Episode 4
Reynal telah terbusa-busa air liurnya. Tak lain karena ajakan untuk berlendir semalam suntuk yang mengalir dari mulut Prasti. Menurut Reynal, ajakan ini bisa jadi ada seriusnya. Sebab sebagian wanita, ketika sudah merasa nyaman pada seseorang lelaki, maka dengan mudah ia menyerahkan raganya seluas perasaan.Tapi Reynal juga curiga, bisa jadi ini adalah cara Prasti mengukur kemurnian hatinya, apakah memang betul-betul hanya ingin membantu atau karena ada urat di balik celana.Dengan berat hati, Reynal memilih untuk menolak. Karena tujuan utama menemui Prasti bukan untuk mengenyam kelezatan tubuhnya, tapi untuk sebuah misi. Bila ajakan ini dia terima, maka tamat sudah riwayat misi itu, karena Reynal akan dililit jerat indahnya hubungan terlarang.Sekali lagi, Reynal tak bisa berbohong pada dirinya, bahwa dia memang tergiur ajakan aduhai itu. Bagaimana tidak “bibir telah di tepi cawan”. Artinya, menu favorit sudah di depan mulut, tinggal mendorong sedikit saja lalu dikunyah. Maka kelezatan itu akan dia nikmati setinggi rasa.Bagi lelaki normal, mustahil tidak menetes air liurnya ketika ajakan tidur bersama tersiar dari mulut Prasti, wanita separuh bule ini. Mustahil pula, kucing lapar tidak keluar air seleranya ketika sudah berada di depan ikan asin.Sadar akan terjebak ke dalam lubang beranjau, Reynal lekas membuka tas kecilnya untuk mengeruk duapuluh lembaran warna merah. Inilah bahan dan senjata terbaik yang mampu memusnahkan ajakan Prasti.Reynal menyerahkan uang dua juta rupiah, Prasti tersenyum.“Trus, gimana? Tetap tak boleh aku tidur sama Abang?“Tak usah” Reynal tersenyum dalam mulut masih berbusa" Waduh"“Sekarang saya antar kamu pulang ya?”“Abang mau antar aku kemana?”“Ya, ke tempat kos kamulah”“Bang, aku udah tak punya tempat kos. Aku diusir pemilik kos, udah tiga bulan ngga bayar”Reynal terdiam sejenak. Reynal tidak percaya seutuhnya apa yang keluar dari mulut Prasti selama pertemuan tadi. Tapi soal Prasti tidak punya tempat kos, Reynal percaya. Sebab Prasti tak punya uang.Reynal tak ingin, setelah berpisah dengannya, Prasti pergi ke mana angin membawanya saja malam ini. Bagai layang-layang putus yang meluncur ke mana arah angin berembus saja.“Hmm, begini. Karena saya ada urusan, tak mungkin nyari tempat kos, sekarang kamu saya sewakan kamar hotel untuk dua malam. Mau?”“Mau, Bang”Reynal dan Prasti bergerak ke arah Jakarta. Di perjalanan, Reynal membuka aplikasi layanan hotel. Dia memesan kamar dan langsung membayarnya. Tak lama kemudian Reynal berhenti di depan hotel yang sudah dipesan kamarnya itu.“Pras. Ini hotelnya, kamu masuk kamar 114. Kamu cukup melaporkan ke resepsionis”“Iya, Bang”“Dua hari lagi, satu jam sebelum cek out, saya ke sini. Bila kamu tidak saya temukan di sini, jangan harap kamu akan bisa bertemu saya untuk selanjutnya”“Iya, bang”Reynal dan Prasti berpisah dengan saling tersenyum. Prasti masuk hotel dan Reynal menuju tempat tinggalnya.Kawan,Belum bisa diyakini sepenuhnya bahwa Reynal otaknya jernih dalam misi ini, walau kepalanya tak pernah absen sujud dalam solat lima waktu.Hari ini dia sengaja bertemu Prasti bersunyi-sunyi hanya untuk merekam pembicaraan sebagai bahan perbandingan dengan apa yang telah ia terima dari orang lain tentang Prasti.Satu hal, Reynal tahu persis lelaki yang menghamili Prasti. Dia orang dekat. Reynal kenal lelaki itu, dan lelaki itu kenal Reynal. Tapi, lelaki tukang hamili Prasti itu tidak tahu kalau yang menyelamatkan anaknya sebenarnya adalah Naldi yang kini menyamar jadi Reynal.Informasi yang didapat Reynal sebelumnya, Prasti hamil setelah berlibur selama seminggu di ujung pulau Sulawesi. Di pulau itulah lelaki penjahat kelamin tersebut dan Prasti memproduksi anak yang enam bulan lalu dilahirkan.Dia tidak menyangka benih itu tumbuh menjadi