Magika dan Azzrafiq masuk ke ruangan panitia, di dalam terdapat beberapa ruangan, terlihat para panitia yang berlalu lalang, ada juga yang bersantai, ada pula yang sibuk untuk mengurusi acara selanjutnya.Randy mengajak mereka ke ruangan Kesehatan, yang diperuntukan bagi peserta ospek jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti yang Magika alami saat ini. Suasana begitu terasa sangat asing bagi mereka berdua berada di sini dan merasa canggung karena banyak kakak tingkat."Kenapa ini Ran?" Tanya Nizar yang melihat Randy membawa pasukan."Keseleo, saya balik dulu ke Aula, harus ngisi acara." Jawab Randy."Ok, kamu ke Aula aja, biar saya yang urus semuanya." Kata Nizar seraya menyiapkan alat-alat untuk mengompres."Ayo Fiq, kamu harus masuk kelompok kamu juga, kasih tahu buat bawain baju Magika, kebasahan kasihan dia." Tutur Randy."Gee, aku balik ke Aula ya." Ucap Azzrafiq.Magika menahan tangan Azzrafiq sambil berbisik."Aku gak mau ditinggal sendirian."Azzrafiq tersenyum coba mene
Setelah selesai dengan wara-wiri dari KOMDIS, akhirnya peserta ospek diperintahkan untuk tidur, karena tahu akan dibangunkan satu jam lagi, semua peserta tak ada yang mengganti pakaiannya, mereka tidur apa adanya dengan baju yang sudah seharian dipakai.Azzrafiq mencari nomor provider Magika yang pernah dia minta, namun dia tak menemukannya."Aneh, bukannya kemarin-kemarin dia udah save nomornya ya?" Gumam Azzrafiq.Lalu dia coba scroll lagi, terdapat kontak dengan nama my sweet girlfriend, Azzrafiq mengerutkan keningnya, seingatnya, tak pernah menyimpan kontak dengan nama tersebut, meskipun dia sudah berpacaran dengan Bianca, namun namun kontaknya tak pernah dia simpan dengan nama itu.Azzrafiq coba memanggil kontak tersebut, seketika dia tahu suara yang menjawab panggilannya."Hallo my sweet girlfriend." Kata Azzrafiq sambil terkekeh"Hahaha, ketauan juga, kenapa nelpon? Tidur yuk bentar lagi kan ada jerit malam." Ujar Magika."Iya, sebelum tidur aku mau denger suara kamu.""Hah? Ken
Magika dan Azzrafiq saling berpegangan tangan, namun seseorang yang menarik tangan mereka memisahkan keduanya.Magika menjerit sekuatnya meskipun mulutnya dibekap, selain kaget kakinya juga masih terasa sakit. Lalu orang yang membawanya itu coba menenangkannya perlahan."Ssstt jangan teriak-teriak, tenang ini aku." Ujar Randy yang masih membekap mulut adik tingkatnya itu. Dirasa Magika sudah cukup tenang, Randy melepaskan bekapannya perlahan dan membuka hoodie yang menutup kepalanya.Magika menatap tajam Randy yang membuatnya terperanjat setengah mati. Betapa tidak, di tengah malam yang gelap dan panik mendengar teriakan seseorang lalu tiba-tiba ada yang menarik tangannya."Ish Kak Randy gak lucu tahu." Pekik Magika yang hampir menangis. "Mana kaki aku masih sakit lagi.""Maaf Gee, tadinya aku cuma mau bebasin kamu dari kerjaan KOMDIS." Jelas Randy.Dengan kesal Magika memukul bahu Randy sekencangnya hingga Randy merintih kesakitan, itu risiko orang yang suka usil."Ya tapi gak narik
