Share

3). Menyudahi Hubungan

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-10 08:08:29

***

"Enggak ada prank di sini, Gem, aku serius."

Tak lagi menatap Gema, kedua mata Alnaira kini tertuju pada kedua kaki yang dibalut sepatu berwarna putih. Sakit bahkan sesak, itulah yang dia rasakan setelah melontarkan beberapa kalimat pada sang kekasih.

Namun, tak punya pilihan lain, Alnaira harus melakukannya karena sebelum makan malam di hari sabtu nanti, dia dan Gema harus tak memiliki hubungan agar perjodohan diantara pria yang dicintainya itu dengan sang kakak, bisa berjalan dengan lancar.

Ya, tentu saja.

Aneska sangat mencintai Gema dan sebagai adik yang punya banyak hutang budi, Alnaira harus mengalah karena sebelum ini Aneska sudah beberapa kali mengalami kerugian karena dirinya.

"Na."

"Orang tua kita mau jodohin kamu sama Aneska, Gem," ucap Alnaira yang akhirnya memberanikan diri untuk kembali menatap kedua manik hitam Gema. Sakit, lagi-lagi itu yang menggerogoti hatinya. Namun, sesakit apa pun perasaannya, Alnaira harus menyelesaikan semua hingga tuntas. "Kemarin pas pulang dari taman, Mama sama Papa ngumpul di ruang tengah dan mereka bilang kalau malam minggu nanti keluarga kita mau makan malam sama-sama. Aku pikir makan malamnya kaya biasa, tapi ternyata enggak karena ketika aku di kamar, Aneska datang dan ngomong soal tujuan sebenarnya di balik makan malam nanti. Aneska bilang dia enggak sengaja dengar obrolan Mama sama Papa yang bahas perjanjian mereka dulu sama orang tua kamu, dan ya ... dari kecil Papa aku sama Papa kamu udah berniat jodohin salah satu anaknya. Karena posisi kamu sama Aneska anak pertama, yang dijodohin kalian."

"Lalu masalahnya ada di mana, Na?" tanya Gema. "Kita bisa cegah perjodohan itu dengan ngomong ke orang tua kita tentang hubungan ini. Aku yakin mereka ngerti dan-"

"Enggak segampang itu, Gema!" ujar Alnaira—sedikit meninggikan suara karena emosi yang tak terkontrol. "Kalau cuman masalah perjodohan, kita emang bisa gagalin, tapi problemnya bukan cuman it-"

"Ya terus apalagi problemnya, Alnaira Jihan?" tanya Gema—ikut terpancing emosi karena tiba-tiba diputuskan seperti ini membuatnya tak terima. "Coba ceritain ke aku terus kita cari solusi sama-sama, bukan malah minta putus tanpa alasan. Aku sayang sama kamu lho, Na, dan perasaan aku bukan mainan."

Tak tahu harus berkata apa, Alnaira mendadak kehilangan kosa kata setelah mendengar ucapan Gema. Menatap intens kekasihnya dengan kedua mata yang sudah dibanjiri cairan bening, Alnaira teringat kembali obrolannya dengan Aneska semalam hingga panggilan dari Gema membuat dia harus segera memberikan jawaban.

"Na."

"Aneska cinta sama kamu, Gem," ucap Alnaira pada akhirnya. "Kalau problemnya cuman perjodohan tanpa cinta, kita bisa dengan mudah atasin semuanya, tapi sayangnya ini enggak karena Aneska punya perasaan spesial buat kamu dan kamu tahu? Dia pendam perasaan suka dan cintanya sejak SMP karena terlalu takut buat ungkapin semuanya."

Speechles sekaligus shock.

Itulah yang Gema rasakan usai mendengar pernyataan Alnaira tentang perasaan Aneska terhadapnya. Tak pernah menunjukan gelagat suka, Gema jelas tak menyadari rasa suka putri sulung Regan itu padanya sehingga selain menghela napas kasar bahkan menyugar rambut, dia tak tahu harus melakukan apalagi.

"Semalam Anes ngomong, kalau setelah enggak sengaja dengar obrolan mama sama papa tentang perjodohannya sama kamu, dia senang karena pada akhirnya dia punya kesempatan buat memiliki orang yang dia cinta, dan setelah dengar semua cerita Anes, aku enggak bisa sama kamu, Gem," ungkap Alnaira dengan suara bergetar bahkan air mata yang sudah membanjiri pipi. "Aku cinta bahkan sangat-sangat cinta ke kamu, tapi aku juga sayang sama Anes dan aku peduli terhadap perasaan dia. Sekarang coba kamu pikir gimana hancurnya Anes kalau kita bongkar hubungan kita pas makan malam nanti. Sakit hati pasti dia, Gem, dan aku enggak bisa bikin saudara kembarku rasain itu. Anes orang berjasa kedua setelah Mama sama Papa dan aku enggak mau kecewain dia."

"Kamu enggak mau kecewain Anes, tapi kamu ngecewain aku kalau hubungan ini berakhir, Na," ucap Gema dengan suara yang sarat akan rasa frustasi, karena demi apa pun masalah ini tak pernah dia bayangkan sebelumnya. "Aku sayang sama kamu bukan Aneska, dan aku cuman pengen nikah sama kamu bukan sama perempuan lain termasuk Kakak kamu sendiri."

"Gem, tolong ngertiin aku," cicit Alnaira dengan tenggorokan yang terasa begitu sakit. "Aku punya banyak hutang budi ke Anes dan aku pengen balas itu. Kamu tahu sendiri, kan, dulu Anes hampir kehilangan nyawanya karena aku? Dia juga jadi phobia sama darah gara-gara aku sampai akhirnya impian Anes buat jadi dokter, gagal."

"Ya terus?" tanya Gema. "Kamu yang punya hutang budi, kenapa aku yang harus ikut bayar?"

"Gem," panggil Nala sambil menatap Gema dengan wajah yang tentu saja basah oleh air mata. "Kamu serius ngomong kaya gitu?"

"Sangat serius," kata Gema. "Kamu mau balas budi sama Anes, silakan, tapi jangan libatin aku apalagi sampai ngorbanin hubungan kita karena aku enggak ikhlas. Aku enggak mau nikah sama perempuan yang enggak aku cinta dan aku enggak peduli sama paksaan kamu. Aku akan tetap sama kamu apa pun yang terjadi dan-"

"Kita tetap putus kalau seandainya kamu enggak mau nerima perjodohan sama Aneska," potong Alnaira tanpa ragu. "Aku sayang sama kamu, tapi aku enggak mau bahagia di atas penderitaan saudara kembarku sendiri. Jadi kalau Anes enggak bisa sama kamu, aku juga enggak akan dan kalau perlu, kita enggak perlu saling mengenal lagi demi Anaeska. Mau kamu kaya gitu?"

"Na." Gema lagi-lagi mendesah. "Aku salah apa sih sama kamu? Aku tahu selama ini aku bukan pacar yang baik, tapi enggak harus gini juga, Na. Aku sayang sama kamu dan aku enggak mau kehilangan kamu. Ngerti enggak sih?"

"Ya udah kalau emang kamu sayang sama aku, kamu terima perjodohan sama Anes, karena cuman itu yang bisa bikin aku percaya kalau kamu emang sayang sama aku," kata Alnaira. "Pernah dengar bukti cinta? Aku pengen kamu buktiin cinta kamu ke aku lewat pernikahan bersama Aneska. Bisa, kan?"

"Aku enggak habis pikir sama kamu, Na," ucap Gema frustasi. "Aku tahu kamu sayang sama Anes, tapi enggak harus ngorbanin perasaan kamu juga. Aku yakin kok kamu enggak akan baik-baik aja kalau seandainyaa kita putus."

"Dan aku akan lebih enggak baik-baik aja kalau seandainya nanti Aneska sakit hati, karena perasaannya kamu tolak mentah-mentah," kata Alnaira. "Kalau kamu bawa-bawa kata sampai segitunya, aku ingetin sekali lagi kalau Aneska pernah enggak peduliin nyawanya demi aku. Dia selamatin aku tanpa peduli dia yang setelahnya jatuh, bahkan ketika akhirnya Anes punya phobia yang bikin dia enggak bisa jadi dokter, dia enggak marah sama sekali, Gem. Dia malah dukung aku. Padahal, dia bisa aja minta aku buat enggak jadi dokter biar semuanya impas. Aneska baik, Gema, dan kamu akan merasa sangat beruntung karena dijodohin sama dia."

"Persetan, Na," ucap Gema tanpa sadar. "Mau sebaik apa pun Aneska, aku tetap cintanya sama kamu dan sampai kapan pun semua akan seperti itu tanpa ada perubahan apa pun."

"Gem, tolonglah," desah Alnaira. "Kalau perlu aku bersujud di kaki kamu biar kamu mau terima Aneska dan akhiri hubungan ini. Sayang, kan, katanya sama?"

"Na."

"Kamu bilang apa pun yang aku minta, bakalan kamu lakuin, tapi kenapa sekarang enggak?" tanya Alnaira. "Aku janji bakalan bahagia setelah kamu sama Anes."

"Aku yang enggak bahagia kalau enggak sama kamu, Na."

Kehabisan kata-kata dan tak tahu harus bagaimana lagi membujuk Gema, Alnaira diam hingga bunyi klakson sebuah mobil membuat atensinya beralih dan di momen itu, ide di otak Alnaira muncul.

"Kalau kamu enggak mau kabulin permintaan aku, aku bunuh diri."

"Jangan sembarangan kamu kalau ngomong, aku enggak suk ... Nana!"

Spontan berseru, itulah Gema setelah dalam waktu cepat Alnaira beranjak bahkan berlari menuju jalanan. Melihat sebuah truk melaju dari jarak belasan meter, Gema jelas berlari untuk mengejar hingga ketika Alnaira hampir berlari ke tengah jalan saat mobil mendekat, dengan segera Gema memberi dekapan bahkan menarik pula gadisnya itu ke pinggir.

Oleng, dia terjatuh bersama Alnaira dengan posisi yang masih memeluk gadis itu dan tak diam saja dia Gema mengomel.

"Kamu apa-apaan?! Gila kamu?!"

"Aku lebih baik mati daripada ada di posisi sulit gini," ucap Alnaira sambil terisak. "Kamu enggak mau, kan, ngabulin permintaan aku? Jadi ya udah aku mati a-"

"Oke, aku mau!" potong Gema—masih dengan posisi berbaring di trotoar pun pelukan pada Alnaira yang juga tak terlepas. "Aku mau ikutin apa mau kamu, tapi enggak gratis karena kalau kamu mau aku nikah sama Anes, kamu harus punya pasangan yang akan gantiin aku jagain kamu."

"Gem."

"Menikah satu hari sebelum pernikahan aku sama Anes kalau emang kamu pengen aku nikahin saudara kembar kamu," pinta Gema tanpa ragu. "Kalau bisa, besoknya setelah kamu sah nikah sama orang lain, aku akan nikahin Aneska biar kamu puas."

Tak menjawab, Aneska hanya memandang Gema dengan perasaan bingung sehingga untuk beberapa saat—dengan posisi keduanya yang kini berbaring, pasangan kekasih itu saling menatap satu sama lain sampai akhirnya Gema buka suara

"Bisa enggak, Na? Kalau bisa, makan malam sabtu nanti aman."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Netty Kurnia
demi anes nana berkorban putus dari gema.. baik banget sih na
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   4). Sikap Dingin

    ***"Kita sampai."Setelah menempuh perjalanan dalam kondisi hening, ucapan tersebut akhirnya dilontarkan Gema pada Alnaira yang seperti biasa berada di samping kirinya.Drama taman selesai, keputusan menyesakan akhirnya diambil Gema yaitu; dia bersedia menerima perjodohan dengan Aneska. Tak gratis, hal tersebut perlu ditebus oleh syarat yang dia ajukan pada Alnaira dan tentunya tak mudah, syarat yang harus dipenuhi sang kekasih adalah menikah dengan pria lain sehari sebelum dirinya menikah dengan Aneska nanti.Tak mau berkorban dan sakit sendirian karena harus menikah dengan orang yang tak dicinta, Gema mengajak Alnaira untuk merasakan hal serupa dan tak ada penolakan, Alnaira menyanggupi permintaan tersebut sehingga setelahnya kedua insan itu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju universitas.Tak datang tepat waktu, keduanya jelas terlambat. Namun, meskipun begitu Alnaira mau pun Gema berharap sang pengajar mengizinkan keduanya masuk karena waktu keterlambatan mereka pun ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   5). Menghindar

