Share

Bab 3. Mabuk Berat

Author: Reni.t
last update Last Updated: 2022-12-22 08:14:23

Arka berjalan tidak tentu arah. Dia sama sekali tidak tahu harus pergi kemana karena tidak punya tempat untuk bernaung kini. Seketika rasa menyesal pun menyelimuti hatinya. Arka benar-benar menyesal karena tidak memisahkan harta miliknya dengan milik sang ayah selama dia menjabat sebagai Presiden Direktur di perusahaan ayahnya tersebut.

"Sial, kenapa saya bisa sebodoh ini? seharusnya saya punya tabungan sendiri dan kartu kredit sendiri yang tidak ada hubungannya dengan Daddy ataupun perusahaan,'' gumam Arka menghentikan langkah kakinya lalu duduk di halte bis sendirian.

Ya ... Dia duduk sendirian dengan perasaan bingung juga hancur. Arka tidak tahu harus berbuat apa saat ini karena dia sama sekali tidak memegang uang sepeser pun. Tatapan mata laki-laki dewasa itu nampak menatap lurus ke depan, memperhatikan satu-persatu mobil yang saat ini melintas di jalan raya tepat di depan matanya.

Seharusnya dia duduk di dalam mobil mewah bersama Antoni sang Assisten. Apakah masa jayanya sudah habis sekarang? Apakah dia benar-benar telah jatuh miskin? Apakah dia bisa merebut kembali semua harta dan pasilitas mewah yang telah di ambil oleh sang ayah? Akh ... Entahlah, dada Arka terasa begitu sesak sekarang.

Ckiiiit ...

Tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti tepat di depannya kini. Mobil berwarna merah milik Antoni, orang yang selama ini bekerja dengan dirinya. Seketika, Arka pun tersenyum saat melihat Antoni membuka kaca mobil tersebut.

"Tuan Bos? Astaga, sedang anda di sana?" teriak Antoni dari dalam mobil.

"Kebetulan kamu datang,'' ucap Arka berjalan menghampiri lalu masuk ke dalam mobil.

Ceklek!

Blug!

Pintu mobil pun di buka dan segera ditutup kembali sesaat setelah Arka masuk kedalamnya. Antoni nampak menatap wajah Tuannya itu dengan perasaan heran. Penampilan Arka yang biasanya rapi juga berwibawa terlihat sangat berantakan.

"Tuan Bos mau kemana? Biar saya antarkan,'' tanya Antoni kemudian.

"Jangan panggil saya dengan sebutan Tuan Bos, saya bukan Bos kamu lagi sekarang."

"Hah? Anda serius? Gimana ceritanya anda sudah bukan Bos saya lagi? Apa anda memecat saya, Tuan?"

"Tidak, bukan begitu. Saya sudah bukan Presiden Direktur di perusahaan saya lagi, lebih tepatnya perusahaan Daddy.''

Antoni seketika terdiam mencoba mencerna apa yang baru saja diucapkan oleh Arka. Dia nampak menatap lekat wajah Arka mencoba untuk menerka apa yang sebenarnya terjadi. Pemuda yang telah bekerja sebagai Assiten Arka selama lebih dari 3 tahun itu akhirnya tidak bertanya apapun lagi.

"Izinkan saya menginap di rumah kamu malam ini, Antoni. Saya tidak tahu lagi harus pergi kemana,'' ucap Arka seketika membuyarkan lamunan panjang seorang Antoni.

"Eu ... Apa Tuan besar benar-benar telah membekukan kartu kredit anda? Maaf, kalau saya lancang. Saya hanya heran saja melihat anda seperti ini,'' tanya Antoni ingin sekali mengobati rasa penasarannya.

"Ceritanya panjang, sangat-sangat panjang. Butuh waktu tujuh hari tujuh malam untuk menceritakannya."

"Hah? Ya sudah, anda bisa bercerita nanti. Untuk malam ini, anda menginap saja dulu di rumah saya," ucap Antoni mulai menyalakan mesin mobil.

Mobil pun seketika melaju perlahan meninggalkan halte bus tersebut sampai akhirnya melaju kencang di jalanan. Keheningan pun tercipta. Arka sama sekali tidak mengatakan sepatah katapun selama perjalanan. Sementara Antoni, dia sama sekali tidak berani bertanya apapun karena tahu betul bahwa perasaan Tuannya itu sedang tidak baik-baik saja.

Ckiiit!

Mobil yang dikendarai Antoni pun akhirnya melipir dan berhenti tepat di depan rumah sederhana. Rumah yang selama ini dihuni oleh Antoni sendirian. Antoni pun keluar dari dalam mobil dan disusul oleh Arka kemudian.

"Ini rumah kamu?" tanya Arka menatap sekeliling rumah.

"Iya, Tuan Bos. Rumah saya memang kecil dan sederhana tapi, cukup untuk tempat saya berteduh selama ini. Silahkan masuk, Tuan.''

Arka pun menganggukkan kepalanya lalu berjalan beriringan dengan Antoni. Keduanya pun berdiri tepat di depan pintu rumah. Antoni memasukkan kunci lalu memutarnya dan pintu pun seketika terbuka lebar.

"Silahkan masuk, maaf rumahnya agak berantakan." Antoni mempersilahkan.

"Hmm ... Rumahnya lumayan nyaman, ukurannya seukuran sama kamar saya di rumah, tapi ya lumayanlah buat tempat saya berteduh malam ini."

"Ish ... Tuan ini, jangan bandingkan rumah saya dengan rumah Tuan besar yang mewah itu dong. Gimana si?"

"Iya-iya maaf. Gitu aja ko ngambek, astaga."

Antoni hanya tersenyum kecil lalu membuka pintu kamar. Kamar yang memang telah dia biarkan kosong selama ini. Dia akan membiarkan kamar itu di pakai oleh Arka malam ini.

"Nah ini kamar Tuan untuk malam ini,'' ucap Antoni kemudian.

"Oke, terima kasih ya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan saya kalau saya tidak ketemu sama kamu."

"Sama-sama, Tuan Bos."

"O iya, saya mau minta tolong sama kamu."

"Apa, Tuan? Katakan saja."

"Tolong bantu saya menjual arloji ini," pinta Arka, membuka arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Lho, ini 'kan arloji mahal, Tuan bos? Arloji ini adalah hadiah yang diberikan oleh Nyonya besar waktu anda ulang tahun dua tahun yang lalu," tanya Antoni mengerutkan kening.

"Hmm ... Memang iya, saya juga sudah sayang sekali sama benda ini sebenarnya, tapi saya tidak punya pilihan lain lagi selain harus menjualnya. Kamu tahu, saya tidak punya uang sepeserpun. Saya miskin sekarang, Antoni," jelas Arka menunduk sedih.

"Tapi ini harganya berapa? Saya harus jual arloji ini ke mana?''

"Ke mall 'lah. Harganya 160.000.000,00 jual berapapun harga yang mereka minta. Saya sedang benar-benar membutuhkan uang sekarang."

Antoni nampak menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan. Dia sama sekali merasa tidak percaya jika Tuan Arka Wijaya Kusuma Hadiningrat, pengusaha kaya raya yang biasa hidup bergelimang harta juga salah satu pengusaha yang sangat disegani, kini telah benar-benar jatuh miskin hanya dalam sekejap mata. Roda kehidupan memang benar-benar berputar.

"Saya turut berduka cita atas apa yang menimpa Tuan," ucap Antoni menatap sedih wajah Tuannya.

"Saya masih hidup dan sehat, sekarang cepetan kamu jual arloji itu. Saya ingin pergi ke suatu tempat."

"Baik, Tuan. Saya pergi sekarang juga.''

Arka hanya mengangguk dengan wajah datar. Dia pun menghempaskan tubuhnya di atas ranjang berukuran 3 kali lipat lebih kecil dari ranjang miliknya di rumah sang ayah. Arka pun mencoba memejamkan mata lalu seketika terlelap.

Tiga jam kemudian.

Dengan berbekal uang hasil dirinya menjual Arloji mewah. Arka pun mendatangi Klub malam untuk bersenang-senang. Arka akan menghabiskan malam ini dengan bermain semalaman. Dia bahkan meminum minuman keras hanya untuk melupakan masalah yang sedang dihadapinya saat ini.

Seperti itulah hari-hari yang dilewatinya setiap malamnya. Hampir setiap malam Arka pulang dalam keadaan mabuk berat bahkan tidak jarang dia tidur di pinggir jalan karena terlalu banyak minum.

Hidup seorang Arka benar-benar hilang kendali dan tidak ada lagi semangat untuk menjalani hari-harinya dengan normal. Bahkan untuk bernafas pun rasanya sangat sesak. Arka berpikir inilah akhir dari kehidupannya dan akhir dari segalanya. Hidupnya benar-benar merasa hancur sekarang.

"Huek ... Huek ... Huek ...." Arka berjongkok tepat di depan Klub malam yang biasa dia kunjungi.

Pukul 23.00 dia baru saja keluar dari tempat itu dalam keadaan mabuk berat. Bahkan, dia sama sekali tidak berhenti muntah hingga semua minuman keras yang dia minum pun seketika berceceran. Meskipun begitu, Arka masih berusaha untuk bangkit dan berjalan untuk pulang ke rumah Antoni, tempat dimana dia menumpang selama ini.

Dengan langkah kaki gontai, juga tubuh yang sempoyongan Arka berjalan layaknya orang yang sedang mabuk berat. Pandangan matanya pun perlahan mulai kabur. Sampai akhirnya, tanpa di sengaja Arka pun menabrak seorang wanita yang hendak masuk ke dalam Klub malam tersebut.

Bruk!

"Argh! Kalau jalan hati-hati dong,'' teriak wanita itu kesal.

Wanita berpakaian ketat hampir memperlihatkan lekuk tubuhnya juga dengan bagian dada yang sedikit terbuka. Dia pun mencoba untuk bangkit karena tubuhnya benar-benar terhempas hingga tersungkur di atas aspal. Hal yang sama pun dilakukan oleh Arka, dengan tubuh yang sebenarnya terasa berat pun mencoba untuk berdiri.

"Ma-maaf, sa-ya ti-dak se-ngaja," jawab Arka dengan suara yang meliuk-liuk layaknya orang yang sedang mabuk.

"Gak sengaja apanya kamu sengaja tadi."

"Huaaaa!" Arka membuka mulutnya lebar-lebar, dan sedetik kemudian.

Bruk!

Arka pun tiba-tiba saja ambruk tepat di bahu wanita itu. Tentu saja, wanita itu pun segera menghempaskan tubuh Arka secara kasar hingga tubuhnya terpelanting juga tersungkur. Panik, wanita itu pun berjongkok lalu mencoba untuk membangunkan.

"Hey ... Bangun! Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanyanya kemudian.

Arka bergeming. Matanya benar-benar terpejam sempurna layaknya orang yang sedang pingsan. Wanita yang masih belum diketahui namanya itu pun hendak pergi begitu saja tapi, seketika dia mengurungkan niatnya dan kembali berjongkok tepat di hadapan Arka kini.

"Bangun! Masa kamu tidur di sini si? Rumah kamu dimana? Saya pesankan Taksi buat kamu ya," ucapnya seraya mengguncangkan tubuh Arka.

Karena tidak ada pilihan lain lagi, akhirnya wanita itu pun memutuskan untuk membawa laki-laki yang sama sekali belum dia kenal itu pulang ke rumahnya. Alasannya adalah, selain karena kediamannya tidak terlalu jauh dari tempat itu. Dia pun merasa tidak tega apa bila harus meninggalkan laki-laki yang sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri di pinggir jalan.

Keesokan harinya.

Arka mulai membuka kedua matanya saat sinar matahari terasa hangat menyentuh permukaan wajahnya kini. Rasa kantuk pun masih terasa begitu menyiksa sebenarnya. Namun, seketika kedua matanya terbelalak juga rasa kantuk yang tiba-tiba hilang saat dia menyadari bahwa dirinya bangun di tempat asing.

"Di mana saya?" gumamnya menatap sekeliling.

Arka pun mencoba untuk bangkit lalu turun dari atas ranjang meskipun kepalanya terasa sangat berat. Setelah itu, dia pun berjalan menuju pintu dan keluar dari dalam kamar. Arka sama sekali tidak mengingat kejadian tadi malam.

Ceklek!

Pintu pun di buka. Arka keluar dari dalam kamar lalu menatap sekeliling. Pandangan matanya pun seketika terhenti saat melihat seorang wanita berpakaian seksi duduk santai di ruang tamu. Di sela jari wanita itu pun terselip satu batang rokok lalu menghisapnya perlahan.

"Kamu sudah bangun?" tanya wanita itu tanpa menoleh sama sekali, mulutnya nampak mengeluarkan asap rokok yang mengepul ke udara kini.

*****

Related chapters

  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 4. Kekasih Bayaran Tuan Arka

    Arka menghampiri wanita yang sama sekali tidak dia kenal itu. Penampilannya yang terlihat santai dengan pakaian seksi juga sebatang rokok yang terselip di sela jarinya membuat wanita itu benar-benar memperlihatkan bahwa dia bukanlah wanita biasa. Arka pun tersenyum sinis lalu duduk tepat di depan wanita itu."Siapa kamu? Berani sekali kamu membawa saya ke sini?'' tanya Arka menatap tajam wajahnya."Dih, dasar tidak sopan. Bukannya berterima kasih, malah marah-marah. Kamu itu seharusnya bersyukur karena aku sudah membawa kamu ke sini. Kalau tidak, kamu sudah tidur di jalanan semalam, ingat ini semua tidak gratis ya. Kamu harus membayar mahal atas jasaku juga biaya menginap di rumah ini,'' ucap sang wanita yang sama sekali belum diketahui namanya itu."Hahahaha! Kamu gila apa? Masa cuma menginap di rumah kecil seperti ini harus bayar segala sih? Memangnya ini hotel? Lagipula, siapa yang menyuruh kamu bawa saya ke sini?" Arka menertawakan."Enak saja kamu kalau ngomong. Eh ... Dengarkan

    Last Updated : 2022-12-25
  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Pengorbanan Seorang Ibu

    "Kamu tenang saja, aku bukan wanita yang suka banyak bicara. Asal mulut aku ini dibungkam dengan uang yang sangat banyak, aku janji tidak akan membongkar rahasia kita ini,'' ucap Naila seraya duduk bersilang kaki membuat Arka seketika merasa kesal."Hey ... Kalau duduk itu yang sopan ya. Kamu itu harus terlihat seperti seorang wanita berkelas. Tutur bicara kamu, cara berpakaian kamu juga sopan santun kamu itu harus diperbaiki," ketus Arka menatap wajah Naila dengan tatapan tidak suka."Heuh! Pura-pura jadi orang kaya itu banyak aturannya juga ya. Segala macam di atur, cara bicara juga harus di perbaiki segala. Tidak bisa apa kalau aku jadi diri aku sendiri?""Tidak bisa dong. Kamu lupa saya ini siapa? Saya adalah Arka Wijaya Kusuma Hadiningrat, saya laki-laki yang disegani di kota ini juga salah satu pengusaha kaya raya, masa pacar saya tidak punya etika dan tata krama? Tidak lucu 'kan?" "Hmm ... Iya-iya, baik Tuan Arka yang terhormat, terserah anda saja maunya seperti apa. Asal aku

    Last Updated : 2022-12-27
  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 6. Pulang

    Nyonya Maurina seketika bangkit saat mendengar Bi Sumi mengatakan bahwa putra kesayangannya telah pulang bersama seorang perempuan. Kedua matanya pun terlihat berkaca-kaca merasa tidak percaya. Nyonya Maurina menatap wajah Bi Sumi wanita yang telah bekerja lebih dari 10 tahun di rumahnya itu dengan tatapan sayu berharap bahwa dia sama sekali tidak salah mendengar."Bibi tidak bercanda 'kan? Arka putra saya pulang bersama seorang perempuan?" tanyanya kemudian."Betul, Nyonya. Tuan muda ada di bawah sekarang," jawab Bibi tersenyum ramah."Astaga putraku, Arka! Akhirnya kamu pulang juga, Nak." Nyonya Maurina pun seketika turun dari atas ranjang dan berjalan dengan tergesa-gesa keluar dari dalam kamar dan di susul oleh Tuan Wijaya kemudian.***Sementara itu, Naila nampak menatap sekeliling rumah besar dan mewah milik Arka dengan tatapan berbinar. Bibirnya pun nampak di buka lebar benar-benar merasa kagum dengan kemewahan yang terlihat begitu nyata di depan kedua matanya kini. Arka yang m

    Last Updated : 2022-12-29
  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 7. Satu Syarat

    Arka merasa terkejut saat mendengar apa yang baru saja ditanyakan oleh Tuan wijaya sang ayah begitupun dengan Naila. Mereka berdua saling menatap satu sama lain seolah sedang bertanya lewat tatapan mata. Arka bahkan mengedipkan satu matanya memberi isyarat kepada Naila."Saya mencintai Arka, Om. Dia adalah laki-laki baik yang mampu membuat hati saya luluh, ya meskipun Arka memiliki sifat sombong dan keras kepala, tapi saya tidak mempermasalahkan hal itu. Yang terpenting, dia mencintai saya begitupun sebaiknya dan kami bisa menerima kekurangan masing-masing," lembut Naila, layaknya seorang artis yang sedang berakting terlihat begitu meyakinkan."Kalian tidak sedang membohongi saya 'kan?" tanya Tuan Wijaya, menatap wajah Naila dan juga sang putra secara bergantian."Tentu saja tidak, Dad. Saya jatuh cinta pada pandangan pertama sama Naila. Dia adalah wanita spesial yang selama ini saya cari. Saya juga sangat mencintai dia," jawab Adrian meyakinkan sang ayah."Hmm ... Daddy masih meraguk

