6). Bertemu Sky

***

"Mau makan siang di mana?"

Baru masuk ke ruangan tempatnya dan Gema beristirahat, pertanyaan tersebut langsung didapat Alnaira dari sang mantan kekasih yang nampak duduk di meja kerja.

Sabtu kerja.

Hari ini Alnaira dan Gema memang tetap menjalani rutinitasnya seperti biasa. Tak ada libur sabtu, keduanya hanya mendapatkan libur di hari minggu sehingga meskipun weekend, pasangan yang sudah mengakhiri hubungan tersebut tetap bekerja.

"Kantin, kaya biasa."

Tak ada interaksi manis seperti sebelumnya, Gema dan Alnaira sama-sama mendinginkan sikap semenjak kejadian semalam.

Tak ada berangkat bersama bahkan bertegur sapa ketika bertemu, keduanya kompak acuh—terlebih itu Gema yang masih dilanda kecewa untuk apa yang terjadi pada hubungannya dengan putri tengah Regan tersebut.

"Sama siapa?"

"Teman."

"Teman?" tanya Gema sambil menaikkan sebelah alis. "Teman di sini?"

"Bukan," ucap Alnaira. "Kamu sendiri udah makan belum?"

"Lagi enggak nafsu."

"Gem," panggil Alnaira. "Ayolah, kamu udah janji sama aku."

Tak menjawab, untuk beberapa saat yang Gema lakukan adalah; memandang Alnaira dengan raut wajah yang terlihat begitu serius. Tak buka suara, suasana di ruangan tersebut benar-benar hening hingga kedatangan dokter lain yang menghuni ruangan sama dengan keduanya membuat atensi Alnaira mau pun Gema kompak beralih.

"Lagi pada ngapain nih? Kok diem-diem sunyi? Biasanya juga rame," tanya Monic—salah satu dokter baru yang mulai bekerja di tahun sama dengan Gema mau pun Alnaira.

"Enggak lagi ngapa-ngapain," ucap Alnaira. "Aku cuman perhatiin Gema yang serius sama bukunya."

"Oh."

Tanpa ada curiga, Monic berjalan masuk ke dalam ruangan untuk kemudian duduk di kursinya. Tak ada obrolan, selanjutnya Alnaira sendiri fokus pada ponsel hingga dering di benda pipihnya itu membuat dia keluar dari ruangan, dan hal tersebut tentunya tak luput dari pandangan Gema.

Tak menyusul, pria itu hanya memandang Alnaira lewat ekor matanya sementara yang dipandang sendiri kini menjauh untuk menjawab panggilan.

Mencari tempat aman, Alnaira menggeser gambar gagang telepon di layar sebelum kemudian mendekatkan ponselnya ke samping telinga.

"Halo, Sky."

"Gue udah sampe di dekat rumah sakit tempat lo kerja, Na, cuman kayanya males kalau harus masuk. Ketemu di luar aja bisa enggak? Ada restoran sushi nih di sini."

Menghubungi Sky ketika menginap di rumah Aludra semalam, Alnaira memang to the point bertanya tentang punya atau tidaknya pria itu kekasih dan karena Sky menjawab dirinya jomblo, ajakan bertemu di hari sabtu siang pun dilontarkannya.

Sky keberatan? Jawabannya adalah tidak.

Sama seperti Gema, Sky adalah anak dari teman seprofesi Regan. Namun, tak di Jakarta, Sky berdomisili di Bandung setelah sang papa berpindah tugas, sehingga tak terlalu dekat dengan anak-anak Regan seperti Gema, hubungan Sky dengan Alnaira bisa dibilang biasa saja.

Meskipun begitu, Sky dan Alnaira bahkan Aneska saling menyimpan kontak, sehingga sesekali mereka sering berinteraksi lewat chat, baik itu bertanya sesuatu atau memberikan reaction untuk status yang dibuat di akun w******p.

"Hm, boleh. Aku samperin kamu ke sana deh ya sekarang," ucap Alnaira. "Kalau duluan kamu, tungguin aku di sana."

"Siap."

"Ya udah kalau gitu aku matiin teleponnya."

"Iya."

Tak banyak mengobrol, selanjutnya Alnaira memasukan kembali ponselnya ke dalam saku jas. Menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan keberadaan Gema, selanjutnya Alnaira melangkah pergi dan karena tak di lingkungan rumah sakit, dia harus keluar untuk menemui Sky di restoran yang tak terlalu jauh dari tempatnya bekerja.

Tak sejajar dengan rumah sakit, posisi restoran tersebut berada di sebrang jalan sehingga untuk sampai, Alnaira harus mencari zebra cross yang bisa dipakai untuk menyebrang.

"Sky!"

Tiba di halaman restoran bersamaan dengan turunnya Sky dari mobil, panggilan tersebut Alnaira serukan sambil melambaikan tangan dan Sky yang menyadari kehadirannya lantas tersenyum sebelum kemudian membalas,

"Bu Dokter!"

Tak terlalu dekat bukan berarti tak akrab, Alnaira dan Sky cukup nyambung ketika mengobrol sehingga meskipun memiliki kesan yang dingin di mata orang lain, Sky di mata Alnaira tetaplah hangat dan asyik diajak bicara.

"Kebetulan gini ya sampe barengan."

"Jodoh kali," celetuk Sky yang membuat Alnaira tersenyum.

"Bisa aja."

"Masuk sekarang?"

"Boleh."

Tak banyak menunda, setelahnya Alnaira dan Sky masuk ke dalam restoran. Menempati sebuah meja, keduanya berhadapan lalu tak banyak menunda, memesan makanan pun dilakukan.

Selesai memesan makanan, Sky juga Alnaira diminta untuk menunggu dan di detik pertama pasca kepergian pelayan, keduanya saling diam hingga tak berselang lama Sky buka suara.

"Jadi ada apa nih ngajak ketemu?" tanya pria itu penasaran. "Mana pake nanya pacar segala. Takut dilabrak pas ketemu, hm?"

"Satu karena itu, dua karena hal lain," ucap Alnaira.

"Hal lain apa?" tanya Sky yang tingkat penasarannya semakin meningkat.

"Hm, gimana ya?" tanya Alnaira. "Aku bingung jelasinnya, tapi aku juga enggak tahu harus minta bantuan sama siapa lagi kalau bukan sama kamu. Aku enggak punya banyak teman cowok soalnya."

"Hubungannya emang apa?" tanya Sky dengan kerutan yang kini terbentuk di kening. "Lo butuh bantuan dan lo enggak punya banyak teman cowok. Maksudnya lo cuman pengen dibantu sama cowok gitu?"

"Ya enggak juga," kata Alnaira. "Bukan aku yang cuman pengen dibantu cowok, Sky, tapi emang masalahku sekarang cuman bisa dibantu cowok dan aku harap kamu mau gitu. Enggak akan terlalu lama kok, mungkin sampe Gema sama Aneska nikah."

"Nikah?" tanya Sky dengan raut wajah kaget yang seketika tercetak. "Aneska saudara kembar lo maksudnya?"

Alnaira mengangguk. "Iya," ucapnya. "Tapi jangan disebarin dulu ya, karena sebenarnya soal perjodohan Anes sama Gema belum diungkap secara resmi. Ini baru berbekal dari ucapan Anes aja yang enggak sengaja dengar obrolan mama sama papa tentang perjodohan dia sama Gema."

"Waw."

"Kenapa?"

"Enggak, pengen ngomong waw aja. Enggak boleh emang?"

"Ish, dasar."

Sky tersenyum. "Lanjut deh ceritanya. Gue pengen dengar lebih lanjut."

"Sebelum lanjut, mau janji dulu enggak?" tanya Alnaira. "Kalau mau janji dan bisa jaga rahasia, aku lanjutin ceritanya karena ini tuh benar-benar enggak boleh diketahui orang lain termasuk orang tua kamu di Bandung sana."

"Kok jadi penasaran ya? Tentang apa sih emangnya?"

"Aku enggak akan jawab sebelum kamu janji," kata Alnaira. "Siap janji buat jaga rahasia enggak?"