    ***"Nginep di rumah Oma," ungkap Alnaira to the point. "Enggak tahu kenapa hari ini tuh aku mendadak kangen Oma dan kayanya aku pengen nginep. Jadi aku enggak akan pulang ke rumah. Enggak apa-apa, kan?""Oma yang mana?" tanya Regan. "Oma Dara apa Oma Rara? Sama Gema enggak ke sananya? Lumayan jauh juga, kan, dari kampus kamu."Mendengar pertanyaan beruntun dari sang papa, Alnaira menghela napas sebelum kemudian buka suara untuk memberikan jawaban."Oma Rara, Pa, dan aku kayanya sendiri aja karena Gema udah aku minta pulang duluan," kata Alnaira. "Enggak apa-apa kok, aku berani.""Lho, kenapa enggak bilang sama Papa aja kalau gitu?" tanya Regan. "Kamu perempuan lho, Na, dan ini udah mau setengah sembilan. Masa sendiri? Tunggu deh ya di sana biar Pap-""Enggak usah, Pa," potong Alnaira dengan segera. "Aku bisa sendiri kok. Lagipula aku bukan anak kecil.""Ya emang bukan, tapi kamu anak gadis Papa, Nana," ucap Regan. "Papa khawatir kalau kamu sendiri. Takut ada apa-apa.""Doainnya semog

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   6). Bertemu Sky

    ***"Mau makan siang di mana?"Baru masuk ke ruangan tempatnya dan Gema beristirahat, pertanyaan tersebut langsung didapat Alnaira dari sang mantan kekasih yang nampak duduk di meja kerja.Sabtu kerja.Hari ini Alnaira dan Gema memang tetap menjalani rutinitasnya seperti biasa. Tak ada libur sabtu, keduanya hanya mendapatkan libur di hari minggu sehingga meskipun weekend, pasangan yang sudah mengakhiri hubungan tersebut tetap bekerja."Kantin, kaya biasa."Tak ada interaksi manis seperti sebelumnya, Gema dan Alnaira sama-sama mendinginkan sikap semenjak kejadian semalam.Tak ada berangkat bersama bahkan bertegur sapa ketika bertemu, keduanya kompak acuh—terlebih itu Gema yang masih dilanda kecewa untuk apa yang terjadi pada hubungannya dengan putri tengah Regan tersebut."Sama siapa?""Teman.""Teman?" tanya Gema sambil menaikkan sebelah alis. "Teman di sini?""Bukan," ucap Alnaira. "Kamu sendiri udah makan belum?""Lagi enggak nafsu.""Gem," panggil Alnaira. "Ayolah, kamu udah janji

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   7). Menjadi Pacar Pura-pura

    ***Tak menjawab, Sky diam sambil berpikir sebelum akhirnya mengiakan permintaan Alnaira untuk menjaga rahasia.Tak cukup dengan ucapan, selanjutnya—sebelum menceritakan lebih lanjut masalah yang dialami, Alnaira meminta Sky untuk menautkan kelingking dan lagi-lagi pria yang berprofesi sebagai pembalap itu patuh sehingga selanjutnya Alnaira pun bercerita.Meskipun masih dilanda takut terhadap Sky yang mungkin saja menyampaikan semua ceritanya pada orang lain, Alnaira tetap melanjutkan semuanya hingga setelah dirinya selesai menyampaikan apa yang terjadi termasuk tujuannya meminta bertemu Sky, pria di depannya buka suara."Harus banget lo lakuin itu, Na?""Maksudnya?""Ya itu," kata Sky. "Harus banget lo korbanin hubungan lo sama Gema cuman karena Aneska? Okelah, saudara kembar lo suka sama Gema dari lama, tapi kan lo pacarnya, Na. Lo lebih punya kuasa atas Gema dan gue yakin orang tua lo pasti paham kalau lo jujur. Benar enggak?"Alnaira tersenyum. "Kalau seandainya mereka enggak paha

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   8). Malam Perjodohan

    ***"Kita bangun kebahagiaan kita masing-masing ya, Gem. Kamu sama Aneska, aku sama Sky, karena mungkin inilah takdir kita yang sebenarnya."Duduk dengan kedua kaki panjangnya yang sengaja ditekuk, Gema menghela napas kasar setelah ucapan Alnaira beberapa waktu lalu kembali melintas di benak.Tak di mobil ataupun di rumah, saat ini Gema menyendiri di pinggir danau tempatnya beberapa hari lalu melamar Alnaira.Menikmati semilir angin sore menjelang malam, itulah kegiatan Gema beberapa waktu lalu karena setelah tahu Alnaira dengan mudah menerima pernyataan cinta Sky, hatinya kembali hancur.Tak bisa untuk baik-baik saja ketika gadisnya menerima cinta orang lain, Gema terluka. Namun, karena kadung berjanji untuk menerima perjodohan dengan Aneska, dia tak bisa melakukan apa pun selain pasrah dan meresapi sakitnya seorang diri.Tak bercerita pada siapa pun termasuk kedua teman dekatnya di rumah sakit, Gema memilih untuk menyimpan semuanya karena dia pikir bercerita pun tak ada gunanya."Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   9). Perjodohan Aneska dan Gema

    ***"Pesan dulu kayanya, Mas Devon, biar nanti pas nunggu makanan jadi. Kita baru ngobrol," ucap Elara yang disetujui semua orang, sehingga selanjutnya memanggil pelayan pun dilakukan.Mendapat buku menu masing-masing, semua orang di meja makan sibuk memilih makanan yang ingin disantap, terkecuali Gema yang justru sibuk mencuri pandang ke arah Alnaira yang kini duduk bersebelahan dengan Aneska."Na," bisik Aneska pada sang adik."Ya?""Itu Gema kenapa lihatin terus ke sini ya?" tanya Aneska—masih dengan suara pelan. "Ada yang aneh enggak sih sama penampilan aku? Mendadak degdegan.""Enggak kok, malam ini kamu cantik," balas Alnaira sambil melirik Gema lewat ekor matanya. "Gema lihat ke sini mungkin karena terkesima sama kecantikan kamu.""Na.""Serius aku," kata Alnaira. "Dan ini bisa jadi sinyal baik buat kalian.""Duh, doain aja deh ya. Degdegan aku," ucap Aneska. "Takut banget Gema nolak karena punya gebetan atau mungkin pacar."Alnaira tersenyum tipis. “Aamiin.”Beberapa menit ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   10). Gema dan Aneska Segera Menikah?

    ***"Gue tunggu di depan ya. Kebetulan posisi gue sama restoran tempat lo makan, enggak jauh. Jadi sepuluh menitan kayanya gue sampe di sana."Setelah mengobrol selama beberapa menit, ucapan tersebut Alnaira dengar sari Sky usai dirinya menyetujui ajakan pria itu untuk pergi berjalan-jalan.Mengadu tentang rasa sakit yang dia rasakan setelah perjodohan Gema dan Aneska resmi diumumkan, Alnaira memang langsung mendapat ajakan dari Sky, dan karena khawatir tak akan sanggup, Alnaira mau sehingga tanpa banyak ba bi bu, Sky siap menjemput."Iya, Sky. Makasih ya," ucap Alnaira. "Dan maaf kalau aku lagi-lagi ngerepotin kamu.""Ngerepotin dari Hongkong?" tanya Sky. "Gue kebetulan lagi enggak ada kegiatan, Na, jadi tenang aja. Udah sekarang sana pergi dari toilet. Kasihan tuh yang mau berak, karena ada lo."Alnaira tersenyum tipis. "Kamu tuh.""Jangan lupa rapihin penampilan biar yang lain enggak tahu lo habis nangis," ucap Sky. "Terus kalau sekiranya orang tua lo enggak izinin lo pergi, hubung

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   11). Menghibur Diri

    ***"Aman," kata Alnaira. "Papa sama Mama kasih izin dengan catatan, kita enggak boleh pulang terlalu malam. Selain itu Papa juga minta nomor kamu biar bisa telepon kalau seandainya aku belum pulang. Jadi enggak apa-apa kan aku kasih nomor kamu ke Papa?""Kasih aja," kata Sky. "Siapa tahu nanti jadi mertua."Tak menjawab, Alnaira hanya tersenyum tipis sebelum kemudian membuka ponsel untuk mengirim nomor Sky pada sang Papa.Tak ada obrolan, untuk beberapa saat suasana di mobil hening karena Sky sendiri fokus dengan kegiatannya mengemudi, hingga setelah lima menit berlalu, obrolan dibuka."Gimana acara malam ini?" tanya Sky tanpa mengalihkan atensi dari jalanan. "Apa cukup menyakitkan?""Bisa aja kamu nanyanya.""Tapi serius nih gue," ucap Sky. "Lancar enggak acara perjodohannya?""Lancar," kata Alnaira. "Kan tadi aku udah ceritain ke kamu.""Iya sih," kata Sky. "Lo udah ceritain semuanya sambil nangis di wc. Mana suara nangisnya mirip kuntilanak lagi. Kasihan banget yang salah paham da

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17

Bab terbaru

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   147). Alnaira Menyerah?

    ***"Tapi Gema enggak cinta sama Anes, Na, dia cintanya sama lo dan gue rasa percuma juga kalau pernikahan mereka dilanjutin," kata Sky. "Jujur deh coba ke Om Regan sama Tante El. Siapa tahu mereka bisa cari jalan keluar terbaik atau barangkali kalau tahu semuanya, pernikahan Anes sama Gema bakalan langsung dibatalin.""Apa aku bisa sejahat itu?" tanya Alnaira. "Menikah sama Gema pasti impian Anes banget. Apa aku tega hancurin mimpi dia setelah sebelumnya aku pernah lakuin hal sama? Kamu ingat? Anes pengen jadi dokter lho, Sky, tapi semuanya enggak bisa diwujudin setelah dia punya phobia sama darah dan kamu enggak lupa, kan, siapa yang bikin Anes punya phobia?""Ya tapi kan, Anes juga udah jahat sama lo, Na," kata Sky. "Peduli amat lo sama perasaan dia. Anes aja enggak peduli."Tak menjawab, Alnaira hanya bisa menghela napas kasar sebagai respon. Memandang Sky dengan raut wajah bingung, itulah dia sekarang sehingga untuk beberapa saat suasana diantara dirinya dan Sky hening."Na.""En

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   146). Bercerita pada Sky

    ***"Makanannya enggak enak ya, Na?"Setelah sebelumnya memperhatikan, pertanyaan tersebut Sky lontarkan dengan rasa penasaran yang kini melanda. Tengah makan malam bersama, itulah dia dan Alnaira sekarang karena memang usai banyak drama menghampiri putri tengah Regan tersebut, Sky akhirnya datang juga.Belum tahu apa pun termasuk undangan pernikahan Aneska dan Gema, Sky sendiri datang sekitar dua puluh menit lalu, sehingga belum bercerita apa-apa, Alnaira masih menyimpan semuanya sendirian."Eh, enak kok. Kata siapa enggak enak?" tanya Alnaira yang memang sejak beberapa saat lalu menyantap makanan pemberian Sky.Bukan masakan sang mama, makanan tersebut Sky beli dari restoran favoritnya seperti biasa, dan tak aneh, makanan yang dia bawa adalah; nasi dengan olahan daging sapi dan sayuran."Kirain enggak enak," kata Sky. "Gue perhatiin lo makannya enggak semangat kaya biasa. Jadi gue pikir makanannya enggak enak.""Enak kok, cuman emang pikiran aku lagi agak ke mana-mana. Jadi gitu deh

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   145). Membongkar Rahasia

    *** "Aku cinta sama kamu dan sampai kapan pun perasaanku enggak akan berubah," kata Gema—membuat Alnaira memasang raut wajah kaget. Namun, tentunya tetap bersikap tenang sehingga setelahnya dia pun melanjutkan ucapan. "Kalau kamu pikir keputusan aku buat nikahin Anes dilandasi rasa capek karena hubungan kita yang enggak bisa mulus, kamu salah karena kalau bisa milih, aku lebih baik hadapin jalan terjal asalkan sama kamu dibanding lewatin jalanan mulus tapi sama orang lain." "Jadi intinya apa?" tanya Alnaira. "Coba to the point karena aku bingung sama ucapan kamu." Gema menghela napas pelan. "Intinya aku nikahin Anes demi keselamatan hidup kamu," ucapnya kemudian. Tak mau terus memendam rahasia besar tersebut sendirian, pada akhirnya Gema memutuskan untuk jujur. Meskipun semua tak akan berubah karena Alnaira yang akan tetap memintanya bersama Aneska, setidaknya dia ingin sang pujaan hati tahu jika sampai detik ini, tak ada sedikit pun perubahan di dalam rasa cintanya untuk perempua

