Beranda / Romansa / Kehidupan Gelap CEO / B(ad)eautiful morning

Share

B(ad)eautiful morning

Penulis: Watermelon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ana memandangi wajah lelap Gerald dari jarak dekat. Untuk pertama kalinya Ana memperhatikan wajah Gerald dengan jarak sedekat ini. Hidung yang mancung, rahang yang tegas, kelopak mata ganda, alis tebal, dan kulit wajah yang terawat. Ana merasa iri dengan kulit wajah Gerald yang terlihat sangat sehat, bahkan tidak ada bekas jerawat di wajah laki-laki itu.

"Kau sudah bangun?" Gerald mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya.

Ana gelagapan karena ketahuan memandangi wajah Gerald. Buru-buru Ana menjauhkan tubuhnya dan berakting seolah tidak terjadi apa-apa.

Kringg kringg

Deringan telepon memekakan telinga terdengar begitu nyaring mengisi pagi ini. Gerald yang ingin memejamkan matanya lagi mengurungkan niatnya.

"Halo."

"Selamat pagi tuan, ada masalah besar di perusahaan."

Gerald menyibakkan selimutnya dan beranjak pergi ke kamar mandi.

"Aku akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kehidupan Gelap CEO   Do things pending

    Gerald melangkahkan kakinya memasuki rumah dengan langkah lebar. Satu tangannya membawa sebuket mawar ia sembunyikan di balik punggungnya. Matanya menatap ke segala penjuru ruangan untuk menemukan Ana. Hidung mancungnya tak sengaja menghirup aroma pasta yang sepertinya baru saja matang. Gerald mengikuti arah kemana bau harum itu.Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman ketika melihat Ana yang terlihat sibuk memasak makan malam untuknya. Gerald tidak pernah membayangkan jika ia akan memiliki kehidupan yang dimiliki orang pada umumnya. Gerald pernah berpikir untuk melajang seumur hidupnya karena menurutnya tinggal bersama perempuan dalam satu rumah sangat merepotkan. Sedangkan ia bisa menyewa wanita diluar sana untuk memuaskan nafsunya. Tapi ada satu hal yang baru Gerald rasakan sekarang. Rasa hangat, hatinya menghangat ketika melihat Ana setelah menguras tenaga begitu banyak selama seharian di kantor. Apalagi bisa memandangi perempuan itu yang sedang sibuk menyiapkan

  • Kehidupan Gelap CEO   Pillow Talk

    Ana menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan waspada. Benar setelah ia dan Gerald menikah mereka memutuskan untuk tidur di kamar Ana. Sebenarnya ini keputusan Ana dan Gerald dengan terpaksa menyetujuinya karena Ana mengancam ia tidak akan mau tidur di kamar Gerald. Meski Gerald beralasan bahwa kamarnya lebih besar dari kamar Ana dan lebih nyaman, Gerald tetap tidak bisa menang berdebat dengan Ana. Gerald juga hanya bisa memindahkan sebagian isi wardrobenya karena wardrobe milik Ana tidak terlalu luas. "Kau belum tidur?" tanya Gerald yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Aku belum mengantuk." jawab Ana."Kau ingin mengulang kejadian semalam?" tawar Gerald dengan wajah mesumnya.Ingin rasanya Ana melempar wajah Gerald dengan bantal yang ada di tangannya. Kenapa juga Gerald harus membahas tentang kejadian semalam. Ana mulai waspada saat Gerald mulai naik ke atas tempat tidur. Matanya tidak berhenti menatap pergerakan Gerald yang mulai mendekatinya.'Apa yang akan dia lakukan?

  • Kehidupan Gelap CEO   Odity

    Gerald sudah pergi bekerja dari satu jam yang lalu. Ana mulai melakukan rutinitasnya sebagai seorang istri. Bangun pagi, membuat sarapan, menyiapkan pakaian suaminya, dan…. Ah iya pagi tadi sebelum pergi ke kantor Gerald mencium keningnya. Bukan hanya kening, laki-laki itu juga mencium bibirnya. Apalagi mereka melakukannya di luar rumah. Ana hanya berharap tidak ada yang melihat tindakan senonoh yang mereka lakukan. Setelah Gerald pergi bekerja, sekarang giliran Ana yang membersihkan kamar. Mulai dari menyapu, menata tempat tidur. Saat membereskan selimut dan bantal, Ana dibuat terkejut melihat apa yang ada di bawah bantalnya. Sebuah pecahan kaca berukuran sedang ada di bawah bantal yang semalam ia pakai untuk tidur. Ana tidak ingat jika ia pernah menaruh pecahan kaca itu di tempat tidur. Tapi sepertinya memang bukan dirinya yang menaruh pecahan kaca itu disini. Lalu siapa?Ana dibuat merinding, untung saja semalam ia tidak terluka karena pecahan kaca te

  • Kehidupan Gelap CEO   Feel threatened

    "Sir, pukul satu siang anda ada jadwal makan siang bersama tuan Prayoga." ujar Jack membacakan jadwal Gerald hari ini."Batalkan." ucap Gerald dengan nada yakin.Raut wajah Jack terlihat terkejut mendengar Gerald membatalkan makan siang yang sangat penting."Tapi Sir tuan Prayoga__.""Kau saja yang menemuinya, aku sibuk siang ini." ujar Gerald sambil melenggang menuju ruangannya."Sibuk? Perasaan dia hanya memiliki jadwal bertemu dengan tuan Prayoga siang ini." gumam Jack dengan dahi mengkerut.BrukkkBaru saja Gerald melangkah beberapa langkah di depan Jack, naas seseorang tiba-tiba menabraknya dengan membawa secangkir kopi yang mengenai kemeja dan jasnya. Gerald berdecak melihat kemeja dan jasnya yang terlihat kotor. Ia menatap tajam punggung wanita di depannya. Apa tidak tahu dia jika Ana yang telah menyiapkan jas yang ia pakai hari ini."Kamu tidak punya mata huh! Bisa

  • Kehidupan Gelap CEO   Rencana Bulan Madu

    "Jack." panggil Gerald.Jack yang sedang fokus melihat tangan Gerald yang sedang menandatangani dokumen yang ia bawa mengalihkan perhatiannya kepada Gerald sepenuhnya."Iya sir." "Negara apa yang menurutmu bagus untuk dikunjungi oleh pasangan." tanya Gerald tanpa melihat ke arah Jack yang sedang berekspresi kikuk."Hmm." Jack berdehem. Apa bosnya ingin pergi berbulan madu bersama istrinya?. Jack merasa sedikit salah tingkah dengan pertanyaan Gerald. Pasalnya ia sudah lama tidak berkencan dengan perempuan manapun karena kesibukannya bekerja. Dan terlebih ini pertama kalinya bosnya menanyakan pendapatnya tentang hal pribadi. "Paris, Italy, Swiss, German?" ujar Jack sambil menggaruk tengkuk kepalanya karena salah tingkah.Gerald menyipitkan matanya ke arah Jack. Ia tampak berpikir sebentar sebelum mengangguk-anggukkan kepalanya."Hmm, cari tahu tempat-tempat yang bagus dikunjungi di Ital

  • Kehidupan Gelap CEO   Italia

    Jet pribadi yang ditumpangi oleh Gerald dan Ana mendarat dengan selamat di bandara Galileo Galilei yang terletak di Pisa, Italia. Ya benar mereka menaiki jet pribadi milik Gerald. Ana bahkan baru mengetahui jika Gerald memiliki jet pribadi seperti yang dimiliki orang-orang kaya di dunia. Ah Ana lupa jika Gerald juga orang kaya, tapi sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul di kepala Ana. Seberapa kayanya Gerald? Dari bandara mereka langsung menuju hotel untuk istirahat. Gerald juga membawa Kevin dan dua bodyguard untuk menjaga mereka berdua. Sedangkan Jack? Tentu saja Gerald menyuruh asisten pribadinya itu untuk menghandle semua pekerjaan kantor. Benar-benar sangat enak menjadi seorang bos, tinggal menyuruh anak buahnya dan urusan selesai.Ah Ana lupa menceritakan bagaimana repotnya semalam mereka menyiapkan pakaian. Ah bukan mereka tapi hanya Ana yang terlihat sangat kerepotan. Ia harus memilih beberapa pakaian yang bisa dipakai di luar negeri dan itu pun harus yang masih sopan. Ana tidak

  • Kehidupan Gelap CEO   Ice cream

    Jack melonggarkan kerah dasinya. Ia harus ekstra sabar menghadapi pria didepannya ini. Sudah satu jam ia menanyai pria di depannya ini tapi belum juga mendapat jawaban dari pertanyaannya. "Katakan siapa perempuan itu?" Jack terus mengintimidasi pria paruh baya di depannya ini."Saya benar-benar tidak mengenalnya pak." ujar pria paruh baya itu dengan wajah yang sudah lelah. "Aku tanya sekali lagi, siapa perempuan itu?""Seribu kali pun bapak bertanya kepada saya, jawaban saya tetap sama. Saya tidak mengenal perempuan itu." pria paruh baya itu keukeuh menjawab jika ia tidak mengenal perempuan yang ada di foto itu."Apa perlu aku memanggil semua cleaning service di kantor ini?" tantang Jack."Jika benar perempuan ini adalah cleaning service disini, maka bukan hanya dia yang akan mendapat hukuman tetapi juga kau akan mendapat hukuman." ancam Jack yang mampu membuat wajah pria paruh baya itu menjadi sem

  • Kehidupan Gelap CEO   Opera

    Seharian kemarin Gerald mengajak Ana berjalan-jalan di perkotaan di Italia. Dia bahkan memanjakan Ana dengan semua fasilitas mewah. Naik mobil mewah, naik boat pribadi, makan malam mewah. Sekarang Ana sedang menebak-nebak kemewahan apalagi yang akan Gerald tunjukan kepadanya. "Kau sudah rapi sepagi ini?" tanya Gerald sambil memandang Ana dari atas tempat tidur.Berbeda dengan Ana yang sudah berpakaian rapi untuk memulai perjalanan liburannya, Gerald malah masih bergelung di balik selimutnya. "Kita akan pergi kemana hari ini?" tanya Ana sambil memasangkan anting-anting di telinganya. "Aku sedang malas keluar, lebih baik hari ini kita di kamar saja." Gerald kembali menenggelamkan wajahnya dalam bantal.Ana mendelikkan matanya ingin protes tapi langsung ia urungkan. "Lagian tujuan kita datang kesini bukan untuk berjalan-jalan." gumam Gerald yang teredam dengan bantal. Gerald kembali m

Bab terbaru

  • Kehidupan Gelap CEO   Extra Part

    "Sayang." Gerald menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Ana. Sesekali ia menghisap atau menggigit gemas leher Ana. Ana memutar bola matanya jengah. Sudah kelima kalinya Gerald hanya memanggilnya tanpa mengatakan apa-apa. Ana menjauhkan tubuhnya dari jangkauan suaminya itu."Aku lagi dandan, jangan ganggu ah." kesal Ana karena sedari tadi Gerald terus menempel padanya dan tidak mau melepaskan pelukannya."Habisnya kamu wangi." ujar Gerald sambil terus menciumi leher Ana."Kamu aja yang bau karena belum mandi." ejek Ana."Kamu mau kemana sih pagi-pagi gini udah cantik aja." Gerald menatap dari pantulan cermin dengan pandangan tidak suka."Mau ke sekolahannya Aron ambil rapot." "Eve ikut?" Ana menggelengkan kepalanya. "Kamu hari ini liburkan, tolong jagain Eve ya." Gerald mencabikkan bibirnya dengan kesal. "Kenapa nggak diajak aja, masa aku harus nemen

  • Kehidupan Gelap CEO   The End

    Waktu berlalu dengan begitu cepat sampai sulit untuk menyadarinya. Hari demi hari terus berganti, bulan demi bulan terus berganti, hingga tahun demi tahun terus berganti. Sudah hampir tujuh tahun usia pernikahan Ana dan Gerald tanpa terasa. Tidak banyak yang berubah dari tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja Gerald yang dulu telah berubah menjadi seorang Gerald yang lebih baik lagi. Hari-harinya dipenuhi oleh Ana yang selalu ada di sampingnya."Emmmh faster…" Ana terengah-engah dalam kegiatan panas mereka. "Jangan keluar dulu, tunggu aku." ujar Gerald sambil terus memompa tubuhnya."Aahhh akuhhh su daahh tidakkhh tahan." Ana memejamkan matanya menahan sesuatu yang ingin keluar dari bawah sana."Bersamahhh ahhhhkhhhkh." Gerald mengerang saat milik Ana Benar-benar menjepitnya dengan sangat erat.Cupp"Ahhh I love you." Gerald membaringkan badannya ke samping badan Ana dan menarik selimut untuk menut

