Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3 Kalau berkenan follow I6 author ya : @_meowmoe_
Setelah menghabiskan makan malam dan merapikan meja makan, Anna duduk menunggu Elvin keluar dari kamar yang sudah dipilihnya sebagai kamar tidurnya —yang berada di area ruang bersantai yang berada tepat di antara dua kamar tidur.Lokasi dua kamar tidur —dari lima kamar yang berada dalam bungalow— itu berada di bagian belakang bungalow dekat dengan ruang makan, juga dekat dengan balkon yang mengarah ke pantai. Semuanya bisa diakses dari ruang bersantai tempat Anna kini berada.Sebenarnya karena itulah Anna memilih kamar di area itu. Selain dekat dengan balkon yang menghadap ke bibir pantai, jendela kamar tidur yang dipilihnya juga menghadap ke pantai hingga akan memberikan pemandangan matahari terbenam yang sangat indah. Berbeda dengan jendela kamar di seberang kamarnya yang memiliki pemandangan luar jendela mengarah ke area hutan buatan di sisi selatan bungalow.Menatap pintu kamar, Anna meruncingkan bibir masih merasa kesal pada Elvin yang asal mengambil kamar tidur yang sudah dipilih
Masih penasaran kenapa Anna bisa salah ucap dan terkesan tahu apa yang terjadi di malam itu, fokus Elvin justru teralihkan bukan oleh kata-kata pembelaannya, namun oleh tingkah Anna yang seperti tidak bisa berhenti menatap tubuhnya. Setelah berhasil berusaha menahan diri agar tidak tertawa lagi, Elvin akhirnya kembali menatap televisi melupakan apa yang tadi Anna katakan.Tidak mendapat tanggapan tentu saja membuat Anna merasa was-was. Takut dicurigai, ia pun kembali berbicara, “Dari mana mereka mendapatkan informasi ini?”“Aku meminta Andrew untuk menyampaikan pada polisi agar informasinya dibuka saja.”“Jadi kalian sudah mendapatkan informasi dari Davi Thiago? Dia mengaku kalau ikut menyerang…bosku?”Elvin menghela napas panjang sebelum menanggapi, “Sayangnya tidak ada satupun informasi berguna dari Davi Thiago. Bagian dia terlibat cuma karangan kami saja untuk memancing Joseph Thiago keluar dari persembunyian.” Elvin teringat pada sinyal panggilan telepon yang Leon temukan, berharap
“Lama sekali sih?” protes Anna begitu masuk ke dalam VAN silver yang Joey kendarai untuk menjemputnya.Berusaha menghindari Elvin yang sepanjang pagi berkeliaran di sekitarnya hanya mengenakan jubah mandi, Anna akhirnya gusar dan memarahi pria itu.“Bisakah kau mengenakan pakaian lain?!” umpat Anna sembari memelototinya.“Kau tahu sendiri kan kalau aku lupa menyiapkan tempat ini sebelum kita datang? Cuma ada pakaian ini di dalam lemari. Kau sendiri juga tidak mengganti pakaianmu, kan?” sahut Elvin membela diri.Ingat kalau dia juga hanya menemukan jubah mandi di dalam lemari saat ingin mencari pakaian ganti sebelum mandi, Anna pun merasa malu.“Setidaknya lebih baik kenakan pakaian kerjamu yang kemarin saja,” Anna juga membela diri.“Tidak nyaman memakai pakaian yang sudah dipakai seharian. Kau tidak merasa gerah? Lagian lihat bajumu itu, dipenuhi noda darah. Kenapa tidak mengenakan jubah mandi saja sementara pelayan datang membawakan baju ganti?”Membayangkan mereka berduaan hanya den
Roman menatapnya heran dengan mata mengerjap berkali-kali. Sepertinya kebiasaan Roman inilah yang menurun pada ‘Anna’ hingga membuat tubuh gadis itu juga sering melakukan hal yang sama tiap Anna merasa takjub pada suatu hal atau pada seseorang —yang kebetulan sering Jessica lakukan juga dengan tubuh aslinya.“...Bisa begitu, ya?” sahut Roman setelah cukup lama diam tercengang.“Kadang sebuah kecelakaan bisa membuat orang berubah,” Anna mengangguk-angguk pelan berusaha meyakinkan Roman.“Untung saja kau tidak berubah jadi mutan.”“Hah?”Bersamaan, Anna dan Roman menoleh pada Rainhard yang mengagetkan mereka dengan suara tawanya.Saling bertatapan kembali, Anna dan Roman mengangkat pundak bersamaan tidak mengerti kenapa Rainhard tertawa.Namun Anna akhirnya menatap Rainhard lagi, takjub melihat lelaki yang biasanya selalu diam tanpa ekspresi —bahkan susah untuk tersenyum— itu kini tertawa terpingkal. “Dia kenapa sih?”“Omong-omong… soal jalan ceritanya.”Anna mengalihkan perhatian pada R
