Share

Ceritakan jujur padaku

Sarapan pagi sudah siap. Hani baru masuk ke dapur. Wajah Hani yang pucat membuat mbok Rumi merasa Hani belum benar-benar pulih.

"Kalau masih sakit jangan dulu memaksakan diri untuk bekerja Hani," ucap mbok Rumi.

Ucapan mbok Rumi terdengar hingga ke ruang makan. Niko langsung berdiri menuju ke dapur. Matanya langsung melihat ke arah Hani. Wajahnya pucat, matanya bengkak. Mungkin dia menangis semalaman.

"Setelah urusan sarapan selesai bersiaplah Hani, kita ke rumah sakit membuka perban lukamu."

Pinta Niko dengan suara pelan, tak terkesan sedang marah pada Hani.

Perintah Niko membuat Hani memandang ragu adik majikannya. Seperti tak percaya. Baru semalam dia memarahi Hani dengan kata-kata kasar. Kenapa pagi ini dia berubah secepat itu. Hani menggeleng tak percaya, apa Niko hanya berpura-pura saja. Hani tak mengerti, dia memilih membantu mbok Rumi menyelesaikan tumpukkan perabotan kotor di westafel.

Mbok Rumi menggeleng melihat Hani yang masih ingin bekerja walaupun sakit.

Hani tetap beker
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status