“Dasar gadis itu.” Sienna bergumam, lalu terkekeh kecil setelah membaca pesan masuk di ponselnya. Pesan itu memang bukanlah pesan cinta dari kekasihnya ataupun dari penggemar beratnya, melainkan dikirimkan oleh sahabat baiknya, Anna Bentley. Gadis itu memang sering sekali bergurau dengan memanggil Sienna dengan panggilan sayang yang menggelikan. Namun, Sienna tidak merasa aneh sedikit pun karena sudah terbiasa dengan kekonyolan sahabatnya itu. ‘Kebetulan sekali Anna ada di sini. Sebaiknya aku berdiskusi dengannya dulu mengenai persyaratan yang diajukan Zombi Kutub tadi. Mungkin saja dia punya usul yang bagus,’ batin Sienna yang berniat untuk memecahkan kebimbangannya tadi dengan Anna. Biasanya gadis itu memiliki solusi dalam memecahkan setiap masalahnya. Anna Bentley adalah seorang pengacara muda yang bekerja di bawah sebuah firma hukum ternama. Kebetulan Anna diutus oleh kantor tim pengacaranya untuk menjadi penasihat hukum di perusahaan Luminous tempat Sienna bekerja saat ini.
“Allen ….” Sienna kembali bergumam.Bibir gadis itu tampak bergetar pelan. Sepasang netra zamrudnya mulai berair ketika ingatannya membawanya menjelajah ke masa silam dua tahun lalu.Pria itu—Allen Clark—pernah menggoreskan kenangan manis, tetapi juga meninggalkan kekecewaan yang sangat mendalam di dalam kehidupannya dulu.Tanpa sadar Sienna melangkah dengan cepat untuk menghampiri pria itu. Sayangnya, sebelum Sienna berhasil memastikan penglihatannya, pria itu telah masuk ke dalam mobilnya dan menghilang dengan cepat dari pandangannya bersama kendaraan yang dikemudikannya.Sienna hanya dapat melihat bagian belakang pria itu karena kebetulan mobil yang dikemudikan pria itu memiliki atap yang terbuka. Selain itu, Sienna juga sangat terkejut dengan kehadiran sosok seorang wanita yang duduk di samping pria itu.Kedua kepalan tangan Sienna mengetat. Ia berusaha menahan gemuruh di dalam dadanya yang sedang berkecamuk hebat.‘Tapi, apa benar itu Allen?’ batin Sienna yang masih merasa ragu.
“Ck, jangan membuatku muntah. Siapa juga yang menyayanginya,” gerutu Sienna dengan muka seolah ingin memuntahkan makanan di dalam perutnya.“Hati-hati lho kalau bicara. Kamu tidak takut kualat nanti?” timpal Anna. Gadis itu memasang mimik wajah serius saat memperingatkan sahabatnya tersebut.Namun, Sienna berdecih malas. “Memang kenyataan kok. Mana mungkin aku menyayangi Zombi Kutub yang sombong itu,” cetusnya.“Bagaimana kalau nanti kamu benaran sayang sama dia?” ledek Anna seraya tertawa kecil.Selama tiga bulan ini Anna sudah puas mendengar celotehan dan makian Sienna tentang Lucas Morgan sehingga ia berpikir jika tidak ada lagi orang yang dapat membuat suasana hati seorang Sienna Sherwood menjadi berantakan seperti ini!“Hush! Mana mungkin aku sayang sama dia. Amit-amit!” timpal Sienna seraya mengedikkan bahunya dan memasang wajah jijik.Namun, Anna malah tertawa terbahak-bahak dan membuat suasana hati Sienna menjadi semakin bertambah buruk. Padahal tadi Sienna ingin meminta penda
“Kamu ingin aku meminta semua akses perusahaan darinya?” tanya Sienna memastikan maksud dari sahabatnya tersebut.Anna mengangguk antusias. “Bukankah itu ide bagus?”“Ide buruk, An,” sahut Sienna yang telah menatap sahabatnya itu dengan malas.Mana mungkin ia bisa mengendalikan Lucas. Apalagi meminta akses perusahaan dari pria itu. Bisa-bisa pria itu langsung melemparnya keluar dari gedung!“Kenapa? Kamu takut dengannya?” ledek Anna seraya terkekeh geli.Sienna berdecak malas. “Kamu tahu sendiri kan Zombi Kutub itu seperti apa? Kamu mau aku mengantarkan nyawaku dengan meminta semua akses perusahaan darinya? Kamu pikir dia bodoh?” celetuknya.Tawa Anna terhenti sejenak. “Kamu benar juga. Dia terlalu sulit ditaklukkan,” gumamnya.Anna melirik Sienna kembali. “Tapi, tidak ada salahnya kalau kamu mencobanya. Aku rasa dia punya rasa padamu,” godanya seraya tersenyum nakal.Sienna berdecih. “Kecuali dia memang sudah gila dan bodoh,” imbuhnya yang membuat tawa Anna kembali terlepas.“Sia-sia