“Terima kasih untuk hari ini,” ucap Anna pada Joey setibanya Van silver mereka di rumah pantai.Walau ada beberapa pertanyaan yang sedari tadi disimpannya —terutama setelah melihat Rainhard sedikit pucat sekeluarnya pria itu dan Anna dari dalam bangunan penjara— Joey tidak ingin menanyakan apa yang sebenarnya telah terjadi di dalam sana. Apalagi ada ibu dan adik Anna juga bersama mereka.“Besok dijemput ke sini lagi, Bos Kecil?”“Besok kita bertemu di lokasi pengambilan gambar saja. Aku akan berkendara sendiri.”“Baiklah. Kalau begitu sampai bertemu besok.”Anna menatap Van silver yang Joey kendarai sampai keluar dari gerbang bungalow lalu memerhatikan beberapa penjaga Wright Group yang berjaga di kejauhan —yang sudah menjadi kebiasaannya sejak masih berada di tubuhnya sendiri— sebelum berbalik pergi menghampiri Rosana dan Sherly yang sedang terbengong-bengong melihat rumah pantai mewah di hadapan mereka. Untuk membawa Rosana dan Sherly ke tempat itulah maka Anna memanggil Joey datang
Rosana dan Sherly tampak bersemangat pada awalnya, ketika melihat Elvin muncul dari balik pintu saat akan bergabung bersama mereka di area outbound untuk menikmati pemandangan malam bersama hangatnya api unggun yang baru saja mereka nyalakan. Namun ekspresi keduanya segera berubah setelah melihat lelaki paruh baya yang muncul dari antara pria-pria bersetelan jas yang datang bersama Elvin.Sudah mengetahui kalau Roman Briel akan bebas bersyarat —dari informasi yang Anna berikan—, Rosana dan Sherly tidak menyangka kalau mereka akan bertemu secepat ini.Mendapat tatapan tak ramah Roman, tentu saja Rosana dan Sherly kehilangan nyali hingga menundukkan kepala tanpa sadar.Buk…!Suara debum pukulan mengalihkan pandangan semua orang yang ada di sana, pada sosok gadis moe yang baru saja memukul Roman di perutnya.Jika Elvin saja terkejut, apalagi para bawahannya yang datang untuk menyiapkan area pelatihan tinju di bungalow itu atas permintaan Anna. Melihat kelembutan wajah nyonya mereka, para
“Anda seperti kurang tidur lagi, Bos Kecil?” Joey langsung berkomentar ketika melihat ekspresi lesu Anna.Sudah menunggu Anna di tempat itu selama lebih dari setengah jam, tentu saja Joey mengharapkan ekspresi percaya diri Anna yang biasanya selalu berhasil membuatnya terpesona hingga menimbulkan semangat dalam pekerjaannya yang membosankan. Siapa sangka Anna malah muncul dengan wajah mengkhawatirkan dari balik pintu mobilnya.“Begitulah…,” sahut Anna sembari tersenyum pahit.Pertanyaan Joey membuat Anna teringat kembali pada kejadian kemarin malam. Tidak seperti yang diharapkan, ia malah mengalami kesulitan tidur lagi setelah rencananya untuk menjauhkan Elvin dari sekitarnya berujung gagal.Mengajak orang tua dan adiknya ikut berlibur di rumah tepi pantai, tentu saja Anna berpikir bahwa mereka bisa membantu menjauhkan Elvin darinya. Siapa sangka malah dirinyalah yang selalu mendapatkan peringatan dari Rosana yang sadar kalau Elvin tampak diabaikan.“Mama tahu kamu tidak ingin mengabai
“Elvin sering menceritakan tentang Anda.”“Benarkah?”“Dari ciri-ciri Anda yang…,” dengan sorot mata jijik yang disengaja, Anna menatap Wynona dari ujung kepala hingga ujung kaki sebelum melanjutkan, “sangat berantakan ini, saya rasa memang Anda lah orangnya.”Berharap Elvin menceritakan hal-hal yang akan membuat Anna ketakutan pada dirinya, siapa sangka ejekanlah yang Wynona dapat. Bukan hanya dari kata-katanya saja, pun dari tatapan menghinanya.“Woah… kau ini berani sekali…” Wynona membalas tatapan berani Anna dengan ekspresi terkejut. Tidak menyangka ada remaja yang berani berkata dan bersikap sombong padanya, sosok wanita dengan julukan wanita gila yang sangat ditakuti berandalan Kota X di masa lalu. “Sepertinya Elvin tidak menceritakan tentang diriku dengan benar, ya?”“Mantan remaja berandal yang bersembunyi di balik nama keluarga Rockman, seorang penipu, pencuri, dan pengedar narkoba kecil-kecilan. Benar, bukan? Elvin menceritakannya dengan benar, kok,” sahut Anna. Seringai mer