    Last Updated : 2022-12-31
  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 8. Virgin

    Arka berbisik di telinga wanita bernama Naila. Wanita yang dia sewa sebagai kekasih bayaran. Apa yang baru saja diucapkan oleh wanita itu benar-benar telah membuat perasaan seorang Arka benar-benar merasa terluka."Apa perlu saya membuktikan kepada kamu kalau saya ini memang pria normal? Kamu tahu, saya bukan hanya sombong dan kasar seperti yang kamu katakan tadi, tapi saya juga mahir dalam hal bermain di atas ranjang," bisik Arka membuat Naila seketika memejamkan kedua matanya.Hembusan napas Arka terasa dingin menyapu permukaan kulit Naila kini. Aroma wangi tubuh laki-laki itu pun tercium begitu maskulin terasa menyegarkan. Bulu kuduk wanita itu seketika berdiri serempak juga merasakan getaran di dalam jiwanya kini."Kenapa kamu diam, Naila? Bukankah kamu sudah terbiasa melayani seorang laki-laki di atas ranjang? Tubuh kamu juga gemetar. Apa jangan-jangan kamu hanyalah seorang pemain amatir? wanita penghibur yang sama sekali tidak bisa melayani laki-laki di atas ranjang?''Naila diam

    Last Updated : 2023-01-02
  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 9. Laki-laki Normal

    Ceklek! Blug!Naila membuka pintu kamar lalu menutupnya kasar setelah dirinya keluar dari dalam kamar. Arka hanya bisa mengusap wajahnya kasar hatinya diliputi penyesalan. Berbagai pertanyaan pun memenuhi hatinya kini.Bagaimana bisa seorang wanita yang notabenenya bekerja sebagai seorang wanita penghibur di sebuah Klub malam masih dalam keadaan Vigin? Lebih parahnya lagi, dirinyalah yang merenggut kesucian wanita itu. Arka melakulan hal itu karena dia berfikir bahwa Naila sudah terbiasa melayani seorang laki-laki di atas ranjang. Dia sama sekali tidak berniat untuk merenggut mahkota yang selama ini di jaga dengan sekuat tenaga oleh gadis bernama Naila."Sial, kenapa saya bisa melakukan hal bodoh seperti itu? Apa yang harus saya lakukan sekarang? Apa saya benar-benar harus menikahi dia? Ya Tuhan ..." gumam Arka kemudian.Dia pun bangkit lau turun dari atas ranjang. Dirinya meraih satu-persatu pakaian yang berserakan di atas lantai dan memakainya. Setelah itu Arka Wijaya Kusuma Hadin

    Last Updated : 2023-01-03
  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 10. Keseriusan

    "Sebenarnya apa, Nai? Katakan saja jangan sungkan,'' tanya Nyonya Maurina menatap wajah Naila dengan tatapan sayu penuh kasih sayang.Naila diam seribu bahasa. Dia nampak berfikir keras tentang apa yang akan dia ucapkan kepada Nyonya Maurina. Apakah dirinya akan benar-benar membongkar rahasia Arka? Karena rasa sakit hatinya kepada laki-laki itu yang telah merenggut kesuciannya begitu saja."Naila?" "Hah? Eu ... Sebenarnya saya dan Arka hanya--''"Wah, mertua sama calon menantu akrab juga ternyata. Senang deh saya melihatnya.'' Arka datang tepat waktu, dia menyela ucapan Naila.'Untung saya datang tepat waktu. Kalau tidak, tamat sudah riwayat saya,' (batin Arka.)"Kamu? Ngagetin Mommy aja si." Nyonya Maurina seketika menoleh dan menatap wajah Arka merasa terkejut."Memangnya apa sih yang sedang kalian bicarakan? Serius sekali." Arka duduk tepat di samping Naila kini dan tersenyum mesra kepadanya."Eu ... Nggak ko, kami hanya sedang ngobrol biasa saja, iya 'kan Tante?'' jawab Naila ter