Setelah melaui banyak drama ospek selama beberapa hari ini, akhirnya pada hari sabtu menjelang sore masa orientasi selesai, para peserta dikumpulkan di lapangan rumput, membuat barisan berbentuk lingkaran besar, sambil membawa tepung di tangan masing-masing. Semua panitia pun berkumpul di tengah-tengah lingkaran yang dibentuk oleh Mahasiswa angkatan 2012.Satu persatu panitia memperkenalkan diri, KOMDIS yang awalnya tidak ramah dan galak, kini berubah menjadi lebih baik dan menjadi manusia normal pada umumnya. Panitia yang paling menyebalkan, boleh dilempar pakai tepung, dan tentu saja Mochtar sang ketua KOMDIS, menjadi sasaran empuk bagi peserta ospek, dan menjadi kakak tingkat yang paling banyak di lempari tepung.Berbeda dengan Magika yang masih menahan tepung ditangannya, dia ingin melempar ke salah satu kakak tingkat yang menurutnya sangat menyebalkan dibanding para KOMDIS, setelah menilik beberapa kakak tingkat yang berkumpul di hadapannya, akhirnya sasarannya ditemukan.Randy d
Di saat mendokumentasikan momen berdua bersama Azzrafiq, Magika melihat Nisrina datang mendekati mereka, Magika yang tahu bahwa tujuan Nisrina adalah Azzrafiq, dia coba menjauh dari lelaki yang sedang merangkul pinggangnya itu."Aku mau ambil minuman dulu ya." Kata Magika.Magika memberikan celah untuk Nisrina yang ingin mendekati Azzrafiq, mungkin ada yang ingin disampaikan Nisrina pada lelaki itu, entahlah itu apa, dia tak ingin terlalu tahu urusan orang lain.Karena memang sudah haus dan lapar juga, Magika mengambil makanan dan minuman di beberapa stand yang ada di setiap sudut Aula. Terlihat Nisrina membawa satu tangkai bunga mawar merah yang dia temukan di lahan perkebunan, untuk diberikan pada Azzrafiq."Maaf ya aku ganggu moment kamu sama Magika, pasti kamu gak suka aku datangin." Ucap Nisrina seraya memberikan bunganya pada Azzrafiq, kali ini lelaki itu menerimanya karena mood nya sedang bagus."Thank's bunganya." Ucap Azzrafiq sambil tersenyum."Mungkin ini yang terakhir aku
Magika menikmati angin malam yang menerpa wajahnya, dia menutup rapat resleting jaketnya ketika hembusan angin malam semakin kencang, dia menutup matanya dan kembali menghirup udara segar yang tak dia dapatkan di Kota Bandung yang saat ini sudah sangat padat penduduknya."Ngapain sendirian di sini?" Tanya Azzrafiq yang sedari tadi mengikutinya diam-diam.Magika terperanjat dan menatap Azzrafiq yang telah ada di sampingnya. "Ish bikin kaget aja."Azzrafiq melihat langit yang tampak seperti lukisan. "Masih kayak malam sebelumnya ya, banyak bintang yang bertaburan."Magika berjalan ke atas bukit untuk melihat bintang-bintang dan menikmati malam terakhir berada di sini, Azzrafiq mengikutinya dari belakang, kemana pun Magika melangkah lelaki itu pasti akan membuntutinya seperti bayangan."Kan kamu yang bilang mereka tuh saksi perjalanan kita, kayaknya dimanapun kita berada mereka pasti bakalan muncul buat jadi penerang." Tukas Magika."Iya bakalan jadi saksi perjalanan kita sampai aku sama
Pagi telah tiba, langit telah merubah warnanya menjadi lebih terang, cahaya matahari belum terlihat, nyanyian burung mulai berkumandang, terdengar sangat merdu menghiasi pagi ini, juga detak jantung Azzrafiq yang dapat Magika rasakan. Udara pagi yang menyeruak membuat Magika bergidik dan terbangun dari tidurnya.Ketika menyadari dirinya terbangun dalam pelukan Azzrafiq, Magika membelalakan matanya, namun dia tak berani bergerak karena khawatir membangunkan lelaki itu."Good morning Magika." Sapa Azzrafiq yang menyadari Magika sudah terbangun.Magika mendongakkan kepalanya dan melihat Azzrafiq yang tengah tersenyum menyambutnya dengan hangat, Magika membalasnya dengan senyuman manis di bibirnya yang merah alami, meskipun dirinya merasa canggung berada sedekat ini dengan Azzrafiq, namun dia berusaha terlihat tenang dan bersikap biasa saja."Good morning Azz." Sahut Magika sambil menggeliatkan tubuhnya, dia menggeser tubuhnya agar menyamakan posisinya dengan Azzrafiq."Baru aja ketemu di