janin, sehingga ia menyebut kehamilan itu sebagai hubungan badan yang berhasil. Sementara kabar yang diterima langsung dari mulut Prasti tadi, dia hamil setelah diperkosa.Lalu informasi tentang Prasti beringas bila ditatap lama-lama. Reynal agak percaya pada mulut Prasti. Tapi juga ragu sebab informasi yang dia dapat sebelumnya mengatakan, bahwa yang benar adalah Prasti berubah bringas bila hanya ditatap lama-lama. Sebab, yang dia inginkan adalah siapkan rupiah dan ajak dia segera, bukan hanya ditatap.Area sensitif Prasti gampang dipesan, yang penting harga cocok. Prasti tidak pernah diperkosa, dia selalu memberi persembahan sepenuh hati setelah lembaran rupiah dihamburkan lelaki dan terbang ke ke tangan Prasti serupa kupu-kupu.Pengakuannya pada Reynal, Prasti tidak mau ditatap lama-lama sebab tak suka orang tergiur hanya karena tubuh. Ia rindu orang menjadi dekat dengannya sebab kepribadian yang dia miliki. Reynal, tentu harus mencari mana yang benar dari dua informasi yang berseberangan ini.Informasi lain yang didapat Reynal bahwa Prasti sempat kuliah di jurusan Hubungan Internasional di salah satu Universitas ternama Jakarta. Mentalnya rusak setelah diajak temannya ke dunia modeling. Di sana Prasti bertemu wanita berwajah super model yang mampu menghasilkan uang dengan cara yang enak.“Lu, potensial Prasti” kata salah satu seniornya di modeling“Makasih kak”“Tinggi, putih, hidung mancung dan wajah bule”“Makasih Kak”“Nanti malam ikut aku ya?!”“Makasih kak” jawab Prasti luguPrasti menyangka dia adalah wanita potensial untuk menjadi super model. Rupanya, potensial menjadi wanita laris manis di mata para lelaki pembeli daging terjepit.Akhirnya Prasti putus kuliah dan Mama dan Papanya marah luar biasa. Hingga kini, setelah empat tahun berlalu, Prasti tak pernah pulang ke Surabaya, tempat mama dan papanya bermukim. Begitu informasi yang didapat Reynal.Tapi, lagi-lagi Reynal harus mencari kebenaran yang sesungguhnya. Jujur, Reynal ragu pada informasi terakhir ini.Lalu Lelaki flamboyan, siapakah dia?.Dia bukan pemeran utama dalam permainan kelas tinggi ini. Dia tidak sehebat gayanya. Lelaki ini beserta dua anggotanya tak lebih hanya orang suruhan lelaki yang telah membuat Prasti beranak itu.Mereka dapat tugas khusus mencari keberadaan Reynal. Perintahnya ganas: Setelah anak berhasil di ambil, habisi Reynal dan habisi pula Prasti. Alokasi waktunya tidak lama-lama, hanya seminggu dan anak sudah harus berada di tangan bapaknya. Kemudian, satu jam setelahnya, Reynal dan Prasti sudah harus jadi mayat.Reynal mengetahui ancaman ini. Maka sekuat cara ia lakukan agar tidak berhasil ditemukan oleh lelaki penjahat kelamin itu. Bila Reynal berhasil ditemukan, maka peluang bayi enam bulan dan ibunya terbvnuh akan tercipta.Selagi Reynal tidak bisa ditemukan maka Prasti dan anaknya aman. Bagi penjahat kemaluan itu, ketiga orang ini harus habis, tidak boleh ada yang tersisa agar dia aman. Satu saja tersisa maka dia masih terancam.Mengapa ketiga orang ini harus dihabisi, perlu penelusuran lebih lanjut.Tapi, melenyapkan tiga orang itu dari muka bumi memang telihat sangat penting bagi bapak haram anak Prasti ini. Sehingga Lelaki Sok Flamboyan beserta anggota bekerja siang malam selama 7x24 jam.Sekecil apapun informasi tentang Reynal, jam berapapun didapat, maka dia dan dua anggotanya langsung turun ke lapangan.Contohnya saat ini, Lelaki Sok Flamboyan beserta anggota masih bertahan dekat pelabuhan Tanjung Priuk. Sudah hampir tiga jam menunggu Reynal pulang ke rumahnya, mereka tetap sabar. Sebab mereka sangat yakin pada info bersih dari mulut Joy, lelaki bertato. Uang tiga juta rupiah sebagai jasa informasi penting itu juga telah diserahkan pada Joy.“Bang, udah hampir jam empat, Bang. Bisa kami ke rumah Reynal?”