“Bobby juga harus meminta maaf padaku.”Suara Jayden yang terdengar menuntut itu telah menyita perhatian setiap orang di sana. Jolie beserta Bryan langsung menoleh ke belakang dan mendapati putra mereka sedang berjalan menghampiri.Bryan sendiri cukup terkejut melihat kehadiran Jayden yang datang tiba-tiba. Putranya itu sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ingin mengikuti Bryan.“K-kenapa ... kenapa a-aku harus minta maaf padamu?” cecar Bobby tergagap.Jayden lebih dahulu duduk di sebelah Bryan. Kebetulan hanya sisi itu yang tersisa pada sofa panjang yang sedang Bryan dan Jolie duduki. “Kau selalu mengejek aku dan Zoey dengan sebutan anak haram yang tidak punya ayah.”Setelah melihat Bobby yang memucat takut akibat pengakuannya, Jayden menoleh kepada Bryan. Jemarinya yang semula ragu telah berakhir memegang tangan Bryan.“Kau lihat?! Daddy-ku sudah datang! Kau masih mau mengejekku?” Jayden bertambah kejam menyalahkan Bobby.Seketika orang tua Bobby langsung mendelik kejam pada Bo
Notifikasi telepon masuk telah membungkam Bryan yang ingin bersuara. Nadanya yang panjang sangat menuntut pria itu agar tidak mengabaikannya.“Mungkin itu panggilan penting,” Jolie berkomentar dingin sembari melepaskan diri dari sergapan kedua tangan Bryan. “Sejak tadi kau sudah mengabaikan pekerjaanmu. Mungkin saat ini kau sudah sangat dibutuhkan,” lanjutnya mendesak.Saat berhasil mengeluarkan handphone dari saku celana, Bryan terpaksa menjawab panggilan telepon yang berasal dari Pete. Orang kepercayaanya itu tidak mungkin mengganggu Bryan jika tidak ingin menyampaikan sesuatu hal yang penting.Bryan memalingkan wajah, pun menjauh dari Jolie demi leluasa menjawab telepon masuk itu. Sayangnya, Bryan belum sempat menjawab ketika berhasil menyudut di sudut yang dinilai aman.Tak lama berselang Bryan menerima sebuah chat dari Pete yang memuat sebuah screenshot—yang menaikkan emosional.*Diam-diam Dena Osborne telah bertunangan dengan Bryan Mckinney—konglomerat sekaligus banker ternama.*
Lambaian tangan dan senyuman manis dari Jolie mengantarkan kepergian Jayden menuju tempat les basket. Kedua tangannya yang melambai telah turun, senyuman manis pun memudar. Bibir cantik Jolie berakhir menghela napas kasar.Wanita cantik itu memutuskan masuk ke dalam rumahnya setelah mobil yang ditumpangi Jayden tak lagi terlihat. Langkah kaki Jolie menuju ke ruangan kerjanya, dia ingin memeriksa handphone yang ditinggalkan di sana. Pasti sudah banyak notifikasi masuk selama Jolie mengabaikannya.Dugaan itu benar sepenuhnya. Jolie terkejut melihat banyaknya keterangan panggilan telepon masuk yang tak terjawab. Itu bukan hanya berasal dai stephanie, melainkan dari Rebecca yang sudah berpuluh kali menghubungi.Saat Jolie ingin memeriksa sederet chat yang masuk, Rebecca yang kembali menghubungi menghalangi keinginan Jolie.“Ya, Becca—”“Kau ke mana saja, Jolie? Sejak tadi aku menghubungimu!” Rebecca mencecar cepat dengan nada kesal begitu kental.“Aku tadi sedang membantu Jayden bersiap b
~ Beberapa menit sebelumnya ~Saat tiba di lokasi tujuan, Jolie semakin yakin pada kecurigaannya. Wanita yang masih berada di dalam mobil itu menatap gedung besar, di mana gedung itu merupakan penthouse milik Bryan.Dena pasti memiliki rencana ingin mempermalukan Jolie.Jolie merasa tak salah pada pemikiran itu. Mengingat bagaimana piciknya Dena, sudah pasti dia memikirkan sebuah rencana yang mengejutkan. Apalagi dia meminta Jolie menemuinya di kediaman Bryan, Dena pasti merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan pemberitaan mereka.Jolie tak peduli. Jika Dena yang tak tahu malu itu memaksakan kehendak, Jolie pun akan bersikap sama. Demi Zoey, Jolie akan melakukan apa pun dan tak akan mengizinkan siapa pun merusak niatannya untuk menyelamatkan nyawa putrinya.Tok tok tok!Jolie berpaling ke sisi kiri di mana seseorang mengetuk kaca jendela pintu mobilnya. Tatapannya sinis, seperti menunjukkan rasa tidak suka yang begitu angkuh kepada asisten Dena—seseorang yang mengetuk.“Saya akan me
Kedua tangan Dena sudah mengepal kencang, sudah gemetaran karena menahan emosi yang terkumpul penuh. Sementara itu matanya telah membelalak penuh kebencian pada Jolie yang menghina lewat senyuman manis di pelukan Bryan.Batin Dena merutuk kesal, seharusnya posisi Jolie itu sedang diperankan oleh dirinya. Bahwa dia yang seharusnya bersandar tenang di pelukan kemudian tersenyum manis menghina Jolie.Semuanya berubah dan tak berjalan sesuai rencana. Dena sudah mempersiapkan perangkap untuk menghina dan mempermalukan Jolie. Akan tetapi, realitanya malah Dena yang terjebak dalam perangkapnya sendiri.“Harusnya aku menyingkirkanmu dengan kejam sejak dulu agar kau tidak kurang ajar seperti sekarang.” Bryan dengan sengaja mengucapkan lambat-lambat setiap kata yang penuh ancaman dan hinaan itu, sampai-sampai gerahamnya menggemeretak akibat emosi.Pria tampan itu mengeluarkan handphone dari saku celana depan tanpa melepaskan Jolie dari pelukan tangannya. Tanpa menghentikan sorot mata tajam yan
Jolie masih dibuat takjub oleh Bryan. Bahkan ketika mereka dalam perjalanan menuju rumah sakit, jantung Jolie masih berdebar-debar kencang tak keruan. Bahkan di balik sikap tenangnya, Jolie sembunyi-sembunyi melirik Bryan yang fokus menyetir di sebelahnya. Dia masih menganggap semuanya seperti mimpi. Sikap hangat Bryan, ciuman manis yang menggairahkan serta lamaran tulus yang Bryan ucapkan menggetarkan jiwa seorang Jolie.Jolie juga tak melupakan bagaimana mata tajam Bryan yang mengaku cemburu, seolah-olah Jolie miliknya yang mutlak. Jika bisa disimpan, Jolie ingin menangkupnya dalam satu genggaman. Namun, ada batu kerikil yang mengganjal hati mengenai perubahan sikap Bryan. Jolie merasa takut jika Bryan kembali seperti dulu di mana awal-awal kedekatan mereka.Bukankah Bryan begitu manis sampai Jolie percaya sepenuhnya?“Apa yang kau pikirkan?” Bryan sengaja memecahkan keheningan diantara mereka. “Sejak tadi kau terlihat memikirkan sesuatu. Apa kau ragu padaku?”Jolie hanya diam dan t
~ Beberapa hari kemudian ~Bryan telah melakukan pemeriksaan yang menyatakan bahwa dia bisa mendonorkan sumsum tulang belakang. Kondisi tubuhnya juga dinyatakan sehat. Namun, Bryan disarankan tetap menjaga kesehatan sampai operasi dilaksanakan.Kabar baik itu Jolie sampaikan secara langsung kepada Zoey. Bahwa putri cantiknya itu akan segera sembuh setelah menjalani operasi transplantasi sumsum tulang belakang. Jolie juga mengatakan jika Bryan yang memberikan sumsum tulang belakangnya kepada Zoey.Zoey sangat senang. Apalagi ketika Jolie memberi tahu bahwa Bryan adalah ayah kandungnya, Zoey tak habis-habisnya tersenyum bahagia. Sebab orang yang menyelamatkannya adalah ayah yang sangat dirindukan.Kabar bahagia itu juga Jolie beritahukan kepada orang tuanya. Mereka sangat bahagia, namun kemudian terkejut ketika Jolie memberi tahu Bryan adalah ayah kandung dari anak-anaknya.Hari itu adalah hari di mana Jolie dan Bryan datang ke rumah orang tuanya Jolie. Mereka datang di waktu makan sian
Deg! Jantung Bryan terasa sakit saat melihat sorot mata kepedihan Daroll, seperti tertusuk pisau dan merobek jantungnya. Pria tampan itu menatap mata Darrol penuh dengan rasa haru dan tekad. “Terima kasih, Tuan Darrol. Aku janji akan menjaga Jolie dengan sepenuh hati dan memberinya cinta sebesar-besarnya. Dia adalah harta berharga bagiku. Aku tidak akan mengulangi kebodohanku lagi—menyakiti Jolie.”Darrol mengangguk perlahan, ekspresinya berkecamuk pada kelegaan dan kekhawatiran. “Aku akan memisahkanmu dari Jolie beserta anak kalian jika kau mengingkari janji. Jagalah Jolie dengan baik dan jangan biarkan dia merasa sendirian. Anak beserta cucuku adalah jantung duniaku.”Bryan tersenyum tipis dalam keheningan yang menggantung. Dia dengan sengaja mengulurkan tangan guna berjabat tangan kepada Darrol. “Anda bisa membunuhku jika ingkar janji, Ayah Mertua.”Darrol berdecih sinis, sementara sorot matanya terang-terangan mengejek Bryan yang semakin percaya diri mengulas senyuman. Dia menyam