Magika segera masuk ke ruang tidur wanita untuk membereskan perlengkapannya. Segala macam ada di dalam ranselnya, Magika merapikan isi ranselnya dengan memisahkan pakaian kotor dan bersih, dan juga beberapa makanan yang tak termakan."Berat banget perasaan." Gerutu Magika.Magika mengeluarkan semua makanan yang tak termakan untuk dibagikan pada teman-temannya."Dari kemaren coba Gee bagi-bagi makanan tuh." Kata Vanilla."Iya aku lupa, itu roti juga masih lama expired, Cuma bentukannya aja yang udah gak karuan karena aku tidurin." Jelas Magika seraya masih merapikan isi tas nya."Gapapa, buat nahan laper, kayaknya panitia juga udah kehabisan stock makanan, makanya gak ada sarapan pagi ini." Sahut Vanilla."Waaa Magika bagi-bagi sembako." Celetuk Zea, lalu mengambil roti yang masih terlihat bagus rupanya. "Oh ya semalem kamu kemana sih Gee? Kita nyariin tahu."Magika menoleh pada Zea, mencari alasan yang tepat untuk menjawabnya."Sama temen kelompok Ze.""Kompak amat kelihatanya kelompok
Pagi telah tiba, langit yang semula gelap perlahan mulai kembali terang, terdengar suara burung yang berkicau.Azzrafiq membuka matanya dan terbangun dengan wajah yang tersenyum, semalam dia berhasil melakukan hal yang diinginkannya bersama Magika di dalam mimpi, meskipun hanya di dunia mimpi, cukup membuatnya bahagia.Dan berharap suatu hari nanti mimpinya jadi kenyataan, Azzrafiq beranjak dari tempat tidurnya, dilihatnya Oma Ida sudah cantik dan bersiap untuk yoga di pinggir kolam renang."Oma mau yoga aja cantik banget kayak mau ke undangan." Kata Azzrafiq."Apapun acaranya Oma harus terlihat cantik dong, biar gak malu-maluin cucu Oma.""Asraf terima Oma apa adanya kok." Ucap Azzrafiq seraya memeluk Oma Ida."Ucapanmu mirip sekali dengan mendiang Opa." Tukas Oma seraya mengusap-ngusap pipi Azzrafiq. "Oma harus pergi sekarang, kamu kalo mau sarapan tinggal ke bawah aja, jangan lupa ajak Magika.""Iya Oma, hati-hati jalannya." Sahut Azzrafiq.Magika yang masih tertidur, mencoba tak m
Reflek Magika membuka matanya kembali dan mendorong tubuh Azzrafiq lalu segera membalikkan badannya, Azzrafiq yang terpental akibat dorongan Magika, segera beranjak dari tempat tidur dan melangkah untuk membukakan pintu.Azzrafiq melihat door viewer untuk mengetahui siapa yang mengetuk pintu? Menganggu saja, lagi-lagi dia gagal mencium Magika, tampak para Oma berdiri di depan pintu, dia segera membukanya."Hallo Oma-oma." Sapa Azzrafiq.Oma-oma melangkah masuk kamar, dan seketika terkejut melihat tempat tidur yang berantakan, bantal berserakan di lantai, selimut yang sudah terbuka tak karuan, dan sprei tempat tidur yang sangat kusut."Ya ampun kalian ngapain aja sampai berantakan isi kamar?" Omel Oma Neswari."Kita lagi perang bantal Oma." Jelas Magika."Kalian kan sudah besar, bukan anak kecil lagi, ngapain maen perang-perangan?" Tanya Oma Ida heran sembari menggelengkan kepala menatap cucunya.Azzrafiq hanya nyengir melihat Oma Ida melototinya."Abisnya kita bosan, nunggu Oma lama b
