Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3 Kalau berkenan follow I6 author ya : @_meowmoe_
“Sebenarnya kita bisa menemukannya hanya dalam 5 menit andai bos saya ada di sini,” ucap pria peretas bernama Leon itu lagi ketika melihat perubahan pada ekspresi wajah Elvin, mengira Elvin marah akan ketidak kompetenannya, “bos saya memiliki sistem khusus yang bisa mencocokkan wajah orang dengan cepat. Dia bisa—” “Tidak… Itu sudah sangat cepat dari yang kukira,” potong Elvin. Elvin sebenarnya terkejut karena takjub pada kemampuan Leon. Dulu ia dan tim peretasnya juga sering mencari lokasi keberadaan musuh-musuh mereka seperti yang kini mereka lakukan. Sebagai perbandingan, para peretas yang bekerja untuknya dulu biasanya baru bisa menemukan orang yang mereka cari paling cepat dalam waktu 10 hari. Mengingat penduduk di masa itu tidak sepadat sekarang, tentu saja Elvin merasa takjub dengan kemampuan Leon yang —sayangnya— bukan anak buahnya langsung. Leon yang baru berusia 22 tahun itu sebenarnya adalah anak dari salah satu kolega bisnis Elvin yang dikirimkan untuk membantunya menemuk
Setelah menghabiskan makan malam dan merapikan meja makan, Anna duduk menunggu Elvin keluar dari kamar yang sudah dipilihnya sebagai kamar tidurnya —yang berada di area ruang bersantai yang berada tepat di antara dua kamar tidur.Lokasi dua kamar tidur —dari lima kamar yang berada dalam bungalow— itu berada di bagian belakang bungalow dekat dengan ruang makan, juga dekat dengan balkon yang mengarah ke pantai. Semuanya bisa diakses dari ruang bersantai tempat Anna kini berada.Sebenarnya karena itulah Anna memilih kamar di area itu. Selain dekat dengan balkon yang menghadap ke bibir pantai, jendela kamar tidur yang dipilihnya juga menghadap ke pantai hingga akan memberikan pemandangan matahari terbenam yang sangat indah. Berbeda dengan jendela kamar di seberang kamarnya yang memiliki pemandangan luar jendela mengarah ke area hutan buatan di sisi selatan bungalow.Menatap pintu kamar, Anna meruncingkan bibir masih merasa kesal pada Elvin yang asal mengambil kamar tidur yang sudah dipilih
Masih penasaran kenapa Anna bisa salah ucap dan terkesan tahu apa yang terjadi di malam itu, fokus Elvin justru teralihkan bukan oleh kata-kata pembelaannya, namun oleh tingkah Anna yang seperti tidak bisa berhenti menatap tubuhnya. Setelah berhasil berusaha menahan diri agar tidak tertawa lagi, Elvin akhirnya kembali menatap televisi melupakan apa yang tadi Anna katakan.Tidak mendapat tanggapan tentu saja membuat Anna merasa was-was. Takut dicurigai, ia pun kembali berbicara, “Dari mana mereka mendapatkan informasi ini?”“Aku meminta Andrew untuk menyampaikan pada polisi agar informasinya dibuka saja.”“Jadi kalian sudah mendapatkan informasi dari Davi Thiago? Dia mengaku kalau ikut menyerang…bosku?”Elvin menghela napas panjang sebelum menanggapi, “Sayangnya tidak ada satupun informasi berguna dari Davi Thiago. Bagian dia terlibat cuma karangan kami saja untuk memancing Joseph Thiago keluar dari persembunyian.” Elvin teringat pada sinyal panggilan telepon yang Leon temukan, berharap
“Lama sekali sih?” protes Anna begitu masuk ke dalam VAN silver yang Joey kendarai untuk menjemputnya.Berusaha menghindari Elvin yang sepanjang pagi berkeliaran di sekitarnya hanya mengenakan jubah mandi, Anna akhirnya gusar dan memarahi pria itu.“Bisakah kau mengenakan pakaian lain?!” umpat Anna sembari memelototinya.“Kau tahu sendiri kan kalau aku lupa menyiapkan tempat ini sebelum kita datang? Cuma ada pakaian ini di dalam lemari. Kau sendiri juga tidak mengganti pakaianmu, kan?” sahut Elvin membela diri.Ingat kalau dia juga hanya menemukan jubah mandi di dalam lemari saat ingin mencari pakaian ganti sebelum mandi, Anna pun merasa malu.“Setidaknya lebih baik kenakan pakaian kerjamu yang kemarin saja,” Anna juga membela diri.“Tidak nyaman memakai pakaian yang sudah dipakai seharian. Kau tidak merasa gerah? Lagian lihat bajumu itu, dipenuhi noda darah. Kenapa tidak mengenakan jubah mandi saja sementara pelayan datang membawakan baju ganti?”Membayangkan mereka berduaan hanya den
Roman menatapnya heran dengan mata mengerjap berkali-kali. Sepertinya kebiasaan Roman inilah yang menurun pada ‘Anna’ hingga membuat tubuh gadis itu juga sering melakukan hal yang sama tiap Anna merasa takjub pada suatu hal atau pada seseorang —yang kebetulan sering Jessica lakukan juga dengan tubuh aslinya.“...Bisa begitu, ya?” sahut Roman setelah cukup lama diam tercengang.“Kadang sebuah kecelakaan bisa membuat orang berubah,” Anna mengangguk-angguk pelan berusaha meyakinkan Roman.“Untung saja kau tidak berubah jadi mutan.”“Hah?”Bersamaan, Anna dan Roman menoleh pada Rainhard yang mengagetkan mereka dengan suara tawanya.Saling bertatapan kembali, Anna dan Roman mengangkat pundak bersamaan tidak mengerti kenapa Rainhard tertawa.Namun Anna akhirnya menatap Rainhard lagi, takjub melihat lelaki yang biasanya selalu diam tanpa ekspresi —bahkan susah untuk tersenyum— itu kini tertawa terpingkal. “Dia kenapa sih?”“Omong-omong… soal jalan ceritanya.”Anna mengalihkan perhatian pada R
“Terima kasih untuk hari ini,” ucap Anna pada Joey setibanya Van silver mereka di rumah pantai.Walau ada beberapa pertanyaan yang sedari tadi disimpannya —terutama setelah melihat Rainhard sedikit pucat sekeluarnya pria itu dan Anna dari dalam bangunan penjara— Joey tidak ingin menanyakan apa yang sebenarnya telah terjadi di dalam sana. Apalagi ada ibu dan adik Anna juga bersama mereka.“Besok dijemput ke sini lagi, Bos Kecil?”“Besok kita bertemu di lokasi pengambilan gambar saja. Aku akan berkendara sendiri.”“Baiklah. Kalau begitu sampai bertemu besok.”Anna menatap Van silver yang Joey kendarai sampai keluar dari gerbang bungalow lalu memerhatikan beberapa penjaga Wright Group yang berjaga di kejauhan —yang sudah menjadi kebiasaannya sejak masih berada di tubuhnya sendiri— sebelum berbalik pergi menghampiri Rosana dan Sherly yang sedang terbengong-bengong melihat rumah pantai mewah di hadapan mereka. Untuk membawa Rosana dan Sherly ke tempat itulah maka Anna memanggil Joey datang
Rosana dan Sherly tampak bersemangat pada awalnya, ketika melihat Elvin muncul dari balik pintu saat akan bergabung bersama mereka di area outbound untuk menikmati pemandangan malam bersama hangatnya api unggun yang baru saja mereka nyalakan. Namun ekspresi keduanya segera berubah setelah melihat lelaki paruh baya yang muncul dari antara pria-pria bersetelan jas yang datang bersama Elvin.Sudah mengetahui kalau Roman Briel akan bebas bersyarat —dari informasi yang Anna berikan—, Rosana dan Sherly tidak menyangka kalau mereka akan bertemu secepat ini.Mendapat tatapan tak ramah Roman, tentu saja Rosana dan Sherly kehilangan nyali hingga menundukkan kepala tanpa sadar.Buk…!Suara debum pukulan mengalihkan pandangan semua orang yang ada di sana, pada sosok gadis moe yang baru saja memukul Roman di perutnya.Jika Elvin saja terkejut, apalagi para bawahannya yang datang untuk menyiapkan area pelatihan tinju di bungalow itu atas permintaan Anna. Melihat kelembutan wajah nyonya mereka, para
“Anda seperti kurang tidur lagi, Bos Kecil?” Joey langsung berkomentar ketika melihat ekspresi lesu Anna.Sudah menunggu Anna di tempat itu selama lebih dari setengah jam, tentu saja Joey mengharapkan ekspresi percaya diri Anna yang biasanya selalu berhasil membuatnya terpesona hingga menimbulkan semangat dalam pekerjaannya yang membosankan. Siapa sangka Anna malah muncul dengan wajah mengkhawatirkan dari balik pintu mobilnya.“Begitulah…,” sahut Anna sembari tersenyum pahit.Pertanyaan Joey membuat Anna teringat kembali pada kejadian kemarin malam. Tidak seperti yang diharapkan, ia malah mengalami kesulitan tidur lagi setelah rencananya untuk menjauhkan Elvin dari sekitarnya berujung gagal.Mengajak orang tua dan adiknya ikut berlibur di rumah tepi pantai, tentu saja Anna berpikir bahwa mereka bisa membantu menjauhkan Elvin darinya. Siapa sangka malah dirinyalah yang selalu mendapatkan peringatan dari Rosana yang sadar kalau Elvin tampak diabaikan.“Mama tahu kamu tidak ingin mengabai