Gerald sudah pergi bekerja dari satu jam yang lalu. Ana mulai melakukan rutinitasnya sebagai seorang istri. Bangun pagi, membuat sarapan, menyiapkan pakaian suaminya, dan…. Ah iya pagi tadi sebelum pergi ke kantor Gerald mencium keningnya. Bukan hanya kening, laki-laki itu juga mencium bibirnya. Apalagi mereka melakukannya di luar rumah. Ana hanya berharap tidak ada yang melihat tindakan senonoh yang mereka lakukan. Setelah Gerald pergi bekerja, sekarang giliran Ana yang membersihkan kamar. Mulai dari menyapu, menata tempat tidur. Saat membereskan selimut dan bantal, Ana dibuat terkejut melihat apa yang ada di bawah bantalnya. Sebuah pecahan kaca berukuran sedang ada di bawah bantal yang semalam ia pakai untuk tidur. Ana tidak ingat jika ia pernah menaruh pecahan kaca itu di tempat tidur. Tapi sepertinya memang bukan dirinya yang menaruh pecahan kaca itu disini. Lalu siapa?Ana dibuat merinding, untung saja semalam ia tidak terluka karena pecahan kaca te
"Sir, pukul satu siang anda ada jadwal makan siang bersama tuan Prayoga." ujar Jack membacakan jadwal Gerald hari ini."Batalkan." ucap Gerald dengan nada yakin.Raut wajah Jack terlihat terkejut mendengar Gerald membatalkan makan siang yang sangat penting."Tapi Sir tuan Prayoga__.""Kau saja yang menemuinya, aku sibuk siang ini." ujar Gerald sambil melenggang menuju ruangannya."Sibuk? Perasaan dia hanya memiliki jadwal bertemu dengan tuan Prayoga siang ini." gumam Jack dengan dahi mengkerut.BrukkkBaru saja Gerald melangkah beberapa langkah di depan Jack, naas seseorang tiba-tiba menabraknya dengan membawa secangkir kopi yang mengenai kemeja dan jasnya. Gerald berdecak melihat kemeja dan jasnya yang terlihat kotor. Ia menatap tajam punggung wanita di depannya. Apa tidak tahu dia jika Ana yang telah menyiapkan jas yang ia pakai hari ini."Kamu tidak punya mata huh! Bisa
"Jack." panggil Gerald.Jack yang sedang fokus melihat tangan Gerald yang sedang menandatangani dokumen yang ia bawa mengalihkan perhatiannya kepada Gerald sepenuhnya."Iya sir." "Negara apa yang menurutmu bagus untuk dikunjungi oleh pasangan." tanya Gerald tanpa melihat ke arah Jack yang sedang berekspresi kikuk."Hmm." Jack berdehem. Apa bosnya ingin pergi berbulan madu bersama istrinya?. Jack merasa sedikit salah tingkah dengan pertanyaan Gerald. Pasalnya ia sudah lama tidak berkencan dengan perempuan manapun karena kesibukannya bekerja. Dan terlebih ini pertama kalinya bosnya menanyakan pendapatnya tentang hal pribadi. "Paris, Italy, Swiss, German?" ujar Jack sambil menggaruk tengkuk kepalanya karena salah tingkah.Gerald menyipitkan matanya ke arah Jack. Ia tampak berpikir sebentar sebelum mengangguk-anggukkan kepalanya."Hmm, cari tahu tempat-tempat yang bagus dikunjungi di Ital
Jet pribadi yang ditumpangi oleh Gerald dan Ana mendarat dengan selamat di bandara Galileo Galilei yang terletak di Pisa, Italia. Ya benar mereka menaiki jet pribadi milik Gerald. Ana bahkan baru mengetahui jika Gerald memiliki jet pribadi seperti yang dimiliki orang-orang kaya di dunia. Ah Ana lupa jika Gerald juga orang kaya, tapi sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul di kepala Ana. Seberapa kayanya Gerald? Dari bandara mereka langsung menuju hotel untuk istirahat. Gerald juga membawa Kevin dan dua bodyguard untuk menjaga mereka berdua. Sedangkan Jack? Tentu saja Gerald menyuruh asisten pribadinya itu untuk menghandle semua pekerjaan kantor. Benar-benar sangat enak menjadi seorang bos, tinggal menyuruh anak buahnya dan urusan selesai.Ah Ana lupa menceritakan bagaimana repotnya semalam mereka menyiapkan pakaian. Ah bukan mereka tapi hanya Ana yang terlihat sangat kerepotan. Ia harus memilih beberapa pakaian yang bisa dipakai di luar negeri dan itu pun harus yang masih sopan. Ana tidak
Jack melonggarkan kerah dasinya. Ia harus ekstra sabar menghadapi pria didepannya ini. Sudah satu jam ia menanyai pria di depannya ini tapi belum juga mendapat jawaban dari pertanyaannya. "Katakan siapa perempuan itu?" Jack terus mengintimidasi pria paruh baya di depannya ini."Saya benar-benar tidak mengenalnya pak." ujar pria paruh baya itu dengan wajah yang sudah lelah. "Aku tanya sekali lagi, siapa perempuan itu?""Seribu kali pun bapak bertanya kepada saya, jawaban saya tetap sama. Saya tidak mengenal perempuan itu." pria paruh baya itu keukeuh menjawab jika ia tidak mengenal perempuan yang ada di foto itu."Apa perlu aku memanggil semua cleaning service di kantor ini?" tantang Jack."Jika benar perempuan ini adalah cleaning service disini, maka bukan hanya dia yang akan mendapat hukuman tetapi juga kau akan mendapat hukuman." ancam Jack yang mampu membuat wajah pria paruh baya itu menjadi sem
Seharian kemarin Gerald mengajak Ana berjalan-jalan di perkotaan di Italia. Dia bahkan memanjakan Ana dengan semua fasilitas mewah. Naik mobil mewah, naik boat pribadi, makan malam mewah. Sekarang Ana sedang menebak-nebak kemewahan apalagi yang akan Gerald tunjukan kepadanya. "Kau sudah rapi sepagi ini?" tanya Gerald sambil memandang Ana dari atas tempat tidur.Berbeda dengan Ana yang sudah berpakaian rapi untuk memulai perjalanan liburannya, Gerald malah masih bergelung di balik selimutnya. "Kita akan pergi kemana hari ini?" tanya Ana sambil memasangkan anting-anting di telinganya. "Aku sedang malas keluar, lebih baik hari ini kita di kamar saja." Gerald kembali menenggelamkan wajahnya dalam bantal.Ana mendelikkan matanya ingin protes tapi langsung ia urungkan. "Lagian tujuan kita datang kesini bukan untuk berjalan-jalan." gumam Gerald yang teredam dengan bantal. Gerald kembali m
Tak terasa ini hari ke enam Ana dan Gerald berada di Italia. Dan hampir seminggu mereka habiskan waktu berdua selama hampir dua puluh empat jam. Karena ini hari terakhir mereka di Italia karena besok mereka harus kembali ke Indonesia. Gerald memutuskan untuk mengajak Ana ke kebun anggur miliknya yang ada di Italia. "Kebun anggur ini adalah milikku." sombong Gerald sambil menunjuk kebun anggur dengan luas berhektar-hektar di depannya.Ana memandang kebun anggur di depannya dengan takjub. Ini pertama kalinya ia melihat kebun anggur sebesar ini. Kira-kira berapa banyak anggur yang dihasilkan saat musim panen? atau berapa banyak pekerja yang merawat kebun anggur sebesar ini. Itulah beberapa pertanyaan yang ada di pikiran Ana saat ini."Benvenuto signore." (selamat datang tuan) ujar seorang laki-laki paruh baya dengan memakai pakaian ala petani Eropa."Mostraci al sito di produzione." (tunjukkan kami tempat produksinya) ujar Gerald
Gerald dan Ana sampai di Indonesia keesokan harinya. Perjalanan selama hampir enam belas jam akhirnya berakhir. Dari bandara mereka langsung menuju ke rumah. Yang awalnya hanya membawa dua koper saat berangkat ke Italia, kini mereka membawa empat koper dari Italia. Memang dua koper tambahan banyak diisi dengan barang milik Ana. Bukan karena Ana yang sangat suka belanja, tapi lebih tepatnya Gerald yang banyak membelikan barang dan berbagai cemilan untuk Ana. Seingat Ana ia hanya membeli dua pakaian dan dua kantung cemilan dan sisanya Gerald yang membeli."Selamat datang ke rumah tuan, non." bi Asri menyambut kedatangan Gerald dan Ana dengan gembira."Mari tuan, non bibi sudah siapkan makanan spesial untuk tuan dan non Ana." bi Asri menuntun jalan menuju meja makan yang sudah penuh dengan berbagai hidangan lezat.Mata Ana berbinar, ia sangat merindukan makanan Indonesia selama di Italia. Air liurnya bahkan hampir keluar melihat daging ren