    Last Updated : 2023-01-03
  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 11. Akhirnya

    Arka menatap sang ayah dengan perasaan gugup. Bagaimana bisa dia menganalkan kedua orang tua Naila sementara dia sendiri tidak tahu siapa dan dimana orang tuanya saat ini. Dia pun mengepalkan kedua tangannya mencoba menyembunyikan rasa gugupnya saat ini."Arka? Kenapa kamu diam saja? Bisa 'kan Daddy berkenalan dengan orang tuan Naila?" tanya sang ayah membuat Arka seketika membuyarkan lamunan panjangnya."Hah? Eu ... bisa ko, Dad. Nanti saya coba bicarakan hal ini sama Naila, selama ini dia hanya tinggal sendiri di kota. Sementara orang tuanya ada di kampung, setahu saya seperti itu, Dad,'' jawab Arka mencoba bersikap biasa saja."Begitu? Hmm ... Sayang sekali, tapi tidak masalah Daddy bisa ko berjunjung ke rumahnya yang ada di kampung."'Astaga, Daddy benar-benar pantang menyerah,' (batin Arka.)"Itu bisa di atur, Dad," jawab Arka singkat."Baiklah, Daddy akan kembalikan semua barang-barang kamu, tapi ingat Daddy akan mengambilnya kembali jika sampai kamu membohongi Daddy bahkan, Dad

    Last Updated : 2023-01-04

Latest chapter

  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 17. Karina

    Naila lagi-lagi merasa tersentuh. Laki-laki bernama Arka benar-benar telah memperlakukan dirinya seperti seorang Ratu. Sikap dan perlakuannya yang sangat istimewa sungguh membuat hati seorang Naila benar-benar merasa bahagia. Entah sadar atau tidak, perasaan Naila kepada Arka benar-benar semakin dalam, lebih dalam dari samudera bahkan lebih luas dari angkasa lepas."Kenapa bengong? Kamu mengerti 'kan apa yang baru saja saya katakan?" tanya Arka seketika membuyarkan lamunannya."Hah? Eu ... Tidak, ko Mas Arka. Aku hanya merasa kalau kamu terlalu berlebihan dalam memperlakukan aku. Jika boleh berkata jujur, selama ini tidak ada yang pernah memperlakukan aku seperti itu, aku di pandang sebagai perempuan nakal karena pekerjaan aku selama ini. Padahal, aku sama sekali tidak pernah melakukan hal yang lebih apalagi sampai tidur dengan seorang laki-laki kecuali sama kamu, Mas,'' lirih Naila."Iya saya tahu, dan saya telah membuktikannya sendiri kalau kamu bukanlah wanita nakal. Itu sebabnya sa

  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 16. Wanita Yang Luar Biasa

    Naila pun memeluk erat tubuh Arka seperti yang dipintakan oleh laki-laki itu. Laki-laki yang semula hanya menjadi kekasih bohongan saja. Namun, berakhir sebagai kekasih sungguhan dan dia pun benar-benar telah jatuh cinta kepada laki-laki itu."Benar 'kan, rasa sakit saya langsung hilang. Kamu benar-benar wanita yang luar biasa, Nai. Kamu bukan hanya penyelamat hidup saya, tapi cinta kamu juga mampu mengobati rasa sakit di tubuh saya ini," lirih Arka seketika membuyarkan lamunan Naila."Sudah, jangan menggombal terus, Mas Arka. Aku bisa terbang nanti," jawab Naila benar-benar merasa terbang ke angkasa mendengar semua pujian yang dilontarkan oleh Arka."Hahahaha! Mana mungkin kamu terbang, memangnya kamu punya sayap? Atau, jangan-jangan kamu sebenarnya bidadari yang menyamar manjadi wanita cantik? Itu sebabnya kamu bisa terbang?" Arka semakin menjadi-jadi."Mas Arka ngaco. Mana ada yang seperti itu di dunia ini.""Tentu saja ada, sayang. Bidadari itu adalah kamu, cinta yang membara di ha

  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 15. Cinta Membara Penyelamat Nyawa

    Arka seketika merasa terkejut saat Naila tiba-tiba saja kembali masuk ke dalam mobil. Wajah gadis itu nampak pucat pasi juga menangis sesenggukan membuat Arka merasa bingung. Dia pun menatap wajah gadis itu dengan tatapan sayu penuh kasih sayang."Kamu kenapa, sayang?" tanya Arka kemudian.Trok ... Trok ... Trok ....Pintu mobil pun tiba-tiba saja di ketuk kasar. Seorang laki-laki dewasa berdiri tepat di luar mobil kini. Wajah laki-laki tersebut nampak terlihat geram juga berkali-kali mengetuk kaca mobil."Hey! Naila, perempuan murahan. Keluar kamu!" teriaknya di luar sana."Dia siapa, Nai?""Dia itu--" Naila tidak kuasa meneruskan ucapannya."Apa dia laki-laki yang pernah kamu temui di Klub malam?''Naila mengangguk samar. Dia pun menundukkan kepalanya merasa bersalah karena Arka harus bertemu dengan laki-laki yang pernah dia temani untuk bersenang-senang di Klub malam. Sungguh, hati Naila benar-benar merasa malu sebenarnya.Ceklek! Blug!Arka seketika membuka pintu mobil lalu kelua

  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 14. Dimabuk Asmara

    Arka menunduk sedih, di kala dirinya sedang dalam keadaan mengendarai mobilnya kini. Mengingat masa lalu membuat luka yang selama ini sudah dia kubur dalam-dalam perlahan mulai kembali naik ke permukaan. Rasa sakitnya dikhianati pun kembali dia rasakan."Kamu baik-baik saja, Mas Arka?" tanya Naila, seketika membuyarkan lamunannya."Hah? Eu ... Saya baik-baik saja ko, Nai,'' jawab Arka kembali mengangkat kepalanya dan pokus menatap ke depan."Maaf jika pertanyaan aku membuat kamu merasa tersinggung, aku benar-benar tidak bermaksud seperti itu, sungguh.""Hahaha! Saya benar-benar baik-baik saja ko. O iya, sekarang giliran saya yang akan mengatakan sesuatu sama kamu, Naila.""O iya aku sampai lupa, Mas Arka mau bicara apa tadi?""Daddy ingin ketemu dengon orang tua kamu.""Hah?""Serius, Daddy bilang ini sebagai bukti keseriusan hubungan kita.""Terus, kamu bilang apa sama Om Daddy kamu.''"Wijaya Kusuma nama ayah saya.'' Arka terkekeh merasa lucu."Iya, itu maksudku. Kamu jawab apa sama

  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 13. Gugup

    "Kamu serius dengan apa yang baru saja kamu katakan ini? Kamu benar-benar pandai berakting, Tuan Arka,'' tanya Naila tersenyum menertawakan."Apa ucapan saya terdengar seperti sedang bercanda?" Arka menatap wajah Naila dengan tatapan tajam."Apa ini sebagai bentuk pertanggung jawaban kamu karena telah merenggut kesucian aku?""Anggap saja begitu.""Apa kamu mau kita menikah tanpa rasa cinta?""Apa kamu yakin kalau kamu tidak akan jatuh cinta kepada saya? Kamu tidak lihat, saya ini laki-laki sempurna. Tampan, matang, mapan dan saya juga tidak yakin kalau kamu tidak berdebar saat kamu berdekatan dengan saya seperti ini.'' Arka merentangkan kedua tangannya seraya berputar penuh percaya diri, lengkap dengan senyuman lebar."Dih, anda benar-benar percaya diri, Tuan Arka yang terhormat.""Hus, jangan panggil saya dengan sebutan Tuan Arka lagi. Panggil saya dengan panggilan Mas Arka mulai sekarang. Nai, cinta bisa datang belakangan. Seperti kata pepatah, cinta bisa datang seiringan dengan wa

  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 12. Kekasih Sungguhan Tuan Arka

    "Mommy kenapa?'' tanya Arka.Perasaannya tiba-tiba saja merasa tidak enak. Raut wajah sang ibu benar-benar terlihat muram dan juga penuh dengan kesedihan. Tentu saja, hal itu membuat Arka merasa heran, dia pun duduk tepat di samping Naila dengan perasaan yang campur aduk merasa ketakutan sebenarnya."Kalian sedang membicarakan apa? Kenapa wajah Mommy terlihat sedih seperti itu?" tanya Arka kemudian."Pokoknya, Mommy tidak ingin kalau kamu sampai menyakiti perasaan Naila,'' ucap sang ibu penuh penekanan."Apa maksud Mommy? Saya benar-benar tidak mengerti, Mom.''"Mommy tidak ingin kamu sampai berpisah dengan Naila. Mommy tahu kalau dia adalah wanita yang baik, setelah mendengar perjuangannya selama hidup di kota demi membiayai keluarganya di kampung, itu artinya dia adalah wanita pekeja keras. Tante salut sama kamu Naila.''Arka akhirnya bisa bernapas lega. Akhirnya apa yang dia khawatirkan sama sekali tidak terjadi, awalnya dia berfikir bahwa Naila akan membongkar kebohongannya kepada