Selesai makan malam di balkon, Magika dan Azzrafiq kembali ke dalam kamar, Magika mendapati film yang ingin dia tonton malam ini Friends with Benefits sudah mulai, dia segera naik ke atas tempat tidur untuk menontonnya.Azzrafiq mengikuti Magika naik ke atas tempat tidur, dia duduk di sampingnya l yang tengah bersandar pada bantal."Nonton film apa nih Gee?" Tanya Azzrafiq."Friends with Benefits, seru kayaknya, kamu udah nonton belum?"Azzrafiq mengubah posisinya agar lebih nyaman."Belum, film romantis?""Udah pasti film romantis, mau nonton film lain?" Tanya Magika memberikan opsi.Azzrafiq menggelengkan kepalanya."Gak, nonton ini aja, aku pengen tahu friends with benefits tuh kayak apa?""Kalo kamu pernah nonton film No Strings Attached pasti tahu deh jalan ceritanya.""Aku juga belum nonton yang itu."Magika menoleh pada Azzrafiq. "Pemainnya pasangan asli Mila Kunis yang main film ini, ya emang sih agak garing ceritanya, cowok gak akan suka film romantis, padahal filmnya..""Kenap
Sampainya di kolam renang, Magika melihat Oma dan teman-temannya duduk santai di lounger pinggir kolam, mereka berdua menghampirinya dan menyapanya.Magika mendekati Omanya yang tengah bersantai, "Oma mau berenang?""Engga Oma takut rematik, Oma cuma mau rebahan aja." Jawab Oma Neswari sambil menyeruput jeruk panasnya."Kan masih sore Oma." Kata Magika."Tetep aja airnya dingin.""Air panas, ya ampun Oma." Timpal Magika ketika melihat sayup asap keluar dari air kolam."Oma lagi mager." Celetuk Oma Neswari."Ada jacuzzi Oma, siapa tahu mau relaksasi." Seru Azzrafiq."Kalian aja yang main air, kami gak mau basah-basahan." Jawab Oma Ida."Yaudah Asraf pinjem cardlock nya, mau masuk kamar tadi gak bisa, Asraf mau ganti baju." Pinta Azzrafiq pada Oma Ida."Bareng aja, Oma juga mau mandi dulu, yuk kita ke kamar." Ajak Oma Ida seraya beranjak dari lounger, Azzrafiq membantunya berdiri.Azzrafiq dan Magika beserta para Oma kembali ke kamar, kaki Magika terasa sangat pegal karena sudah naik da
Setelah berbincang dengan Oma mengenai isi hatinya, Azzrafiq kembali memainkan gamesnya, di tengah permainan yang seru dia mendengar ponselnya berbunyi, tampak Magika telah membalas pesannya. Seketika dia langsung berhenti memainkan gamesnya.Magika Keandra AdribrataIya Azz? \( ˆ▽ˆ )/Azzrafiq AlfathanendraMain yuk bosen di kamar terusMagika Keandra AdribrataIde bagus, aku malahan ketiduranAyo kita nikmati fasilitas HotelAzzrafiq AlfathanendraOk, sekarang aku ke kamar kamu yaMagika Keandra AdribrataTunggu duluTanpa menunggu waktu lama dia langsung bergegas keluar kamar untuk menemui wanita itu, sebelum pergi dia berpamitan pada Oma Ida yang tengah menikmati pemandangan di balkon."Oma, Asraf tinggal keluar dulu ya, Asraf mau ajak Magika keliling hotel." Azzrafiq meminta izin."Iya, selamat bersenang-senang anak muda."Membaca pesan dari Azzrafiq yang akan menghampiri kamarnya, Magika segera beranjak dari tempat tidurnya, dia berlari ke kamar mandi untuk cuci muka, dan touch u
Azzrafiq mencium parfum aroma baby powder seperti wangi ciri khas Magika di sekitarnya, dia penasaran apakah mungkin wanita itu ada di sini? Atau mungkin ada orang lain juga yang memakai aroma parfum yang sama?Dia menoleh ke kiri dan ke kanan mencari tahu siapa yang menggunakan parfum aroma baby powder ini, karena masih penasaran dia menolehkan kepalanya ke belakang.Magika terbelalak tak menyangka bisa bertemu dengan Azzrafiq, dari sekian banyak tempat di Bandung mereka bertemu di sini. Benar dugaannya tadi, hanya saja masih ragu untuk menyapa Azzrafiq."Azzrafiq?" Sapa Magika akhirnya."Magika?" Ucap Azzrafiq dengan riang."Kebetulan kita ketemu di sini." Magika berseru antusias."Atau emang takdir?"Magika tertawa."Berat banget gitu ya kesannya kalo disebut takdir.""Ya terima aja lah ya, kalo kita tuh emang ditakdirkan selalu bersama." Ucap Azzrafiq seraya mengambil makanan yang tersaji di meja stand. "Pantas aja aku kenal aroma wangi parfum kamu, benar aja ada orangnya.""Yang pa