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   144). Kedatangan Gema

    ***"Nah, itu pasti Sky."Dengan senyuman merekah, tebakan tersebut keluar dari mulut Alnaira setelah bunyi bel dari pintu apartemen kembali terdengar. Tak banyak menunda, dengan segera dia bergegas menuju pintu.Sudah menunggu Sky cukup lama, Alnaira antusias menunggu kedatangan sahabatnya itu sehingga ketika pintu terbuka, tanpa ba bi bu sapaan pun dilontarkan."Sky, akhirnya kamu datang jug ... Gema?"Senyuman seketika luntur, itulah yang terjadi pada Alnaira setelah di depannya kini yang dia dapati bukan Sky, melainkan Gema. Sebulan tak bertemu, jujur saja Alnaira kaget ketika calon suami dari kakaknya itu datang tanpa permisi sehingga setelaahnya yang dia lakukan adalah; diam—memandang sang calon kakak ipar lekat.Beberapa detik berlalu, suasana masih saja hening hingga akhirnya Gema buka suara lebih dulu."Hai, Na. Apa kabar?""Gem," panggil Alnaira. "Kabar aku baik. Kamu sendiri gimana?"Canggung.Demi apa pun itulah yang Alnaira rasakan karena cukup lama tak bertemu, bahkan be

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   143). Alnaira Ikut Bahagia

    ***Meskipun kesal, dongkol, bahkan benci pada calon istrinya itu, Gema tetap mengejar Aneska menuju lift. Berbeda dengan dia dan sang calon istri yang masih terus berdebat, Alnaira sendiri sudah kembali tenang.Tak lagi memegang undangan, dia kini tengah menikmati angin di balkon hingga di tengah kegiatannya itu, sebuah panggilan masuk.Mengambil ponselnya itu, senyuman terukir di bibir Alnaira setelah nama Regan terpampang, sehingga dengan segera dia pun menjawab panggilan."Halo, Pa.""Halo, cantiknya Papa. Apa kabar kamu hari ini, Nak? Baik?""Alhamdulillah baik, Pa," ucap Alnaira. "Papa sama Mama gimana? Baik?""Baik, Cantik. Alhamdulillah," kata Regan. "Oh ya, Anes sama Gema udah ke sana? Mereka katanya mau anterin undangan ke kamu sama yang lainnya di Bandung.""Udah, Pa," kata Alnaira. "Anes aja sih, Gema enggak ada. Dia mungkin nunggu di mobil atau anterin undangan ke tempat lain, aku sendiri enggak tahu.""Oh gitu," kata Regan. "Lama enggak Anesnya di sana? Sebulan enggak ke

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   142). Gema Rindu Alnaira

    ***"Bukan siapa-siapa. Orang iseng kayanya, udah pergi juga tuh barusan yang pencet bel."Memberikan jawaban bohong, itulah Aneska setelah pertanyaan tentang siapa yang datang ke apartemen Alnaira, dilontarkan sang pemilik.Bukan tanpa alasan, jawaban bohong tersebut sengaja dia katakan karena bukan orang asing, faktanya yang sejak tadi menekan bel adalah Gema dan sebagai calon istri yang akan segera dinikahi oleh pria itu, Aneska tak mau Gema bertemu dengan Alnaira."Oh, kirain Sky," kata Alnaira. "Dia janji buat ke sini soalnya.""Bukan," kata Aneska sambil tersenyum. Mendekat pada Alnaira, dia kemudian berkata, "Oh ya, Na, karena aku masih ada urusan di Bandung, aku pamit dulu ya. Kamu nanti jangan lupa pulang karena aku sama Gema nunggu kehadiran kamu.""Buru-buru banget.""Iya, karena masih ada undangan yang harus aku bagiin," kata Aneska. "Teman aku kan ada juga yang di Bandung.""Oh gitu ya," kata Alnaira. "Ya udah kalau gitu hati-hati di jalan ya. Habis dari Bandung, kalau bi