“Hmmm, oke. Sepertinya sudah di rumah nih, mungkin lewat jalan belakang dianya”“Yang mana rumahnya, Bang” Desak Lalaki Sok Flamboyan“Itu kan ada rumah cat putih tuh, sebelahnya nanti ada gang, masuk ke dalam sejauh 50 meter, rumahnya sebelah kiri cat kuning, pagarnya merah. Ada batang rambutan di halamannya”“Oke, Bang, siip”Lelaki Sok Flamboyan masuk mobil bersama anggota untuk langsung menuju lokasi. Gang samping rumah bercat putih mereka temui terlalu sempit, tak mungkin dilewati mobil. Sehingga mobil terpaksa diparkir di samping gang saja.Mirip bandit film kartun, Lelaki Sok Flamboyan berjalan paling depan menuju rumah Reynal. Dua anggota bermuka sangar berjalan tegap, walau yang satunya masih merasakan gilu di perut akibat tendangan k****u kuli panggul pelabuhan.Mereka sampai di depan rumah yang dituju.“Ini sepertinya komandan, cat kuning, pagar merah dan itu pohon rambutannya. Ya pasti ini komandan” anggota yang agak sehat begitu yakin.“Kenapa rumahnya jelek gini. Ngga mungkin Reynal punya rumah sejelek ini. Tak mungkin orang yang mengaku dan mengambil anak Prasti semiskin ini!?”“Tapi, Cuma ini rumah yang sesuai dengan informasi, komandan” kata anggota yang meringis menahan perut ngilu.‘Iya, komandan, rumah samping kiri dan kanan juga yang depan, tak satupun sesuai dengan informasi” kata anggota agak sehat itu lagi untuk menyakinkan.“Oke, kita coba masuk”Mereka melangkah masuk, anggota yang perut ngilu bertugas mengetuk pintu.“Selamat siang. Selamat siang Pak, Bu”“Yups, walaikumussalam” Penghuni rumah bergegas menuju pintu dan membukanya. Dia seorang lelaki bertubuh kurus kerempeng kurang daging. Tak bebaju hingga tulang rusuknya tampak tersusun.“Ada apa, Pak?”“ Apa ini rumah Reynal?“Iya, Pak. Rinal Pak, bukan Reynal ”“ Kerja bapak apa?”“ Jual Mie Ayam pakai gerobak, Pak?”Mereka para bandit film kartun ini saling tatap dan geleng geleng. Tanpa permisi mereka berbalik arah sambil garut-garut kepala.Lelaki Sok Flamboyan, benar-benar tak lagi Flamboyan, jalannya sudah berubah serupa lelaki penderita burik. Kakinya mengangkang. Jas Hitam yang dikenakan baunya sudah mirip kain bekas kencing kucing, sebab sudah tiga hari tak ditukar. Entah sudah berapa liter keringat dan debu yang menempel.“Komandan, kita temui lagi Abang yang tadi. Minta lagi duitnya komandan. Sialan tu”“Harus, harus.”Mereka bergegas untuk segera sampai di mobil dan langsung berputar arah ke tempat tadi bertemu Joy. Sampai di lokasi, apa hendak dikata, Joy telah menghilang dan mengintip dikejauhan sambil menelpon seseorang.“Halo pak Naldi, kijang sudah masuk perangkap. Kita dapat duit tiga juta nih”“Kalian bagi rata saja bertiga, oke. Nanti malam saya tambah”“Oke, Pak Naldi”Ternyata tiga orang yang ditemui adalah orang-nya Reynal alias Naldi Jamain semua. Joy, teman Joy dan lelaki yang mengubah sementara nama menjadi Rinal telah membuat skenario. Mereka ini pula yang menciptakan informasi lelaki berjaket, menyandang ransel serta bertopi ada di pelabuhan.Reynal sebenarnya memiliki satu lagi anggota yang terbilang jenius. Hingga kini belum menampakkan diri. Dialah orang yang tadi pagi berhasil mencari nomor kontak Prasti dan memberitahunya pada Reynal.Komandan lapangan, si bandit film kartun itu memang tak layak lagi disebut Lelaki Flamboyan. Lebih cocok dipanggil Cimpin, sesuai ukuran pantatnya yang amat tipis, kebetulan tertolong baju jas saja hingga pantatnya terlihat agak tebal. Cimpin langsung melapor pada bosnya, si bapak jalur haram anak Prasti itu dengan tangan menggigil.“Selamat malam Pak Brully”“Ya, sekarang langsung bawa anakku itu ke sini. Setelah itu habisi Reynal dan Prasti”‘Maaf Pak Brully, informasi yang tadi diterima tak akurat Pak”"Maksudnya!!?"“Reynal yang kami amankan, ternyata tukang jual Mie Ayam. Namanya bukan Reynal, tapi Rinal”“Dasar tolol kalian, pulang!!”“Ya, Pak”Ya, bapak dari anak yang dilahirkan Prasti bernama Brully.***Di kamar hotel, Prasti duduk di lantai sudut kamar. Kedua tangannya di dagu dan wajahnya tidak ceria. Jauh berbeda dengan wajah saat bersama Reynal tadinya.Susah menebak kepribadian Prasti. Terlalu pagi untuk menyimpulkan siapa wanita separuh bule ini.Dia tampak tak punya masalah dan hepi-hepi saja selama setengah hari di samping Reynal, tapi murung ketika dalam kesendirian.Mengapa dia tidak mencari Brully untuk mempertanggungjawabkan perbuataannya. Atau dia benar-benar tidak kenal Brully. Bila Prasti tidak kenal Brully, besar kemungkinan Prasti memang diperkosa ketika mabuk dan dengan demikian pengakuannya pada Reynal adalah benar. Tapi, kalau dia hamil setelah berlibur di sebuah pulau di Sulawesi tentu dia sangat mengenal siapa orang yang menghamilinya.Sementara Brully, tentu sudah pasti mengenal Prasti, wanita yang membesarkan janin anaknya itu. Mengapa bukan Prasti yang dicari Brully untuk menemukan anaknya?***Di lain tempat pula, bayi enam bulan yang keluar dari perut Prasti sedang diberi makanan seorang wanita muda. Dia tampak begitu bahagia merawat bayi lelaki yang diberi nama Sakti Rama Bakti.Badan Sakti bugar dan sudah menampakkan tanda-tanda kegantengan. Sakti terlihat ceria sore ini, sudah mulai pandai tertawa kecil. Kulit, hidung, mata dan rambut mirip ibunya. Mungkin hanya alat pipis saja yang mirip bapaknya.Reynal menemui anggotanya malam ini. Menyerahkan bonus atas kesuksesan bersandiwara pada Trio Pelabuhan atas prestasinya mengibuli kawanan Bandit Film Kartun alias Lelaki Sok Flamboyan di Tanjung Priuk.Tak lama, hanya 10 menit saja, Reynal langsung menuju kawasan Pulogadung. Di sana, di sebuah rumah kecil Reynal telah ditunggu seorang lelaki. Rambutnya panjang, dia bukan orang biasa.Apa sedang mereka lakukan?Apakah, mereka berencana sebelum Brully menghabisi ketiganya, Reynal akan menghabisi Brully terlebih dahulu?Episode 5Adu jurus antara Reynal dan Brully sebenarnya telah berlangsung agak lama. Gendrang perang itu telah ditabuh sejak Prasti hamil 2 bulan. Reynal memutuskan turun ke medan laga demi sebuah misi. Niat mulia untuk menyelamatkan anak yang akan dilahirkan Prasti.Sebab Reynal mendapatkan kabar yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Bahwa Brully, orang yang dia kenal dekat itu, akan membunuh anak dalam perut Prasti. Dengan syarat, apabila yang keluar nantinya berjenis kelamin laki-laki.Reynal tak mungkin membiarkan perilaku bi4dab ini berlaku pada anak yang tidak berdosa. Di mata Reynal, Brully sejenis generasi penerus Firaun, takut pada anak laki-laki yang kelak mengancam nyawa dan kekuasaannya. Reynal menyatakan siap untuk bertarung adu strategi dalam misi penyelamatan anak manusia ini.Reynal berada pada posisi yang lebih beruntung, karena dia mengenal Brully, sementara Brully tak kenal siapa lawannya. Meskipun Reynal adalah Naldi teman dekatnya sendiri.Di mata Reynal, kelaku
Episode 6Tubuh dukun yang sudah dihuni Jin keparat itu mengambil pisau kecil dan mencelupkannya ke nampan berisi air.“Ohhhhh. Anaaakkmu ituuu tak jauuuh dari tempat tinggallmuuuu.Araaah timuuur darii rumahmu. Diipeeliihaaraa seorang ibuu-ibuuu”“Orang yang mencuri siapa, Mbah?“Ju..ggga tak jauh dari rumah..muu, temaanmu juggaa. Kulitnya hitaam, rambuutnnya jaranng”‘Makasih, Mbah”“ketika kamu sudaah ketemmuu anakmuu. Habisi dia, habisi orang yang mendampingi wanitta itu, habisiii ibuunya dan habisiis wanita yang memeliharanyaaa.Titah keempat sudah keluar, naik pula tingkatnya: Setelah menghabisi anak, habisi Reynal, kemudian habisi Prasti dan terakhir habisi wanita yang memelihara anak itu.Setelah memberi informasi singkat, Jin keparat langsung pergi dan tubuh kembali dipakai sang dukun berjanggut pirang. Brully meninggalkan seikat uang yang dibungkus dengan celana bekas pakai anak perawan, tiga lapis.Entahlah, apakah yang datang itu benar-benar jin penguasa gunung Bromo, atau