Matahari sore menyinari kamar Azzrafiq, cahayanya menembus jendela, udara Bandung hari ini terasa sangat panas tidak seperti biasanya, padahal sekarang sudah musim penghujan namun panasnya tak tertahankan.Azzrafiq menutup gorden kamarnya dan berniat menyalakan AC, dia mencari remot AC di laci meja belajarnya, di dalamnya dia melihat charm bracelet milik Bella yang beberapa bulan lalu dia ambil.Benda itu selalu Azzrafiq bawa kemana pun dirinya pergi, dia mengambil charm bracelet itu dari dalam laci, dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menilik bandul-bandul dari gelang itu yang bertemakan world traveller, ada yang berbentuk menara eiffel, kompas, pesawat dan lainnya."Masa benda ini bakalan gue simpen selamanya?" Kata Azzrafiq berbicara sendiri.Dia membaca tulisan kecil yang ada di charm gelang itu, ketika melihat charm berbentuk paspor tertulis sebuah nama berukuran sangat kecil di belakangnya. Dia mengernyitkan matanya ketika membaca tulisan kecil itu."Magika?" Gum
Magika masuk ke dalam kamar seraya membanting tasnya ke atas tempat tidur, dia terduduk di samping tempat tidurnya, dia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Randy yang baru saja mulai dia cintai setega itu menghancurkan hatinya.Magika merasa sangat bodoh, mengingat dirinya sedari pagi terus menerus mengabari Randy yang tak membalasnya sama sekali, bisa-bisanya dia mempermalukan dirinya sendiri seperti itu.Kini air matanya terjatuh lagi membasahi kedua pipinya, terpikir olehnya selama ini Randy bersikap manis padanya hanya untuk menyakitinya, mengingat ciuman kemarin malam yang dilakukannya bersama Randy membuat Magika semakin sedih dan terluka.Bagaimana bisa ciuman yang menurut Magika sangat istimewa hanya menjadi sebatas pelarian semata bagi Randy?"Kenapa aku memilih Kak Randy? Kenapa aku memilih hati yang salah?" Sesal Magika dalam tangisannya.Malam minggu yang kelabu.***Hari senin kembali menyapa, pagi-pagi Magika bangun saatnya bersiap untuk kuliah, rasanya kepala
Malam ini acara ngopi bareng Hukum Ekonomi akan di laksanakan, Magika tengah bersiap-siap, namun dia merasa aneh, sejak pagi Randy masih belum mengabarinya, pesan darinya tak ada balasan, bahkan dia sudah menelpon berkali-kali namun tetap tak ada jawaban, dia tahu Randy panitia dari acara itu, tapi apakah sampai sesibuk itu? Sampai tak mengabarinya sama sekali.Magika melihat bayangannya di cermin, malam ini dia tampil sangat out, terlihat sangat elegant namun masih tampak natural, sudah berkali-kali, dia berganti warna lipstik agar lebih pas untuk datang ke acara kampus."Apa gak berlebihan ya? Udah kayak mau dugem aja terlalu terang gini" Gumam Magika lalu menghapus lagi lipstik yang telah diaplikasikannya.Magika mengecek ponselnya dan melihat waktu telah menunjukkan pukul 17.00, dan pesan yang dia tunggu masih belum kunjung datang, hatinya mulai resah dan merasa sedikit kesal."Kak Randy kemana sih? Aneh banget gak biasanya dia ngilang, ternyata gini ya rasanya nunggu kabar dari o