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   141). Undangan Pernikahan

    ***"Iyalah, apa coba yang enggak gue tahu tentang lo?" tanya Sky. "Semua rasa sakit lo aja gue tahu. Iya enggak?""Mulai deh," kata Alnaira sambil tersenyum."Kenapa?" tanya Sky."Enggak sih," kata Alnaira. "Bingung juga harus ngomong apa.""Yeee, enggak jelas," kata Sky yang direspon senyuman oleh Alnaira, sehingga tak ada lagi obrolan, setelahnya suasana hening.Berlangsung selama beberapa detik, Sky kembali memulai percakapan dan kalimat yang dia lontarkan adalah; sebuah harapan."Semoga enggak cuman kaki, hati lo bisa sembuh juga di sini ya, Na," kata Sky. "Enggak ada lagi kesedihan dan air mata, gue harap ke depannya cuman senyuman yang lo tampilin dan kalau boleh, gue berharap lo bisa nemuin pengganti Gema di sini yang jauh lebih baik daripada dia. Lo gadis yang baik dan lo sangat pantas buat dapatin laki-laki baik."Tersenyum sambil memandang Sky yang kini berdiri sambil bersandar pada pagar, kedua mata Alnaira berkaca-kaca. Bukan karena sedih, semua terjadi karena dirinya bah

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   140). Apartemen Baru

    ***"Udah, kan? Kita udah tahu di mana apartemen Nana selama tinggal di Bandung. Jadi daripada diem terus di sini mendingan kita pergi, karena selama di Bandung aku pengen mampir dulu ke suatu tempat."Memandangi Alnaira dan yang lainnya di lobi gedung apartemen, ucapan tersebut Aneska lontarkan pada Gema. Berada di parkiran depan apartemen, sejak beberapa waktu lalu dia dan sang calon suami mengawasi Alnaira beserta keluarganya karena kata Gema, pria itu tak mau pergi sebelum Alnaira memasuki apartemen.Beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di Bandung. Tak ketahuan, keberadaan Aneska dan Gema sampai saat ini aman karena meskipun selalu berada di dekat mobil yang dikendarai Sky, tak ada satu pun yang curiga perihal Aneska dan Gema yang ikut pergi ke Bandung.Tak sia-sia meminjam mobil sang sahabat, Gema lega karena meskipun tak bisa bertemu langsung, setidaknya dia bisa mengawal Alnaira dengan selamat sampai tempat tujuan, dan karena cintanya pada perempuan itu masih sangat

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   139). Sky yang Selalu Menghibur

    ***"Selama gue belum punya istri, lo boleh bergantung sama gue kapan pun lo mau, Na," ucap Sky. "Gue bakalan selalu ada buat lo, karena gue cinta sama lo, cuman tolong jangan terbebani sama perasaan gue karena meskipun cinta, gue enggak berambisi buat dapatin lo. Ambisi gue tuh bahagiain lo dan kalau nanti lo bahagia sama cowok lain, gue tentunya ikhlas. Lega malah karena lo bahagia, gue bahagia.""Kamu baik banget Sky," ucap Alnaira. "Aku sampe bingung mau bilang apa saking baiknya kamu.""Bilang gue ganteng aja udah cukup kok," kata Sky sambil tersenyum. "Udah ah, jangan sedih-sedih. Daripada mikirin Anes, mendingan lo nikmatin perjalanan sambil senderan di bahu gue. Setelahnya mau tidur? Silakan, gue enggak akan keberatan.""Pegal nanti.""Enggak akan," ucap Sky. "Ayo buruan senderan.""Enggak apa-apa?""Enggak apa-apa, Nana. Ayo buruan mumpung gue lagi baik."Tak banyak bicara, selanjutnya Alnaira memilih untuk melakukan apa yang Sky anjurkan. Bersandar di bahu kiri sang sahabat,

DMCA.com Protection Status