pria tampan itu mengeluarkan handphone dari saku celana depan tanpa melepaskan Jolie dari pelukan tangannya. Tanpa menghentikan sorot mata tajam yan