Share

Shinta

SHINTA

Kami berjanji untuk saling bertemu pada pukul sepuluh malam. Di tempat biasa kami bertemu. Jadi sehabis bekerja, aku segera meluncur ke tempat yang sudah kami tentukan. Setibanya di sana aku melihat dia sedang duduk di salah satu kursi sambil mencecap kapucino. Tanpa buang waktu aku segera menghampirinya. Dia kaget setelah aku tepuk pundaknya sembari mengatakan “Hei, apa kabar?”. Mengetahui bahwa aku yang menepuknya dia segera membalas dengan mengatakan baik-baik saja. Kami pun berbincang-bincang hangat. Tapi tetap saja, dengan jelas aku mau tidak mau memerhatikan orang-orang di sekelilingku yang bersileweran sambil menunjukkan wajah ketidak sukaan mereka terhadap kami. “Sudah abaikan saja. Mereka tidak pernah melihat Wanita cantik sepertiku”. Ucap peremuan pembawa gerobak reot dengan atap yang di tutupi Jerami yang di pilin-pilin menyerupai genting, dan di sisi samping gerobak terdapat tulisan rumah. Ya, tidak lain, Wanita yang sedari tadi bersamaku ini adalah peremu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status