Inilah Bandung, Kota Kembang berhawa sejuk. Tidak seperti Jakarta yang panas menjerang kulit sepanjang hari. Tempat bagi banyak orang mencari keceriaan, ketika telah lelah berhadapan dengan kemelut batin metropolitan. Inilah kota yang malam ini menjadi saksi antara Reynal dan Prasti. Kota yang akan menguji sekuat apa Reynal bisa bertahan dari hempasan gelombang hasrat. Juga sekuat apa Reyhal menjinakkan selera liar laki-laki ketika telah berduan dengan Prasti, wanita super cantik, separuh bule itu. Tak ada yang menghalangi mereka tidur berdua. Petugas resepsionis tak akan menanya prihal surat nikah mereka. Semua kemudahan untuk bisa berada dalam kamar yang sama tentu tebuka lebar. Memang, mereka datang ke kota ini bukan untuk bercampur keringat. Bukan untuk Reynal mencoba keindahan raga Prasti dari ujung rambut hingga telapak kaki. Juga bukan untuk mencoba kelegitan gawang “made in” Inggris itu. Selalu,Tak dapat diterka kejadian-kejadian unik ketika kaum adam dan kaum hawa berada
Prasti tetap mendesak agar Reynal mau membuka pintu. Sementara Reynal tetap menolak, karena dia tahu bahwa pertahanannya akan segera rubuh bila matanya kembali melihat tubuh Prasti yang aduhai berbalut kain tipis itu.Prasti di luar kamar tetap mengetuk-ngetuk pintu.Dia beralasan takut kembali ke kamarnya karena dihantui mimpi buruk. Reynal tetap pula mendesak agar Prasti kembali ke kamarnya. Tapi, Prasti malah memekik-mekik untuk tetap dibukan pintu. Reynal khawatir, suara Prasti didengar penghuni kamar lain. Sambil menunduk Reynal membuka pintu secara perlahan. Mulut Reynal dengan penuh permohonan membujuk Prasti untuk kembali ke sebelah.Prasti menyerah saat Reynal menggiringnya kembali ke kamar sebelah. Reynal menunduk agar matanya tak melihat tubuh Prasti yang berbalut kain tipis itu. Tapi Prasti melakukan sesuatu sesampai di pintu kamar. Prasti tiba-tiba menarik tangan Reynal untuk masuk ke kamarnya. Dengan segap Prasti langsung menutup pintu dan berdiri membelakang pintu kamarn
Prasti dan Naldi kini berada di lobi hotel. Mereka memutuskan keluar hotel lebih cepat dari jadwal. Tak bisa dipastikan apakah mereka mandi keramas atau tidak pagi tadi. Sehingga kita tidak mendapat gambaran apa yang terjadi setelah kamera dilarikan keluar ruangan. Apakah terjadi adu pinalti atau tidak, kita tak tahu. Atau pinalti ada, tapi tak pernah gol.Rasanya tak mungkin campur keringat tidak terjadi semalam. Sebab, sangat mustahil ketika sepasang anak manusia sudah berada dalam satu kamar, lalu tidak melakukan pergulatan raga. Apalagi, saat saat terakhir, ketika Reynal memutuskan membuka mata karena telah lelah menahan mata terpejam terlalu lama, Prasti dilihatnya tidak lagi menggunakan baju. Hanya tersisa penutup dada saja.Siapa saja lelakinya, tidak akan bisa munafik untuk tidak tergoda dan terbuai dalam situasi yang penuh dengan sensasi dan membuai syahwat ini. Pilihan satu-satunya adalah terjun ke medan laga. Melepaskan seluruh peluru tebaik pada sasaran tembak.Hanya satu
Reynal tetap santai saat menambah laju mobil. Dia tidak peduli dengan mobil di belakangnya yang juga menambah kecepatan. Bagi Reynal itu hal biasa. Tapi tidak begitu dengan Prasti yang sibuk dan bermuka tegang memerhatikan kaca spion mobil.Reynal meminta Prasti untuk bisa mengendalikan diri dengan tetap santai dalam perjalanan. Reynal bersikap demikian karena Reynal tidak mendapatkan laporan apa-apa tentang perjalanan ini. Artinya bahwa perjalanan ini aman. Bila ada sesuatu yang membahayakan, anggotanya selalu memberi informasi. “Pras, santai saja, aman!!”“Abang, jangan takabur Bang”“Ya, berlindung saja sama yang Tuhan”“Kalau kita berlindung sama Tuhan, lalu ketika kita dicegat, Tuhan datang gitu?”Reynal tertawa kemudian termenung. Tertawa karena lucu dan termenung karena begitu rendah pemahaman Prasti soal Tuhan.Reynal lalu mengatakan bahwa Tuhan itu maha pintar. Banyak cara bagi Tuhan dalam membantu manusia. Reynal kemudian mencontohkan pertolongan Tuhan ketika Prasti hendak m
Prasti kembali mencoba menghubungi Reynal. Lagi-lagi jawaban pemancar tetap “ nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif”. Seharusnya, Prasti mematikan alat komunikasi bila tak kunjung tersambung. Sebab dengan membiarkan alat komunikasi tetap aktif, memberi peluang besar bagi Brully untuk tetap mengetahui di mana keberadaannya.KawanBenar, Brully sedang menurunkan lima orang anggota saat ini di bandara. Bahkan Brully langsung turun ke lapangan, sebab dia telah tahu jadwal keberangkatan ditunda. Dan, yang sangat mencemaskan adalah jarak Prasti dengan mereka tidak terlalu jauh.Minimal, untuk mengaburkan wajah, Prasti menutup kepala dan pakai Masker. Sebab wajahnya sangat gampang dikenal. Wajahnya bule, tak pula pakai kerudung, tentu tak sulit untuk menemukannya bagi tim pencari. Sekali lagi, alat komunikasi Prasti harus mati, sehingga pelacakkan titik lokasi keberadaan Prasti tidak terdeteksi.Prasti akhirnya berfirasat kalau dia sedang dicari. Dia yakin Brully tak percaya penuh pada
Prasti masih bingung dan matanya terlihat menerawang. Dia seakan tak percaya bahwa ini adalah kenyataan. Kembali Prasti meraba-raba muka dan tangannya, untuk memastikan bahwa ini tidaklah mimpi. Sulit dia percaya, bahwa dia masih punya peluang hidup disaat sudah berada di gerbang kematian.KawanDisinilah Prasti kini di selamatkan. Ini adalah rumah rahasia Reynal. Rumah yang tidak diketahui Brully. Sebab, yang diketahui Brully, Reynal berumah di kawasan Kelapa Gading dan dia sering ke sana.KawanNaldi Jamain alias Reynal, memang seorang bos konveksi besar. Produknya sudah branded di pasaran. Tapi ada yang tidak diketahui orang lain bahwa Reynal adalah seorang informan polisi yang yang memiliki jaringan dalam mengungkap banyak kejahatan.Dalam misi ini, walau dia dibantu beberapa orang, tapi tak satupun mereka tahu bahwa Reynal yang dicari adalah dirinya. Artinya, dikalangan terdekat pun Reynal tetap menjaga kerahasian dengan sangat rapat.Dalam satu tahu terakhir Reynal bersama anggo
Sanca memang lahir sebagai anak bandel. Mentalnya yang sempat kendor oleh gertakan kelompok penangkap semalam kini mulai membaik dan bertekad untuk bisa lepas dari sanderaan. Sedikit demi sedikit dia berusaha melepaskan ikatan di tubuhnya ke tonggak gubuk itu.Sanca memiliki pengalaman sukses berkali-kali dalam melepaskan diri dari ikatan tali. Sebab saat kecil dulu dia berkali-kali diikat bapaknya di batang Jambu depan rumahnya karena Sanca sering membuat onar di sekolah. Setiap guru mengadukan peristiwa itu pada orangtuanya, bapak Sanca selalu mengikat Sanca di pohon jambu itu. Tapi Sanca selalu berhasil melepaskan diri.Tapi kali ini kondisinya jauh lebih berat. Tali yang mengikat dirinya jauh pula lebih kuat dan besar. Tapi perjuangan itu tidak sia-sia sebab Sanca lelaki yang berpantang untuk menyerah pada keadaan. Perlahan, dengan teknik yang ada, Sanca berhasil melepaskan tali di tangannya. Kini sedang berusaha melepaskan ikatan di lehernya.Kemungkinan beberapa saat ke depan ik
Episode 40Pagi ini Naldi bangun dan mengajar Krishna salat. Maklum, Krishna belum mengenal tata cara salat. Krishna seperti yang sudah-sudah, akan mengikuti saja apa yang diperintahkan. Begitu juga pagi ini, dia begitu patuh dan terlihat santun ketika Naldi mengajarkannya bacaan dan gerakan salatKrishna ternyata anak yang cerdas, daya tangkapnya kuat dan sangat cepat memahami apa yang dikatakan Naldi tentang salat. Dua kali saja Naldi menerangkan, Krishna langsung paham. Walau belum semua bacaan salat dia ketahui, tapi bacaan Alfatihah sudah hafal.Naldi mengajak Krishna sarapan yang selalu diantar asisten rumah setiap pagi. Setelah sarapan, Naldi bersantai di kamarnya mengingat-ingat pertemuan semalam dengan Mayang.Bagi Naldi, mayang sudah dalam perangkap. Nomor kontak sudah di dapat, rumah sudah diketahui dan Mayang terlihat sangat berminat untuk bekerja di kantornya.Mayang juga telah memberikan informasi penting tentang dirinya, Krishna dan Brully. Walau Mayang merahasiakan lel
Pratiwi mulai pucat memikirkan keadaan. Kalau hanya diceraikan Brully sebab ketahuan berselingkuh nantinya adalah angerah tak ternilai. Sebab akan memuluskan jalan menuju ranjang resmi bersama Sanca. Dengan demikian, mimpinya untuk bisa satu atap dengan lelaki yang dia cintai dan yang mencitai dia setulus hati itu akan jadi kenyataan.Namun bila Brully melakukan kekerasan sebagai bentuk pembalasan pada istri yang berselinggkuh yang berujung hilangnya nyawa, maka tamat seluruh kisah indah dan kusam Pratiwi dan Sanca di hamparan bumi ini. Selamat bertemu kembali dalam kepedihan di neraka kelak.“Bang, kalau abang-abang memang berniat menyelamatkanku, tolong antarkan aku pada seseorang” permohonan Pratiwi pada lelaki yang menangkapnya.‘Maaf, tugas kamu hanya mengantarkan anda ke sebuah tempat yang sudah ditetapkan, setelah itu tugas kami selesai. Kami tidak punya urusan untuk mengantar anda pada seseorang atau ke tempat lain”Sementara, Sanca di Mahasakti 12, kini mulai menunjukkan men
Sanca tak berkutik. Dia mencoba melawan, tapi apa daya, tak ada kekuatan untuk mengalahkan tiga orang terlatih yang telah menangkapnya“Kalian siapa!!. Bisa-bisanya kalian mengaku ingin menyelamatkan saya. Lepaskan!!” Sanca mencoba melawat dengan kekuatan mulut, sebab tangan dan kakinya tak bisa bergerak.“Kami mengharap kerjasama Anda. Jangan ditanya siapa kami. Yang kami tahu, kami diberi tugas untuk menyelamatkan Anda”‘Siapa orang yang mengancam saya dan siapa orang menyuruh kalian menyelamatkan saya”“Itu bukan urusan kami. Kami sedang menjalankan apa yang sedang ditugaskan”Pratiwi di swalayan telah panjang lehernya menunggu Sanca datang menjemput. Sudah 12 kali berputar-putar dari rak atu ke rak lain dalam swalayan jaya Makmur, namun Sanca tak jua tampak batang hidungnya.Pratiwi berwajah gelisah, tangannya sudah berkeringat sebab terlalu lama menggengam pasta gigi dan dua buah sabun yang sudah dia ambil sebagai modus menunggu kedatangan Sanca.Pratiwi kemudian melangkah ke me
Menurut Naldi, sudah saatnya menemui wanita yang menurut Krishna mirip ibunya itu. Namun, Naldi tak kan menemui langsung saat ini untuk membuktikan kalau dia memang ibu dari Krishna.“Oke Kris, kita pulang dulu. Ibu mirip ibumu itu, nanti kita urus.”Krishna tidak berkomentar apa-apa. Seperti biasa Krishna selalu mengikuti situasi yang berlangsung saja. Krishna kian tampak karakternya sebagai anak yang tidak banyak protes pada keadaan. Namun belum bisa dibaca terlalu jauh apa yang tersimpan dari sikap tak banyak protes dan diamnya itu.Terkadang dalam diam dan penurut, ada satu hal yang harus diwaspadai dari seseorang. Yakni, bahwa dia sedang menilai orang-orang yang ada dalam lingkungan tempat dia berinteraksi.Apalagi Krishna tumbuh sebagai manusia melalui jalanan. Kehidupan yang amat keras yang harus dilalui anak seusianya.Naldi kini berangkat menuju rumahnya bersama Krishna, membiarkan ibu muda itu berlalu dari pandangan mereka. Dua jam perjalanan, mereka sampai dirumah.Setelah
Naldi sudah di bandara Minangkabau. Mobil rental juga telah dikembalikan kepada pemiliknya. Bersama Krishna, kini Naldi menuju gedung bandara.Ruang pikir Naldi kusut masai. Pengakuan Ranggi sebagai lelaki impoten belum jua bercerai dengan otaknya. Naldi kaget, ternyata ponakannya mengalami keluhan fisik yang merongrong batin lelaki pula, sama seperti dirinya.Namun, yang mengejutkan pula, keluhan berat itu ternyata dengan mudah terobati hanya dengan melihat Prasti mengganti pakaian. Terlalu sepele sepertinya. Hanya dengan melihat Prasti berganti pakaian penyakit yang merusak mental secara mendalam itu langsung terobati.Dalam rumitnya tali temali pikir Naldi, Prasti menelponnya.“Waalaikumusalam Fatimah”“Udah mau berangkat, Bang?‘Ini baru sampai di bandara, mau cek tiket”“Ranggi gimana, udah pulang? tanya Prasti“Katanya mau pulang sekarang” jawab Naldi‘Ya udah, abang hati-hati ya”Naldi menutup telepon dan terus berjalan menuju gedung bandara. Naldi heran mengapa Prasti menanyak
Pratiwi dan Sanca menuju parkiran hotel. Mereka baru saja menyelesaikan satu jam keberduaan mereka di dalam kamar yang kasurnya empuk. Kasur yang siap memanjakan tubuh siapa saja yang terhempas di permukaannya.Sungguh mengherankan prilaku Pratiwi kini. Dia tak sedikitpun canggung dan tak pula takut bila dia dilihat orang yang mungkin mengenalnya. Atau memang Pratiwi telah menghitung langkah dan menginginkan Brully tahu kalau dia sudah berselingkuh. Dengan sasaran akhir Brully marah dan menceraikannya.Tapi terlalu cepat untuk menyimpulkan itu. Sebab Pratiwi, seperti pengakuannya saat Naldi menemuinya, sangat takut dengan ancaman Brully. Walau kata-kata itu hanya karangan Naldi belaka.Sanca mengantar kembali Pratiwi ke tempat tadi dijemput, swalayan Jaya Makmur. Dalam perjalanan Pratiwi bermanja-manja pada Sanca. Prilaku Pratiwi mirip wanita yang baru saja terpuaskan urat-uratnya.“Bang, jujur aku males turun nih, pinginnnya sama abang mulu”“Oh,begitukah adinda”“iya, sumpah”“Bers
Prasti menuju Bukittingi bersama Naldi. Sesuai permintaan Prasti mereka hanya pergi berdua. Krishna dititip bermain bersama ponakan-ponakan Naldi yang seumuran dengan Krishna.Semenjak berada di atas mobil, Prasti belum jua rampung memikirkan bagaimana cara melakukan pembuktian kata-kata Naldi yang mengaku impoten itu.Satu hal yang tak mungkin adalah tindakan sengaja membuka aurat di depan Naldi nantinya. Prasti bingung, apa yang bisa membuat lelaki terangsang tanpa harus melihat bagian tubuh sensitif wanita?Prasti hanya mencoba memakai pengharum yang berbeda dengan biasa. Dan itu langsung dapat respon dari Naldi.‘Fatimah, aromanya asik” puji Naldi“Ah, yang benar bang?”“Iya”“Abang suka??”“Suka banget”Prasti tersenyum dan merasa mendapat angin. Kemudian Prasti berkata.“Bang, katanya, bau farfum itu bisa meningkatkan gairah lelaki loh Bang”Naldi menoleh pada Prasti dan tersenyum“Katanya iya sih”“Kok katanya iya sih. Yang abang rasakan gimana??”“Ih, jangan ngomong gitu ah” N
Ranggi membaca lembaran Kitab Undang Undang Hukum Pidana. Lelaki Berkacamata Hitam sengaja membuka pasal yang berkaitan dengan kejahatan yang dilakukan Ranggi. Tindakan pemberian obat berbahaya dan percobaan pemerkosaan pada seseorang.“ini, kamu bisa dipenjara dengan pasal ini. Ini bukan pasal main-main, boss”Ranggi terbelalak dan ketakutan“Bang, mohon Bang. Jangan diproses Bang”“Enak aja kau. Tak boleh kejahatan dibiarkan. Paham!!”“Bang, bantu aku Bang. Aku tak mau dipenjara Bang”SementaraNaldi sudah sampai di Payakumbuh. Dia mewanti-wanti Prasti untuk tidak menyebut-nyebut Ranggi bila ada yang menanya. Apalagi kalau yang menanya Jelita.“Fatimah, kalau ada yang nanya Ranggi, apalagi yang nanya Jelita, pura-pura ngga tau aja ya”“Oke Bang”Prasti menyetujui anjuran Naldi, karena Prasti tahu bahwa Jelita tak pernah tahu kalau Ranggi pergi dengannya. Prasti juga paham, bahwa bila Jelita tahu, maka akan menimbulkan masalah karena Ranggi dan Jelita akan segera menikah.Namun, Pras