  • Kehidupan Gelap CEO   A Confession

    "Arabella?" Rachel langsung berlari menghampiri Gerald begitu mendengar nama putrinya disebut oleh laki-laki itu."Dimana putriku? Katakan dimana putriku?" Rachel terlihat tak sabaran mendengar keberadaan putrinya itu. "Katakan dimana putriku!" Rachel berteriak seperti orang kesetanan karena tidak mendapat respon dari Gerald atas pertanyaannya."Arabella telah tiada." Ana menatap ke arah Gerald dengan pandangan tidak percaya. Ia tidak percaya jika laki-laki itu akan mengatakannya langsung tanpa berpikir panjang. Rachel tertawa keras mendengarnya. Sedangkan Peter terduduk di atas lantai karena terlalu terkejut."Tidak mungkin, putriku masih hidup hahahaha dia masih hidup. Kau berbohong!" Rachel mendorong tubuh Gerald hingga tubuh Gerald mundur beberapa langkah."Putriku masih hiduppp." Rachel berjalan kesana kemari dengan senyum dibibirnya."Kau tidak apa-apa?" Ana menanyakan kead

  • Kehidupan Gelap CEO   About Arabella

    Ana menggeliat dalam tidurnya. Matanya masih ingin terpejam meski cahaya matahari berusaha menerobos kamarnya untuk mengganggu tidur nyenyaknya. Semalam ia baru tertidur pukul tiga pagi hingga akhirnya hari ini membuatnya ia bangun kesiangan. Untungnya hari ini hari minggu jadi Ana bisa bermalas-malasan di tempat tidurnya. Ana menepuk-nepuk samping tempat tidurnya. Ia tersenyum mengingat makan malam romantisnya dengan Gerald. Mereka sangat menikmatinya semalam. Mereka memakan steak, kemudian dilanjut berdansa di bawah sinar bulan, dan kemudian mereka melanjutkan kegiatan malam mereka dikamar.Wajah Ana memerah seperti tomat kala mengingat bagaimana ia menjadi sangat agresif semalam. Tidak, sepertinya sejak ia hamil ia menjadi lebih agresif ketika mereka melakukannya. Ana selalu ingin memimpin dan Gerald dengan senang hati memberikan kendali kepadanya."Morning honey." Cupp"Morning." "Kau masih ingin tidur?

  • Kehidupan Gelap CEO   You Always Be My Life

    Ana bergerak mendekat ke arah Gerald. Dipeluknya laki-laki itu dengan tulus. Ia tahu Gerald sebenarnya orang yang baik. Hanya saja karena hatinya tertutup oleh dendam membuatnya jadi seperti ini. Setiap orang memiliki kesempatan dalam merubah hidupnya menjadi lebih baik, dan Ana yakin Gerald akan menjadi orang yang lebih baik setelah ia menyadari semua kesalahannya. "Aku ingin menjadi seorang ayah yang dibanggakan oleh anakku dimasa depan, bukannya dibenci oleh anakku." gumam Gerald sambil terisak di pelukan Ana. Tangan Ana mengusap punggung Gerald untuk menenangkan suaminya itu. Ini bukan pertama kalinya bagi Ana melihat Gerald yang menangis. Tapi setiap Ana melihat Gerald menangis, ia seperti melihat sisi lain yang selama ini Gerald coba sembunyikan. Selama ini Gerald selalu terlihat galak, dingin, dan tegas, tapi sebenarnya Gerald memiliki sisi yang lembut juga."Terimakasih sudah mengatakan semuanya." ujar Ana sambil tersenyum. Ia menghargai keberanian Gerald yang mau berkata ju

  • Kehidupan Gelap CEO   Deep Talk

    Setelah makan malam Ana langsung pergi ke kamar. Ia langsung mengambil buku novel yang beberapa hari ini ia baca. Malam ini rencananya ia akan menamatkan novelnya itu. Hanya kurang empat bab maka satu buku novel berhasil ia tamatkan selama satu minggu. Ana tetap terfokus pada buku di tangannya ketika Gerald masuk kedalam kamar. Perempuan itu enggan melirik meski sebentar saja. Ana memang selalu begitu jika sudah asyik membaca, maka dunianya akan terfokus pada satu titik.Gerald berpura-pura mencari sesuatu di dekat Ana untuk menarik perhatian perempuan itu. Tapi sayangnya Ana tidak tertarik dengan apa yang Gerald lakukan. Gerald mendengus melihat Ana yang sibuk dengan buku novelnya. Gerald mengintip apa yang membuat Ana sampai begitu mengabaikannya. Gerald melihat buku novel yang Ana baca, tidak ada yang menarik hanya berisi tulisan yang berupa paragraf saja. Gerald menaiki tempat tidur dengan pelan. Ia dengan sengaja merebahkan kepalanya ke atas paha Ana. Dan benar yang ia lakukan l

  • Kehidupan Gelap CEO   Know Everything

    Gerald berjalan menghampiri Ana. Satu tangannya langsung melingkar posessive di pinggang Ana. Dengan sengaja ia memanas-manasi Jane yang sedang menatap ke arah ia dan Ana. Gerald memang berniat mengusir Jane dari ruangannya. Jika perempuan itu tidak bisa diusir secara halus, maka Gerald akan menggunakan caranya sendiri untuk mengusir perempuan itu."Kau bisa pergi sekarang, atau perlu aku panggilkan satpam kesini?" ujar Gerald kepada Jane."Gak bisa Ge, ada yang mau aku bicarakan sama kamu." balas Jane yang tetap kekeh dengan pendiriannya."Nggak ada yang perlu dibicarakan lagi. Ini terakhir kalinya kita bertemu dan terakhir kalinya saya melihat wajah kamu." ujar Gerald datar.Jane tercengang mendengar penuturan Gerald. "Maksud kamu apa?" "Kerjasama kita sudah selesai dan saya sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan kerjasama kita." jelas Gerald.Jane benar-benar terkejut mendengar keputusan Gerald yang tiba-tiba. Benar-benar sebuah kesialan untuknya, ia baru saja ingin memulai mend

  • Kehidupan Gelap CEO   Posessive

    "Nggak mungkin!" Jane menatap foto di depannya dengan pandangan tidak percaya. Selama dua hari ini ia menyuruh seorang mata-mata untuk mencari keberadaan Arabella. Dan alangkah terkejutnya saat mengetahui apa yang terjadi pada perempuan itu. Ia mendapati berita jika Arabella telah tiada. Dan orang yang telah membunuh Arabella adalah Gerald kakak tirinya sendiri. Wajah Jane berubah menjadi pucat, ia memikirkan bagaimana jika Gerald mengetahui kalau selama ini ia juga ikut terlibat membantu Arabella untuk menghancurkan hubungannya dengan Ana. Apa Gerald juga akan membunuhnya dan membakarnya seperti dia membunuh Arabella? Jika Gerald dengan mudahnya bisa membunuh adik tirinya sendiri yang memiliki ikatan darah dengannya, tentu saja Gerald akan dengan mudah membunuhnya bukan?Jane berjalan mondar-mandir memikirkan cara agar dirinya tidak ketahuan kalau ia juga terlibat. Ia menjentikkan jarinya, sebuah ide terlintas di kepalanya. Jika ia berhasil membuat Gerald kembali jatuh cinta padanya

  • Kehidupan Gelap CEO   She's Pregnant

    "Bagaimana dok keadaan istri saya?" tanya Gerald dengan wajah ingin tahu."Bisa beritahu saya keluhan apa saja yang bu Ana rasakan?" tanya dokter perempuan itu.Benar, Gerald memang sengaja mencari dokter perempuan untuk memeriksa Ana. Padahal yang seharusnya saat ini bekerja adalah dokter laki-laki. Gerald keras kepala dan akhirnya ia menawarkan untuk membayar lima kali lipat dengan syarat jika dokter yang memeriksa Ana harus berjenis kelamin perempuan."Mual, pusing, lemas, tapi mual saya hanya air saja dok." keluh Ana.Dokter itu tersenyum penuh arti. "Untuk memastikan keadaan ibu Ana, saya menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter Hana." dokter tersebut menulis sesuatu di atas kertas yang entah berisi apa Ana sendiri sulit membacanya."Dokter Hana? Apa saya ada penyakit dalam dok? Apa saya akan di operasi?" tanya Ana dengan perasaan takut jika dirinya harus sampai di operasi.Gerald mengusap tangan Ana mencoba menenangkan perempuan itu. Ia juga jadi khawat

DMCA.com Protection Status