  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 11. Akhirnya

    Arka menatap sang ayah dengan perasaan gugup. Bagaimana bisa dia menganalkan kedua orang tua Naila sementara dia sendiri tidak tahu siapa dan dimana orang tuanya saat ini. Dia pun mengepalkan kedua tangannya mencoba menyembunyikan rasa gugupnya saat ini."Arka? Kenapa kamu diam saja? Bisa 'kan Daddy berkenalan dengan orang tuan Naila?" tanya sang ayah membuat Arka seketika membuyarkan lamunan panjangnya."Hah? Eu ... bisa ko, Dad. Nanti saya coba bicarakan hal ini sama Naila, selama ini dia hanya tinggal sendiri di kota. Sementara orang tuanya ada di kampung, setahu saya seperti itu, Dad,'' jawab Arka mencoba bersikap biasa saja."Begitu? Hmm ... Sayang sekali, tapi tidak masalah Daddy bisa ko berjunjung ke rumahnya yang ada di kampung."'Astaga, Daddy benar-benar pantang menyerah,' (batin Arka.)"Itu bisa di atur, Dad," jawab Arka singkat."Baiklah, Daddy akan kembalikan semua barang-barang kamu, tapi ingat Daddy akan mengambilnya kembali jika sampai kamu membohongi Daddy bahkan, Dad

  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 10. Keseriusan

    "Sebenarnya apa, Nai? Katakan saja jangan sungkan,'' tanya Nyonya Maurina menatap wajah Naila dengan tatapan sayu penuh kasih sayang.Naila diam seribu bahasa. Dia nampak berfikir keras tentang apa yang akan dia ucapkan kepada Nyonya Maurina. Apakah dirinya akan benar-benar membongkar rahasia Arka? Karena rasa sakit hatinya kepada laki-laki itu yang telah merenggut kesuciannya begitu saja."Naila?" "Hah? Eu ... Sebenarnya saya dan Arka hanya--''"Wah, mertua sama calon menantu akrab juga ternyata. Senang deh saya melihatnya.'' Arka datang tepat waktu, dia menyela ucapan Naila.'Untung saya datang tepat waktu. Kalau tidak, tamat sudah riwayat saya,' (batin Arka.)"Kamu? Ngagetin Mommy aja si." Nyonya Maurina seketika menoleh dan menatap wajah Arka merasa terkejut."Memangnya apa sih yang sedang kalian bicarakan? Serius sekali." Arka duduk tepat di samping Naila kini dan tersenyum mesra kepadanya."Eu ... Nggak ko, kami hanya sedang ngobrol biasa saja, iya 'kan Tante?'' jawab Naila ter

  • Kekasih Bayaran Tuan Arka    Bab 9. Laki-laki Normal

    Ceklek! Blug!Naila membuka pintu kamar lalu menutupnya kasar setelah dirinya keluar dari dalam kamar. Arka hanya bisa mengusap wajahnya kasar hatinya diliputi penyesalan. Berbagai pertanyaan pun memenuhi hatinya kini.Bagaimana bisa seorang wanita yang notabenenya bekerja sebagai seorang wanita penghibur di sebuah Klub malam masih dalam keadaan Vigin? Lebih parahnya lagi, dirinyalah yang merenggut kesucian wanita itu. Arka melakulan hal itu karena dia berfikir bahwa Naila sudah terbiasa melayani seorang laki-laki di atas ranjang. Dia sama sekali tidak berniat untuk merenggut mahkota yang selama ini di jaga dengan sekuat tenaga oleh gadis bernama Naila."Sial, kenapa saya bisa melakukan hal bodoh seperti itu? Apa yang harus saya lakukan sekarang? Apa saya benar-benar harus menikahi dia? Ya Tuhan ..." gumam Arka kemudian.Dia pun bangkit lau turun dari atas ranjang. Dirinya meraih satu-persatu pakaian yang berserakan di atas lantai dan memakainya. Setelah itu Arka Wijaya Kusuma Hadin

DMCA.com Protection Status