‘Tidak mungkin kan dia mau menciumku di sini?’ terka Sienna di dalam hati atas tindakan yang dilakukan Lucas saat ini.Gadis itu kembali teringat dengan ciuman yang mereka lakukan tadi pagi. Ia akui ciuman Lucas tidak buruk, tetapi bukan berarti ia akan diam saja membiarkan atasannya itu bertindak sewenang-wenang terhadap dirinya.Apalagi Sienna belum memberikan jawaban apa pun terhadap persyaratan yang ditawarkan pria itu padanya. Tidak seharusnya Lucas memainkan perannya tanpa persetujuannya lagi.“Ehm ... Direktur Morgan—"Ucapan Sienna terhenti sejenak karena wajah Lucas semakin mendekat ke arahnya. Napas gadis itu terasa semakin berat. Kedua pipinya juga terasa panas.Sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, Sienna pun berniat untuk menghentikan hal tersebut dengan mendorong dada pria itu dengan kedua telapak tangannya.Namun, sebelum Sienna melakukannya, tiba-tiba saja Lucas mengambil sapu tangan dari saku jasnya dan menyapu sudut bibir Sienna!Bibir gadis itu terbuka syok ata
“Wah, Anda sudah membuat rancangan baru lagi." Sienna berpura-pura memasang wajah takjub untuk menyenangkan hati Nicole, lalu ia lanjut berkata, "Pasti kali ini akan populer seperti yang kemarin."Wajah Nicole berseri-seri mendengar pujian tersebut. Ia tidak tahu, padahal kalau Sienna bisa, ingin sekali ia memuntahkan sisa makanan di perutnya ke wajah gadis itu! “Tentu saja. Saya membuatnya dengan sepenuh hati. Pastinya harus memberikan kontribusi yang menguntungkan bagi Luminous,” sahut Nicole seraya mengibaskan surainya ke belakang dengan angkuh. Sienna hanya bisa menahan diri untuk tidak memaki wanita itu. ‘Dasar pencuri! Masih saja dia berani bersikap sombong di sini!’ geramnya di dalam hati. Sienna pernah melihat sketsa kasar dari produk Luminous sebelumnya yang digambarkan oleh Nicole dan semua detail serta keterangan yang dibuat wanita itu benar-benar mirip sekali dengan yang dibuat olehnya. Tentu saja Sienna juga pernah bertanya kepada wanita itu mengenai inspirasi yang di
“Apa? Syarat lagi?” celetuk Sienna dengan netra yang terbelalak lebar.Melihat reaksi gadis itu, Lucas hanya tersenyum tipis. Ia sudah menduga sekretarisnya itu akan terkejut dengan ucapannya tadi.Sebenarnya sejak tadi siang Lucas sudah berpikir untuk menambahkan beberapa syarat lagi kepada sekretarisnya apabila gadis itu setuju menerima persyaratan awalnya. Sungguh berada di luar prediksinya jika Sienna ternyata juga memiliki pemikiran yang sama dengannya.Tiba-tiba saja Lucas merasa penasaran dengan hal yang ingin didiskusikan gadis itu dengannya. Namun, ia tidak menyangka Sienna malah mengajukan protesnya, “Bukankah Anda sudah mengajukan syarat agar saya menjadi kekasih Anda apabila saya ingin diangkat menjadi karyawan tetap? Kenapa sekarang Anda malah menambah syarat lagi?”Lucas tersenyum smirk. “Kenapa? Apa saya tidak boleh melakukannya?” selidiknya dengan tajam.“Bu-bukannya tidak boleh tapi—” Ucapan Sienna terhenti ketika melihat atasannya mengangkat satu alisnya dan menatapn
“Saya bisa menandatangani surat perjanjian untuk tidak membocorkan dokumen desain itu kepada pihak mana pun,” lanjut Sienna.Melihat wajah gadis itu yang tampak begitu gigih ingin meyakinkan dirinya itu membuat Lucas merasa sangat tertarik.‘Tapi, apa ada mata-mata sepolos dia? Apa ini hanya jebakan saja atau aku saja yang berpikir terlalu jauh?’ batin pria itu mulai merasa bimbang.'Sepertinya tidak ada salahnya kalau aku membiarkannya melakukan hal yang ingin dilakukannya dulu sambil memantaunya lebih jauh,' putus Lucas di dalam hati.Apalagi Lucas juga memiliki hal penting yang harus diselidikinya dari gadis itu. Ia tidak bisa membiarkan gadis itu pergi begitu saja sebelum ia mendapatkan jawaban yang sebenarnya.‘Setidaknya kalau dia memang mata-mata, lebih baik aku memergokinya langsung dan memberikannya hukuman yang pantas didapatkannya,' batin Lucas pada akhirnya.“Baiklah, Nona Sherwood. Persyaratanmu saya terima asalkan kamu memenuhi semua persyaratanku tanpa terkecuali dan ba
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel