Selamat malam minggu semua dan selamat membaca ^^
“Pecat dia,” titah Lucas.Allen sangat syok. Ia merasa keputusan Lucas terlalu berlebihan. Terlebih lagi ia adalah atasan langsung Penelope. Seharusnya Lucas mempertimbangkan pendapatnya. "Tapi, Lucas─"Sayangnya, Lucas tidak mengindahkan ucapannya dan menyela, “Saya tahu kalau banyak di antara kalian yang tidak suka melihat hubungan saya dengan Sienna. Tapi, saya ingin menegaskan kalau saat ini Sienna Sherwood adalah kekasih saya dan hanya saya yang berhak mengkritiknya!”Sienna cukup terkejut mendapat pembelaan dari Lucas. Padahal ia berpikir atasannya itu tidak akan peduli lagi dengannya. Keputusan Lucas memang sangat berlebihan hingga memecat seseorang karena hanya telah menghina kekasihnya saat mabuk. Sienna khawatir sikap arogan Lucas akan menurunkan pamornya di dalam perusahaan. Namun, di satu sisi, Sienna merasa senang dengan pembelaan pria itu.Entah kenapa ucapan Lucas terdengar seperti pengakuan yang cukup manis seolah menyatakan kepemilikannya sebagai kekasihnya.‘Kekasih
“Sepertinya aku benar. Kamu masih menyembunyikan sesuatu dariku,” sindir Lucas dengan sinis.“Ti-tidak ….” Sienna membuang pandangannya dengan cepat.Sorot mata Lucas pun menajam. ‘Benar-benar gadis keras kepala,” geramnya di dalam hati.Melihat Sienna yang tidak berniat mengakui apa pun, suasana hati Lucas pun bertambah buruk. Ia merasa sia-sia telah memberinya kesempatan kepada gadis itu.“Turun!”Titah yang meluncur dari bibir Lucas membuat Sienna melongo. Sebelum ia sempat mencerna ucapannya, Lucas kembali berkata, “Kamu mau turun sendiri atau kamu mau aku yang menarikmu keluar?”Wajah Sienna berubah nanar. Namun, ia masih memiliki harga diri untuk tidak dipermalukan sehingga memilih untuk turun sendiri dari mobil pria itu.Baru saja Sienna menutup pintu mobil tersebut, Lucas telah melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi dan menyisakan kekesalan Sienna.“Apa-apaan sih dia? Dasar Zombi Kutub! Menyebalkan!” te
“Sepertinya kamu sedang sibuk dengan urusan wanita. Kita bicara lain kali saja,” jawab Lucas, hendak memutuskan panggilan teleponnya.Namun, Oliver buru-buru menyela, “Hei, aku bercanda. Kenapa? Ada apa?”Bukannya menjawab, Lucas malah bertanya, “Kamu di mana?”“Aku di Goddess. Lagi mau memeriksa apa ada yang kurang. Kan sebentar lagi mau pembukaan,” terang Oliver.Goddess adalah nama bar baru yang akan dibukanya beberapa hari lagi. Akhir-akhir ini pria itu disibukkan dengan segala persiapan pembukaan usaha barunya tersebut. Lebih tepatnya ia terpaksa melakukannya jika bukan kakeknya yang memintanya.“Baiklah. Aku ke sana,” timpal Lucas. Ia langsung mematikan panggilan tersebut secara sepihak tanpa menunggu tanggapan Oliver.Lucas menyambar jas yang tersampir pada kursinya, kemudian bergegas keluar dari ruangannya setelah memastikan tidak ada yang tertinggal.Sementara itu, Sienna telah meninggalkan gedung Luminous. Kebetulan hari ini ia memiliki janji dengan Anna setelah tiga hari ia
Sikap dingin Sienna tidak menyurutkan sedikit pun niat Allen. Pria itu kembali berkata, “Sienna─”“Apa kamu tidak bisa mengerti ucapanku?” sela Sienna dengan sinis.“Aku tidak akan pergi sebelum kamu menjawab pertanyaanku,” ucap Allen yang masih berkutat dengan kegigihannya.Sienna mengeratkan rahangnya dengan kesal. Ia membutuhkan ketenangan saat ini. Namun, melihat Allen begitu bersikeras, ia pun berpikir jika ia perlu menyelesaikan hubungannya dengan pria itu. Jika tidak, Allen sepertinya tidak akan berhenti mengganggunya.Selain itu, sebenarnya ia juga ingin mengetahui jawaban atas hal yang selama ini mengusik pikirannya terkait alasan Allen pergi tanpa pamit padanya.“Baiklah. Tapi, aku yang bertanya dan kamu yang menjawab,” cetus Sienna melontarkan aturan di antara mereka.“Sienna—”“Jelaskan padaku siapa kamu sebenarnya? Dan kenapa nama keluargamu bisa berganti? Apa kamu sudah membohongiku sejak awal? Dan ke mana saja kamu dua tahun ini? Apa benar kamu pergi ke Irlandia seperti
“Sienna, kamu tidak percaya padaku?” selidik Allen yang tampak kecewa.“Aku percaya atau tidak, apa itu penting?” cibir Sienna dengan sinis.“Sienna, aku─”“Kamu mau pergi dari sini atau aku yang pergi?” sela Sienna yang sudah muak bicara dengan pria itu.Selera makannya untuk mencicipi makanan khas Negeri Ginseng itu seketika lenyap setelah berbicara dengan mantan kekasihnya tersebut. Namun, pria itu masih saja tetap tidak berniat beranjak dari tempat duduknya.Allen kembali berkata, “Aku tahu kamu tidak akan mau berbicara denganku, tapi … aku tidak ingin membohongi perasaanku, Sienna. Bagiku, bertemu denganmu lagi adalah sebuah takdir yang mengingatkanku kalau kamu masih berlabuh di hatiku. Aku yakin kamu juga pasti belum bisa melupakanku, bukan?”Suara tawa remeh meluncur dari bibir Sienna. Ia tidak menyangka Allen tidak memiliki malu untuk mengatakan hal itu di saat statusnya saat ini telah menjadi seorang pria yang berkeluarga.“Apa kamu sudah gila, hm? Aku rasa anganmu terlalu t
Allen tersentak. Sontak, ia menoleh dan memaki, “Berengsek! Siapa yang─”Suara Allen tersendat ketika melihat sosok Anna Bentley yang telah menatapnya dengan tajam.“Siapa yang kamu panggil Berengsek, hm? Aku rasa kamu sedang memanggil dirimu sendiri,” cibir Anna yang membuat ekspresi Allen menggelap.Akan tetapi, Anna tidak peduli dengan kemarahan pria itu. Justru, ia sudah bersiap siaga dengan kuda-kudanya untuk menghajarnya apabila Allen berani memukulnya.Allen masih ingat jelas jika Anna adalah pemegang sabuk hitam judo. Ia tidak bisa sembarangan menyinggung gadis itu atau salah satu tulangnya harus rela dipatahkan!Namun, Allen tetap memasang wajah marahnya dan berkata. “Jaga ucapanmu, Anna Bentley. Ini bukan urusanmu. Jangan ikut campur.”Anna tersenyum smirk. Ia meletakkan kembali gelas yang diambilnya dari baki pelayan restoran yang baru saja ingin disajikan ke meja lain.“Nanti aku a
Sienna telah kembali ke tempat duduknya bersama Anna. Makanan dan minuman yang dipesannya tadi telah diantar oleh salah seorang pelayan.“Aku hampir saja lupa memberikan kadomu,” ucap Anna sembari mengeluarkan kado yang telah dipersiapkannya dan menyerahkannya kepada Sienna. Ia juga telah mempersiapkan kue tart kecil dan meletakkannya di atas meja mereka.“Wah, kamu begitu royal, huh? Padahal kamu tidak perlu serepot ini,” ucap Sienna seraya membuka bungkusan kado yang diberikan sahabatnya tersebut. Ia sangat takjub ketika melihat isi di dalamnya.“Ini … ini serius untukku?” tanya Sienna dengan wajah syok ketika menemukan sebuah tablet keluaran terbaru yang selalu diinginkannya.“Tentu saja serius dong. Aku sudah tahu kalau kamu pasti akan menyukainya. Kamu pasti sangat membutuhkannya untuk mendesain karyamu.” Anna menjawab dengan bangga.Bola mata zamrud Sienna tampak berkaca-kaca. Ia pun langsung menghambur ke arah gadis itu dan memeluknya dengan erat. “Terima kasih, An,” cicitnya d
“Menjaga jarak? Apa yang terjadi, Sienna?” Anna telah mengerutkan keningnya dengan bingung.Sienna pun menceritakan segala dugaan yang terjadi kepada sahabatnya tersebut. Anna sangat terkejut mendengar pengakuannya.“Kenapa kamu begitu ceroboh, Sienna?” tukas Anna dengan frustasi.Sienna tersenyum pahit. “Aku tidak berpikir terlalu jauh. Salahku memang,” akunya.“Tapi … tapi, dia belum tahu kan kalau kamu mau menyelidiki hal itu?” tanya Anna lagi.Sienna menggeleng. “Entahlah. Dia tidak bertanya apa pun. Malah kembali jadi Zombi Kutub lagi. Dingin, tapi tidak terlalu menyebalkan seperti dulu,” jawabnya.Anna menatap Sienna yang sibuk membalikkan daging di atas panggangan yang ada di hadapan mereka.Dahi Anna mengerut. Ia tampak tertegun dan bergumam, “Aneh sekali. Kenapa dia diam saja? Tidak seperti Lucas Morgan yang pernah kudengar. Apa jangan-jangan ….”“Jangan-jangan gila kali,” timpal Sienna dengan malas.Anna berdec
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel